Anda di halaman 1dari 29

Sutoto.

KARS 1
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)

Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih

• Elemen Penilaian MPO.5

1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yg bersih dan


aman dengan peralatan dan supplai yg memadai
2. Persiapan dan penyaluran obat harus memenuhi UU, peraturan
dan standar praktek profesional
3. Staf yg menyiapkan produk steril dilatih dalam hal teknik aseptik

Sutoto.KARS 2
• (4) Pelayanan farmasi klinik berupa
dispensing sediaan steril sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf j hanya dapat
dilakukan oleh Rumah Sakit yang mempunyai
sarana untuk melakukan produksi sediaan
steril.

Peraturan Menteri Keehatan R.I. nomer 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit , pasal 3

Sutoto.KARS 3
• The case of Doc's
Pharmacy
illustrates how
doctors, as well
as their patients,
are unaware of
the risks inherent
in pharmacy
compounding.
Sutoto.KARS 4
LAMINAR AIRFLOW VERTICAL
Sutoto.KARS 7
Sutoto.KARS 8
Tabel 1. Daftar Ketercampuran Obat Suntik (sebagian)

9
BUKU PEDOMAN PENCAMPURAN OBAT SUNTIK DAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA . Dirjen Binyanfar .2009
PRODUKSI SEDIAAN FARMASI

• Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat memproduksi


sediaan tertentu apabila:
• 1) Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;
• 2) Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
• 3) Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
• 4) Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih
kecil/repacking;
• 5) Sediaan Farmasi untuk penelitian; dan
• 6) Sediaan Farmasi yang tidak stabil dalam
penyimpanan/harus dibuat baru (recenter paratus).

Permenkes 58/2014 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit


Sutoto.KARS 10
NAMA-NAMA OBAT KEMOTERAPI YANG SERING DIGUNAKAN TERMASUK NAMA KANKER YANG DIOBATINYA
(ROGERS, 1987; CHABNER ET AL. 1996; JOCHIMSEN, 1992; MCFARLAND ET AL. 2001 DALAM NIOSH 2004A,
2004B):

• Agent Ankylating (mengganggu mitosis dan pebelahan sel normal)


a. Chlombucil (Leukeran ®) kanker payudara, paru, ovarium dan testis; Penyakit Hidgkin’s
b. Cyclophosphamide (Cytoxan ®)multiple myeloma; kanker payudara, paru dan ovarium.
c. Carmustine (BiCNU ®)melanoma maligna, tumor otak.
• Antimetabolit (mengganggu sintesis asam folat, purin dan pyrimidine)
a. Methotrexate (Mexate ®)leukemia, kanker paru, dan kanker payudara
b. Fluorouracil (Adrucil ®)kanker kandung kemih, hati, pancreas, paru, dan payudara
c. Mercaptopurine (Purinethol ®)leukemia akut.
• Antibiotik (menyebabkan pemecahan rantai tunggal atau rantai ganda DNA)
a. Actinomycin D (Cosmegen ®)Sarkoma Kaposi, rhabdomyocarcoma
b. Doxorubicin (Adriamycin) leukemia akut, kanker payudara
c. Bleomycin (Bleo ®)Limfoma Hodgkins/ non Hodgkins, Kanker testis
• Produk Alami (obat antimitosis) (mencegah mitosis dan menyebabkan penghentian
metaphase).
a. Vinblastine (Velban ®)Limfoma non Hodgkin, kanker payudara dan testis.
b. Vincristine (Oncovin ®)kanker paru sel kecil, Limfoma non Hodgkins
c. Paclitaxel (Taxol ®)Kanker ovarium dan kanker payudara
• Agent miscellaneous
a. Hydroxyurea (Hydrea ®)bekerja sebagai anti metabolit dalam fase S; melanoma maligna,
Sutoto.KARS 11
kanker ovarium metastasis
DAFTAR OBAT-OBAT KEMOTERAPI YANG SERING DIGUNAKAN SEBAGAI ANTI
KANKER PADA PASIEN (VANCHIERI, 2005):
• 1. Kelompok I: Karsinogenik pada manusia
a. Azathioprine
b. Busulfan
c. Cholorambucil
d. Cyclophosphamide
e. Melphalan
f. MOPP
g. Semustine
h. Tamoxifen
i. Thiotepa
j. Threosulfan
• 2. Kelompok II: mungkin karsiongen (probable carcinogens)
a. Carmustine
b. CCNU
c. Cisplatin
d. Doxorubicin
e. Nitrogen Mustard
f. Procarbazine
• 3. Kelompok III: diduga karsinogen (possible carcinogens)
a. Bleomycin
Sutoto.KARS 12
b. Dacarbacin
TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI YANG AMAN (NIOSH, 2004a,b):

• a. Siapkan obat ini dalam suatu tempat khusus yang ditangani oleh petugas yang
mempunyai wewenang.
b. Siapkan obat ini dalam suatu biological Safety cabinet (BSC) terutama BCS kelas II tipe B
atau kelas III (Suatu BSC yang mengalirkan udara dari dalam BSC keluar menjauhi ruangan).
c. Gunakan alat suntik (syring) dan set infuse dengan system Luer-Lok™ untuk persiapan
dan pemberian obat ini. Buang syring dan jarumnya pada wadah yang didesain untuk
melindungi petugas dari cidera [tertusuk].
d. Pertimbangkan untuk menggunakan alat untuk membawa obat dengan system tertutup
dan system tanpa jarum.
e. Hindari kontak kulit. Gunakan baju pelindung disposibel yang terbuat dari bahan yang
antitembuh cairan. Baju ini tertutup dibagian depannya, tangan panjang.
f. Gunakan sarung tangan berkualitas tinggi yang bebas bedak, yang menutupi lengan baju
g. Gunakan dua pasang sarung tangan (didouble).
h. Ganti sarung tangan secara periodic
i. Pakai plastic penutup wajah atau kacamata google untuk menhindari kontak dengan
matam hidung, dan mulut dari obat tersebut, dimana obat ini dapat memercik,
menyemprot atau menjadi aerosol.
j. Buka baju pelindung secara hati-hati untuk menghindari perluasan kontaminasi.
k. Lakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keamanan dalam
menyiapkan dan memberikan obat-obatan ini.
Sutoto.KARS 13
TIP PERLINDUNGAN DIRI (NIOSH, 2004a,b):

• Jangan makan atau minum [atau merokok] ditempat dimana obat


antineoplastik disiapkan atau diberikan
• Biasakan atau mampu untuk mengenali sumber paparan terhadap
antineoplasma.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan melepaskan alat pelindung
diri seperti baju pelindung disposibel dan sarung tangan disposibel.
• Tangani sampah yang berhubungan dengan obat antineoplasma secara
terpisah dengan sampah rumah sakit lain. Tangani sampah tersebut sebagai
sampah-sampah berbahaya.
• Bersihkan tumpahan obat sesegera mungkin dengan menggunakan metode
kewasapadaan yang tepat.
• Pelajari kebjakatan tertulis rumah sakit dalam menangani obat
antineoplasma.
• Pelajari dan akses jurnal serta publikasi yang berhubungan dengan
penanganan obat kemoterapi yang aman.

Sutoto.KARS 14
PENCEGAHAN PEMAPARAN OBAT KEMOTERAPI
1. Mencegah resiko yang berasal dari petugas
1) Tidak boleh makan dan minum ditempat pencampuran obat.
2) Tidak boleh mengunyah makanan dan merokok.
3) Tidak boleh memakai kosmetik ditempat pencampuran.
4) Tidak boleh menyimpan makanan dan minuman bersama sama dengan obat
kemoterapi dalam satu kulkas.
5) Harus memakai tehnik mencuci tangan yang baik.
6) Harus menggunakan alat pelindung diri.
b. Pencegahan paparan melalui alat.
1) Harus memakai proteksi lengkap saat menangai alat alat yang habis dipakai.
2) Alat – alat direndam dengan deterjen kemudian bilas dengan air.
2. Pencegahan saat persiapan
1) Pakailah pakaian pelindung dengan lengan panjang dan bermanset elastis dengan
bahan yang bersifat menahan penetrasi partikel obat
2) Gunakan topi untuk melindungi kepala.
3) Gunakan kaca mata untuk melindungi dari percikan.
4) Gunakan masker untuk mengurangi resiko terhirupnya melalui mulut dan hidung.
5) Gunakan sarung tangan untuk menghindari kontak dengan obat pada tangan.

Sutoto.KARS 15
LANJUTAN….
3. Pencegahan saat persiapan obat sitostatika
1) Cuci tangan
2) Cegah kebocoran pada sarung tangan.
3) Sediakan alat-alat yang diperlukan.
4) Tutup troli dengan pengalas dan kertas/ bahan yang menyerap.
5) Jangan tumpah dan meninggalkan aerosol.
6) Wajah jangan terlalu dekat saat membuka ampul.
7) Sebelum membuka ampul pastikan tidak ada cairan di ujung ampul.
8) Gunakan kasa pada waktu membuka ampul .
9) Cegah kevakuman yang berlebihan pada ampul
10)Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak mengulang
dua kali.
11) Gunakan kasa steril untuk mengeluarkan kelebihan udara dari spuit
12) Buat label dengan lengkap ( nama pasien, MR, obat, dosisi,tgl
pencampuran ) tempelkan di spuit/ plabot/ botol
13) Letakkan obat pada tempat yang aman ( bak spuit, box tertutup )

16
LANJUTAN….
4. Pencegahan saat memberikan obat sitostatika
1) Pakailah proteksi secara lengkap.
2) Gunakan spuit / set injeksi yang telah disediakan.
3) Gunakan kateter kecil, jangan menggunakan wing needle karena kaku dan
merusak vena
4) Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat sitostatika dan ketika
penggantian jarum
5) Alasi dibawah penyuntikan dengan pengalas untuk menghindarkan
tumpahan atau lelehan
6) Hindari obat jatuh ke alat – alat tenun diatas tempat tidur.

5. Pencegahan saat membuang sampah sitostatika


• 1) Material/ bahan–bahan yang terkontaminasi harus dibungkus dengan
aman, material yang tajam dimasukkan ketempat yang tidak mudah bocor
2) Bahan dan sampah terkontaminasi dengan obat antineoplasma
dimusnahkan di incenerator dengan suhu >1000 oC

Sutoto.KARS 17
Saat-saat Petugas Kesehatan Terpapar Antineoplasma di Rumah Sakit (NIOSH, 2004a,b)

1. Menghitung tablet dari botol obat


2. Memecah atau menghancurkan tablet menjadi sedian cair.
3. Menyiapkan cairan
4. Menangani cairan
5. Memberikan obat
6. Membuang cairan
7. Membuang perangkat infuse yang telah digunakan atau peralatan yang
digunakan untuk pemberian obat tersebut.
8. Membersihan tumpahan
9. Membuang feses, urin, linen tempat tidur pasien yang diobati dengan obat
tersebut
10.Mencuci linen yang digunakan oleh pasien yang diobati dengan oabt tersebut.

Sutoto.KARS 18
Petugas kesehatan dirumah sakit yang berpotensi untuk terpapar obat
antineoplasma adalah sebagai berikut (NIOSH, 2004a,b)

1. Staf rumah sakit yang bekerja ditempat cairan tersebut


berada mulai dari persiapan, pemberian dan pembuangan
alat-lat yang digunakan (termasuk persiapan obat dengan
menghancurkan obat tablet).
2. Petugas farmasi yang menyiapkan cairan [obat kemoterapi]
3. Petugas rumah sakit dibagian onkologi, yang melakukan
infuse dan memberikan cairan tersebut.
4. Petugas kesehatan yang membuang feses, urin dan lain-lain
dari pasien yang diobati dengan obat tersebut.
5. Petugas kesehatan yang menangani linen yang digunakan
oleh pasien yang diberikan obat kemoterapi

Sutoto.KARS 19
THERE ARE THREE TYPES OF BIOLOGICAL SAFETY
CABINETS
1. Class I: The Class I biological safety cabinet is an open-front negative pressure
cabinet The exhaust air from the cabinet is filtered by a high-efficiency particulate
air (HEPA) filter. The Class I biosafety cabinet will provide personnel and
environmental protection, but not product protection.
2. Class II: The Class II vertical laminar-flow biological cabinet is an open-front,
ventilated cabinet. This cabinet provides a HEPA-filtered, recirculated mass airflow
within the work space. The exhaust air from the cabinet is also filtered by HEPA
filters. Thus, the Class II biosafety cabinet will provide personnel, environment and
product protection. While HEPA filters are effective for trapping particulates and
infectious agents, these filters will not capture volatile chemicals or gases
3. Class III: The Class III cabinet is a totally enclosed ventilated cabinet of gas-tight
construction. Operations within the Class III cabinet are conducted through
attached rubber gloves. When in use, the Class III cabinet is maintained through
negative air pressure of at least 0.5 inches water gauge. Supply air is drawn into
the cabinet through HEPA filters. The cabinet exhaust air is filtered by two HEPA
filters, installed in series, before discharge outside of the facility. The exhaust fan
for the Class III cabinet is generally separate from the exhaust fans of the facility's
ventilation system

Sutoto.KARS 20
Cytotoxic Safety Cabinet

Sutoto.KARS 21
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)

Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih

Regulasi :
• Pedoman/ prosedur pelayanan tentang
penyiapan dan penyaluran obat dan produk
steril sesuai ketentuan
 
Dokumen Implementasi
• Sertifikat pelatihan teknik aseptic untuk
petugas terkait Sutoto.KARS 22
Sutoto.KARS 23
Pengelolaan Ceceran Obat Kemoterapi
1. Hanya petugas yang terlatih yang membersihkan ceceran obat
kemoterapi.
2. Secepatnya diberi tanda dan beri peringatan kepada staf yang lain bahwa
telah terjadi ceceran obat kemoterapi pada tempat yang diberi tanda.
3. Pakai alat pelindung diri lengkat dan gunakan sarung tangan double
4. Gunakan masker dianjurkan oleh NIOSH
5. Tempatkan kasa atau handuk yang menyerap diatas ceceran
6. Ambili pecahan kaca dengan menggunakan alat atau skop kecil dan buang
pecahan kaca ke dalam tempat sampah khusus yang tahan tusukan.
7. Bersihkan daerah ceceran obat tiga kali dengan menggunakan detergen
yang kemudian dibilas dengan air, dimulai dari area terkontaminasi
kemudian daerah sekiranya.
8. Buka alat pelindung diri dan buang ditempat sampah khusus.

Sutoto.KARS 24
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER

Sutoto.KARS 25
Standar MPO.5.1
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya

Elemen Penilaian MPO.5.1


1. RS menjabarkan informasi spesifik pasien apa yg dibutuhkan untuk proses
penelaahan yg efektif
2. Kecuali ada perkecualian yg terdapat pada maksud & tujuan, setiap resep
atau pesanan obat ditelaah ketepatannya dan meliputi elemen a) sampai
dengan g) tsb diatas. Jadi, setiap resep dan pesanan obat dievaluasi untuk
ditelaah ketepatannya.
3. Ada proses untuk menghubungi petugas yg menuliskan resep atau
memesan obat bila timbul pertanyaan.
4. Petugas yg diijinkan untuk menelaah pesanan obat atau resep dinilai
kompetensinya untuk tugas ini.
5. Penelaahan difasilitasi dengan catatan (profil) dari semua pasien yg
menerima obat.
6. Bila digunakan software komputer, untuk meng-cross-check obat, untuk
interaksi obat dan alergi, harus di-update secara berkala

Sutoto.KARS 26
Standar MPO.5.1
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
Regulasi :
• Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa yang
dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah
resep/pemesanan
• SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen)
• SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul
pertanyaan
• Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware)

 Dokumen implementasi :
• Uji kompetensi petugas penelaah resep
• Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi serta
ketentuan untuk up-dating
• Form telaah resep/pesanan obat
• Bukti –bukti telaah resep/pesanan obat
Sutoto.KARS 27
RESEP DITELAAH TENTANG (oleh petugas prof dan terlatih)

1. Ketepatan dari obat,Dosis , frekuensi dan route


pemberian;
2. Duplikasi terapi
3. Alergi atau reaksi sensitivitas yang sesungguhnya
maupun yang potensial
4. Interaksi yang sesungguhnya maupun potensial
antara obat dengan obat-obatan lain atau makanan
5. Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan
rumah sakit
6. Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari
pasien
7. Kontra indikasi yang lain
Sutoto.KARS 28
TELAAH RESEP
Persyaratan administrasi meliputi :
• Nama, tgl lahir, jenis kelamin, BB dan TB (pasien anak)
• Nama, paraf dokter
• Tanggal resep
• Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmaseutik meliputi :
• Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan
• Dosis dan Jumlah obat
• Stabilitas
• Aturan, dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi :
• Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
• Duplikasi pengobatan
• Alergi,
• Efek samping, ROTD
• Kntraindikasi
• Iteraksi obat yang berisiko
Sutoto.KARS 29
Contoh Formulir telaah resep
NO TELAAH RESEP YA TDK KETERANGAN/
TINDAK LANJUT
1 KEJELASAN TULISAN RESEP
2 TEPAT OBAT
3 TEPAT DOSIS
4 TEPAT RUTE
5 TEPAT WAKTU
6 DUPLIKASI
7 ALERGI
8 INTERAKSI OBAT
9 BERAT BADAN (PASIEN ANAK)
10 KONTRA INDIKASI LAINNYA

NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH


Sutoto.KARS 30

Anda mungkin juga menyukai