Salah satu sasaran dari strategi DEPKES adalah keluarga sadar gizi
(KADARSI), Sebagaimana yang tertuang dalam KEPMENKES RI No. 564 /
MENKES / SK / VIII / 2006 salah satu perilaku sadar gizi yang diharapkan yaitu
terwujudnya penimbangan berat badan secara teratur di Posyandu.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pos pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, yang mana salah satu peran Posyandu yaitu sebagai wahana masyarakat
dalam memantau dan mencegah secara dini gangguan pertumbuhan balita. Namun,
masih ada ibu yang menunjukkan perilaku gizi yang belum baik yaitu dengan masih
rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan masyarakat, salah satunya dengan
membawa anak balita ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya sebagai upaya
deteksi dini gangguan pertumbuhan balita
Indonesia telah mempunyai komitmen dengan beberapa Negara di dunia
untuk mencapai MDGs (Millenium Development Goals) yakni tujuan pembangunan
milenium tahun 2015 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Lima di antara 8
tujuan dari MDGs tersebut terkait langsung dengan bidang kesehatan. Upaya
menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk merupakan prioritas pertama
MDGs di bidang kesehatan. Kegiatan promotif dan preventif yang mempunyai daya
tingkat tinggi untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui pemantauan
pertumbuhan berat badan balita di posyandu.
Upaya menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk dapat tercapai
bila semua balita menggunakan fasilitas posyandu untuk memantau pertumbuhan
berat badan balitanya. Namun kunjungan balita di posyandu masih kurang.
Berdasarkan data tahun 2013 cakupan D/S Puskesmas Benu-Benua hanya 65,5%,
masih dibawah standar pelayanan minimal yang ditargetkan yaitu 80% dari sasaran
balita yang ada. Sehingga untuk mencapai target tersebut perlu dilakukan sweeping
bayi dan balita di setiap wilayah kerja posyandu.