Anda di halaman 1dari 20

DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT

RSPAD GATOT SOEBROTO

PEDOMAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

Jakarta, Juli 2012


DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT
RSPAD GATOT SOEBROTO

KEPUTUSAN KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD


Nomor : Kep / …. / ….. / 2012

BUKU PEDOMAN

Tentang

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

DIREKTUR KESEHATAN ANGKATAN DARAT

Menimbang : 1. Kebutuhan piranti lunak berupa buku pedoman untuk


digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pedidikan
pasien dan keluarga di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

2. Bahwa untuk terlaksananya suatu kegiatan Pendidikan


Pasien dan Keluarga Pasiendi RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad, perlu dikeluarkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 1 / VII / 2007,


tanggal 5 Juli 2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat.

2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 2 / VII / 2007,


tanggal 5 Juli 2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan dan Penerbitan Doktrin / Buku Petunjuk Angkatan
Darat.

3. Keputusan Kasad Nomor Kep / 50 / XII / 2006 tanggal 29


Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad ( Orgas RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad).

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Dirkesad Nomor Sprin / …. / … ./ 2011


tentang Kelompok Kerja Penyusunan Buku Pedoman
Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasiendi RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad .

2. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Buku


Pedoman tentang Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien
di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1 Buku Pedoman tentang Pendidikan Pasien dan Keluarga


Pasien di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

2. Buku Pedoman ini berkualifikasi BIASA.

3. Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagai


Pembina materi buku pedoman ini.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2013

Ka RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

dr. Komaruddin Benyamin, SpBU


Brigadir Jenderal TNI
Distribusi :
1. Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
2. Ketua Komite Riset RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
3. Dirbinyanmed RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
4. Para Kadep, Ka Instal RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
5. Dirlak Yanmasum RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
DIREKTORAT KESEHATAN
RSPAD GATOT SOEBROTO

BUKU PEDOMAN
tentang
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagai rumah sakit rujukan tertinggi


di jajaran TNI-AD, senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu dalam
memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan bagi TNI dan keluarganya
serta masyarakat umum. Demikian juga dalam memberikan pendidikan
kesehatan bagi pasien dan keluarga di rumah sakit.

b. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu


organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat

c. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan


yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

d. Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Ditkesad


sebagai salah satu badan pelaksana Kesehatan Angkatan Darat merupakan
rumah sakit kebanggaan prajurit dan warga TNI. Tugas pokok RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi
perumahsakitan di tingkat pusat dan sebagai pusat rujukan tertinggi dijajaran
Kesehatan Angkatan Darat, dituntut untuk selalu memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, dengan meningkatkan kemampuan sesuai dengan
dinamika perkembangan yang ada, baik dari aspek spektrum penyakit
maupun kemajuan teknologi.

e. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu perlu dilakukan


komunikasi efektif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya
di rumah sakit. Dalam komunikasi tersebut, disampaikan edukasi pasien dan
keluarganya mengenai penyakit yang dideritanya, tatalaksana, setiap
pelayanan/ tindakan yang akan diberikan dan kondisi umum pasien.

f. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dibuat pedoman edukasi


pasien dan keluarga dalam menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

g. Guna mengoptimalkan upaya peningkatan kesehatan bagi pasien dan


keluarga, maka perlu dibuat buku pedoman pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi
pasien dan keluarga.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud. Buku pedoman ini disusun dengan maksud untuk
dipedomani dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.
b. Tujuan. Dengan adanya buku pedoman edukasi ini diharapkan
pemberi edukasi mempunyai pedoman dan keseragaman dalam memberikan
edukasi kepada pasien dan keluarganya.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut


a. Ruang Lingkup. Buku pedoman ini meliputi Asesmen
kebutuhan pendidikan, Asesmen kemampuan dan kemauan belajar,
Pendidikan dan pelatihan pasien dan keluarga, Pendidikan Pasien dan
Keluarga Pasienyang berhubungan dengan pelayanan pasien, Verifikasi hasil
edukasi dan Pemberian pendidikan secara kolaboratif.

b. Tata Urut. Buku pedoman ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :
1) Bab I Pendahuluan
2) Bab II Pedoman Pendidikan Pasien dan Keluarga
Pasien(perencanaan, ruang lingkup PPK, petugas dan evaluasi)
3) Bab III Pengorganisasian
4) Bab IV Tata laksana PPK (UGD, MCU,ICU, instalasi
rawat inap, instalasi rawat jalan)
5) Bab V Penutup

4. Landasan
a. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
c. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
f. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit,
PERSI,2011.

5. Pengertian (Sublampiran A).

a. Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk


membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal (Notoatmodjo,
1993).
b. Stuart (1968), dikutip oleh Suhila, (2002) mengatakan bahwa
pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran
yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, keluarga
dan masyarkat yang merupakan cara perubahan berfikir, bersikap dan
berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan promosi hidup sehat.

BAB II
PEDOMAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

1. Umum
Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien diperlukan agar pemberian pelayanan
kesehatan pasien di Rumah Sakit dapat berjalan lancar sesuai rencana
tatalaksana penyakitnya.
Pendidikan yang dilaksanakan meliputi:
a. Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien yang
berhubungan dengan pelayanan pasien, yaitu pendidikan yang diberikan
tentang penggunaan obat dan peralatan medis yang aman, potensi interaksi
antara obat dan dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan
teknik rehabilitasi.
b. Pedidikan dan pelatihan pasien dan keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan, yaitu pendidikan dan
pelatihan bagi pasien dan keluarga,agar mereka dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan selanjutnya setelah pulang perawatan, seperti mereka harus kontrol
kemana, bagaimana merawat luka sendiri atau keluarga, ataupun informasi
dimana komunitasnya untuk bisa saling bertukar informasi dan lain-lain.
c. Verifikasi hasil edukasi, yaitu edukasi yang sudah
diberikan, diverifikasi apakah pasien dan keluarga mengerti dan memahami
pendidikan yang diberikan.
d. Pemberian pendidikan secara kolaboratif, yaitu Bila ada
indikasi pemberian pendidikan oleh beberapa disiplin ilmu atau bagian
terhadap pasien yang sama, maka pendidikan diberikan secara kolaboratif agar
pengetahuan yang didapat pasien dan keluarga lebih komprehensif, konsisten
dan efektif.

Sebelum Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien dilaksanakan,


pasien dan keluarga diasesmen mengenai kebutuhan, materi pendidikan dan
tingkat kemampuan serta kemauan belajar mereka, agar tujuan pendidikan
tersebut tercapai.
Untuk melaksanakan Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien
diperlukan mekanismenya dan sistem pencatatan di setiap
Departemen/Instalasi Rumah Sakit.

2. Rencana Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien


Setiap pasien dan keluarga yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
baik di instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, UGD, MCU, ICU harus
mendapat pendidikan yang materinya disesuaikan dengan penyakitnya dan
layanan kesehatan yang akan diberikan.
Sebelum memberikan pendidikan, pasien dan keluarga dilakukan
assesmen kebutuhan pendidikan apa yang akan diberikan sesuai dengan
penyakitnya, dan assesmen kemampuan dan kemauan belajarnya. Keyakinan
dan nilai-nilai, kemampuan membaca, tingkat pedidikan dan bahasa yang
digunakan, hambatan emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif
serta kesediaan pasien untuk menerima informasi. Data ini digunakan dalam
merencanakan teknik apa yang akan digunakan dalam pendididkan pasien dan
keluarga, agar tujuan pendidikan dapat dicapai.

Pengertian Manajemen strategis Pendidikan Pasien dan Keluarga


Pasien adalah kajian dan rencana strategis dalam pengelolaan pelayanan di
rumah sakit, sebagai akibat adanya perubahan, masalah kesehatan, IPTEK
kesehatan dan keperawatan, kebijakan, kondisi financial serta harapan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang menuntut profesionalisme.
b. Manajemen strategis Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien disusun agar
seluruh bagian - bagian atau unit kerja di Rumah Sakit mempunyai kesamaan
dalam edukasi kepada pasien dan keluarganya, bertindak dan berpandangan
ke depan serta mempertahankan konsistensi pelayanan pasien secara
berkesinambungan, menyeluruh dalam mencapai visi rumah sakit dengan
efektif dan efisien.

2. Langkah – langkah
a. Melaksanakan PFE sesuai standar akreditasi Rumah Sakit
JCI.
1) Rumah sakit memberikan penyuluhan yang mendukung
partisipasi pasien dan keluarganya dalam keputusan
perawatan dan proses keperawatan.
2) Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diases dan
dimasukkan ke dalam rekam medis (Formulir pengkajian
pasien)
3) Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien yang berkesinambungan.
4) Penyuluhan pasien dan keluarga mencakup topik-topik
berikut, yang berkaitan dengan penyakit pasien, perawatan
pasien, penggunaan obat-obatan yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi antar obat-
obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri
serta teknik-teknik rehabilitasi.
5) Metode penyuluhan dipilih dengan mempertimbangkan
nilai yang dianut dan preferensi pasien dan keluarganya,
serta memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai
antara pasien, keluarga pasien dan staf sehingga terjadi
proses pembelajaran.
6) Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerjasama
untuk menyediakan penyuluhan.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi PFE bekerjasama
dengan PKRS setiap bulan.
c. Membuat laporan hasil pelaksanaan PFE kepada Ka RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad.

BAB III

PENGORGANISASIAN

11. Umum

Organisasi Panitia Pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga


Pasien(PPK) / Patient and Family Education (PFE), dibentuk untuk menjawab
kebutuhan rumah sakit dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang dibutuhkan pasien dan keluarganya untuk membuat keputusan
perawatan, berpartisipasi dalam perawatan, dan melanjutkan perawatan di rumah.
Organisasi PPK disyahkan oleh kepala rumah sakit, yang keanggotaannya meliputi
perwakilan dari berbagai profesi terkait dari instalasi dan unit yang memberikan
pelayanan kepada pasien secara langsung. Adapun petugas yang dimaksud adalah
dokter DPJP, dokter spesialis, farmasi, perawat, akhli gizi, fisioterapis, psikiater, dan
rohaniwan.

Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad menunjuk ketua tim PPK dan
memberikan kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap
dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Tim PPK terdiri dari
ketua tim, sekretaris, dan keanggotaan yang meliputi penanggung jawab di masing-
ruangan baik instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap.
PPK merupakan program terpadu dari berbagai unit, instalasi, dan
departemen yang bekerja bersama untuk tujuan yang ingin di capai, sehingga
diperlukan koordinasi dengan berbagai pihak melalui jalur komunikasi dan komando
yang jelas, juga bekerjasama dengan Promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

12. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PPK (PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA)

KARUMKIT

DIRBINYANMED

KETUA PFE
Dr. ALTIN W,SpKJ

KETUA PKRS
HARI SOESETYO, SKM, MARS SEKRETARIS
Ns.AMEI NURYANI,SKep

ANGGOTA

1. Dr. SETIJO W,SpRM


2. Dr. IRHAMNI,SpBA
3. Dr. IRA M MS,SpGK
4. Dra. SUSETYORINI
5. Dra. MARICE M, MARS
6. Ns. SATRIA G,SKP MKep Sp. Kep. Kom
7. SANIAR P, SKM
8. Ns. MARHAMAH,SKep

1. Nina F, Skep 11. Djamilah SSit 1. Ns. Muji R, SKep 11. Juariah, AMK
2. Lucya H 12. Zuhairiah,AMK 2. Hj. Rita,AMK 12. Trigonggo, Refraksionis
3. Ns.Pudji W,Skep 13. Juju J,AMK 3. Ns. Wiwit J, SKep 13. Shinta, AMK
4. Ns.Dewa AP,SKep 14. Hasnah,AMK 4. Ns.Suwardani,SKep 14. Sri (Gilut)
5. Tuti,AMK 15. Rusmawati,AMK 5. Suhartin H,AMK 15. Darmiati, AMK
6. Ns.S. Annisah,SKep 16. Mardiani,AMK 6. Rosmiati, SKM 16. Endang TM
7. Asmawati,SSit 17. Ns.Merry S,SKep 7. Alma H,AMK 17. Susilowati
8. Ekandarsih,SKM 18. Rosmani,AK 8. Br. Imam Muchtar 18. Puji Astuti, AMK
9. Tuti Iriana, SSit 19. Farmasi
13. Tugas Dan Tanggung Jawab

a. Kepala rumah sakit :


1) Mengesahkan Tim PPK/PFE dengan mengeluarkan surat
keputusan/Sprin atas usulan Dirbinyanmed.
2) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
3) Mengesahkan kebijakan pelaksanaan PPK berdasarkan saran
dari Dirbinyanmed.
4) Mengesahkan SOP PPK

b. Dirbinyanmed

1) Membentuk Tim PPK/PFE dan mengusulkan kepada Kepala


rumah sakit untuk diterbitkan surat keputusan/Sprin
2) Menentukan kebijakan pelaksanaan PPK berdasarkan saran
dari Tim PPK
3) Mengadakan evaluasi kebijakan pelaksanaan PPK di rumah
sakit berdasarkan saran dari Tim PPK.
5) Mengusulkan pengesahkan SOP PPK
b. Ketua Tim PPK
1) Kriteria Ketua Tim PPK :
a) Seorang dokter umum/ spesialis/ Perawat yang
profesional yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dalam
memberikan pendidikan kesehatan.
b) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan PPK
2) Tugas dan Tanggungjawab :
a) Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPK, agar kebijakan
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh semua petugas
kesehatan di rumah sakit dan rohaniwan.
b) Menyusun SOP dan mengevaluasi SOP PPK
c) Mengusulkan media dan bahan pengajaran yang
dibutuhkan ke masing-masing SMF.
d) Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan di
lapangan dalam pelaksanaan PPK.
e) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kebijakan bekerjasama dengan PKRS.
f) Mengusulkan kepada Ka RSPAD agar menginstruksikan
kepada Kepala Departemen/Ka Instalasi untuk pengadaan
ruangan khusus pelaksanaan PPK kelompok
g) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan PPK di
rumah sakit.
h) Mengajukan sarana/peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan PPK
i) Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPK

c. Ketua Tim PKRS


1) Kriteria Ketua Tim PKRS :
a) Seorang sarjana kesehatan/kesehatan masyarakat yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman, dalam melaksanakan
promosi kesehatan di rumah sakit.
b) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan promosi
kesehatan rumah sakit (PKRS)
2) Tugas dan Tanggungjawab PKRS
a) Menyusun rencana operasional pelaksanaan PKRS .
b) Mengajukan sarana/peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan PKRS.
c) Mengajukan anggaran kepada pimpinan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan PKRS
d) Bekerjasama dengan PPK dalam pelaksanaan kegiatan
PKRS
e) Bekerjasama dengan PPK dalam monitoring dan
evaluasi pelaksanaan PKRS.

d. Sekretaris PPK.
1) Kriteria Sekretaris PPK.

a) Dijabat oleh seorang perawat yang mempunyai


kepedulian, pengetahuan, dan pengalaman dalam pemberian
edukasi kepada pasien dan keluarga.
b) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pendidikan
pasien dan keluarga (PPK)

2) Tugas dan Tanggung jawab sekretaris PPK


a) Mengendalikan, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan PPK.
b) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan
kesekretariatan PPK.
c) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
bertanggung jawab kepada ketua PPK.

e. Anggota PPK.

1) Kriteria Anggota PPK


a) Seorang dokter umum/ spesialis/ Perawat profesional
yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, dalam
memberikan pendidikan kesehatan.
b) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan PPK
c) Memiliki komitmen dalam melaksanakan PPK
c) Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.
d) Bekerja purna waktu

2) Tugas dan Tanggung jawab Anggota PPK


a) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor
pelaksanaan PPK.
b) Memonitor pelaksanaan PPK dan penerapan SOP PPK.
c) Memonitor kendala dalam pelaksanaan dan penerapan SOP
PPK
d) Melaporkan hasil pemantauan kepada ketua Tim PPK.
e) Mengadakan pelatihan tehnik komunikasi dalam pelaksanaan
PPK
f) Bersama-sama ketua tim untuk memberikan motivasi dan
teguran kepada petugas kesehatan yang tidak melaksanakan PPK
g) Bersama Ketua Tim PPK mengajukan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PPK.
h) Membuat tindak lanjut hasil monitoring yang dilakukan oleh
penanggung jawab di setiap unit.

f. Penanggung Jawab PPK di setiap Unit


1) Kriteria Penanggung Jawab PPK di setiap Unit :
a) Sebagai kepala ruangan di setiap unit
b) Perawat dengan pendidikan minimal DIII dan mengikuti
pelatihan PPK
c) Memiliki komitmen dalam pelaksanaan PPK

2) Tugas dan Tanggungjawab :


a) Berkoordinasi dengan DPJP, dokter Konsulen, dan
petugas kesehatan lainnya yang terkait serta rohaniwan.
b) Mengawasi pelaksanaan PPK di unit kerja
c) Memberikan motivasi dan teguran kepada petugas dalam
pelaksanaan PPK.
d) Memberitahukan kepada anggota PPK apabila ada kesulitan
dalam pelaksanaan PPK.
e) Berkoordinasi dengan anggota PPK dalam pelaksanaan PPK
berkelompok.
f) Melaporkan hasil pemantauan pelaksanaan PPK kepada
anggota PPK.
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

14. Umum

Rumah sakit mempunyai kewajiban untuk memberikan edukasi kepada


pasien dan keluarga agar mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
berpartisipasi dalam proses perawatan kesehatan dan keputusan perawatan.
Edukasi direncanakan untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapat
penyuluhan yang dibutuhkannya. Rumah sakit memilih cara untuk mengelola
sumberdaya pendidikannya dengan efektif dan efisien, menunjuk koordinator,
menyelenggarakan, bekerjasama dengan semua staf untuk memberikan edukasi
secara terkoordinasi.

15. Metode Pelaksanaan


Sebelum memberikan edukasi terlebih dahulu dilakukan assesmen terhadap
kebutuhan edukasi pasien dan keluarga.

.
16. Pelaksanaan Kegiatan

a. Persiapan Tempat
Persiapan tempat yang dimaksudkan sangat penting dalam pemberian
edukasi karena tempat atau ruangan yang kondusif dapat membantu pasien
atau keluarga untuk menerima edukasi yang jelas dan paham apa yang telah
diedukasikan oleh pasien dan keluarga.
b. Metoda.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan keada pasien dan keluarga dapat


menggunakan berbagai metoda sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan.
Metoda pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berupa perorangan dan
kelompok.
1) Metoda perorangan diberikan apabila pasien dan keluarga
menginginkan informasi yang jelas tentang penyakitnya, atau pasien dan
keluarga yang membutuhkan privacy, pasien dan keluarga yang
membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan.
2) Metoda kelompok dilakukan untuk memberikan edukasi kepada
kelompok pasien dan keluarga yang mempunyai penyakit yang sejenis
atau juga dapat digunakan untuk memberikan edukasi dalam rangka
upaya pencegahan kekambuhan dan komplikasi.

Selain metoda pelaksanaan juga diperlukan metoda edukasi dalam


pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga, metoda tersebut
meliputi:
1) Ceramah
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Demonstrasi
4) Simulasi
5) Latihan dan praktik

c. Media

Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga,


media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang
dimaksud meliputi:
1) Leaflet atau brosur
2) Booklet
3) Lembar balik
4) Poster
5) LCD, Video, TV kabel
6) Boneka/panthom
7) Alat-alat lain sesuai kebutuhan

d. Persiapan pasien dan keluarga


Untuk pelaksanaan edukasi kepada pasien dan keluarga, sebelumnya dikaji
kesediaannya untuk menerima edukasi yang diberikan, agar edukasi dapat diterima
dengan baik dan jelas.

e. Persiapan petugas edukator


Petugas edukator adalah petugas kesehatan yang telah dilatih dalam
pemberian edukasi dan harus mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan baik.

f. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien dan keluarga dan
dikoordinasikan dengan perawat penanggung jawab pasien.

BAB V
PENUTUP

17. Evaluasi

Program PPK dapat dilaksanakan secara optimal bila didukung kepedulian


oleh semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PPK, sarana yang menunjang,
dan kebijakan dari pimpinan. Pelaksanaan PPK dievaluasi secara berkala setiap 3
bulan, dan hasilnya dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan.

Jakarta, Januari, 2013


Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

dr. Komarudin Bunyamin, SpU.


Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai