Anda di halaman 1dari 8

PERAWAT ASROB

19 Januari 2010
KEMOTERAPI
Filed under: 1 ROBBY BEE @ 4:38 PM

A.

Pengertian Sitostatika

Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel secara fraksional
tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil.

( fraksi

(Hanifa Wignjosastro, 1997)

B.

Tujuan Pemberian Kemoterapi

F Meringankan gejala
F Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker
C. Cara Pemberian
Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :
1. PO : Per Oral
2. SC : Sub Cutan
3. IM : Intra Muscular
4. IV : Intra Vena
5. IT : Intra Thecal
6. IP : Intra Peritoneal / Pleural
Pemilihan vena dan tempat penusukan
Pemilihan vena dan arteri yang tepat serta peralatan yang harus dipakai ditentukan oleh usia
pasien, status vena dan obat yang diberikan melalui infus. Lakukan pemilihan vena diatas area
yang lentur serta pemilihan iv cateter yang paling pendek dan ukurannya yang paling kecil yang
sesuai. Vena yang sering digunakan adalah : Basillic, cephalica dan metakarpal. Tempat

penusukan harus diganti setiap 72 jam dan vena yang cocok untuk penusukan terasa halus dan
lembut, tidak keras dan menonjol serta memilih vena yang cukup lebar untuk tempat peralatan,
media kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jarigan lunak.
D. Prosedur
1. a.

Persiapan

Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan,
darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto thorax
AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.

Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat
sebelumnya.

Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.

Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga.

Siapkan obat sitostatika

Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.

Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya

Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu

Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.

Infus set dan vena kateter kecil

Alkohol 70 % dengan kapas steril

Bak spuit besar

Label obat

Plastik tempat pembuangan bekas

Kardex (catatan khusus)

b. Cara kerja

Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian farmasi dengan memakai alat
biosafety laminary airflow kemudian dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat khusus
tertutup. Diterima oleh perawat dengan catatan nama pasien, jenis obat, dosis obat dan jam
pencampuran.
Bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka, pencampuran dilakukan diruangan
khusus yang tertutup dengan cara :

Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau kain

Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu.

Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit.

Sebelum membuka ampul pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada puncak
ampul. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi
dengan kulit. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup, dengan tidak mengambil 2
kali

Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan kapas atau kasa
steril diujung jarum spuit.

Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9 % atau D5% dengan volume
cairan yang telah ditentukan

Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat kedalam flabot
atau botol infus.

Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir pemberian atau
dengan syringe pump.

Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan.

Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau jarum bekas
dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan.

2. Prosedur cara pemberian kemoterapi

Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara pemberian, waktu
pemberian dan akhir pemberian.

Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung tangan dan sepatu.

Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik

Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan infus

Berikan anti mual jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan, zofran, kitril
secara intra vena)

Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %

Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe pump) sesuai program

Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%

Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan diikat serta
diberi etiket.

Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen. Bila disposible
masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator
/ bakaran.

Catat semua prosedur

Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam dan awasi adanya tandatanda ekstravasasi.
E. Prinsip Kerja Kemoterapi
Prinsip kerja Kemoterapi adalah membunuh sel-sel yang cepat berkembang biak (terutama selsel kanker) dengan merusak atau mengganggu proses pembelahan sel.
F. Efek Samping Kemoterapi dan Penanganannya
Efek samping kemoterapi yang sering terjadi dan penanganannya:
Rambut rontok / menipis
Bersifat sementara. Rambut akan tumbuh kembali jika obat dihentikan.
Mual / muntah
Tetap berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang terlalu manis,
berminyak/ berlemak dan permen. Biasanya diberikan obat anti muntah oleh dokter.
Sembelit
Berikan makanan tinggi serat, misal sayuran dan buah-buahan. Minum banyak. Biasanya jika
lebih dari 3 hari tidak berak, akan diberikan obat oleh dokter.

Diare
Hindari makanan yang pedas / asam. Beri minum banyak dan makanan yang lunak. Jika mencret
lebih dari 1 hari akan diberikan obat oleh dokter.
Stomatitis / sariawan / gomen
Pelihara kebersihan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut. Biasanya akan diberikan obat oles
oleh dokter.
Penurunan daya tahan tubuh
Hindari sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan anak dari orang yang sedang flu, sakit
tenggorokan, cacar air, sakit kulit dan lain-lain. Pelihara kebersihan badan. Cuci tangan sebelum
makan dan sebelum atau setelah menyentuh anak.
Perubahan kulit : kering, gatal
Jaga kebersihan kulit. Gunakan pelembab yang tidak mengandung alkohol. Pakai baju yang
longgar.
G. Syarat pemberian obat Kemoterapi
Sebelum pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :
1. Keadaan umum harus cukup baik
2. Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
3. Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati baik
4. Diagnosis hispatologik diketahui
5. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi
6. Hemoglobin > 10 gr %
7. Leucosit > 5000 / ml
8. Trombosit > 100.000 / ml

Terkait
Luka Bakar (Burn) bag.IIIn "K D M"
Dasar PatofisiologiIn "1"

KEPERAWATAN INTRA OPERATIFIn "KMB"


Comments (1)

1 Komentar
1.
waduh apaan tuh? bingung ah kaboorrr
Komentar oleh ROBBY BEE 5 November 2010 @ 7:09 AM
Balas

Umpan RSS untuk komentar-komentar pada pos ini. TrackBack URI

Tinggalkan Balasan

Halaman:
o Blogger

Blogroll
o PERAWAT ASROB
o Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
o Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Kategori:
o 1
o MATERI KEPERAWATAN

Search:

Archives:

FISIOLOGI&ANATOMI

KDM

KMB

o November 2010
o Januari 2010
o Oktober 2009
o Maret 2009
o Februari 2009

Meta:
o Mendaftar
o Masuk log
o RSS
o RSS Komentar
o XHTML valid
o XFN
o Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

The Banana Smoothie Theme. Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti

Follow PERAWAT ASROB

Get every new post delivered to your Inbox.


Ditenagai oleh WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai