BUKU PEDOMAN
Tentang
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2013
BUKU PEDOMAN
tentang
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
b. Tata Urut. Buku pedoman ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :
1) Bab I Pendahuluan
2) Bab II Pedoman Pendidikan Pasien dan Keluarga
Pasien(perencanaan, ruang lingkup PPK, petugas dan evaluasi)
3) Bab III Pengorganisasian
4) Bab IV Tata laksana PPK (UGD, MCU,ICU, instalasi
rawat inap, instalasi rawat jalan)
5) Bab V Penutup
4. Landasan
a. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
c. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
f. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit,
PERSI,2011.
BAB II
PEDOMAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
1. Umum
Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien diperlukan agar pemberian pelayanan
kesehatan pasien di Rumah Sakit dapat berjalan lancar sesuai rencana
tatalaksana penyakitnya.
Pendidikan yang dilaksanakan meliputi:
a. Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien yang
berhubungan dengan pelayanan pasien, yaitu pendidikan yang diberikan
tentang penggunaan obat dan peralatan medis yang aman, potensi interaksi
antara obat dan dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan
teknik rehabilitasi.
b. Pedidikan dan pelatihan pasien dan keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan, yaitu pendidikan dan
pelatihan bagi pasien dan keluarga,agar mereka dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan selanjutnya setelah pulang perawatan, seperti mereka harus kontrol
kemana, bagaimana merawat luka sendiri atau keluarga, ataupun informasi
dimana komunitasnya untuk bisa saling bertukar informasi dan lain-lain.
c. Verifikasi hasil edukasi, yaitu edukasi yang sudah
diberikan, diverifikasi apakah pasien dan keluarga mengerti dan memahami
pendidikan yang diberikan.
d. Pemberian pendidikan secara kolaboratif, yaitu Bila ada
indikasi pemberian pendidikan oleh beberapa disiplin ilmu atau bagian
terhadap pasien yang sama, maka pendidikan diberikan secara kolaboratif agar
pengetahuan yang didapat pasien dan keluarga lebih komprehensif, konsisten
dan efektif.
2. Langkah – langkah
a. Melaksanakan PFE sesuai standar akreditasi Rumah Sakit
JCI.
1) Rumah sakit memberikan penyuluhan yang mendukung
partisipasi pasien dan keluarganya dalam keputusan
perawatan dan proses keperawatan.
2) Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diases dan
dimasukkan ke dalam rekam medis (Formulir pengkajian
pasien)
3) Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien yang berkesinambungan.
4) Penyuluhan pasien dan keluarga mencakup topik-topik
berikut, yang berkaitan dengan penyakit pasien, perawatan
pasien, penggunaan obat-obatan yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi antar obat-
obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri
serta teknik-teknik rehabilitasi.
5) Metode penyuluhan dipilih dengan mempertimbangkan
nilai yang dianut dan preferensi pasien dan keluarganya,
serta memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai
antara pasien, keluarga pasien dan staf sehingga terjadi
proses pembelajaran.
6) Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerjasama
untuk menyediakan penyuluhan.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi PFE bekerjasama
dengan PKRS setiap bulan.
c. Membuat laporan hasil pelaksanaan PFE kepada Ka RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad.
BAB III
PENGORGANISASIAN
11. Umum
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad menunjuk ketua tim PPK dan
memberikan kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap
dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Tim PPK terdiri dari
ketua tim, sekretaris, dan keanggotaan yang meliputi penanggung jawab di masing-
ruangan baik instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap.
PPK merupakan program terpadu dari berbagai unit, instalasi, dan
departemen yang bekerja bersama untuk tujuan yang ingin di capai, sehingga
diperlukan koordinasi dengan berbagai pihak melalui jalur komunikasi dan komando
yang jelas, juga bekerjasama dengan Promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
KARUMKIT
DIRBINYANMED
KETUA PFE
Dr. ALTIN W,SpKJ
KETUA PKRS
HARI SOESETYO, SKM, MARS SEKRETARIS
Ns.AMEI NURYANI,SKep
ANGGOTA
1. Nina F, Skep 11. Djamilah SSit 1. Ns. Muji R, SKep 11. Juariah, AMK
2. Lucya H 12. Zuhairiah,AMK 2. Hj. Rita,AMK 12. Trigonggo, Refraksionis
3. Ns.Pudji W,Skep 13. Juju J,AMK 3. Ns. Wiwit J, SKep 13. Shinta, AMK
4. Ns.Dewa AP,SKep 14. Hasnah,AMK 4. Ns.Suwardani,SKep 14. Sri (Gilut)
5. Tuti,AMK 15. Rusmawati,AMK 5. Suhartin H,AMK 15. Darmiati, AMK
6. Ns.S. Annisah,SKep 16. Mardiani,AMK 6. Rosmiati, SKM 16. Endang TM
7. Asmawati,SSit 17. Ns.Merry S,SKep 7. Alma H,AMK 17. Susilowati
8. Ekandarsih,SKM 18. Rosmani,AK 8. Br. Imam Muchtar 18. Puji Astuti, AMK
9. Tuti Iriana, SSit 19. Farmasi
13. Tugas Dan Tanggung Jawab
b. Dirbinyanmed
d. Sekretaris PPK.
1) Kriteria Sekretaris PPK.
e. Anggota PPK.
PELAKSANAAN KEGIATAN
14. Umum
.
16. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan Tempat
Persiapan tempat yang dimaksudkan sangat penting dalam pemberian
edukasi karena tempat atau ruangan yang kondusif dapat membantu pasien
atau keluarga untuk menerima edukasi yang jelas dan paham apa yang telah
diedukasikan oleh pasien dan keluarga.
b. Metoda.
c. Media
f. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien dan keluarga dan
dikoordinasikan dengan perawat penanggung jawab pasien.
BAB V
PENUTUP
17. Evaluasi