Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

JARINGAN OTOT DAN SYARAF

DISUSUN OLEH:
NAMA : RAFI RIZKY RAMDHANI
NIM : 1207020055

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2021
1. Tujuan

Dilaksanakannya parktikum ini bertujuan :


1. Untuk mengetahui macam-macam jaringan otot dari sediaan preparat
2. Mengamati preparat histology untuk mengetahui macam-macam jaringan saraf

2. Dasar Teori
Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot,yang
mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan
parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besarmikrofilamen yang
terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling
banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksiotot merupakan bagian
besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalamsuatu hewan yang aktif (Aditia,
2013).

Jaringan otot memiliki struktur khusus yang fungsi utamanya sebagai alat gerak
aktif, baik bagi badan secara keseluruhan maupun bagi setiap bagian tubuh yang satu
terhadap yang lainnya. Sel otot sering disebut juga serat-serat otot. Serat otot
mengandung filamen (benang) aktin dan miosin. Aktin dan miosin ini merupakan
protein kontraktil yang memberi kemampuan untuk memanjang dan memendeknya
otot (Bakhtiar, 2011)

Susunan sel-sel otot pada jaringan otot keadaannya membujur dengan inti dan
miofibril yang tampak jelas. Miofibril terbentuk dari protein kontraktil yang terdapat
di sepanjang sel. Hal ini tampak jelas terlihat pada otot rangka dan otot jantung.
Antarsel otot batasnya tampak jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema ini
merupakan lapisan membran yang berada di sekeliling sel otot (Bakhtiar, 2011).

Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan
untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada
tempat melekatnya otot tersebut (Lestari & Kistinnah, 2009)

a. Otot lurik, merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering
disebut juga otot rangka. Miofibril yang tersusun sejajar dengan serabut otot
membentuk daerah-daerah terang dan gelap sehingga tampak seperti berlurik-lurik.
Otot lurik mempunyai banyak inti sel .Otot lurik bekerja di bawah kesadaran (P &
Ariebowo, 2009)

b. Otot polos, bentuk selnya menyerupai gelendong. Setiap sel memiliki satu inti
sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot polos tidak bekerja di bawah kesadaran.
Otot polos terdapat di organ-organ yang bekerja tanpa sadar (involuntary), seperti
lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan (P & Ariebowo, 2009).
c. Otot jantung, kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan
otot polos. Struktur otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk
rantai dan bercabang dengan satu atau dua inti sel. Otot jantung hanya terdapat di
jantung, tidak terdapat di organ lain (P & Ariebowo, 2009).

Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawasinyal
sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal darisistem
saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkalidisebut impuls
saraf, atau disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pulasel neron berbeda
dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya karena adanyatonjolan-tonjolan yang
panjang dari badan selnya. Semua jaringan mencerminkansejarahnya dengan
memeperlihatkan berbagai kemampuannya untuk penyesuaiandri pada keadaan baru
selama hidup mereka. Jaringan saraf jugamenspesialisasikan diri dalam kemampuan
sepeti ini, menuju kea rah fungsibelajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami.
Meskipun banyak sifat khasorganissi pesarafan itu telah terprogram secara genetik,
namun detail– detail darikontak–kontak seluler dan pembentukan sirkuit fungsional
untuk popolasiseltampaknya terpengaruh oleh keadaan yang biasanya terdapat
apabila sel-selnyamemperoleh kontak mereka yang pertama (Aditia, LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN SARAF), 2013).

Jaringan saraf tersusun oleh kumpulan sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan kesatuan fungsional dari sistem saraf yang memiliki konduktivitas
(kemampuan menghantar impuls) sehingga terjadi komunikasi antara reseptor (sel
atau organ yang menerima rangsang, seperti sel-sel saraf sensorik pada kulit) dan
efektor (jaringan atau organ yang mereaksi rangsang, seperti otot atau kelenjar).
Jaringan saraf juga memiliki sel-sel reseptor yang terbungkus oleh jaringan ikat
(Hanum, et al., 2009).

Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang.


Jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistem saraf tepi. Sel dibagi
menjadi dua macam, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Sel yang
mengkhususkan diri untuk penerimaan dan transmisi rangsangan disebut neuron
Sedangkan, sel glia merupakan sel-sel yang menunjang dan melindungi neuron
(Rachmawati, 2009).

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini
mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur
aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan melalui sel neuroglia yang
menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.

a. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.


b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls
meninggalkan badan sel saraf.
c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
(Purnomo, Sudjino, Trijoko, & Hadisusanto, 2009)
Neurit memiliki selubung yang terdiri dari selubung myelin dan selubung
neurilema.
1) Selubung myelinmerupakan selubung yang langsung membungkus neurit.
Berfungsi sebagai isolator dan juga berperan sebagai nutritif terhadap neurit.
Selubung myelin tidak membungkus neurit secara kontinu tetapi membuat interval
antara 80 - 600 mikron, membentuk nodus ranvier. Di daerah interval ini neurit tidak
memiliki selubung myelin, tapi langsung dibungkus oleh selubung Schwann.
2) Selubung neurilema (selubung Schwann) terdiri dari sel-sel Schwann yang
menghasilkan myelin. Berfungsi dalam regenerasi neurit dan dendrit yang rusak.
Antara neuron satu dengan neuron yang lain saling berhubungan. Tempat hubungan
itu disebut sinapsis.
(Suwarno, 2009)
3. Metode

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Atlas Histology
2. Mikroskop
Bahan :
1. Preparat macam-macam jaringan otot
2. Preparat macam-macam jaringan saraf

3.2 Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan

Ambil preparat
dan mikroskop
dengan hati-hati

Letakan preparat
dibawah mikroskop

Atur pembesaran dari


pembesaran terendah

Amati preparat lalu


dokumentasikan gambar
preparatnya. Pengamatan
dapat dibantu dengan
atlas histology

Selesai
4. Referensi
Aditia, L. (2013). LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN OTOT). Gowa:
Academia.edu.

Aditia, L. (2013). LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN SARAF). Gowa:
Academia.edu.

Bakhtiar, S. (2011). Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.

Hanum, E. L., Purwianingsih, W., Atikah, T., Herliana, I., Yani, R., & Peniasiani, D. (2009). Biologi 2 :
Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Lestari, E. S., & Kistinnah, I. (2009). Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

P, F. F., & Ariebowo, M. (2009). Praktis Belajar Biologi 2 : untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program ILmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.

Purnomo, Sudjino, Trijoko, & Hadisusanto, S. (2009). Biologi : Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rachmawati, F. (2009). Biologi : untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi : untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai