Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PUSKESMAS SUNGAI LIMAU


Jalan Raya Padang – Lb Basung Korong Sungai Limau Nagari Kuranji
Hilir Kecamatan Sungai Limau

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM INOVASI “GACEGSPIZI”


(GERAKAN CEGAH STUNTING PEDULI GIZI)
A. Latar Belakang
Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi

di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Kondisi ini diukur dengan

panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar

pertumbuhan anak dari WHO (Mardatilah, 2018). Secara global, sekitar 151 juta anak di bawah

5 tahun menderita pengerdilan. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap

penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif. Dampak

buruk stunting pada anak juga turut berimbas pada perkembangan negara. Anak-

anak stunting akan tumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) yang kualitasnya rendah.

Daya saing SDM tanah air terhadap SDM luar negeri pun akan semakin rendah. Padahal,

kemajuan suatu negara sangat dipengaruhi kualitas SDM-nya. (Hardiansyah, 2017).

Angka stunting di Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2017 yaitu rata-rata 28% hingga 29,6%.

Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan

stunting. Pada tahun 2020, kasus Stunting 14,1%, wasting 6,7%, berat badan kurang 9,8%,

informasi status gizi representatif, jika total data pengukuran dari 60,7% sasaran balita

(Susenas, 2020). Rakernas awal tahun 2018 menetapkan tiga prioritas program nasional di

bidang kesehatan yaitu tuberkulosis, stunting, dan imunisasi sehingga dapat tercapai target

Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting

hingga 40%. (Kemenkes RI, 2018).

Salah satu faktor yang menyebabkan stunting dan BBLR adalah ibu hamil yang

mengalami anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR), stunting, risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Penelitian oleh Lestari dkk tahun 2020 tentang Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil dengan

Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa menyebutkan bahwa ada

hubungan signifikan antara status gizi ibu saat hamil menggunakan LILA (lingkar lengan atas)
dengan kejadian stunting. Diharapkan agar ibu hamil dapat mengkonsumsi makan-makanan

bergizi untuk memenuhi kebutuhan seperti tempe, tahu yang kaya protein, susu, kacang-

kacangan, sayuran dan buah - buahan untuk kenaikan berat badan saat hamil sehingga LILA

juga bertambah sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya stunting.

Pada tahun 2016, keadaan kurus pada kelompok ibu mengandung (berdasarkan ukuran lingkar

lengan atas <23,5 cm) dialami oleh hampir satu dari setiap empat ibu mengandung (24,2

persen). Selain itu, bayi dengan berat badan lahir rendah (<2.500gr) yang merupakan indikator

kurang gizi pada ibu, telah memengaruhi sekitar 13 persen bayi di Indonesia selama sepuluh

tahun terakhir. Sekitar 10% bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini mengindikasikan

malnutrisi pada ibu (UNICEF, 2020).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan faktor ibu sangat

berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada anak. Sehingga dibutuhkan penanganan cepat

dan tepat harus dilakukan karena akan berdampak pada terganggunya perkembangan

kecerdasan dan kerentanan anak terhadap penyakit. Salah satu faktor yang dominan adalah

faktor perilaku, yaitu perilaku ibu hamil dalam pencegahan stunting selain itu dalam upaya

pencegahan stunting gizi masa remaja khususnya remaja Putri dan calon pengantin perlu di

perhatikan karena ini merupakan ujung tombak penanganan dini dalam pencegahan stunting.

Berdasarkan penimbangan bayi usia di bawah lima tahun (balita) tahun 2020 di

Kabupaten Padang Pariaman, diperoleh hasil bahwa sebanyak 806 balita mengalami gangguan

berupa kelambanan pertumbuhan (stunting) (Dinkes Sumbar, 2020). Hasil laporan gizi pada

kabupaten Padang Pariaman tahun 2019 angka stunting adalah 21.1% (Dinkes Provinsi Sumbar,

2019). Dari laporan gizi Kabupaten Padang Pariaman diketahui bahwa Wilayah Kerja

Puskesmas Sungai Limau menyumbang angka stunting yang cukup signifikan yaitu tahun 2019

sebanyak 21,19 % dan tahun 2020 sebanyak 18,1 % (Dinkes Kabupaten Padang Pariaman,

2020). Sebagai Upaya dalam Penurunan angka stunting Puskesmas Sungai Limau melakukan

program inovasi GACEGSPIZI ( Gerakan Aksi Cegah Stunting Peduli Gizi )


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan dan pelayanan program pencegahan stunting pada remaja putri,
Calon pengantin , ibu hamil, ibu balita dan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Limau .
2. Tujuan Khusus
a) Menurunkan angka stunting diwilayah kerja Puskesmas sungai Limau.
b) Menurunkan angka kejadian BBLR.
c) Meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri, catin , ibu hamil, ibu balita dan kader
posyandu tentang pentingnya pengetahuan dan implementasi gizi dalam kehidupan dalam
upaya pencegahan stunting
d) Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan Kegiatan Pokok :
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada remaja putri, catin, ibu hamil, ibu balita, dan kader
Posyandu di lingkungan Puskesmas Sungai Limau
Rincian Kegiatan :
a) Penyuluhan/edukasi gizi serta pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri.
b) Konsultasi Catin (Calon Pengantin) oleh petugas gizi agar catin dapat mempersiapkan
kesehatan dengan baik dan kebutuhan gizi yang seimbang agar melahirkan generasi yang sehat
dan cerdas.
c) Kunjungan rumah serta edukasi gizi ibu hamil KEK dan anemia dengan intervensi pemberian
PMT Bumil
d) Kunjungan rumah dan edukasi gizi seimbang pada balita bermasalah gizi
e) Edukasi gizi ibu menyusui dan konseling ASI serta pemberian kado cinta Bayi
f) Gerakan pelaksanaan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
g) Pelatihan dan sosialisasi pada kader tentang Pemberian Makanan Tambahan dan Praktek
PMBA
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan cara penyuluhan/ Edukasi, Pendistribusia TTD, kunjungan
rumah serta Pertemuan dan pelatihan melalui media leflet, lembar balik, Food Model dan tanya
jawab
D. Sasaran
Remaja putri, Catin, Ibu Hamil, ibu balita, Kader Posyandu di Lingkungan Puskesmas Sungai
Limau.
E. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des
Penyuluhan
Gizi/edukasi dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemberian TTD
pada remaja Putri

Konsultasi Catin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kunjungan rumah
dan edukasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bumil KEK serta
pemberian PMT
Kunjungan rumah
dan edukasi balita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bermasalah gizi
Gerakan
pelaksanaan
Kelompok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pendukung Asi
( KP- ASI )
Pelatihan dan
sosialisasi kader
Pemberian

makanan
Tambahan dan
Praktek PMBA

F. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pencatatan dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan dibuat setelah selesai kegiatan dan diserahkan kepada Kepala
Puskesmas Sungai Limau.

Mengetahui Sungai Limau, Januari 2021


Kepala UPTD Puskesmas Sungai Limau Tenaga Pelaksana Gizi

Yusnelly Erza, S Tr Keb Reza Fiorita, S Gz


NIP. 19710713 199101 2 001 NIP. 19830905 201406 2 006

Anda mungkin juga menyukai