Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTARAJA
Jl.H. Rawi Desa Kotaraja Kecamatan Sikur Kab.Lotim Kode Pos : 83662
Email : kotarajapkm@gmail.com

PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS KOTARAJA

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut telah diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu dengan
menempatkan Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok,
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat.
Salah satu upaya kegiatan pokok yang ada di puskesmas adalah program
perbaikan gizi masyarakat. Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana
disebutkan di dalam undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan
secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan tahapan dan prioritas
pembangunan nasional.
Beberapa program dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan
untuk mendukung sasaran tersebut. Seiring dengan hal tersebut, gerakan
perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama kehidupan
pada tataran global disebut Scaling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut
dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari
Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat
Gerakan 1000 HPK).

1
SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari
berbagai negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi
percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari
masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini merupakan respon
negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara
berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam mencapai Tujuan
Pembangunan Milenium.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas yang
menjadi dasar bagi pelaksanaan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi
masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya cakupan penimbangan balita
b. Meningkatnya cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan
c. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif
d. Meningkatnya cakupan ibu hamil dapat tablet tambah darah 90 tablet
e. Meningkatnya cakupan konsumsi garam beryodium di RT
f. Meningkatnya cakupan anak 6-59 bulandapat kapsul vitamin A
g. Menurunnya persetase balita BGM
h. Meningkatnya cakupan ibu hamil KEK dapat PMT-Pemulihan
i. Meningkatnya cakupan balita kurus dapat PMT-Pemulihan
j. Meningkatnya cakupan remaja putri dapat tablet tambah darah
k. Meningkatnya cakupan ibu nifas dapat vitamin A
l. Meningkatnya bayi baru lahir dapat IMD
m.Menurunnya cakupan balita 2T

C. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Gizi dalam Gedung
a. Pelayanan gizi rawat jalan (konseling)
b. Pelayanan gizi rawat inap (asuhan gizi terbatas pada klien gizi buruk)
2. Pelayanan Gizi Luar Gedung
a. Konseling ASI Ekslusif dan PMBA
b. Pengelolaan pemantauan pertumbuhan balita
c. Pengelolaan pemberian kapsul vitamin A
d. Pengelolaan pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil, ibu
nifas dan remaja putri.
e. Pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga
f. Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri dan WUS
g. Pengelolaan pemberian MP-ASI dan PMT pemulihan pada balita gizi
buruk, balita kurus dan ibu hamil KEK.
h. Survailens gizi

2
D. Sasaran dan Target program
1. Sasaran program gizi tahun 2023 :
a. Ibu Hamil : 788 orang
b. Ibu Bersalian dan Ibu Nifas : 761 orang
c. Balita : 3727 orang
d. Bayi 0-6 Bulan : 267 orang
e. Bayi 6-11 Bulan : 410 orang
f. Balita 1-5 tahun : 3030 orang
g. Remaja : orang
h. Jumlah SD/MI : buah
i. Jumlah SLTP/SLTA : buah
j. Posyandu : 61 buah

2. Target program Gizi tahun 2023 :


a. Cakupan penimbangan balita (D/S) : 95%
b. Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan :
100 %
c. Cakupan ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan : 95%
d. Cakupan ibu hamil dapat tablet tambah darah 90 tablet : 100%
e. Cakupan konsumsi garam beryodium di RT :
90%
f. Cakupan anak 6-59 bulan kapsul vitamin A :
95%
g. Cakupan balita BGM :≤5%
h. Cakupan ibu hamil KEK dapat PMT-Pemulihan : 80%
i. Cakupan balita kurus dapat PMT-Pemulihan :
85%
j. Cakupan remaja putri dapat tablet tambah darah : 25%
k. Cakupan ibu nifas dapat vitamin A : 100%
l. Cakupan bayi baru lahir dapat IMD : 95%
m. Cakupan balita 2T : ≤1%

E. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan gizi di Puskesmas dikelola/dilaksanakan oleh
- Nutrisionis/Ahli Gizi
Jumlah ahli gizi yang ada di puskesmas Kotaraja sebanyak 5 orang terdiri
dari : 2 orang PNS (D4 Gizi 1 orang dan D3 1 orang ) dan 3 orang
Tenaga Job.
- Kader Pelaksana Gizi
Kader yang telah dilatih dalam membantu pelaksanaan program gizi di
Posyandu sebanyak orang.

2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana Prasarana Pelayanan gizi di Puskesmas Kotaraja
- Ruang konseling terpadu (gizi dan Kesehatan Lingkungan)
- Ruang Instalasi gizi (belum ada)

3
F. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
1. Peran Lintas Program :
- Promkes : Mengkoordinir pelaksanaan penyuluhan kepada sasaran (ibu
hamil, menyusui, ibu balita)
Sebagai fasilitator/narasumber pada kegiatan khusus (kelas
gizi/ penyuluhan gizi di sekolah)

- Kesling : Mencegah penyakit berbasis lingkungan khususnya pada


balita yang dapat menyebabkan gangguan gizi dengan
menjamin tersedianya sanitasi dasar di masyarakat dan
menyebarluasan informasi tentang pentingnya kesehatan
lingkungan.

- KIA : Bertanggung jawab terhadap ditribusi tablet tambah darah


pada ibu hamil dan nifas, bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan IMD,
Bersama petugas gizi mengkampanyekan ASI Ekslusif pada
ibu hamil dan menyusui
Melakukan penjaringan ibu hamil anemia dan KEK saat ANC
Sebagai narasumber/fasilitator pada kegiatan khusus seperti
kelas gzi, KP-ASI,dan PMBA

- P2P : Mencegah dan mengatasi penyakit yang sering terjadi pada


balita seperti ISPA, diare dan TBC yang dapat menyebabkan
gangguan gizi.

- Perkesmas : Melakukan pembinaan pada keluarga yang bermasalah


terhadap gizi seperti balita BGM, gizi buruk, ibu hamil KEK
dan anemia

- Remasila : Bersama-sama melakukan pembinaan pada remaja putri di


sekolah khususnya kampanye Fe

- UKS : Bersama-sama dengan petugas gizi menentukan status gizi


anak baru masuk sekolah dengan melakukan pengukuran
BB dan TB setiap tahun.
Meningkatkan status gizi dengan mencegah dan mengatasi
kecacingan pada balita dan anak sekolah setiap 6 bulan
sekali.

- Laboratorium: Menentukan status anemia pada ibu hamil dan balita gizi
buruk di ruang perawatan

2. Peran Lintas Sektoral :


- Camat : Membuat kebijakan yang terkait dengan program gizi
sebagai upaya meningkatkan status gizi balita seperti
pembentukan Tim Penanggulanagan Gizi Buruk
Kecamatan

4
Menjamin tersedianya dana desa untuk kegiatan pelayanan
posyandu melalui ADD
Melakukan pembinaan pada desa-desa yang bermasalah di
bidang kesehatan, berdasarkan hasil minilokakarya lintas
sectoral atau laporan langsung dari puskesmas

- Desa : Menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan rutin di desa


seperti posyandu, kelas gizi, KP-ASI
Menyediakan sarana dan prasarana posyandu, termasuk
pengadaan PMT bila diperlukan, dan kesiapan kader di
desa.

- Kader : Ujung tombak pelaksanaan program gizi


Kader pendamping keluarga/desa dalam memantau
sasaran (ibu hamil, menyusui, balita BGM, Gizi buruk, balita
kurus)
Pengerahan sasaran pada pelayanan kesehatan di
dusun/desa

- Sekolah : Menjamin pelaksanaan survey garam beryodium di SD


Memfasilitasi kegiatan penyuluhan di sekolah

- PKK : Menjamin kesiapan kader posyandu saat memberikan


pelayanan, termasuk kesiapan kader dalam pengerahan
sasaran
Bertanggung jawab terhadap peningkatan kapasitas kader
dalam membantu memberikan pelayanan
Melakukan pembinaan kepada keluarga di dusun (sesuai
program)
Menjamin tersedianya garam beryodium di masyarakat

- Ketahanan Pangan
Mendata, menganalisa dan mengintervensi keadaan rawan
pangan dan gizi tingkat kecamatan berdasarkan laporan
puskesmas

G. Metode dan Teknologi yang Digunakan


1. Metode yang digunakan :
- Pendekatan kelompok melalui pemberdayaan masyarakat atau forum
komunikasi di desa
- Advokasi dan lobi pada penguasa wilayah
- Penyuluhan dan konseling
- Kunjungan rumah
2. Pemanfaatan teknologi :
- Media komunikasi HP untuk melakukan komunikasi dengan kader atau
sasaran
- Pemanfaatan komputer untuk sistem pelaporan.

5
H. Penutup
Demikian Pedoman Pelayanan Gizi ini dibuat sebagai pedoman / acuan dalam
pelaksanaan pelayanan program gizi di Puskesmas Kotaraja

Kotaraja Januari 2023


Kepala Puskesmas Kotaraja

Anda mungkin juga menyukai