PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sehingga dapat
sumber pembiayaan.
Keuangan antara Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa agar daerah dapat mengurus
pembiayaan dapat diberikan kepada daerah maka kepala daerah diwajibkan untuk
2
mengelola secara maksimal potensi yang ada, baik berupa sumber daya manusia,
sumber daya alam serta sumber daya ekonominya, ini merupakan salah satu
daerah dan semua itu masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diatur
daerah setempat serta dinas terkait harus mampu menghimpun dana serta
Menurut Josef Riwo Kaho dalam Deni Hermawan (2008:3), suatu daerah dapat
sebagai berikut:
1. Mempunyai urusan tertentu yang disebut urusan rumah tangga daerah, urusan
rumah tangga daerah itu merupakan urusan yang telah diserahkan oleh
2. Urusan rumah tangga itu diatur, diurus atau diselenggarakan atas inisiatif atau
memerlukan aparatur sendiri yang terpisah dari aparatur pusat, yang mampu
yang cukup bagi daerah agar dapat membiayai segala kegiatan dalam rangka
faktor penting. Karena dengan suatu penetapan kebijakan yang tepat diharapkan
Kabupaten Lampung Tengah. Proporsi Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan
peningkatan yang cukup baik dengan rata-rata PAD sebesar Rp. 13.363.745.817.
rata-rata sebesar Rp. 3.865.100.638, terjadi penurunan pada tahun 2007 yaitu
Tahu Pertum
n Jenis Pendapatan Asli Daerah Total -
Pajak Daerah Retribusi Laba Usaha Lain-lain buhan
Daerah Daerah PAD yang sah
3,608,528,39 1,834,765,63 1,305,651,80 10,125,005,69
3,376,059,861
2003 8 4 0 3 -
4,636,090,14 2,007,896,54 2,362,319,86 10,138,651,63
1,132,345,081
2004 6 7 3 8 0.13
4,400,892,56 2,520,336,71 3,169,159,95 11,101,714,02
1,011,324,791
2005 8 4 6 9 9.50
4,017,396,94 2,581,250,94 2,509,256,80 13,231,049,75
4,123,145,059
2006 9 9 0 7 19.18
2,041,718,94 6,599,014,33 2,907,732,49 17,337,874,10
5,789,408,334
2007 6 3 2 5 31.04
5
Penurunan terjadi pada tahun anggaran 2008 yaitu sebesar 5,25%. Pertumbuhan
yang sangat tinggi terlihat pada tahun anggaran 2007 yaitu sebesar 31,04%. Rata-
Perbandingan antara target dan realisasi penerimaan yang diperoleh dari PAD
Tabel 4.
memperlihatkan bahwa capaian target selama enam tahun terakhir termasuk dalam
kategori sangat baik, karena masih dalam batas toleransi 10% (Ibnu
123,08% dan capaian terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 76,94%
daerah, untuk itu pemerintah pusat menjadikan PAD sebagai salah satu kriteria
7
kemampuan suatu daerah adalah dengan melihat kontribusi PAD terhadap total
pusat. Ini terlihat dari besarnya kontribusi PAD terhadap total penerimaan APBD
yang rata-rata hanya memberikan kontribusi sebesar 2,29% terhadap APBD setiap
perlu menggali potensi yang menjadi sumber penerimaan daerah sehingga dapat
yang bersumber dari PAD agar tingkat ketergantungan dari pusat semakin
berkurang.
8
B. Permasalahan
latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja setiap sumber-sumber
pertumbuhan.
D. Kerangka Pemikiran
Semakin besar keuangan daerah maka semakin besar pula kemampuan daerah
menjalankan fungsinya dalam rangka otonomi atau desentralisasi secara baik, bila
tersebut.
Menurut Halim (2001), ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan otonomi
adalah (1) kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki
seminimal mungkin, oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber keuangan
terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Kedua ciri tersebut akan mempengaruhi pola hubungan antara pemerintah pusat
dan daerah. Secara konseptual, pola hubungan keuangan antara pemerintah pusat
dalam menjalankan otonomi daerah, salah satunya dapat diukur melalui kinerja
keuangan daerah.
Secara teori, pengertian kinerja Pendapatan Asli Daerah adalah rasio penerimaan
daerah yang terdiri dari hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan dari
Laba Usaha Daerah dan lain-lain Pendapatan yang Sah terhadap total Pendapatan
adalah suatu cara untuk menentukan tingkat efisiensi, efektifitas dari pencapaian
pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, dan kutipan
keuangannya sendiri. Salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan
dibagi menjadi :
pembiayaan baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah
daerah. Besarnya potensi lokal yang tergali dalam bentuk PAD terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan lain yang sah merupakan cermin
Tengah dapat diukur melalui kinerja keuangan daerah dalam tingkat pertumbuhan
kontribusi (share) atau perbandingan PAD terhadap APBD dan pencapaian target
kaidah ukuran yang telah ditetapkan. Hasil observasi kinerja Kabupaten Lampung
rata-rata capaian target PAD sebesar 102,85%, dan kontribusi PAD terhadap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) rata-rata sebesar 2,29% pada