Anda di halaman 1dari 19

BAB 3.

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi Perairan dengan Judul Media


Pertumbuhan Bakteri Penyebab Jerawat (Staphylococcus epidermidis) dilaksanakan
pada hari Rabu, 27 April 2022, pukul 10.00-13.30 WITA dan 13.30-19.00 WITA,
bertempat di Laboratorium Kualitas Air dan Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru,
Kalimantan Selatan.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Perairan adalah :

1. Neraca analitik 13. Tip

2. Cawan petri 14. Mikropipet

3. Erlenmeyer 15. Kompor

4. Spatula 16. Kertas label

5. Gelas ukur 17. Sarung tangan karet (sensi gloves)

6. Gelas beaker 2000 ml 18. Pembakar spiritus

7. Tabung reaksi 19. Vortex

8. Rak tabung reaksi 20. Colony counter

9. Kapas 21. Korek api

10. Karet anti panas 22. Alat tulis

11. Plastik anti panas 23. Buku catatan


12. Autoclave 24. Stopwatch

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Perairan adalah :

1. Aquades 5. Campuran bakteri

2. Nutrient agar (NA) 6. Ekstrak tepung tulang sotong

3. NaCl 7. Nutrient Broth (NB)

4. Alkohol 8. Cairan spirtus

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Perairan adalah:

a. Penimbangan Media Nutrient Agar


1. Menyiapkan dan menghubungkan neraca analitik dengan listrik/stop kontak.
2. Memastikan neraca analitik dalam posisi nol.
3. Memasukkan satu-persatu nutrient agar ke dalam tabung erlenmeyer ukuran 500
ml menggunakan spatula sebanyak 6 gram.
4. Mengulangi langkah yang sama hingga tabung erlenmeyer ketiga terisi dengan
nutrient agar.
5. Mematikan dan menyabut listrik neraca analitik dan tutup dengan penutup.

b. Persiapan Pengenceran
1. Menyiapkan air aquades sebanyak 900 ml ke dalam gelas beaker ukuran 2000
ml.
2. Masukkan air aquades 100 ml ke dalam gelas ukur sebanyak 3 kali kemudian
tuang ke dalam tabung erlenmeyer.
3. Goyangkan tabung erlenmeyer yang sudah terisi dengan air aquades 300 ml agar
nutrient agar dan air aquades tercampur rata.
4. Menggulung kapas sekitar 3 lapisan dengan lipatan ke dalam.
5. Masukkan gulungan kapas ke dalam penutup tabung erlenmeyer.
6. Melapisi tabung erlenmeyer yang sudah diberi kapas dengan plastik tahan panas
kemudian diberi karet anti panas sebanyak 2 buah hingga padat dan kencang.
7. Mengulangi langkah yang sama hingga tabung erlenmeyer ketiga.
8. Masukkan ketiga tabung erlenmeyer ke dalam autoclave beserta tip.
9. Meletakkan autoclave di atas kompor dengan api yang tinggi.
10. Menunggu autoclave hingga beruap, lalu tutup penutup autoclave menggunakan
spatula.
11. Tunggu hingga 10-15 menit sampai suhunya naik yaitu pada suhu 121oC
12. Sesuaikan tinggi rendahnya api apabila suhu melewati batas hingga suhu berada
pada kondisi yang stabil.
13. Matikan kompor setelah 15 menit, tunggu hingga autoclave dingin.

c. Pengenceran
1. Menyiapkan sarung tangan karet, kertas label dan cawan petri sebanyak 56 buah
yang sudah disterilkan 1-2 hari sebelum digunakan.
2. Membawa mikropipet dan bunsen ke dalam laminar flow cabinet.
3. Menuang NaCl 9 ml yang sudah disterilkan dan disimpan di kulkas ke dalam
tabung reaksi kemudian memberikan label pada setiap tabung reaksi di dalam
laminar flow cabinet.
4. Membuka pengerat tabung tanpa ekstrak lalu dekatkan dengan pembakar spiritus
agar tetap steril.
5. Letakkan tabung tanpa ekstrak ke dalam vortex agar tercampur merata.
6. Mendekatkan tabung ke pembakar spiritus kemudian gunakan mikropipet dan tip
untuk mengambil cairan tanpa ekstrak sebanyak 1 ml untuk dituangkan ke dalam
tabung 1.
7. Mengambil cairan pada tabung kontrol 1 sebanyak 1 ml kemudian tuangkan ke
dalam tabung kontrol 2 dan seterusnya hingga tabung kontrol terakhir.
8. Mengulangi langkah yang sama untuk setiap tabung kontrol reaksi k, 300 ml,
400 ml, dan 500 ml.

d. Platting
1. Melabeli setiap duflow k, 300, 400, dan 500 sebanyak 6 buah dikali 2 (12)
beserta tabung tanpa pengenceran yang berisi ekstrak tepung tulang sotong.
2. Mengambil ekstrak tepung tulang sotong di botol sebanyak 1 tip dengan
mikropipet. Sebelumnya, pinggir botol ekstrak tepung tulang sotong dikenakan
api dari pembakar spiritus kemudian kenakan kembali dengan api lalu tutup
botolnya.
3. Menghangatkan pinggiran duflow dengan pembakar spiritus, kemudian letakkan
ekstrak tepung tulang sotong ke dalam.
4. Untuk perlakuan pengenceran, ambil tabung kontrol kemudian letakkan di
vortex.
5. Memanaskan pinggiran tabung dan mengambil 1 tip dengan mikropipet cairan
yang berisi campuran NaCl, campuran bakteri, Nutrient Broth (NB), ekstrak
tepung tulang sotong, dan aquades.
6. Memanaskan pinggiran duflow dan meletakkan cairan kontrol ke dalam duflow.
7. Mengulangi langkah yang sama hingga semua tabung telah diambil larutannya
untuk dimasukkan ke dalam duflow.
8. Setelah selesai, mengeluarkan media agar dari autoclave untuk dimasukkan ke
dalam cawan petri atau duflow.
9. Menuangkan media agar yang telah disterilisasi sekitar 10-20 ml ke dalam
duflow.
10. Menggoyangkan duflow yang telah terisi media agar seperti angka 8 agar
tercampur rata.
11. Diamkan sebentar, lalu bila sudah mengeras balikkan duflow dan memasukkan
ke dalam inkubator pada suhu 37oC untuk menumbuhkan bakteri.
12. Diamkan duflow selama ± 24 jam didalam inkubator, sampai terlihat bakteri
yang muncul.
13. Kemunculan bakteri ditandai dengan penggumpalan agar di dalam cawan petri.
14. Bakteri yang muncul adalah bakteri penyebab jerawat (Staphylococcus
epidermidis).

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil praktikum kali ini adalah tentang Media Pertumbuhan Bakteri
Penyebab Jerawat (Staphylococcus epidermidis) adalah sebagai berikut: Dalam tahapan
yang dilakukan Nutrient Agar (NA) setelah ditambahkan dengan akuades diaduk sampai
larut, perlakuan ini dilakukan sampai agar larut dan mencegah suapaya agar tidak
mengalami pengerasan didalam tabung erlenmeyer. Kemudian media langsung
disterilisasi menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C. Tahapanya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No. Keterangan

1. Cawan petri pertama-tama diletakkan ditengah-tengah kertas HVS.

2. Kertas sampingnya dilipat ketengah-tengah.

3. Sisi sampingnya dilipat menjadi segitiga.

4. Sisi segitiga yang terbentuk kedalam.

5. Cawan petri yang telah dibungkus kemudian dimasukkan ke dalam plastik, lalu
siap untuk dimasukkan ke dalam autoclave.

Hasil akhir dari proses sterilisasi adalah alat dan bahan tersebut menjadi steril
(matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan). Sesuai dengan petunjuk
praktikum yang kita dapatkan setelah menginkubasi alat dan bahan ke dalam autoclave
pada suhu 121°C selama ± 15 menit.

No. 1. 2.
Masukkan Nutrien Agar (NA) yang Erlenmeyer yang berisi Nutrien Agar
sudah dicampur dengan aquades (NA), lalu masukkan ke dalam
sebanyak 300 ml ke dalam erlenmeyer. autoclave. Kemudian letakkan autoclave
Setelah itu tutup dengan menggunakan di atas kompor gas yang menyala.
kapas yang dilapisi plastik dan tali Sampai suhu 121°C selama ± 15 menit.
karet anti panas. Lalu masukkan
erlenmeyer ke dalam autoclave.

1. Media NA Sebagai pemadat,


karena sifatnya yang
(Nutrient Agar)
mudah mengeras dan
mengandung
karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga tidak
mudah diuraikan oleh
mikroorganisme.
2. Media Kontrol Media Kontrol (K)
(K) Bahan (tanpa ekstrak dari
Antibakteri tepung tulang sotong).

Penyusunnya terdiri dari


campuran bakteri, media
nutrient broth (NB), dan
aquades.

3. Media Media Pengaturan,


Pengaturan terbuat dari ekstrak
(Ekstraksi tepung tulang sotong
Materasi) (Sepia sp.)

Penyusunnya terdiri dari


cairan pelarut etil asetat,
pelarut etanol dan
pelarut N-Heksana
dengan konsentrasi 300,
400 dan 500.

4. Media Pengencer Berisi cairan NaCl


sebanyak 9 ml yang
dimasukkan ke dalam
setiap tabung reaksi,
jumlah semua tabung
reaksi adalah 24 buah,
setelah itu diberi label.
k-1 , k-2, k-3, k-4, k-5,
k-6 300-1, 300-2, 300-
3, 300-4, 300-5, 300-
6, 400-1, 400-2, 400-
3, 400-4, 400-5, 400-6,
500-1, 500-2, 500-3,
500-4, 500-5, 500-6.

5. Bakteri Cawan petri yang berisi


Staphylococcus Larutan Nutrient Agar
epidermidis (NA) yang dicampurkan
(Penyebab dengan media
Jerawat) pengencer dan media
tanpa pengencer berupa
media kontrol (K)
Bahan antibakteri dan
media pengaturan
(Ekstraksi materasi).

4.2. Pembahasan

Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain
adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,
harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan.
Nutrient Agar (NA) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah
membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak
mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Nutrient Agar (NA) digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan
menggunakan NA (Nutrient Agar), dimana dalam pembuatannya adalah
menimbang media Nutrient Agar sebanyak 6 gr. Selanjutnya masukkan Nutrient
Agar ke dalam tabung erlenmeyer ukuran 500 ml yang sudah terisi air aquades
sebanyak 300 ml, kemudian goyangkan tabung erlenmeyer agar tercampur rata
dan sterilisasi dengan menggunakan autoclave. Hasil yang didapatkan yaitu
larutan agar tampak berwarna kuning kecoklatan dan memiliki konsentrasi yang
padat dimana medium ini memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri.

Autoclave menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan


kekuatan yang lebih besar untuk membunuh bakteri dibandingkan dengan udara
panas biasa. Autoclave memiliki kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan
tinggi. Alat ini sering digunakan dalam teknik pensterilan karena tingkat
koefisien dan sifat alat yang tidak merusak kandungan dalam media
pertumbuhan yang dipakai yaitu Nutrien Agar (NA).

Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi,


yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan
suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua makhluk hidup terutama
mikroorganisme. Sterilisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara
kimia dan fisika. Sterilisasi kimia yaitu berupa teknik aseptis tangan
menggunakan alkohol 70%. Teknik sterilisasi ini dilakukan dengan terlebih
dahulu pastikan tangan telah menggunakan glove, lalu semprotkan alkohol pada
telapak tangan. Teknik sterilisasi secara kimia ini sesuai dengan pernyataan
bahwa sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa disenfektan,
antara lain adalah alkohol. Secara fisika yaitu dengan menggunakan autoclave.
Hal ini sesuai dengan pernyatan sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan
uap panas bertekanan menggunakan autoclave.
Pada saat melakukan praktikum perlu dilakukan sterilisasi sebelum
menggunakan alat dan bahan. Peralatan seperti cawan petri, media, tabung
reaksi dan alat yang digunakan dalam penanaman bakteri terlebih dahulu
disterilisasikan menggunakan autoclave. Cara sterilisasi yang tepat tergantung
pada jenis dan sifat bahan yang disterilkan. Untuk praktikum kali ini adalah
metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoclave). Alat-alat
tersebut diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air
di bawahnya. Tutup rapat autoclave dan pasangkan kabel autoclave ke sumber
listrik (stop kontak). Tutup lubang uap dan tarik tuas ke arah On. Tekan tombol
On dan pastikan lampu hijau pada autoclave menyala. Setelah sterilisasi selesai,
matikan autoclave. Sterilisasi selesai ditandai dengan alarm pada autoclave
berbunyi. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih dengan temperature 121°C
dan pengatur waktu selama 15 menit.
Setelah sterilisasi selesai, maka pastikan tekanan pada autoclave turun
hingga mencapai 0 psi terlebih dahulu dan diamkan selama beberapa saat
sebelum dibuka untuk memastikan uap telah keluar dan autoclave tidak panas.
Autoclave tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Media pengencer yaitu sebanyak 6 tabung reaksi diberi label k-1 , k-2,
k-3, k-4, k-5, k-6. Masukkan cairan media kontrol (K) Bahan antibakteri
menggunakan tip ke dalam tabung reaksi label k-1 , setelah itu masukkan cairan
label k-1 ke dalam tabung reaksi label k-2, setelah itu masukkan cairan label
k-2 ke dalam tabung reaksi label k-3, setelah itu masukkan cairan label k-3 ke
dalam tabung reaksi label k-4, setelah itu masukkan cairan label k-4 ke dalam
tabung reaksi label k-5, setelah itu masukkan cairan label k-5 ke dalam tabung
reaksi label k-6. Sebanyak 6 tabung reaksi diberi label 300-1, 300-2, 300-3,
300-4, 300-5, 300-6. Masukkan cairan media pengaturan (Ekstraksi materasi)
dengan konsentrasi 300 menggunakan tip ke dalam tabung reaksi label 300-1 ,
setelah itu masukkan cairan label 300-1 ke dalam tabung reaksi label 300-2,
setelah itu masukkan cairan label 300-2 ke dalam tabung reaksi label 300-3,
setelah itu masukkan cairan label 300-3 ke dalam tabung reaksi label 300-4,
setelah itu masukkan cairan label 300-4 ke dalam tabung reaksi label 300-5,
setelah itu masukkan cairan label 300-5 ke dalam tabung reaksi label 300-6.
Sebanyak 6 tabung rekasi diberi label 400-1, 400-2, 400-3, 400-4, 400-5,
400-6. Masukkan cairan media pengaturan (Ekstraksi materasi) dengan
konsentrasi 400 menggunakan tip ke dalam tabung reaksi label 400-1 , setelah
itu masukkan cairan label 400-1 ke dalam tabung reaksi label 400-2, setelah
itu masukkan cairan label 400-2 ke dalam tabung reaksi label 400-3, setelah
itu masukkan cairan label 400-3 ke dalam tabung reaksi label 400-4, setelah
itu masukkan cairan label 400-4 ke dalam tabung reaksi label 400-5, setelah
itu masukkan cairan label 400-5 ke dalam tabung reaksi label 400-6. Sebanyak
6 tabung reaksi diberi label 500-1, 500-2, 500-3, 500-4, 500-5, 500-6.
Masukkan cairan media pengaturan (Ekstraksi materasi) dengan konsentrasi 500
menggunakan tip ke dalam tabung reaksi label 500-1 , setelah itu masukkan
cairan label 500-1 ke dalam tabung reaksi label 500-2, setelah itu masukkan
cairan label 500-2 ke dalam tabung reaksi label 500-3, setelah itu masukkan
cairan label 500-3 ke dalam tabung reaksi label 500-4, setelah itu masukkan
cairan label 500-4 ke dalam tabung reaksi label 500-5, setelah itu masukkan
cairan label 500-5 ke dalam tabung reaksi label 500-6. Untuk cairan K-1 lebih
berwarna kuning karena terdapat lebih banyak bakteri.

Jumlah cawan petri adalah 2x lipat jumlah tabung reaksi yaitu sebanyak
48 buah cawan petri berisi media pengencer dan ditambah 8 buah cawan petri
berisi cairan tanpa pengencer, setelah itu diberi label. Sebanyak 2 buah cawan
petri diberi label K, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label k-1, sebanyak 2
buah cawan petri diberi label k-2, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label k-3,
sebanyak 2 buah cawan petri diberi label k-4, sebanyak 2 buah cawan petri
diberi label k-5 dan sebanyak 2 buah cawan petri diberi label k-6. Sebanyak 2
buah cawan petri diberi label 300, sebanyak 2 cawan petri diberi label 300-1,
sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 300-2, sebanyak 2 buah cawan petri
diberi label 300-3, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 300-4, sebanyak 2
buah cawan petri diberi label 300-5 dan sebanyak 2 buah cawan petri diberi
label 300-6. Sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 400, sebanyak 2 cawan
petri diberi label 400-1, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 400-2,
sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 400-3, sebanyak 2 buah cawan petri
diberi label 400-4, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 400-5, dan
sebanyak 2 cawan petri diberi label 400-6. Sebanyak 2 buah cawan petri diberi
label 500, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 500-1, sebanyak 2 buah
cawan petri diberi label 500-2, sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 500-3,
sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 500-4, sebanyak 2 buah cawan petri
diberi label 500-5, dan sebanyak 2 buah cawan petri diberi label 500-6.
Hasil yang didapat pada pertumbuhan mikroba di dalam cawan petri
adalah sebagai berikut: Untuk kontrol K, K, K-1 K-1, K-2 K-2, K-3 K-3, K-4 K-
4, hasilnya adalah Tidak Bisa Untuk Dihitung (TBUD), K-5 = 428, K-5 = 304,
K-6 = 81, K-6 = 92. Untuk konsentrasi 300, 300, 300-1, 300-1, 300-2, 300-2,
hasilnya adalah Tidak Bisa Untuk Dihitung (TBUD), 300-3 = 404, 300-3 =
376, 300-4 = 29, 300-4 = 28, 300-5 = 28, 300-5 = 33, 300-6 = 6, 300-6 = 6.
Untuk konsentrasi 400, 400, 400-1, 400-1, 400-2, 400-2, hasilnya adalah
Tidak Bisa Untuk Dihitung (TBUD), 400-3 = 43, 400-3 = 32, 400-4 = 8, 400-4
= 18, 400-5 = 6, 400-5 = 8, 400-6 = 1, 400-6 = 2. Untuk konsentrasi 500, 500,
500-1, 500-1, hasilnya adalah Tidak Bisa Untuk Dihitung (TBUD), 500-2 =
40, 500-2 = 26, 500-3 = 6, 500-3 = 7, 500-4 = 3, 500-4 = 2, 500-5, 500-5,
500-6, 500-6, hasilnya adalah Tidak Bisa Untuk Dihitung (TBUD).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak cairan kontrol (K) yang
dituangkan ke dalam Nutrient Agar (NA), maka semakin banyak bakteri yang
akan muncul, sebaliknya semakin besar konsentrasi larutan 500 yang dituangkan
ke dalam Nutrient Agar (NA), maka semakin sedikit bakteri yang akan muncul.
Usahakan Nutrient Agar (NA) tetap hangat ketika dituangkan ke dalam cawan
petri agar tidak cepat mengalami penggumpalan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai