Anda di halaman 1dari 7

Ayustiyan Futu Wijaya

1. Kegiatan
Protokol Penentuan Dextrose Equivelen Metode Luff Schoorl (SNI 01-2891-1992)

2. Alat dan Bahan


2.1. Alat
2.1.1. Neraca analitik
2.1.2. Pemanas listrik
2.1.3. Erlenmeyer NS 250 mL
2.1.4. Labu takar 25 mL
2.1.5. Pipet mohr 10 mL
2.1.6. Pipet volumetrik 5 mL dan 25 mL
2.1.7. Pipet tetes
2.1.8. Buret
2.1.9. Stop watch
2.1.10. Kertas saring
2.1.11. Batu didih

2.2. Bahan
2.2.1. Air RO
2.2.2. Na2CO3 anhidrat
2.2.3. Asam sitrat
2.2.4. CuSO4·5H2O
2.2.5. Larutan Kalium Iodida 20%
2.2.6. Larutan H2SO4 25%
2.2.7. Larutan Na2S2O3·5H2O 0.1 N
2.2.8. Larutan amilum 0.5%

3. Metode
3.1. Preparasi
3.1.1. Larutan Luff Schoorl
3.1.1.1. Sebanyak 143.8 g Na2CO3 anhidrat dimasukan ke dalam gelas
piala 1000 mL, kemudian ditambahkan 300 mL air RO.
3.1.1.2. Sambil diaduk dengan magnetic stirrer, ditambahkan 50 g asam
sitrat yang telah dilarutkan dengan 50 mL air RO.
3.1.1.3. Ditambahkan 25 g CuSO4·5H2O yang telah dilarutkan dengan 100
mL air RO.
3.1.1.4. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu takar 1L,
ditambahkan air RO hingga tanda batas.
3.1.1.5. Kocok hingga homogen.
3.1.1.6. Didiamkan semalam dan disaring. Larutan ini mempunyai
kepekatan Cu2+ 0.1 N dan Na2CO3.

1
3.1.2. Larutan Kalium Iodida 20%
3.1.2.1. Sebanyak 200 g KI ditimbang dan dilarutkan dalam 1000 mL air
RO.
3.1.2.2. Diaduk hingga homogen.

3.1.3. Larutan H2SO4 25%


3.1.3.1. Larutan H2SO4 25% dibuat sebanyak 500 mL dengan dipipet 127.6
mL H2SO4 98% yang dilarutkan dalam 372,4 mL air RO.
3.1.3.2. Diaduk hingga homogen.

3.1.4. Larutan Na2S2O3·5H2O 0.1 N


3.1.4.1. Larutan Na2S2O3·5H2O 0.1 N dibuat sebanyak 2000 mL.
3.1.4.2. Sebanyak 49.6420 g Na2S2O3·5H2O ditimbang dan dilarutkan
dalam 2000 mL air RO.
3.1.4.3. Diaduk hingga homogen.

3.1.5. Larutan amilum 0.5%


3.1.5.1. Sebanyak 0.5 g starch ditimbang dan dilarutkan dalam 100 mL air
RO panas.
3.1.5.2. Diaduk hingga homogen.

3.1.6. Preparasi Sampel


Sampel larutan atau kristal dibuat konsentrasi 10 000 ppm (250 mg dalam 25
mL). Larutan 10 000 ppm tersebut dipipet 5 mL untuk dianalisa luff schoorl.
Konsentrasi tiap sampel bisa berbeda-beda.

3.2. Standarisasi Larutan Na2S2O3·5H2O


3.2.1. Sebanyak 0.1 g K2Cr2O7 ditimbang dan dilarutkan dalam 50 mL air RO.
3.2.2. Ditambahkan 2 g KI dan 8 mL H2SO4 6N.
3.2.3. Diaduk hingga homogen.
3.2.4. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3·5H2O dan digunakan
indikator amilum 0.5% sebanyak 3 tetes. Larutan dititrasi sampai larutan
berwarna hijau toska.
3.2.5. Dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
3.2.6. Dihitung konsentrasi larutan Na2S2O3·5H2O sebenarnya, dengan rumus:

Bobot K2Cr2O7 (mg)


Konsentrasi Na2S2O3·5H2O (N) = BE K2Cr2O7 x Volume Na2S2O3

3.3. Penentuan kadar gula pereduksi total metode Luff Schoorl (SNI 01-2891-1992)
3.3.1. Sampel yang sudah dipreparasi (3.1.6) sebanyak 5 mL ditambahkan 25 mL
luff schoorl, 15 mL air RO, serta beberapa butir batu didih.
3.3.2. Larutan tersebut dipanaskan dengan suhu yang tetap. Dididihkan selama 10
menit (dihitung saat mulai mendidih).
3.3.3. Secara cepat dinginkan dalam bak berisi es.

2
3.3.4. Setelah dingin, ditambahkan 15 mL KI 20% dan 25 mL H2SO4 25% perlahan-
lahan.
3.3.5. Dititar secepatnya dengan larutan Na2S2O3·5H2O dan digunakan indikator
amilum 0.5% sebanyak 3 tetes.
3.3.6. Blanko dikerjakan dengan cara yang sama.
3.3.7. Dilakukan 2 kali ulangan.
3.3.8. Dextrose Equivalent (DE) dihitung dengan rumus :

W1 ×FP
Dextrose Equivalent (DE) = × 100%
W

Keterangan:
W1 : glukosa yang terkandung untuk mL Na2S2O3 yang digunakan (mg) dari
daftar tabel (Lampiran 1)
FP : Faktor pengenceran
W : Bobot cuplikan (mg)

4. Hasil
4.1. Standarisasi Larutan Na2S2O3·5H2O
Tabel 1 Data hasil standarisasi larutan Na2S2O3·5H2O (Contoh Perhitungan)
Bobot K2Cr2O7 V Na2S2O3 Konsentrasi Na2S2O3
Ulangan (mg) (mL) (N)
1 100.1 20.85 0.0970
2 100.1 20.80 0.0972
3 100.1 20.80 0.0972
Rerata 0.0971

Perhitungan:
Bobot K2Cr2O7
Konsentrasi Na2S2O3·5H2O =
BE K2Cr2O7 x Volume Na2S2O3
100.1 mg
=
49.50 x 20.85 mL
= 0.0970 N

4.2. Kadar gula pereduksi metode Luff Schoorl (SNI 01-2891-1992)

Tabel 2 Interpolasi data pada sampel dari Lampiran 1 (Contoh Perhitungan)


Sample Ulangan A A1 A2 B1 B2 W1 (mg)
1 6.87 6 7 14.7 17.2 16.87
Larutan
2 6.80 6 7 14.7 17.2 16.70
1 17.24 17 18 44.2 47.1 44.91
Kristal
2 17.24 17 18 44.2 47.1 44.91

3
Tabel 3 Nilai Dextrose Equivalent (DE) pada sampel (Contoh Perhitungan)
Brix/Kadar
Sample Ulangan Bobot air V Na2S2O3 Rerata DE
(mg) (%) FP (mL) DE (%) (%)
Blanko - - - - 25.20 - -
Larutan 1 250.0 33.8 5 18.13 99.82 99.32
2 18.20 98.82
Kristal 1 250.2 9.54 5 7.45 99.20 99.20
2 7.45 99.20

Contoh perhitungan sampel larutan (ulangan 1):


N Na2S2O3 terhitung
A = (V Na2S2O3 blanko − V Na2S2O3 sampel) ×
N Na2S2O3 sebenarnya
0.0971 N
= (25.20 mL – 18.13mL) ×
0.1 N
= 6.87 mL

Nilai A pada sampel larutan (ulangan 1) adalah 6.87 mL, maka:


A1 (6 mL) → B1 (14.7 mg)
A (6.87 mL) → W1 (?)
A2 (7 mL) → B2 (17.2 mg)

A2−A B2−W1
=
A2−A1 B2−B1
A2−B
× B 2 – B1 = B2 – W 1
A2−A1
A2−A
W1 = B2 – [A2−A1 × B2 – B1]

A2−A
W1 = B2 – [A2−A1 × B2 – B1]
7 mL −6.87 mL
= 17.2 mg − × (17.2 mg − 14.7 mg)
7 mL − 6 mL
= 16.87 mg

W1 ×FP
Dextrose Equivalent (DE) larutan = × 100%
W ×brix
20
16.87 mg ×
5
= 33.8 × 100%
250 mg ×
100
= 99.82 %

4
Contoh perhitungan sampel kristal (ulangan 1):
W1 × FP
Dextrose Equivalent (DE) kristal = × 100%
W × Kadar air
20
44.91 mg ×
5
= 250.2 mg ×(1−9.54%) × 100%
= 99.20%

5
LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Penetapan Gula Luff Schoorl (SNI 01-2891-1992)


Volume Na2S2O3, 0.1N (mL) Glukosa, Fruktosa, Gula inversi (mg)
1 2.4
2 4.8
3 7.2
4 9.7
5 12.2
6 14.7
7 17.2
8 19.8
9 22.4
10 25.0
11 27.6
12 30.3
13 33.0
14 35.7
15 38.5
16 41.3
17 44.2
18 47.1
19 50.0
20 53.0
21 56.0
22 59.1
23 62.2

6
DAFTAR PUSTAKA

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. Cara Uji Makanan dan minuman. SNI 01-2891-
1992. Jakarta (ID): BSN.

Anda mungkin juga menyukai