Logo tersebut merupakan Logo yang dimiliki oleh RSPAD Gatot Soebroto. Seperti
Logo pada umumnya, logo tersebut mempunyai makna tersendiri dibalik sejarahnya yaitu,
tulisan Hesti Wira Sakti yang mempunyai arti mengejar keperwiraan dan kesaktian, bintang
yang melambangkan pancasila, lambang burung yang dipakai adalah burung garuda,
sayapnya menunjukan tahun, bulu ekor merupakan bulan dan bulu kaki merupakan tanggal,
jika diurutkan sebagai tanggal dari jumlah tersebut yaitu 26 Oktober 1945 yang merupakan
tanggal berdirinya Kesehatan Angkatan Darat. Warna Kuning dari logo tersebut mempunyai
arti perwira, sedangkan warna hijau yang digunakan sama seperti warna daun sambiloto yang
dipercaya sebagai obat mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Mengingat RSPAD
Gatot Soebroto merupakan bagian dari Kesehatan Angkatan Darat logo di atas mempunyai
relevansi yang kuat untuk digunakan sebagai Branding rumah sakit.
RSPAD Gatot Soebroto sebagai salah satu badan pelaksana Kesehatan Angkatan
Darat yang bertugas pokok menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumahsakitan di
tingkat pusat dan sebagai pusat rujukan tertinggi di jajaran Kesehatan Angkatan Darat,
dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan berdasarkan dengan dinamika perkembangan
yang ada, baik dari aspek spektrum penyakit maupun kemajuan teknologi. Salah satu upaya
untuk mempertahankan mutu pelayanan kesehatan adalah melalui kegiatan akreditasi rumah
sakit yang telah dimulai sejak tahun 1998 yaitu RSPAD Gatot Soebroto terakreditasi 12
pelayanan kesehatan, kemudian tahun 2002 terakreditasi 16 pelayanan kesehatan yang ke I
dan tahun 2008 terakreditasi 16 pelayanan kesehatan yang ke II. Tahun 2013 RSPAD Gatot
Soebroto telah melaksanakan penilaian akreditasi nasional versi 2012 oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit ( KARS ) dengan hasil kelulusan Paripurna dan pada tahun 2014 terakreditasi
berstandar internasional dari Joint Commission International (JCI) yang bermarkas di
Amerika Serikat.
2.1.2 Visi dan Misi RSPAD Gatot Soebroto
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit berstandar Internasional, rujukan utama dan Rumah
Sakit Pendidikan serta merupakan kebanggaan prajurit dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyelenggarakan fungsi rumah sakit tingkat pusat dan rujukan
tertinggi bagi rumah sakit TNI AD dalam rangka mendukung tugas
pokok TNI AD.
2) Menyelenggarakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang bermutu
secara menyeluruh untuk prajurit PNS TNI AD dan keluarga serta
masyarakat.
3) Mengembangkan keilmuan secara berkesinam- bungan.
4) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui pendidikan
berkelanjutan.
5) Memberikan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan
penelitian bagi tenaga kesehatan.
Kamar perwatan khusus untuk anak, tersedia ruang rawat inap unuk perwatan
kebidanan dan memiliki system rawat gabung dengan bayinya, sebagai wujud
Rumah Sakit sayang bayi.
Pelayanan perawatan Non Paviliun, tersedia kamar perawatan rawat inap kelas
I, kelas II dan kelas III yang meliputi perawatan umum, perawatan bedah,
perawatan paru, perawatan anak, perawatan jiwa, perawatan jantung, perawatan
(Obesitas dan Ginekologi), Unit stroke, perawatan intensip (ICU)
a. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan
kepuasan pasien untuk menunjang aspek promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitatif serta meningkatkan kualitas hidup.
2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
3) Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) terapan.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Memberikan pelayanan gizi dengan memperhatikan berbagai aspek
gizi dan penyakit dalam upaya penyembuhan
2) Tujuan Khusus
Melaksanakan fungsi rujukan tertinggi bagi RS di lingkungan
TNI AD serta masyarakat umum, khususnya bagi pelayanan gizi
Penegakkan diagnosa gangguan gizi dan metabolisme zat gizi
berdasarkan anamnesa, antropometri, gejala klinis dan biokimia
tubuh (laboratorium).
Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan gizi.
Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang
diberikan sesuai perubahan serta cara pengolahan bahan
makanan.
Tercapainya sumber daya manusia baik kuantitas maupun
kualitas yang mampu mendukung pelayanan gizi di RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad.
Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik.
Melaksanakan fungsi pendidikan, penelitian dan pengembangan
di bidang gizi.
2.1.4 Pengorganisasian Unit Gizi Rumah Sakit Kepresidenan (RSPAD) Gatot
Soebroto
a. Struktur Organisasi.
KANIT GIZI
KAPOK
MIN
STAF S
FUNG
GIZI
5) Staf Fungsional.
Jumlah staf yang bekerja di Unit Gizi RSPAD Gatot Soebroto sebanyak 97 orang,
yang terdiri dari berbagai tingkat kepangkatan militer, golongan PNS dan juga honorer.
Adapun penggolongan ketenagaan dengan rincian sebagai berikut :
a. Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah (Orang)
1 Militer 6
2 PNS 54
3 Pegawai honorer 37
Jumlah 97
2.2.2 Biaya
Biaya pelayanan gizi rumah sakit adalah biaya yang telah atau akan dikeluarkan
dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit, dan salah satunya
meliputi biaya untuk kegiatan penyelenggaraan makanan pasien.
Biaya makan per orang di rumah sakit kepresidenan RSPAD gatot soebroto
sebanyak Rp.40.000/hari . Perhitungan biaya makanan pasien tersebut berdasarkan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan makanan tanpa
memperhitungkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead lainnya. Hal ini karena untuk
biaya makan pasien belum menggunakan unit cost tetapi masuk ke dalam biaya akomodasi
rawat inap di rumah sakit. Hanya saja yang membedakan dari segi penyajian yaitu pasien
berpangkat diatas kolonel disajikan dalam piring sedangkan yang lainnya dalam kotak nasi
plastik (tupperware)
2.2.3 Peraturan
2.2.4.1 Fasilitas
RSPAD Gatot Soebroto memiliki fasilitas peralatan medis yang canggih seperti
CTScan, Mamografi, Ultrasonografi, Echocardiografi, MRI, 5 Tesia, MSCT 64 slide,
Arthroscopy Spine Surgery, Linac CT simulator, Digital Substraction Angiography 3D
(DSA-3D), USG 4 Dimensi.
2.2.5 Konsumen
Unit gizi Rumah sakit kepresidenan RSPAD Gatot soebroto merupakan suatu unit
penyelenggaraan makanan yang melayani masyarakat dari berbagai kalangan diantaranya
pasien dinas, jaminan kesehatan nasional (Angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara ,
polri, departemen), BPJS (KJS dan mandiri), swasta dan honor sertajuga menyediakan
makanan untuk dokter jaga, pegawai dan beberapa staf .
a. Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah pasien rawat inap tahun
sebelumnya
b. Membuat standar kecukupan gizi (standar porsi) ke dalam berat kotor
bahan makanan
c. Menghitung perkiraan indeks harga makanan perorang perhari perpasien
sebagai bahan makanan Yanmasium
d. Menghitung perkiraan anggaran belanja makanan setahun sesuai diet
pasien
e. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada Ka RSPAD tembusan
kepada Diektur Pembina Penunjang Umum (Dirbinjangum) dan Kabina
Yanmasum, selanjutnya diproses sesuai dengan mekanisme pengajuan
pengadaan barang-barang umum
f. Perkiraan rencana anggaran diusulkan setiap akhir tahun untuk tahun
anggaran berikutnya
Nasi
Pagi 150 gram
Siang 125 gram
Malam 125 gram
Nasi Tim/Bubur 75 gram
Ayam 135 gram
Ayam cincang 50 gram
Ikan 50 gram
Ikan cincang 50 gram
Daging 50 gram
Tempe 50 gram
Tahu 50 gram
Sayur 100 gram
Buah 100 am
7. Menyusun menu dengan cara sebagai berikut:
a. Mengumpulkan berbagai jenis hidangan, mengelompokkan berdasarkan jenis
makanan (lauk hewani, nabati, sayuran, buah, dan snack) sehingga
memungkinkan variasi yang lebih banyak
b. Menyusun pola menu dan master menu yang memuat garis besar frekuensi
penggunaan bahan makanan hariandengan siklus menu yang berlaku
c. Memasukkan hidangan yang serasi warna, komposisi, konsistensi, bentuk dan
variasinya, kemudian disusun berturut-turut untuk karbohidrat, lauk hewani,
lauk nabati, sayur, buah, dan snack
d. Menyiapkan formulir penilaian yang meliputi pola menu, kombinasi warna,
tekstur, konsistensi, rasa, aroma, ukuran, bentuk potongan, temperature
makanan, pengulangan menu penyajian, dan sanitasi
e. Menilai menu dengan beberapa cara penilaian
f. Melakukan survey untuk mengetahui tanggapan pasien
g. Membuat perbaikan menu dan selanjutnya menu siap untuk dilaksanakan
1. Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahana makanan
apakah termasuk dalam:
a) Bahan makanan segar
b) Bahan makanan kering
2. Hitung semua kebutuhan bahan makanan satu per satu dengan cara:
a) Tentukan jumlah konsumen rata-rata yang dijalani
b) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam satu siklus menu
(menggunakan siklus menu 10 hari)
c) Tetapkan kurun waktu untuk bahan-bahan makanan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,
dan 1 tahun)
d) Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan
menggunakan kalender
Contoh: bila menu yang digunakan 10 hari maka dalam 1 bulan (30
hari) berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan ada 31 hari maka berlaku 3 kali siklus
ditambah untuk tanggal 31
e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang
ditetapkan ( 1 bulan, 3 bualan, 6 bulan, dan 1 tahun)
f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah dilengkapi
dengan spesifikasinya
1) Jadwal Persiapan
Kegiatan persiapan bahan makanan untuk makan pagi di Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto dimulai pada malam sebelumnya, yaitu pada
pukul 20.00 WIB. Untuk persiapan bahan makanan untuk makan siang dilakukan
pada pagi hari pukul 07.00. Sedangkan persiapan untuk makan sore dilakukan pada
pukul 13.00.
Untuk jadwal makanan enteral (sonde) disesuaikan dengan jadwal makan pasien.
2) Persiapan Bumbu
Kegiatan persiapan bumbu meliputi membersihkan, mengupas dan menggiling
atau menumis. Setelah digiling, bumbu dibagi berdasarkan menu dan porsi makanan.
Bumbu yang akan disimpan, harus ditumis dulu agar bisa bertahan lebih lama.
3) Persiapan Makanan Pokok (beras)
Persiapan makanan pokok meliputi, penghitungan berat yang diperlukan,
pencucian dan pengolahan. Beras yang sudah ditimbang kemudian dicuci dengan air
mengalir dan dimasak. Untuk bubur, dimasak dengan perbandingan air 1:6. Untuk nasi
tim perbandingan air nya adalah 1:4. Dan nasi biasa 1:2.
Untuk makanan sonde, lauk yang sudah dibersihkan di giling hingga halus
kemudian di bagi sesuai porsi pasien.
e. Pengolahan sonde
2. Jadwal pengolahan dan pendistribusian
a. Makan Pagi
- Jadwal pengolahan : Lauk hewani dan nabati jam 21.00 dan dipanaskan saat
akan didistribusikan yaitu pukul 03.30. Sayuran diolah jam 03.00
- Jadwal pendistribusian : pukul 04.00-06.00
b. Makan siang
- Jadwal pengolahan : Untuk lauk hewani, nabati, buah dan sayuran pukul
07.30-11.00
- Jadwal pendistribusian : 11.00-13.00|
c. Makan malam
- Jadwal pengolahan : Semua bahan makanan diolah pukul 13.30-16.00
- Jadwal pendistribusian : pukul 16.00-18.00
3. Pengolahan Makanan Pokok
Pengolahan makanan pokok dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasi biasa, nasi
tim, dan bubur. Untuk nasi biasa dengan bahan beras pulen menggunakan
perbandingan air 1:1, sedangkan nasi biasa dengan bahan beras biasa menggunakan
perbandingan air 1:1.5. Untuk nasi tim menggunakan perbandingan air 1:4, dan bubur
menggunakan perbandingan air 1:6. Di RSPAD Gatot Subroto beras yang dimasak
untuk menjadi nasi sebanyak + 25 kg, untuk nasi tim berasnya sebanyak + 2 kg dan
untuk bubur sebanyak + 5 kg.
Berikut proses pengolahan nasi biasa, nasi tim dan nasi bubur :
a. Beras dicuci hingga bersih kemudian dimasukkan dalam wadah pemasak nasi .
b. Masukkan wadah yang berisi beras dalam steamer penanak nasi dan tambahkan
air. Untuk nasi tim air yang digunakan lebih banyak
c. Terakhir tutup steamer, dan masak nasi dan nasi tim selama 1 1/5 jam hingga nasi
matang.
d. Nasi dan nasi tim yang telah matang bisa dicetak menggunakan mangkuk khusus
seperti gambar dibawah.
Berikut proses pengolahan bubur :
Beras yang telah di cuci dengan bersih dimasukan dalam wadah besar yang
berisi air, kemudian ditunggu hingga 1 jam sampai bubur matang. Agar tidak lengket
bubur sesekali diaduk.
Untuk pasien dengan diet lunak atau cincang, lauk hewani seperti daging dan
ikan dihancurkan dan dibentuk seperti bola-bola dengan berat 1 porsinya 50 gr.
Sedangkan untuk anak-anak lauk hewani dihancurkan dicetak dengan berbagai bentuk
agar anak termotovasi untuk memakannya.
Daging yang telah dicindcang dibentuk bulat-bulat dan direbus dalam air. Sisa
air perebusan daging (kaldu) digunakan sebagai cairan air untuk membuat makanan
disonde.
5. Pengolahan Lauk Nabati
Pengolahan lauk nabati dibagi atas pengolahan lauk nabati berdiet dan lauk
nabati non diet. Lauk nabati yang digunakan terdiri dari tempe dan tahu.
Berikut ini contoh pengolahan makanan diet untuk lauk hewani “tempe keri”
Tempe yang telah dipersiapkan dimasukakkan dalam bumbu kari yang telah
dibuat. Tempe direbus hingga matang.
6. Pengolahan sayuran
Sayuran yang digunakan di penyelenggaraan rumah sakit ini terdiri dari bayam,
kangkung, labu siam, kacang panjang, wortel, labu air, jagung putren, oyong, dan
daun melinjo.
Pengolahan sayur biasa seperti sayur bayam setelah dipersiapkan dimasak dalam
wadah besar dengan air. Sayur dimasak hingga layu. Sayur untuk pasien diabetes mellitus
diberi 2 macam dan untuk pengolahannya tersendiri di tempat pengolahan makanan diet,
seperti gambar dibawah ini :
7. Pengolahan Snack
Rumah Sakit Kepresidenan Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto tidak membuat
macam-macam snack untuk pasien. Snack seperti kue dipesan ditempat lain dan telah
mempunyai rekanan tersendiri. Rumah sakit hanya membuat snack seperti agar-agar,
pemberian buah pepaya untuk pasien DM dan pembuatan bubur sum-sum atau bubur
belirium untuk pasien yang menggunakan sonde. Ini adalah gambar pembuatan snack agar-
agar :
8. Pemorsian Hidangan
Hidangan yang telah selesai dimasakan akan didistribusikan ke pasien.
Hidangan di masukkan dalam tempat yang telah dipersiapkan masing-masing ruangan
pasien dengan jenis diet yang telah ditentukan.
Makanan pokok dihidangkan dengan porsi : nasi biasa 250 gr, nasi tim 225gr ,
dan bubur 450gr
Lauk hewani dihidangkan dengan porsi : ayam 135 gr (dengan tulang) dan
daging 50 gr serta ikan 75 gr.
Lauk nabati dihidangkan dengan porsi : tahu 50 gr dan tempe 50 gr.
Snack diberikan satu porsi untuk satu pasien dan hanya diberikan satu kali
pada pagi hari
Pemberian buah hanya dilakukan satu kali yaitu pada saat makan siang. Buah
yang biasa diberikan yaitu pepaya dan pisang.
1. Pengertian
Permintaan dan penyajian makanan enteral adalah serangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan makanan dalam bentuk cair / blendarais buatan rumah
sakit maupun produk pabrikan / komersil yang diberikan kepada penderita melalui
oral atau pipa (sonde). Makanan enteral ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi
secara keseluruhan mauoun sebagai suplemen.
2. Tujuan
a. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi optimal sesuai kebutuhan dalampenyerapan,
mempertahankan atau memperbaiki status gizi penderita guna membatu
mempercepat penyembuhan
b. Sebagai makanan tambahan pada pasien yang belum dapat terpenuhi kebutuhan
gizinya dari makanan biasa
c. Menyediakan makanan enteral sesuai dengan porsi, frekuensi penyajian dan
tersedia makanan enteral yang aman dari kontaminasi
3. Prosedur
a. Pasien dilakukan pengkajian status gizi
b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya
c. Dokter berkoordinasi dengan ahli gizi untuk menetapkan macam dan jenis
makanan enteral sesuai dengan status gizi dan penyakit pasien serta cara
pemberiannya dicatat dalam rekam medis
d. Ahli gizi mencatat dalam buku amprahan makanan dan berkoordinassi dengan
petugas penyaji makanan tentang cara pemberian makanan pasien meliputi
instruksi tentang jenis diet, tahapan penyajian, waktu pemberian
e. Cara pemesanan
1) Produk enteral komersil yang akan diberikan dibuat pemesanan dalam lembar
permintaan makanan tambahan diet khusus dengan mencantumkan ruang
perawatan, nama dokter / ahli gizi, tanggal permintaan, jenis diet, takaran
penyajian waktu pemberian, identitas pasien (nama pasien, no RM, tanggal
lahir, pangkat, NRP/NIP, status pasien dan kesatuan). Selanjutnya ahli gizi /
petugas penyaji makanan mengirim lembar permintaan makanan tambahan
diet khusus ke bagian Si Diamak Unit Gizi
2) Makanan cair dan blenderais dilakukan pemesanan sesuai dengan instruksi
dokter / ahli gizi yang tercatat di rekam medis. Jumlah dan jenis diet serta
frekuensi pemberian dilakuakn sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien.
Pemesanan langsung dicatat pada lembaramprahan makan pasien meliputi
jumlah dan frekuensi pemberian makanan cair / blenderais.
3) Makanan enteral cair RS / blenderais selanjutnya akan disediakan / dibuatoleh
petugas sonde Unit Gizi dan didistribusikan kepada pasien melalui petugas
penyaji makanan Ruang Rawat Inapp.
4) Makanan enteral komersial disajikan oleh petugas penyaji makanan sesuai
takaran penyajian, dan waktu pemberian sesuai dengan arahan dari nutrisionis.
Apabila makanan enteral komersial akan disediakan keluarga pasien maka
nutrisionis memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
cara pembuatan, takaran penyajian dan waktu penyajian.
Makanan didistribusikan dengan plato plastik untuk pasien umum, alat hidang
berbahan keramik digunakan untuk pasien di ruangan 1 Paru, 1 PU, 3 PU,3 Bedah,4 bedah
dan 6 bedah, sedangkan untuk pegawai seperti dokter jaga menggunakan rantang. Makanan
yang telah disiapkan dimeja pendistribusian makanan diberikan kepada pamusaji yang
bertanggung jawab dimasing-masing ruangan, dimana di RSPAD gatot soebroto agar
pendistribusian makanannya tidak berantakan dan tidak tertukar pembagian makanananya
dibagi menjadi 10 loket
Pendistribusian buah
Pendistribusian buah merupakan serangkaian kegiatan penyaluran buah
berdasarkan siklus menu pada saat jam siang sesuai dengan jumlah pasien, jenis
makanan pasien yang dilayani ( makanan biasa maupun makanan berdiet. Prosedur
pendistribusian buah :
1) Hasil permintaan diit dari ruang rawat inap dicatat dalam Daftar Permintaan
Makanan Pasien
2) Petugas administrasi sie diamak membuat rekapan permintaan buah sesuai
dengan kekuatan pasien dan diit pasien dari setiap ruang rawat inap
3) Petugas administrasi sie diamak melakukan pencatatan hasil rekapan buah pada
buku distribusi buah
4) Bagian gudang mengeluarkan buah sesuai dengan siklus buah pasien sesuai
dengan jumlah rekapan buah
5) Petugas pendistribusian buah melakukan pencucian buah yang akan
didistribusikan ke ruang rawat inap (khusus buah pepaya) sesuai dengan jumlah
dan diit pasien.
6) Timbang buah pepaya (standar untuk 1 orang 100 gram) dihitung sesuai dengan
kebutuhan pasien
7) Untuk buah pisang standar (50 gram) per buah dihiung berdasarkan kekuatan
pasien masing-masing ruang rawat inap .
8) Pembagian buah
a) Untuk pasien dengan makanan biasa dan makanan lunak mendapatkan
buah pepaya atau pisang
b) Untuk pasien dengan diit rendah protein hanya mendapat buah pepaya
9) Petugas pendistribusian sie diamak unit gizi melakukan serah terima dengan
petugas pramusaji ruangan dengan kekuatan pasien dan diit pasien dari setiap
ruang rawat inap
10) Sebelum buah di bawa keruang perawatan, petugas pramusaji memeriksa dan
menghitung kembali buah yang disesuaikan dengan kekuatan makan pasien dan
diit pasien serta membutuhkan tanda tangan pada buku ditribusi buah.
Pendistribusian Snack
Pendistribusian snack adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan
berupa kudapan atau kue sebagai makanan selingan diantara waktu makan pagi
dengan makan siang atau diantara waktu makan siang dengan waktu makan malam
sesuai dengan jumlah pasien , jenis makanan pasien yang dilayani (makanan biasa
atau makanan berdiet), Snack di RSPAD Gatot subroto tidak diolah di rumah sakit
melainkan dipesan dari luar tetapi tetap di kontrol dari segi jenis dan jumlah snack.
Piring tempat makan untuk pasien yang berpangkat diatas kolonel (Ruangan
ruangan 1 Paru, 1 PU, 3 PU,3 Bedah,4 bedah dan 6 bedah)
Nilai Gizi
Siklus Hari
Karbohidrat
Ke- Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr)
(gr)
1 2228.32 71.19 50.55 426.70
2 2223,08 79,64 44,85 406
3 2270.63 76.53 51.94 360.78
4 2683.112 84.5612 87.195 392.435
5 2276,33 78,002 51,77 372,22
6 2445.776 92.22 59.475 401.565
7 2402.94 69.807 65.51 372.155
8 2334.31 68.61 57.84 386.48
9 2425,8 73,49 59,20 391,73
10 2368.836 71.8556 58.225 383.42
Berdasarkan tabel di atas frekuensi sisa makanan untuk pasien dengan makan biasa
setiap bulannya menurun mulai dari bulan januari 2016- juli 2016. Data terakhir di dapat
kan pada bulan juli dengan frekuensi 0,88% yaitu dari 114 pasien terdapat 2 pasien
memiliki sisa makanan dengan frekuensi pasien diagnosa DHF 28% dan pasien batu
empedu 15%. Namun penelitian untuk penilaian sisa makanan lunak pasien belum ada di
lakukan di Unit Gizi RSPAD Gatot Soebroto