Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

GEULIS GIRANG
(GERAKAN PEDULI STUNTING DAN GIZI KURANG)

I. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
yang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.Penyelenggaraan kegiatan
Puskesmas dipandu oleh Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas. Visi
Puskesmas Konut adalah “Terwujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri”.
Adapun Misi Puskesmas Konut adalah : 1). Meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas; 2). Meningkatkan kerja sama lintas sektor dalam upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; 3). Mendorong masyarakat
berperilaku CERDIK (Cek Kesehatan secara berkala, Enyah asap rokok ,
Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup
dan Kelola stres).Tujuan Puskesmas Konut : Memberikan layanan kesehatan
yang berorientasi pada kepuasan masyarakat. Dalam pencapaian Visi,Misi
dan Tujuan, Puskesmas Konut mengacu pada tata nilai, yaitu KONUT: K
(kreatif), adalah berusaha menciptakan sesuatu hal yang baru; O (Optimis),
adalah berpengharapan baik dalam segala hal; N (Nyaman),adalah
memberikan pelayanan senyaman mungkin; U (Unggul), adalah berusaha
menjadi yang terbaik; T (Tulus), adalah memberikan pelayanan dengan hati
yang ikhlas.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Konut
menyelenggarakan kegiatan .kegiatan Upaya yang berfokus pada kebutuhan
masyarakat, sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Tata Nilai Puskesmas
Konut.

II. LATAR BELAKANG


Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode
sensitif yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Periode 1000 HPK terhitung dari usia 0-24 bulan yang merupakan masa kritis
dalam pertumbuhan otak karena adanya peningkatan yang mencolok untuk
perkembangan sel-sel dalam otak yang sangat rentan terhadap kerusakan.
Jika pada saat ini anak menderita kekurangan gizi maka tidak dapat dijamin
perkembangan selanjutnya akan berjalan dengan normal.
Dampak kekurangan gizi kronik memiliki dampak jangka panjang dan
jangka pendek, jangka pendek menyebabkan anak menjadi apatis,
mengalami gangguan bicara, gangguan perkembangan, penurunan fungsi
kekebalan tubuh, dan gangguan sistem pembakaran, sedangkan dampak
jangka panjang yaitu penurunan skor IQ, penurunan perkembangan kognitif,
gangguan pemusatan perhatian, penurunan rasa percaya diri, penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan
obesitas.
Dampak dari status gizi buruk dan kurang (underweight) pada balita,
membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, yang
selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Status gizi pendek (stunting)
sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lamanya waktu
pendidikan dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Status gizi
kurus merupakan gabungan dari kurus dan sangat kurus (wasting) dapat
menurunkan kecerdasan, produktifitas dan kreatifitas yang sangat
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia.
Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling
mempengaruhi secara kompleks yaitu, asupan zat gizi, infeksi penyakit, pola
asuh, ketersediaan pangan rumah tangga, pelayanan kesehatan, pendidikan
dan status ekonomi. Faktor lain yang berhubungan dengan status gizi yaitu
berat badan lahir dan panjang badan lahir yang kurang sehingga
menyebabkan keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Status gizi ibu saat hamil juga sangat perlu diperhatikan, karena
segala macam asupan yang dikonsumsi ibu saat hamil berpengaruh kepada
tumbuh kembang janinnya.
Status gizi anak secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola
pengasuhan ibu. Interaksi antara ibu dan anak, terlihat erat sebagai indikator
kualitas dan kuantitas peranan ibu dalam mengasuh anak sehingga dapat
dipakai sebagai faktor risiko kurang gizi atau gangguan perkembangan pada
anak
Berdasarkan laporan hasil Penilaian Status Gizi (PSG) Puskesmas
Konut tahun 2020 menunjukan balita underweight 5,98%, stunting 10,60%
dan wasting 2,56%. Jadi masih ada balita yang mengalami gizi kurang dan
stunting walaupun angka tersebut masih di bawah ambang batas target
Indikator Kinerja namun merupakan masalah yang harus diatasi. Beberapa
upaya yang dilakukan untuk mengurangi dan mencegah permasalahan gizi
salah satunya adalah memberikan informasi pengetahuan kesehatan dan gizi
dengan harapan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu serta
adanya perubahan perilaku/sikap/tindakan ibu hamil dan perilaku ibu bayi
atau balita sehingga tercapai status gizi dan kesehatan yang optimal. Oleh
karena itu perlu dilakukan kegiatan gerakan Peduli stunting dan gizi kurang
(Geulis Girang) dimana dalam pelaksanaan kegiatannya untuk
menyampaikan pesan kesehatan dan gizi kepada masyarakat, kelompok atau
individu.

III. TUJUAN
1. UMUM
a. Meningkatkan Pengetahuan dan pemahaman ibu tentang 1000 Hari
Pertama kehidupan (1000 HPK).
b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang dampak kekurangan gizi pada
bayi dan balita serta pada masa kehamilan .
c. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang hubungan kesehatan
diri dan lingkungan dengan penyakit infeksi yang berkaitan dengan
status gizi anak.
d. Melakukan Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil, bayi/balita gizi
kurang dan stunting

2. KHUSUS
a. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang
pengertian gizi seimbang.
b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif
c. Untuk Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian makan Bayi
dan anak (PMBA) sesuai dengan gizi seimbang, bervariasi dab
menarik dengan pemanfaatan pangan lokal
d. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang masalah makan pada
anak
e. Demonstrasi / praktek menu makanan anak
f. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang waktu
yang tepat dan tujuan untuk cuci tangan menggunakan sabun.
g. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang
rumah sehat, jamban sehat, penyediaan air bersih dan pengelolaan
sampah.
h. Untuk mengetahui hasil hemoglobin sehingga diketahui kondisi
anemia yang berkaitan dengan status gizi ibu hamil, bayi/balita
berstatus gizi kurang dan stunting

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Petugas menyiapkan daftar hadir, kelengkapan pertemuan, ATK dan
materi.
2. Perkenalan dan menyampaikan tujuan dan manfaat kegiatan.
3. Petugas melaksanakan kegiatan
4. Evaluasi dan rencana tindak lanjut
5. Membuat pencatatan dan pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Menyusun rencana kegiatan
2. Koordinasi dengan Lintas program dan Lintas Sektor
3. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan.
4. Petugas mendata ibu hamil dan orang tua yang mempunyai bayi dan
balita yang mempunyai masalah gizi (gizi kurang dan stunting).
5. Petugas membuat dan menyiapkan daftar undangan dan
mengedarkannya.
6. Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan.
7. Menyiapkan ATK
8. Menyiapkan Form laporan Pelaksanaan kegiatan

VI. SASARAN
Ibu hamil, bayi dan balita stunting dan gizi kurang serta kader Posyandu.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Geulis girang dilaksanakan pada triwulan II di 9 desa wilayah
Puskesmas Konut

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan dilaksanakan dua kali
setahun sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
ke koordinator program UKM dan Kepala Puskesmas setelah kegiatan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dalam bentuk laporan tertulis sesuai format yang
diserahkan kepada Kepala Puskesmas dan di evaluasi dua kali setahun serta
selanjutnya ke Dinas Kesehatan Murung Raya

Anda mungkin juga menyukai