di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO (Mardatilah, 2018). Secara global, sekitar 151 juta anak di bawah
5 tahun menderita pengerdilan. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap
penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif. Dampak
anak stunting akan tumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) yang kualitasnya rendah.
Daya saing SDM tanah air terhadap SDM luar negeri pun akan semakin rendah. Padahal,
Angka stunting di Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2017 yaitu rata-rata 28% hingga 29,6%.
Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan
stunting. Pada tahun 2020, kasus Stunting 14,1%, wasting 6,7%, berat badan kurang 9,8%,
informasi status gizi representatif, jika total data pengukuran dari 60,7% sasaran balita
(Susenas, 2020). Rakernas awal tahun 2018 menetapkan tiga prioritas program nasional di
bidang kesehatan yaitu tuberkulosis, stunting, dan imunisasi sehingga dapat tercapai target
Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting
Salah satu faktor yang menyebabkan stunting dan BBLR adalah ibu hamil yang
mengalami anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), stunting, risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.
Penelitian oleh Lestari dkk tahun 2020 tentang Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa menyebutkan bahwa ada
hubungan signifikan antara status gizi ibu saat hamil menggunakan LILA (lingkar lengan atas)
dengan kejadian stunting. Diharapkan agar ibu hamil dapat mengkonsumsi makan-makanan
bergizi untuk memenuhi kebutuhan seperti tempe, tahu yang kaya protein, susu, kacang-
kacangan, sayuran dan buah - buahan untuk kenaikan berat badan saat hamil sehingga LILA
Pada tahun 2016, keadaan kurus pada kelompok ibu mengandung (berdasarkan ukuran lingkar
lengan atas <23,5 cm) dialami oleh hampir satu dari setiap empat ibu mengandung (24,2
persen). Selain itu, bayi dengan berat badan lahir rendah (<2.500gr) yang merupakan indikator
kurang gizi pada ibu, telah memengaruhi sekitar 13 persen bayi di Indonesia selama sepuluh
tahun terakhir. Sekitar 10% bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini mengindikasikan
berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada anak. Sehingga dibutuhkan penanganan cepat
dan tepat harus dilakukan karena akan berdampak pada terganggunya perkembangan
kecerdasan dan kerentanan anak terhadap penyakit. Salah satu faktor yang dominan adalah
faktor perilaku, yaitu perilaku ibu hamil dalam pencegahan stunting selain itu dalam upaya
pencegahan stunting gizi masa remaja khususnya remaja Putri dan calon pengantin perlu di
perhatikan karena ini merupakan ujung tombak penanganan dini dalam pencegahan stunting.
Berdasarkan penimbangan bayi usia di bawah lima tahun (balita) tahun 2020 di
Kabupaten Padang Pariaman, diperoleh hasil bahwa sebanyak 806 balita mengalami gangguan
berupa kelambanan pertumbuhan (stunting) (Dinkes Sumbar, 2020). Hasil laporan gizi pada
kabupaten Padang Pariaman tahun 2019 angka stunting adalah 21.1% (Dinkes Provinsi Sumbar,
2019). Dari laporan gizi Kabupaten Padang Pariaman diketahui bahwa Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Limau menyumbang angka stunting yang cukup signifikan yaitu tahun 2019
sebanyak 21,19 % dan tahun 2020 sebanyak 18,1 % (Dinkes Kabupaten Padang Pariaman,
2020). Sebagai Upaya dalam Penurunan angka stunting Puskesmas Sungai Limau melakukan
KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des
Penyuluhan
Gizi/edukasi dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemberian TTD
pada remaja Putri
Konsultasi Catin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kunjungan rumah
dan edukasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bumil KEK serta
pemberian PMT
Kunjungan rumah
dan edukasi balita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bermasalah gizi
Gerakan
pelaksanaan
Kelompok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pendukung Asi
( KP- ASI )
Pelatihan dan
sosialisasi kader
Pemberian
√
makanan
Tambahan dan
Praktek PMBA