Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rafi Rizky Ramdhani

Nim : 1207020055
Kelas : Biologi B1

LAPORAN PRAKTIKUM STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada Rabu, 24 Maret 2021 pukul 16.45-18.00 tempat pelaksanaan
dirumah masing-masing melalui media video pembelajaran (youtube).

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi mahasiswa dapat
melakukan kerja aseptis
2. Mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato Dextrose
Agar

C. Dasar Teori

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sebagai contoh, hal-hal yang dilakukan ketika
pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal
tersebut telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu dengan cara pembakaran. Artinya,
pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebas dari mikroorganisme yang tidak
diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang ditumbuhkan.
Setelah mengetahui dan memahami pentingnya bekerja secara aseptik, perlu diketahui pula
peralatan laboratorium dan bahan yang merupakan unsur penting yang harus ada dalam praktek
mikrobiologi (Luklukyah, Sermalia, & Mujtahidah, 2019).

Dalam praktikum mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan
cara sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan disterilkan ataupun bentuk bahan/sediaan
yang akan disterilkan (Yusmaniar, Wardiyah, & Nida, 2017).
Sterilisasai adalah tahap awal yang penting dari proses pengujian mikrobiologi.
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-
sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu :

• Sterilisasi uap (panas lembap)


• Sterilisasi panas kering
• Sterilisasi dengan penyaringan
• Sterilisasi gas

A. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan sebagai
pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak
pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organism tersebut.

➢ Prinsip cara kerja autoklaf

Seperti yang telah dijelaskan sebagian pada bab pengenalan alat, autoklaf adalah alat
untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2
atm) dan suhu 1210C. Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan.
Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara
panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2(SI
= 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah
karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan
0 psi pada ketinggian di permukaan

Laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh
pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium
terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang.
Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan
menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk
kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih
dan uap air yang terbentuk mendesak udarayang mengisi autoklaf. Setelah semua
udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan
udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka
proses sterilisasi dimulai dan timermulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga
mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba
pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus
stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore
strip. Kertas spore stripini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses
sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan
autoklaf telah bekerja dengan baik.

Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian
mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembap) dan metode sterilisasi
panas kering (Labagai, 2012).

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan(nutrien) yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhanmikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan mahluk hidup, untukmemeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yangdiperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-
senyawaorganik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan
untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non
motil , medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. (Nanempa, 2019).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri daricampuran


zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa moleku lmolekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan mediapertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Gunawan, 2019).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisizat hara


serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zathara digunakan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,hidrogen serta unsur-unsur
sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar mediumdapat pula ditambahakan faktor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Gunawan, 2019).

Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat. Media padatadalah media
biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat dibalik) seperti
agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat dibalik) seperti serum darah
terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang bersifat irreversible paling sering
digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam media lain. Bentuk media
lain berupa cair adalah campurankomponen-komponen zat kimia tertentu dengan
air suling, sedang media yangsecara fisik merupakan intermediate antara media cair
dan padat, seperti agar lunak (Gunawan, 2019).
BAB II
METODE
A. Alat dan Bahan
Alat
• Laptop/Pc/handphone dan koneksi internet ( untuk pengamatan video )
• Autoclave
• Alat-alat yang disterilisasi
• Gelas ukur
• Timbangan analitik
• Labu erlenmeyer
• Piring pengaduk
• Alumunium foil
• Label
• Plastik
Bahan
• Air deionisasi
• Brain Heart Infusion agar
• Akuades
B. Prosedur Kerja
1. Autoclave

Alat-alat yang akan disterilisasi


Kabel disambungkan disusun , dimasukan kedalam
ke sumber listrik keranjang dan keranjang
listrik dimasukan kedalam autoclave

Pastikan suhu 121 °, Tutup dan kunci


Tombol on tekanan 0, timer 15 menggunakan
dinyalakan menit dan katup katup dengan
ditutup dengan rapat rapat

Tunggu Exhaust Alat yang sudah


selama 30 dan katup disterilisasi
autoclave dikeluarkan dari Selesai
menit
dibuka keranjang
2. Pembuatan Media

Brain Heart Infusion agar


diambil dengan sendok kecil
100 ml air deionisasi sebanyak 5,2 gram, gunakanlah
dimasukan kedalam timbangan analitik agar lebih
gelas ukur akurat dan selalu pastikan
bubuk agar belum masuk masa
kadaluarsa

Masukan 75 ml Bubuk agar yang


air desionisasi sudah ditimbang
delam labu yang dimasukan kedalam
diisi bubuk agar labu erlenmeyer

Letakan labu diatas piring


pengaduk, jika yang Masukan sisa air Tutup labu dengan
digunakan paduan deionisasi sebanyak alumunium foil
hotplate dan stirplate, 25 ml ke dalam labu, dan beri label
lebih baik pemanas lalu aduk hingga rata menggunakan
dimasy=tikan, aduk diata piring pengaduk spidol
kurang kebih 2

Aquades dimasukan
Nyalakan autoclave, Keranjang diadalm
kedalam autoclave sesuai
atur suhu meencapai autoclave diambil
batas indicator, keranjang
121°C, dan atur timer dan masukan labu
dimasukan kembali, tutup
15 menit
dan kuncti katup uap

Ambil keranjang Setelah suhu didalam


Setelah 17 menit, non- dan kabu yang ada turur hingga 45°C,
aktifkan autoclave dan didalamnya tuang cairan agar dalam
buka dengan hati-hati dengan hati-hati labu ke dalam cawan
petri hingga menutupi
permukan cawan petri

Setelah praktikum Setelah ditunggu, agar akan


selesai, simpan semua mengeras, lalu cawan petri bisa
bahan dan peralatan ke ditutup dan disimpan didalam
Selesai
tempatnya masing- plastik. Posisi penyimpanan
masing dilakukan secara terbalik agar tidak
ada uap air
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sterilisasi

Pada praktikum kali ini, praktikum yang dilaksanakan yaitu pengamatan video studi
literatur mengenai cara sterilisasi khususnya penggunaan autoclave. Sterilisasi merupakan
suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Dalam
bidang ilmu mikrobiologi , sterilisasi menjadi hal yang sangat penting. Dalam
pembudidayaan atau pembiakan suatu mikroba, peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Untuk sterilisasi mikroba, umumnya dengan menggunakan autoklaf karena
lebih praktis dan efesien. Selain itu sterilisasi dapat juga dengan mengguanakan bahan
kimia seperti etilen oksida dan beta propiolakton serta dapat juga dilakukan dengan cara
radiasi.

Alat yang digunakan untuk sterilisasi ini adalah autoclave yang berfungsi untuk
sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave untuk desinfeksi kaca, kayu, plastik,
larutan dan perkakas berukuran sedang yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoklaf juga
dapat digunakan untuk melisis mikroorganisme. Adapun bagian-bagian dari autoclave yaitu
panik luar dan panik dalam untuk meletalam alat dan saluran uap. Penutup terdiri dari
pengukur tekanan dan saluran uap, dengan katup dan kunci. Untuk mematikan spora, panas
dengan kelembaban selama 15 menit pada suhu 121°C.

Untuk cara penggunaannya sendiri pertama yaitu dengan menyambungkan kabel ke


sumber listrik. Walaupun sudah terhubung tetapi tidak boleh langsung menyalakan tombol
on. Jika sudah, keranjang besi didalam autoclave dikeluarkan lalu susun alat-alat yang sudah
digunakan untuk disterilisasi dan masukan ke dalam keranjang besi tersebut. Seusai
dimasukan, tutup katup uap dan kunci dengan rapat dengan cara diputar kearah kanan.
Sebelum dinyalakan, pastikan suhu dalam temperatur 121 °C , tekanan 0, timer 15 menit
dan katup exhoust ditutup dengan rapat. Selanjutnya nyalakan autocalve dan tunggu hingga
30 menit. Hitungan 30 menit di bagi menjadi 2 arti. 15 menit pertama adalah waktu untuk
proses perubahan suhu dari suhu ruangan menuju suhu 121 derajat, lalu 15 menit
selanjutnya adalah waktu untuk proses sterilisasi. Jika sudah 30 menit buka katup exhaoust,
ketika dibuka maka akan terlihat dalam diamater perubahan suhu dari 121 derajat menjadi
100 derajat. Buka katup uap secara hati hati dengan posisi membuka dari belakang penutup
nya agar uap yang keluar tidak terkena secara lansung pada tubuh kita. Angkat keranjang
besi beserta alat yang sudah disterilisasi didalamnya. Jika sudah alat yang sudah
tersterilisasi bisa disimpan ditempat semula.

2. Pembuatan Media

Percobaan pengamatan yang kedua yaitu teknis pembuatan media. Medium adalah
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam atau di
dalamnya.Media harus memenuhi persyaratan, termasuk semua unsur hara yang mudah
digunakan mikroorganisme.Tekanan osmotik, tegangan permukaan, dan pH harus
memenuhi persyaratan mikroorganisme untuk tumbuh. Zat yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme harus dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroorganisme yang
tumbuh dapat tumbuh normal. Percobaan ini untuk membuat medium NA.

NA (nutrient agar ) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium


percobaan ini dengan menggunakan NA ( nutrient agar ), dimana dalam pembuatannya
terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan kedalam timbangan
analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan kedalam
erlenmeyer ,dimana bahan tersebut adalah aquades , NA dan agar 5 gram setelah itu
dipanaskan diata shot plate di ikuti oleh pengadukan dengan menggunakan piring pengaduk
, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA dengan
aquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari NA dan aquades.
Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning
kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen. Kemudian dimasukkan kedalam
autoklaf dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas aluminium
diluarnya. Tujuan dari penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi. Pembuatan NA
berdasarkan konsistenny atermasuk medium padat dan menurut kegunaannya termasuk
medium umum.
BAB IV
KESIMPULAN

Sterilisasi adalah proses membunuh semua mikroorganisme hidup. Sterilisasi


merupakan salah satu cara untuk menghindari kontaminasi, metode aseptik ini digunakan untuk
preparasi media kultur dan preparasi. Itu dapat disterilkan oleh fisika, kimia, radiasi dan filter.
Media kultur adalah suatu bahan yang tersusun dari campuran bahan makanan (zat gizi) yang
dapat digunakan untuk memelihara dan menumbuhkan mikroorganisme.

Daftar Pustaka

Gunawan, R. (2019). Laporan Praktikum Mikrobiologi Perairan " Pembuatan Media Menggunakan
Media TSA dan TSB ". Tanjung Pinang: researchgate.net.

Labagai, T. O. (2012). Laporan Praktikum Mikrobiologi " Sterilisasi dan Media Pertumbuhan ". Jayapura:
docplayer.info.

Luklukyah, Z., Sermalia, N. P., & Mujtahidah, T. (2019, Oktober). Panduan Praktikum Mikrobiologi
Dasar. Retrieved from https://faperta.untidar.ac.id

Nanempa, D. M. (2019). Laporan Praktikum Mikrobiologi " Pembuatan Media dan Sterilisasi " .
Manado: Academia.edu.

Yusmaniar, Wardiyah, & Nida, K. (2017). MIKROBIOLOGI DAN PARASIOLOGI. Jakarta Selatan: Pusdik
SDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai