Anda di halaman 1dari 9

Laporan Program Gizi

1. Input
 Staf: UPT Kesmas Ubud 1 memiliki 1 orang staf program gizi yang terdiri dari
satu orang koordinator dengan kualifikasi bidan. Sebagian besar kegiatan pada
program gizi melibatkan bidan desa, kader dan kerja sama lintas program.
 Prasarana dan sarana: program gizi memiliki 1 ruangan yang digunakan
bersama dengan program lainnya. Fasilitas yang dimiliki berupa timbangan
dewasa, alat peraga, poster, pita LILA, tablet besi, vitamin A, serta peralatan
penimbangan bayi dan balita di posyandu.
 Pembiayaan :
o Sumber dana untuk program gizi berasal dari BOK dan APBD II.
o Pemanfaatan dana:
 BOK: untuk transportasi petugas dalam melaksanakan kegiatan.
 APBD: untuk pengadaan PMT dan uang jalan kader.
 Sasaran program:
o Sasaran program gizi diantaranya adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas dan
rumah tangga.
o Untuk besar target pada setiap kegiatan sudah ditentukan dari pusat dan
jumlah penduduk sasaran disesuaikan dengan keadaan di lapangan pada tahun
sebelumnya.

2. Rencana Kegiatan
 Pemberian vitamin A pada balita. Target: 80%
 Pemberian vitamin A pada ibu nifas. Target: 80%
 Pemberian Fe pada ibu hamil. Target: 78%
 Pemantauan ibu hamil dengan KEK. Target: ≤ 10%
 Pemantauan ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm. Target: 100%
 Pemberian ASI eksklusif. Target: 85%
 Pemantauan BGM baru. Target: ≤ 5%
 Pemantauan gizi kurang baru. Target: ≤ 5%
 Pemantauan gizi buruk baru. Target: ≤ 1%

3. Hasil Kegiatan
Jumlah sasaran program gizi pada tahun 2013 mengalami peningkatan, dimana untuk
bayi yang berusia 0 sampai <1 tahun sebanyak 9.672 orang. Jumlah tersebut jauh
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 625 orang. Untuk
jumlah balita juga mengalami peningkatan, bila tahun sebelumnya hanya berjumlah
3.595 orang, maka untuk tahun 2013 jumlahnya meningkat menjadi 4.257 orang.
Sedangkan untuk jumlah ibu hamil pada tahun 2013 adalah sebanyak 519 orang,
dimana jumlah tersebut diketahui mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang berjumlah 687 orang.
Beberapa cakupan program gizi untuk tahun 2013 sudah mencapai target, namun
masih ada juga beberapa program yang belum mencapai target yang telah ditentukan.
Cakupan vitamin A Balita pada bulan Februari dan Agustus sudah mencapai target
sebesar 100%, dimana jumlah tersebut sama dengan pencapaian 2 tahun sebelumnya.
Hal tersebut dapat disebabkan karena tingginya jumlah kunjungan Balita sehingga
mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan. Untuk jumlah ibu nifas yang
sudah memperoleh vitamin A pada tahun 2013 adalah sebesar 100%, dimana
pencapaian tersebut diketahui sama dengan tahun sebelumnya.
Untuk cakupan Fe ibu hamil diketahui mengalami penurunan, dimana untuk Fe 30
pada tahun 2012 adalah sebesar 98,69%, sedangkan untuk tahun 2013 hanya sebesar
77,86%. Hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan cakupan Fe 90 yang pada tahun
sebelumnya sebesar 79,33% namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
68,52%. Penurunan target tersebut dapat disebabkan karena menurunnya jumlah ibu
hamil yang datang untuk memperoleh tablet Fe.
Selanjutnya untuk cakupan ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm pada tahun 2013
adalah sebanyak 17 orang (2,56%), jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 12 orang (1,75%). Hal ini
menandakan semakin meningkatnya jumlah ibu hamil yang memiliki gizi kurang.
Cakupan ASI eksklusif pada tahun 2013 adalah sebesar 74,16%, dimana jumlah
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
65,71%. Meskipun mengalami peningkatan, namun jumlah tersebut diketahui masih
belum mampu mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan adanya ibu
menyusui yang berkerja sehingga tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Selain itu,
gencarnya promosi susu formula serta ASI yang tidak keluar saat bayi harus diberi
ASI menyebabkan cakupan ASI eksklusif rendah di UPT Kesmas Ubud I.
Sedangkan untuk jumlah BGM baru pada tahun 2013 adalah sebesar 56,12%.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar
10,56%.
Cakupan gizi kurang baru pada tahun 2013 dialami oleh 83 orang (3,13%),
dimana jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2012 yang hanya dialami oleh
77 orang (2,84%). Sedangkan untuk gizi buruk baru jumlahnya mengalami
peningkatan sebesar 0,26% (7 orang) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
0,04% (1 orang). Gizi kurang pada anak dapat terjadi karena pola asuh yang kurang
dari keluarga sehingga kebutuhan gizi untuk anak tidak dapat terpenuhi. Selain itu,
rendahnya perekonomian keluarga serta adanya penyakit yang diderita juga dapat
menyebabkan tingginya angka kejadian kurang gizi.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam program gizi diantaranya adalah
belum tercapainya target kunjungan balita ke Posyandu, menurunnya jumlah
pemberian Fe pada ibu hamil, masih rendahnya cakupan ASI eksklusif, serta masih
belum mampu dalam memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK dan bagi gizi
kurang serta gizi buruk secara keseluruhan. Untuk mengatasi beberapa kendala
tersebut maka pada tahun 2013 dana yang bersumber dari BOK digunakan untuk
pemberian PMT bagi 2 orang ibu hamil dengan KEK dan 6 balita yang mengalami
gizi buruk. Selain itu pada tahun 2013 juga diberikan sedikit bantuan untuk PMT
penyuluhan di beberapa Posyandu yang memiliki kunjungan tertinggi. Hal tersebut
dilakukan untuk merangsang Posyandu lain untuk meningkatkan kunjungan balita ke
Posyandu sehingga dapat menanggulangi kejadian balita BGM dan gizi kurang di
masyarakat.

4. Kesimpulan
 Hasil positif: kegiatan pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas telah
berjalan dengan sangat baik sehingga mampu mencapai target yang ditentukan.
 Permasalahan:
o Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan gizi menyebabkan
target kunjungan balita ke Posyandu belum tercapai.
o Kurangnya pengetahuan ibu juga menyebabkan masih rendahnya cakupan ASI
eksklusif.
o Belum mampu memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK dan bagi gizi
kurang serta gizi buruk secara keseluruhan karena kurangnya anggaran dana
dari pemerintah daerah.

5. Saran:
 Untuk kedepannya diharapkan ada kerjasama dari lintas program dan lintas sektor
untuk meningkatkan penyuluhan gizi di masyarakat. Selain itu diperlukan juga
adanya peningkatan perhatian serta peran aktif kader-kader Posyandu sehingga
nantinya performa Posyandu dapat lebih ditingkatkan, terutama untuk kegiatan
sweeping dan kunjungan rumah.
 Diperlukan adanya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif di masyarakat, selain itu
masyarakat juga dapat ikut berperan serta aktif dalam membentuk kelompok
pendukung ASI Eksklusif disetiap banjar dengan mengajak tokoh masyarakat,
kader, dan PKK untuk memberikan dorongan dan motivasi mengenai pentingnya
ASI Eksklusif. Untuk ibu hamil dan ibu nifas juga dapat dilakukan konseling ASI
saat pemeriksaan K1 dan K4.
 Diharapkan adanya pelaksanaan program revitalisasi Posyandu dan peningkatan
dukungan dana dari pemerintah daerah untuk pemberian PMT penyuluhan
maupun PMT pemulihan sehingga kasus gizi kurang maupun gizi buruk dapat
ditekan.

RESUME
Program gizi memiliki tujuan untuk mempersiapkan, memelihara dan mempertahankan
agar setiap orang memiliki status gizi yang baik dan dapat hidup sehat serta produktif.
Adapun kegiatan dari program gizi yang dilaksanakan di UPT Kesmas Ubud I meliputi
pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas, pemberian Fe untuk ibu hamil,
pemantauan ibu hamil dengan KEK, pemantauan ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm,
pemberian ASI eksklusif, pemantauan BGM baru, dan pemantauan gizi kurang dan gizi
buruk baru. Dari seluruh kegiatan tersebut hanya pemberian vitamin A pada balita dan ibu
nifas yang berhasil mencapai target. Permasalahan yang dihadapi dari program gizi
diantaranya adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan gizi
yang menyebabkan target kunjungan balita ke Posyandu belum tercapai. Selain itu
kurangnya pengetahuan ibu juga menyebabkan masih rendahnya cakupan ASI eksklusif.
Dari pihak Puskesmas juga belum mampu memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK
dan bagi gizi kurang serta gizi buruk secara keseluruhan karena kurangnya anggaran dana
dari pemerintah daerah.
Laporan Program Gizi

1. Analisis Program
UPT Kesmas Ubud 1 memiliki 1 orang staf program gizi yang terdiri dari satu orang
koordinator dengan kualifikasi bidan. Sebagian besar kegiatan pada program gizi
melibatkan bidan desa, kader dan kerja sama dengan lintas program.
Program gizi memiliki 1 ruangan yang digunakan bersama dengan program
lainnya. Fasilitas yang dimiliki berupa timbangan dewasa, alat peraga, poster, pita
LILA, tablet besi, vitamin A, serta peralatan penimbangan bayi dan balita di
posyandu.
Sumber dana untuk program gizi berasal dari BOK dan APBD II. Dana BOK
digunakan untuk transportasi petugas dalam melaksanakan kegiatan. Sedangkan dana
APBD dimanfaatkan untuk pengadaan PMT dan honor kader.
Sasaran program gizi diantaranya adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas dan
rumah tangga. Untuk besar target pada setiap kegiatan sudah ditentukan dari pusat dan
jumlah penduduk sasaran disesuaikan dengan keadaan di lapangan pada tahun
sebelumnya.
Jumlah sasaran program gizi pada tahun 2013 mengalami peningkatan, dimana
untuk bayi yang berusia 0 sampai <1 tahun sebanyak 9.672 orang. Jumlah tersebut
jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 625 orang.
Untuk jumlah balita juga mengalami peningkatan, bila tahun sebelumnya hanya
berjumlah 3.595 orang, maka untuk tahun 2013 jumlahnya meningkat menjadi 4.257
orang. Sedangkan untuk jumlah ibu hamil pada tahun 2013 adalah sebanyak 519
orang, dimana jumlah tersebut diketahui mengalami penurunan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang berjumlah 687 orang.
Beberapa cakupan program gizi untuk tahun 2013 sudah mencapai target, namun
masih ada juga beberapa program yang belum mencapai target yang telah ditentukan.
Cakupan vitamin A Balita pada bulan Februari dan Agustus sudah mencapai target
sebesar 100%, dimana jumlah tersebut sama dengan pencapaian 2 tahun sebelumnya.
Hal tersebut dapat disebabkan karena tingginya jumlah kunjungan Balita sehingga
mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan. Untuk jumlah ibu nifas yang
sudah memperoleh vitamin A pada tahun 2013 adalah sebesar 100%, dimana
pencapaian tersebut diketahui sama dengan tahun sebelumnya.
Untuk cakupan Fe ibu hamil diketahui mengalami penurunan, dimana untuk Fe 30
pada tahun 2012 adalah sebesar 98,69%, sedangkan untuk tahun 2013 hanya sebesar
77,86%. Hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan cakupan Fe 90 yang pada tahun
sebelumnya sebesar 79,33% namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
68,52%. Penurunan target tersebut dapat disebabkan karena menurunnya jumlah ibu
hamil yang datang untuk memperoleh tablet Fe.
Selanjutnya untuk cakupan ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm pada tahun 2013
adalah sebanyak 17 orang (2,56%), jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 12 orang (1,75%). Hal ini
menandakan semakin meningkatnya jumlah ibu hamil yang memiliki gizi kurang.
Cakupan ASI eksklusif pada tahun 2013 adalah sebesar 74,16%, dimana jumlah
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
65,71%. Meskipun mengalami peningkatan, namun jumlah tersebut diketahui masih
belum mampu mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan adanya ibu
menyusui yang berkerja sehingga tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Selain itu,
gencarnya promosi susu formula serta ASI yang tidak keluar saat bayi harus diberi
ASI menyebabkan cakupan ASI eksklusif rendah di UPT Kesmas Ubud I.
Sedangkan untuk jumlah BGM baru pada tahun 2013 adalah sebesar 56,12%.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar
10,56%.
Cakupan gizi kurang baru pada tahun 2013 dialami oleh 83 orang (3,13%),
dimana jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2012 yang hanya dialami oleh
77 orang (2,84%). Sedangkan untuk gizi buruk baru jumlahnya mengalami
peningkatan sebesar 0,26% (7 orang) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
0,04% (1 orang). Gizi kurang pada anak dapat terjadi karena pola asuh yang kurang
dari keluarga sehingga kebutuhan gizi untuk anak tidak dapat terpenuhi. Selain itu,
rendahnya perekonomian keluarga serta adanya penyakit yang diderita juga dapat
menyebabkan tingginya angka kejadian kurang gizi.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam program gizi diantaranya adalah
belum tercapainya target kunjungan balita ke Posyandu, menurunnya jumlah
pemberian Fe pada ibu hamil, masih rendahnya cakupan ASI eksklusif, serta masih
belum mampu dalam memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK dan bagi gizi
kurang serta gizi buruk secara keseluruhan. Untuk mengatasi beberapa kendala
tersebut maka pada tahun 2013 dana yang bersumber dari BOK digunakan untuk
pemberian PMT bagi 2 orang ibu hamil dengan KEK dan 6 balita yang mengalami
gizi buruk. Selain itu pada tahun 2013 juga diberikan sedikit bantuan untuk PMT
penyuluhan di beberapa Posyandu yang memiliki kunjungan tertinggi. Hal tersebut
dilakukan untuk merangsang Posyandu lain untuk meningkatkan kunjungan balita ke
Posyandu sehingga dapat menanggulangi kejadian balita BGM dan gizi kurang di
masyarakat.

2. Kesimpulan
 Hasil positif: kegiatan pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas telah
berjalan dengan sangat baik sehingga mampu mencapai target yang ditentukan.
 Permasalahan:
o Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan gizi menyebabkan
target kunjungan balita ke Posyandu belum tercapai.
o Kurangnya pengetahuan ibu juga menyebabkan masih rendahnya cakupan ASI
eksklusif.
o Belum mampu memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK dan bagi gizi
kurang serta gizi buruk secara keseluruhan karena kurangnya anggaran dana
dari pemerintah daerah.
3. Saran
 Untuk kedepannya diharapkan ada kerjasama dari lintas program dan lintas sektor
untuk meningkatkan penyuluhan gizi di masyarakat. Selain itu diperlukan juga
adanya peningkatan perhatian serta peran aktif kader-kader Posyandu sehingga
nantinya performa Posyandu dapat lebih ditingkatkan, terutama untuk kegiatan
sweeping dan kunjungan rumah.
 Diperlukan adanya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif di masyarakat, selain itu
masyarakat juga dapat ikut berperan serta aktif dalam membentuk kelompok
pendukung ASI Eksklusif disetiap banjar dengan mengajak tokoh masyarakat,
kader, dan PKK untuk memberikan dorongan dan motivasi mengenai pentingnya
ASI Eksklusif. Untuk ibu hamil dan ibu nifas juga dapat dilakukan konseling ASI
saat pemeriksaan K1 dan K4.
 Diharapkan adanya pelaksanaan program revitalisasi Posyandu dan peningkatan
dukungan dana dari pemerintah daerah untuk pemberian PMT penyuluhan
maupun PMT pemulihan sehingga kasus gizi kurang maupun gizi buruk dapat
ditekan.

RESUME
Program gizi memiliki tujuan untuk mempersiapkan, memelihara dan mempertahankan
agar setiap orang memiliki status gizi yang baik dan dapat hidup sehat serta produktif.
Adapun kegiatan dari program gizi yang dilaksanakan di UPT Kesmas Ubud I meliputi
pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas, pemberian Fe untuk ibu hamil,
pemantauan ibu hamil dengan KEK, pemantauan ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm,
pemberian ASI eksklusif, pemantauan BGM baru, dan pemantauan gizi kurang dan gizi
buruk baru. Dari seluruh kegiatan tersebut hanya pemberian vitamin A pada balita dan ibu
nifas yang berhasil mencapai target. Permasalahan yang dihadapi dari program gizi
diantaranya adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan gizi
yang menyebabkan target kunjungan balita ke Posyandu belum tercapai. Selain itu
kurangnya pengetahuan ibu juga menyebabkan masih rendahnya cakupan ASI eksklusif.
Dari pihak Puskesmas juga belum mampu memberikan PMT bagi ibu hamil dengan KEK
dan bagi gizi kurang serta gizi buruk secara keseluruhan karena kurangnya anggaran dana
dari pemerintah daerah.
LAMPIRAN

Gizi 2013

Program Target Pencapaian

a. Pemberian Vitamin A 80% Vitamin A (Februari) (144%)


pada Balita
Vitamin A (Agustus) (100%)

b. Pemberian Vitamin A 80% 635 orang (100%)


pada Ibu Nifas

c. Pemberian Fe pada 78% Fe 30 (517 orang) (77,86%)


Bumil
Fe 90 (455 orang) (68,52%)

d. Bumil dengan LILA < 100% 17 orang (2,56%)


23 cm

e. ASI Eksklusif 85% 333 orang (74,16%)

f. BGM ≤ 5% 21 orang (56,12%)

g. Gizi Kurang Baru ≤ 5% 83 orang (3,13%)

h. Gizi Buruk Baru ≤ 1% 7 orang (0,26%)

Anda mungkin juga menyukai