DAN DAERAH
BAB VII HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
Untuk mengukur tingkat efisiensi penerimaan pajak terhadap potensi pajak yang ada
dapat digunakan rasio total penerimaan pajak terhadap PDRB (Tax Ratio) dan rasio total
penerimaan pajak terhadap jumlah penduduk (tax per capita).
Suparmoko (2012) mencatat terdapat dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
Sentralisasi diterapkan era sebelum UU No 32 Tahun 2004. Pembagian keuangan antara
pusat dan daerah didasarkan pada kategori yaitu:
1) pendapatan yang ditunjuk atau diserahkan,
2) subsidi,
3) pembiayaan sektoralm dan
4) pinjaman.
Sistem yang berlaku saat ini adalah sistem desentralisasi. Sistem desentralisasi dikenal
melalui bentuk dana perimbangan dari pusat ke daerah. Sejalan dengan arah tujuan
kebijakan alokasi Transfer ke Daerah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan
kesinambungan fiskal nasional, selama kurun waktu 2008-2013, alokasi dana transfer ke
daerah terus mengalami peningkatan. Dana Transfer ke Daerah terdiri atas (berdasarkan
Nota Keuangan APBN 2014) yaitu Dana Perimbangan yang berupa yakni DBH, DAU,
dan DAK, serta (2) Dana Otonomi khusus dan Penyesuaian. DAU dialokasikan untuk
meminimumkan ketimpangan fiskal antardaerah dalam mendanai urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah. DAU dialokasikan untuk provinsi dan kabupaten/kota
dalam APBN, yakni sekurang-kurangnya 26 persen dari Pendapatan Dalam Negeri
(PDN) neto. Proporsi DAU untuk provinsi dan kabupaten/kota dihitung berdasarkan
perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan
kabupaten/kota.
Sesuai UU Nomor 33 Tahun 2004, proporsi DAU untuk provinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan dengan imbangan 10 persen untuk provinsi dan 90 persen
untuk kabupaten/kota. Sedangkan DAK dialokasikan untuk membantu daerah dalam
mendanai program/ kegiatan yang menjadi kewenangan daerah dan menjadi prioritas
nasional. Tujuannya agar daerah dapat menyediakan infrastruktur sarana dan prasarana
pelayanan publik secara memadai dalam rangka mendorong pencapaian Standar
Pelayanan Minimum masing-masing bidang.
6. Dana Otsus Provinsi Aceh berlaku untuk jangka waktu 20 tahun sejak 2008, dan
alokasinya dibedakan menjadi dua, yakni:
1) untuk tahun pertama sampai dengan tahun ke lima belas, besarnya setara dengan 2
persen pagu DAU Nasional, dan
2) untuk tahun keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh, besarnya setara
dengan 1 persen pagu DAU Nasional.
Dalam tahun 2013, Dana Penyesuaian terdiri dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Tunjangan Profesi Guru PNSD, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD, Dana Insentif
Daerah (DID), dan Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2). Guna
menghadapi dinamika tersebut maka perlu dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004, antara lain dengan menambahkan ketentuan yang terkait dengan reformulasi
cakupan Dana Perimbangan, penyempurnaan DBH berdasarkan prinsip by origin, dan
penguatan peran gubernur dalam pembagian DBH kepada kabupaten/kota di wilayahnya.
2009
2010
2011
2012
APBNP 2013
% % % % % %
1. Dana Perimbangan 278,7 28,3 287,3 30,6 316,7 30,4 347,2 26,8 411,3 27,6 445,5 25,8
a. Dana bagi hasil 78,4 8,0 76,1 8,1 92,2 8,8 96,9 7,5 111.5 7,5 102,7 5,9
b. Dana alokasi 179,5 18,2 186,4 19,9 203,6 19,5 225,5 17,4 273,8 18,4 311,1 18,0
umum
20,8 2,1 24,7 2,6 21,0 2,0 24,8 1,9 25,9 1,7 31,7 1,8
c. dana alokasi
khusus
2. Dana Otsus 13,7 1,4 21,3 2,3 28,0 2,7 64,1 4,9 69,4 4,7 83,8 4,9
a. Dana otonomi 7,5 0,8 9,5 1,0 9,1 0,9 10,4 0,8 12,0 0,8 13,4 0,8
khusus
6,2 0,6 11,8 1,3 18,9 1,8 53,7 4,1 57,4 3,8 70,4 4,1
b. Dana penyesuaian
TOTAL 292,4 29,7 308,6 32,9 344,7 33,1 411,3 31,8 480,6 32,2 529,4 30,7
7. Pelaksanaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Salah satu wujud nyata komitmen pemerintah untuk memperkuat taxing power adalah
dengan mengalihkan BPHTB dan PBB P2 menjadi pajak daerah. Pengalihan BPHTB telah
dilaksanakan sejak tahun 2011 dan pengalihan PBB-P2 sepenuhnya dilaksanakan pada tahun
2014. Hal ini dilakukan supaya proses pengalihan tersebut benar-benar dipersiapkan oleh
Pemerintah Daerah, baik dari sisi peraturan pelaksanaan yang menjadi payung hukum,
perangkat lunak dan keras, sumber daya manusia yang akan mengelolanya, sehingga
pengalihan PBB P2 tidak menimbulkan permasalahan baru yang membebani Wajib Pajak
dan Pemerintah Daerah.
Dalam UU nomor 28 tahun 2009 diatur juga kebijakan penambahan jenis pajak
daerah baru yaitu Pajak Rokok. Pajak Rokok dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2014,
Mengingat tax base Pajak rokok adalah cukai yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap
rokok, maka pemungutan pajak rokok dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Hasil penerimaan pajak rokok akan disetorkan ke Rekening Kas Umum Provinsi secara
proporsional berdasarkan jumlah penduduk. Maka dari itu, pemerintah provinsi harus
menyusun dan menetapkan peraturan daerah mengenai pajak rokok.
Salah satu alternatif sumber pembiayaan adalah melalui pinjaman daerah. Pemerintah
daerah dapat melakukan pinjaman daerah yang bersumber dari Pemerintah, pemerintah
daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat
melalui penerbitan Obligasi Daerah.
1. Mendapatkan persetujuan DPRD dan ditetapkan dengan Perda tentang Obligasi Daerah,
guna menjamin adanya komitmen Pemerintah Daerah dan DPRD dalam memenuhi
kewajiban pembayaran obligasi;
2. Membentuk dana cadangan bagi pelunasan obligasi daerah untuk mengurangi resiko
terjadinya gagal bayar (default);
3. Mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Hibah ke Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari
Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian.
Sejak efektif dilaksanakan dalam tahun 2009, hibah ke daerah telah menjadi alternatif
pendanaan pembangunan infrastruktur bagi pemerintah daerah. Perkembangan kebijakan
hibah ke daerah ini sejalan dengan amanat UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, selain berkewajiban mengalokasikan dana
perimbangan, Pemerintah dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah
Daerah sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan di daerah.
Kerangka Hubungan Fungsi Pelaksanaan Hibah ke Daerah
Kementrian Keuangan
KPA - HPD
Verifikasi
Kementrian Teknis
Penyertaan modal pemda dimaksud dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan
disertakan dalam tahun anggaran yang bersangkutan telah ditetapkan dalam perda tentang
pernyataan modal tersebut. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman dapat dilakukan
pemda dengan BUMN, BUMD, dan/atau badan usaha swasta (KPS) atau non KPS,
Khusus untuk KPS dananya dapat digunakan untuk pengelolaan asset daerah dan
penyediaan infrastruktur di daerah