Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR MAGANG

BIDANG KELUARGA SEJATRAH DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA


PADA BADAN KEPENDUDUKAN KELUARAGA BERENCANA KANTOR
PERWAKILAN SUMATERA BARAT
DALAM UNIT PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA

OLEH :

Alpino Surya Defajri

18060057

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

20221

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Bidang Keluarga Sejahtera Dan Pemberdayaan Keluarga Pada Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kantor Perwakilan Sumatera Barat Pada Unit
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Nama : ALPINO SURYA DEFAJRI

BP / NIM : 2018 / 18060057

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Keahlian : Ekonomi Publik

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Padang, Oktober 2021


Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing

Ariusni, SE, M.Si


NIP. 19770309 200801 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan makalah sebagai laporan akhir individu magang
keahlian dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan magang ini berjudul “Bidang Keluarga Sejahtera Dan Pemberdayaan Keluarga Pada
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kantor Perwakilan Sumatera Barat Pada
Unit Pemberdayaan Ekonomi Keluarga tahun 2021”. Pelaksanaan magang yang penulis
laksanakan dengan baik di BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang berada di Ulak karang Utara ,
Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat.
Laporan magang keahlian merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh
Mahasiswa/I Prodi Ekonomi Pembangunan S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, arahan dan do’a dari
berbagai pihak, laporan magang ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan Laporan Magang kepada :

1. Bapak Prof. Perengki Susanto, SE, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Padang.
2. Ibu Dr. Novya Zulva Riani, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Padang.
3. Bapak Dr. Marwan, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Pelaksana Magang Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Negeri Padang.
4. Ibu Dwi Rani Puspa Artha M.S.E selaku Panitia Magang Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Padang.
5. Ibu Ariusni, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing Magang Keahlian Departemen Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Padang.
6. Kepala BKKBN Perwakilan Sumatera Barat Ibu Fatmawati ST.,M.Eng
7. Ibu Dra. Desra, MM selaku kepala bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
BKKBN Sumatra Barat 2021
8. Bapak Dedy Agustanto S.Kom dan seluruh karyawan staff BKKBN Provinsi Sumatera
Barat yang telah banyak membantu dan membimbing dalam proses pelaksanaan Magang.

iv
9. Kepada Orang Tua yang selalu mendukung dalam pelaksanaan Magang sehingga penulis
bisa melaksanakannya hingga pada waktunya.
10. Kepada Teman seperjuangan Ilmu Ekonomi 2018 yang telah memberikan semangat dan
dorongan baik secara moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan keahlian.

Penulis menyadari, bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam laporan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membangun kesempurnaan laporan penulis di masa yang
akan datang. Besar harapan penulis agar laporan ini bermanfaat bagi penulis dan untuk kita
semuanya.

Padang, Oktober 2021


Mahasiswa

Alpino Surya Defajri


NIM. 18060057

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................2
B. PERMASALAHAN .............................................................................................................6
C. KAJIAN TEORI ..................................................................................................................7
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ...................................................................................7
a. Pengertian .....................................................................................................................7
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ............................8
D. PEMBAHASAN ................................................................................................................ 11
E. KESIMPULAN .................................................................................................................... 13
F. SARAN ................................................................................................................................. 14
G. LAMPIRAN ..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. Error! Bookmark not defined.

1
A. LATAR BELAKANG

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami


pertumbuhan penduduk yang signifikan. Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun terus
meningkat tentu saja kemudian akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapat berdampak pada tingkat partisipasi angkatan kerja, karena
semakin banyak orang yang masuk ke dalam angkatan kerja. Pertambahan penduduk
provinsi Sumatera Barat yang cukup besar harus diiringi dengan penyediaan lapangan kerja
yang cukup agar dapat mengurangi jumlah pengangguran. Tidak hanya sekadar jumlah
yang cukup, lapangan pekerjaan yang diciptakan haruslah berkualitas, menjamin pekerja
untuk mengembangkan diri, menghormati hak-hak asasi manusia, dan memberikan
pendapatan yang cukup bagi pekerja dan Keluarga untuk hidup sejahtera.

Tingkat partisipasi angkatan kerja sendiri merupakan sekumpulan penduduk


tertentu yang masuk dalam perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk
usia kerja didalam satu kelompok yang sama. Seperti diketahui pada umumnya tenaga kerja
adalah bekal awal berputarnya roda pembangunan. Banyak nya besaran dan komposisi
tenaga kerja seiring berjalannya proses demografi akan banyak mengalami perubahan
begitupun besaran angkatan kerja yang akan bertambah sehingga menambah tingkat
partisipasi angkatan kerja.

Rowntree (1918) menyatakan bahwa ketenagakerjaan diyakini akan menjadi solusi


terbaik untuk keluar dari kondisi kemiskinan salah satunya dengan memanfaatkan
angkatan kerja usia produktif untuk bekerja Termasuk di dalam Keluarga Sejahtera.
Tingkat partisipasi angkatan kerja juga dapat berguna untuk mengetahui jumlah penduduk
yang mempunyai potensi untuk bekerja. Hal ini sesuai dengan Badan pusat Statistik (2014)
yang menyatakan bahwa potensi penduduk untuk bekerja akan tinggi jika jumlah angkatan
kerja nya juga tinggi begitupun sebaliknya

2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota 2018 2019 2020 2021 2022
Kab. Kepulauan
Mentawai 75.00 83.10 81.65 82.57 78.25
Kab. Pesisir Selatan 66.63 68.82 65.00 66.59 66.95
Kab. Solok 68.35 70.83 74.64 71.21 74.44
Kab. Sijunjung 68.43 70.17 70.70 70.06 68.17
Kab. Tanah Datar 69.03 69.25 69.42 66.88 70.90
Kab. Padang Pariaman 65.56 63.23 67.18 64.64 70.44
Kab. Agam 68.56 69.59 70.29 66.49 73.05
Kab. Lima Puluh Kota 73.10 73.28 72.71 71.33 74.54
Kab. Pasaman 67.20 70.91 72.97 69.35 74.97
Kab. Solok Selatan 74.89 72.56 72.67 72.11 77.99
Kab. Dharmasraya 68.56 70.49 72.72 73.04 71.65
Kab. Pasaman Barat 66.96 65.76 67.47 66.93 63.88
Kota Padang 62.78 61.98 64.31 63.78 62.81
Kota Solok 64.76 62.51 66.77 66.51 69.46
Kota Sawahlunto 72.88 69.83 70.57 68.05 70.85
Kota Padang Panjang 66.17 69.05 69.81 65.94 64.02
Kota Bukittinggi 69.15 65.55 69.84 67.42 64.43
Kota Payakumbuh 70.81 68.76 68.68 71.73 70.06
Kota Pariaman 67.00 69.36 64.16 62.70 67.76
Provinsi Sumatera Barat 67.56 67.88 69.01 67.72 69.30

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
2018 2019 2020 2021 2022 2023
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sumatera Barat

3
.

Tingkat partisipasi angkatan kerja seringkali terkait dengan tingkat pendidikan.


Kualitas pendidikan dan akses pendidikan yang merata dapat memengaruhi kemampuan
individu untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis terhadap tingkat pendidikan penduduk Sumatera Barat.

Dalam penumbuhan Tikat kesejahteraan Hidup pentingnya peranan keluarga dalam


menghasilkan Kualitas manusia yang memiliki jiwa saing dan juang yang berkualitas
termasuk memberikan pembelajaran yang mandiri dan aktif dalam pemberdayaan ekonomi
di dalam keluarga

Dalam kesejahtraan tenaga kerja juga berperan nya usaha mandiri yang di lakukan
oleh Msayarakat maupun usaha mandiri di dalam keluarga yang dapat menghasilakn
pemasukan bagi keluarga dalam bertahan hidup

Struktur demografi penduduk, seperti usia, jenis kelamin, dan distribusi geografis,
juga dapat memengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja. Analisis ini dapat membantu
dalam memahami apakah terdapat ketidaksetaraan dalam partisipasi angkatan kerja antara
kelompok-kelompok demografi.

TUJUAN MAGANG KEAHLIAN

1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang dunia kerja.

2. Meningkatkan softskill mahasiswa (kemampuan dalam berkomunikasi, meningkatkan


rasa percaya diri, memperbaiki sikap dan perilaku).

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami ilmu Ekonomi ( Ekonomi


Pembangunan) serta aplikasi pada dunia kerja.

MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Magang Keahlian bagi pihak-pihak yang
terkait antara lain:

a. Bagi mahasiswa

4
1. Mahasiswa dapat lebih memahami bagaimana kondisi lingkungan kerja yang
sebenarnya.

2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu Ekonomi pada praktik kerja.

3. Mahasiswa dapat bersikap dan berprilaku baik serta mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi dalam menjalankan segala tantangan pada dunia kerja nyata.

b. Bagi instansi tempat magang

1.Berperan sebagai sarana untuk menjembatani antara perusahaan Dinas dan pihak
kampus Universitas Negeri Padang untuk membina hubungan kerjasama lebihlanjut
baik bersifat akademis maupun keorganisasian.

2.Kantor pemerintah bertindak sebagai lembaga pendidik dalam proses pembentukan


jiwa kerja mahasiswa yang lebih unggul.

3.Memperoleh jalinan kemitraan dengan Universitas Negeri Padang.

c. Bagi Universitas Negeri Padang

1. Mempercepat peningkatan kerjasama antara Universitas Negeri Padang dengan dunia


pemerintah.

2. Memberi masukan pada penyempurnaan kurikulum program studi/jurusan dalam


menyiapkan lulusan yang siap kerja.

5
B. PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang ingin dipecahkan


dalam laporan ini yaitu bagaimana tingkat partisipasi angkatan kerja di Sumatera Barat
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi keluarga secara mandiri melalui
program BKKBN provinsi Sumatera Barat dalam Bidang KSPK unit Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga .

6
C. KAJIAN TEORI

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

a. Pengertian

Istilah partisipasi angkatan kerja berbeda dari istilah partisipasi kerja.


Partisipasi angkatan kerja berarti keiuktsertaan dalam atau menjadi angkatan
kerja. Jadi, tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)
menunjuk kepada persentase jumlah penduduk usia kerja yang termasuk dalam
angkatan kerja. Sebaliknya partisipasi angkatan kerja berarti keikut sertaan
dalam atau mempunyai pekerjaan. Jadi, tingkat partisipasi angkatan kerja
menunjuk kepada persentase jumlah angkatan kerja yang mempunyai pekerjaan
(employment rate).

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah sebuah indikator yang


mengukur proporsi penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi. TPAK
biasanya diukur sebagai persentase dari angkatan kerja terhadap jumlah
penduduk usia kerja. Ini mencerminkan sejauh mana populasi usia kerja terlibat
dalam kegiatan ekonomi, seperti bekerja atau mencari pekerjaan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka perbandingan


antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja, yang biasanya
dinyatakan dalam persentase.

Jumlah Angkatan Kerja


TPAK = X 100%
Penduduk berumur 15 tahun ke atas

7
Dari rumus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) adalah, rasio antara jumlah angkatan kerja dengan
jumlah penduduk usia kerja yaitu 15 tahun ke atas.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dapat dihitung baik bagi seluruh


angkatan kerja atau untuk bagian-bagiannya, seperti untuk golongan kelamin
dan golongan umur tertentu. Jumlah penduduk berusia kerja dalam satu kurun
waktu dapat tetap. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja, dalam kurun
waktu yang sama bisa berubah-ubah. Oleh karenanya besarnya jumlah angkatan
kerja dalam kurun waktu tersebut dapat berubah-ubah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Pendapat yang dikemukakan oleh Hasyim (2006) dalam Dewi (2012)


bahwa, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat partisipasi angkatan
kerja, yakni:

a) Jumlah Penduduk yang masih bersekolah


Semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah, semakin kecil jumlah
angkatan kerja dan semakin kecil TPAK. Jumlah penduduk yang bersekolah
dipengaruhi oleh tingkatan penyediaan fasilitas pendidikan dan kondisi
serta tingkat penghasilan keluarga.
b) Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga
Semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah
tangga semakin kecil TPAK.
c) Tingkat penghasilan keluarga
Keluarga berpenghasilan relatif terhadap biaya hidup cenderung
memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, jadi TPAK relatif
rendah. Sebaliknya keluarga yang biaya hidupnya sangat besar relatif
kepada penghasilannya cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota
keluarga untuk bekerja, jadi TPAK relative meningkat.

8
d) Struktur Umur
Penduduk yang berumur muda umumnya tidak mempunyai tanggung jawab
yang begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga. Bahkan mereka
umumnya bersekolah. Penduduk dalam kelompok umur 25-55 tahun,
terutama laki-laki, umumnya dituntut untuk mencari nafkah. Oleh sebab itu
TPAK relatif besar. Selanjutnya penduduk di atas umur 55 tahun sudah
mulai menurun kemampuan untuk bekerja, dan TPAK umumnya rendah.
e) Tingkat Upah
Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin tinggi anggota
keluarga yang tertarik masuk pasar kerja, atau dengan kata lain semakin
tinggi TPK.
f) Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan
untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi tingkat
pendidikan, kecenderungan untuk bekerja semakin besar. Keadaan ini
menunjukan bahwa TPAK semakin besar pula.
g) Kegiatan Perekonomian.
Program pembangunan disatu pihak menuntut keterlibatan lebih banyak
orang dan dilain pihak program pembangunan menumbuhkan
harapanharapan baru. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil
pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja.
Semakin bertambahnya kegiatan perekonomian semakin besar TPAK.

Disamping faktor-faktor tersebut diatas permintaan tenaga dalam suatu


waktu dapat berpengaruh pada tingkat partisipasi. Dalam masyarakat yang
sebelumnya mempunyai kesejahteraan yang baik, mempunyai cukup cadangan
harta, jika suatu waktu terjadi pengangguran yang hebat sehingga orang sukar
memperoleh pekerjaan upahan, pengaruhnya mungkin berupa menunrunnya
tingkat partisipasi. Hal ini disebabkan karena akan terjadi banyak pencari kerja
yang putus asa dan menarik diri dari angkatan kerja. Orang tua mungkin akan
menyuruh anak-anaknya melanjutkan pendidikan dan menunda waktu memasuki

9
angkatan kerja. Dengan ini tingkat partisipasi akan menurun. Sedangkan dalam
masyarakat yang tingkat kemakmurannya semula sudah rendah, orang-orangnya
tidak mempunyai cadangan kekayaan sendiri, dalam hal ini orang akan berusaha
bekerja bukan upahan. Jika ini gagal, dia akan mencoba kegiatan apa saja yang
dapat mendatangkan pendapatan, sekalipun kurang terhormat.

Kalau pada suatu waktu terjadi kelebihan permintaan tenaga kerja yang
berlebih-lebihan, pada umumnya tingkat partisipasi akan naik. Orang yang
biasanya tidak bersedia untuk bekerja, seperti ibu rumah tangga, karena kesempatan
banyak dan mungkin tawaran upah yang tinggi, kini akan masuk angkatan kerja
dan mencari pekerjaan. Akan tetapi pengaruhnya pada anak-anak mungkin sama,
mungkin berbeda. Anak-anak yang semula hanya bermain-main, mungkin disuruh
oleh orang tuanya untuk mencari pekerjaan. Orang tua yang pendapatannya
meningkat, mungkin akan menyuruh anak-anaknya bersekolah terus. Pada
umumnya mungkin tingkat partisipasi akan cenderung meningkat.

Selain itu, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Tingkat Partisipasi


Angkatan Kerja yakni tersedianya fasilitas pendidikan, kenaikan tingkat
pendapatan orang tua dan perusahaan. Penilian orang tua terhadap sistem
pendidikan sekolah pun dapat berpengaruh. Namun, ini hanya berpengaruh bagi
golongan umur muda. Adapun faktor lokasi juga dapat menyebabkan mengapa
tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di pedesaan lebih besar dari pada di
perkotaan. Yang terakhir ini bukan semata-mata disebabkan oleh faktor geografis,
akan tetapi lebih oleh sifat perekonomian yang agraris.

10
D. PEMBAHASAN

Provinsi Sumatera Barat memiliki luas 42.120 km² yang mempunyai dataran
rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang
membentang dari barat laut ke tenggara. Tahun 2022 penduduk Sumatera Barat sebanyak
5.640.629 jiwa. Penduduk Sumatera Barat tiap tahun mengalami peningkatan yang relatif
cepat dan tingkat partisipasi angkatan kerja akan meningkat seiring bertambahnya
penduduk.

Tingkat Partisipasi Angkatan


Kerja (TPAK) Menurut
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
2022
Kab. Kepulauan Mentawai 78.25
Kab. Pesisir Selatan 66.95
Kab. Solok 74.44
Kab. Sijunjung 68.17
Kab. Tanah Datar 70.90
Kab. Padang Pariaman 70.44
Kab. Agam 73.05
Kab. Lima Puluh Kota 74.54
Kab. Pasaman 74.97
Kab. Solok Selatan 77.99
Kab. Dharmasraya 71.65
Kab. Pasaman Barat 63.88
Kota Padang 62.81
Kota Solok 69.46
Kota Sawahlunto 70.85
Kota Padang Panjang 64.02
Kota Bukittinggi 64.43
Kota Payakumbuh 70.06
Kota Pariaman 67.76
Provinsi Sumatera Barat 69.30

11
Berdasarkan tabel tersebut memberikan gambaran tentang sejauh mana penduduk
di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat terlibat dalam kegiatan ekonomi
selama tahun 2022. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki TPAK tertinggi, yaitu
78.25%, menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerjanya terlibat dalam kegiatan
ekonomi. Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kabupaten Solok juga
memiliki TPAK yang cukup tinggi, masing-masing di atas 74%, menunjukkan tingkat
partisipasi angkatan kerja yang kuat dalam ekonomi. Beberapa wilayah seperti Kota
Padang, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang Panjang memiliki TPAK yang lebih rendah di
sekitar 64-65%, menunjukkan tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih rendah
dibandingkan dengan beberapa wilayah lain. Adapun Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Padang Panjang,
Kota Bukittinggi, dan Kota Pariaman memiliki jumlah yang dibawah rata-rata provinsi
Sumatera Barat yaitu 69,30.

Provinsi Sumatera Barat memiliki TPAK sekitar 69.30%. Ini berarti sekitar 69.30%
dari angkatan kerja di provinsi ini terlibat dalam kegiatan ekonomi pada tahun tersebut.
TPAK ini mencakup berbagai jenis pekerjaan, mulai dari sektor pertanian, industri, hingga
jasa. Perlu diingat bahwa TPAK adalah salah satu indikator penting dalam menganalisis
pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Tingkat TPAK yang tinggi
dapat mengindikasikan tingkat ketenagakerjaan yang baik dan pertumbuhan ekonomi yang
stabil, sedangkan TPAK yang rendah dapat mengindikasikan masalah ketenagakerjaan,
pengangguran, atau kurangnya peluang ekonomi.

Analisis lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang


memengaruhi TPAK Sumatera Barat pada tahun 2022, seperti sektor ekonomi dominan,
kebijakan ketenagakerjaan, dan perubahan demografis. TPAK adalah salah satu alat yang
digunakan oleh pemerintah dan analis ekonomi untuk memantau dan merencanakan
kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan di wilayah tersebut. Secara keseluruhan, data yang
tersedia menunjukkan bahwa TPAK di Sumatera Barat tahun 2022 mengalami peningkatan
dalam beberapa tahun terakhir.

12
E. KESIMPULAN

TPAK merupakan persentase penduduk usia kerja yang aktif terlibat dalam
angkatan kerja. Data ini mencerminkan sejauh mana penduduk usia kerja terlibat dalam
kegiatan ekonomi, baik sebagai pekerja atau pencari kerjandan tumbuh nya usaha mandiri
di dalam keluarga . Tingginya tingkat partisipasi angkatan kerja adalah indikator positif
dalam suatu daerah atau negara, dan berdampak pada berbagai aspek. Manfaat dari
tingginya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi,
meningkatnya pendapatan, pengurangan pengangguran, dan meningkatnya kesejahteraan
sosial. Namun, penting untuk memperhatikan bahwa meskipun tingkat partisipasi yang
tinggi memiliki banyak manfaat, hal ini juga harus diimbangi dengan perlindungan hak
tenaga kerja, upah yang layak, dan akses ke pekerjaan yang aman dan bermanfaat. Selain
itu, distribusi pendapatan juga harus diperhatikan untuk memastikan bahwa manfaatnya
merata di seluruh masyarakat.

13
F. SARAN

Adapun saran-saran berdasarkan hasil pembahasan sebagai berikut :


1. Pemerintah Sumatera Barat mempertimbangkan variabilitas regional karena
wilayah yang luas dengan perbedaan signifikan antara kabupaten dan kota. Oleh
karena itu, penting untuk mempertimbangkan variabilitas regional dalam TPAK
dan melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara wilayah-wilayah tersebut.
2. Konsultasikan dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah,
perusahaan, dan masyarakat setempat. Mereka mungkin memiliki wawasan yang
berharga tentang tantangan dan peluang terkait TPAK.
3. Selidiki faktor-faktor yang memengaruhi TPAK di Sumatera Barat. Ini bisa
termasuk faktor ekonomi, sosial, pendidikan, dan sektor pekerjaan yang dominan.

14
G. LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN :

KEGIATAN Tanggal Foto


Dinas Luar ( Sambangan 1 Juli 2021
BKKBN Prov.Sumbar
Terhadap Korban Kebakaran
Di Kampung KB Pagang
Modren

15
Dinas Luar BKKBN Sumatra 7 JULI 2021 ko
Barat “ Pepmbinaan
Kelompok Usaha Ekonomi
Keluarga Oleh Mitra
Profesional di kampung KB
Percontohan Kab. Sijunjung

Dinas Luar BKKBN X BNN 27 Juli 2021


Provinsi Sumatra barat
“Ketahanan KELUARGA Anti
Narkoba” Sesi Keluarga
Di BlKI Kota Padang

16
H. NILAI MAGANG

17
DAFTAR PUSTAKA

HIDAYAT, M. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI


SULAWESI SELATAN TAHUN 2004-2012. 19-22.

Indikator Pekerjaan layak di Provinsi Sumatera Barat 2022. (2022). Diambil kembali dari Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Barat:
https://sumbar.bps.go.id/publication/2023/08/31/140cc94469060a02051c38cd/indikator-
pekerjaan-layak-di-provinsi-sumatera-barat-2022.html

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten/Kota 2020-2022. (2022). Diambil kembali
dari Badan Pusat Statistik: https://sumbar.bps.go.id/indicator/6/141/1/tingkat-partisipasi-
angkatan-kerja-tpak-menurut-kabupaten-kota.html

18

Anda mungkin juga menyukai