Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencaan Program Gizi
Dosen Pengampu
Disusun oleh
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan masalah gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makan yang kurang tetapi juga
bisa karena penyakit.
2. Penyebab Tidak Langsung
- Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang
cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya.
Pola pengasuhan anak. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan
waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik,
baik fisik, mental dan sosial.
- Pelayanan kesehatan dan lingkungan. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan
dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Masalah-masalah gizi yang ada di Jawabarat dan daerah khusus ( Purwakarta ) :
Klasifikasi tingkat tinggi mencakup angka 32,1443,0% per tingkay RT , purwakarta salah
satu kabupaten dari provinsi jawabarat memperlihatkan daerah kategori tinggi dan terdapat
beberapa di wilayah perbatasan provinsi bagian barat (Kabupaten Bekasi, Bogor, Sukabumi
Bekasi, serta Kota Depok dan Bekasi). Di wilayah tengah adalah Kabupaten Bandung,
Purwakarta dan Tasik-malaya. Sebaran peta memperlihatkan pola kedekatan wilayah
mempengaruhi kesamaan klasifikasi, hal ini dimungkinkan adanya persamaan dalam
kedekatan sosial kultur dalam lingkup kecil. Keadaan tersebut merupakan interaksi spatial
sebagai akibat dari pengaruh kegiatan manusia bersifat politis, sosial budaya, ekonomis yang
mempengaruhi ruang/spatial.13 Secara faktual, dapat dikatakan kunjungan/ pemanfaatan
posyandu oleh keluarga balita dipengaruhi juga oleh faktor-faktor tersebut . Daerah
purwakarta merupakan salah satu daerah yang potensi infeksi penyakit pada balita,
merupakan overlay antara variabel resiko Infeksi Penyakit Menular (diare, Ispa, pneumonia)
dan pemanfaatan posyandu. pemanfaatan posyandu digunakan karena diperkirakan melalui
penimbangan rutin, BB balita dapat terpantau. Kader akan memberi tahu pada ibu balita dan
atau memberikan konseling pada meja empat apabila BB balita tidak naik. Di samping itu, di
Posyandu tersedia oralit untuk penanggulangan sementara diare pada Balita. Oleh karena itu
diasumsikan pemanfaatan posyandu mepunyai peran dalam pencegahan gizi buruk.