Anda di halaman 1dari 4

NAMA: ADAWIYAH NUR

NO.BP: 2111131021
DOSEN MATAKULIAH: ALEX DARMAWAN S.S,MA

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), awal


mula sejarah bahasa Indonesia yakni bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Pada
saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam suatu rapat dan
berikrar:

1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,


2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia,
3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Nah, Bahasa Indonesia lalu dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Lalu dari mana Bahasa Indonesia berasal? Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa berdasarkan sejarah,
bahasa Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung
bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan hampir di seluruh Asia Tenggara.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal itu
dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M
(Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka
tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).

Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna
itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya. Di Jawa Tengah (Gandasuli) juga
ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka
tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama
Budha.

Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di Nusantara dan
sebagai bahasa perdagangan baik pedagang antar suku di Nusantara maupun para
pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah yang
belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada
bahasa yang bernama Koen-louen. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa
perhubungan di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye
Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra pada abad ke-16 dan abad
ke-17 seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu,
Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama


Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu
dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah
kukuh keberadaannya.

Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya


dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai
bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa
Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.

Bahasa melayu mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Bahasa


Melayau menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam.
Ini mudah diterima masyarakat dan dijadikan sebagai bahasa perhubungan antarpulai,
antarsuku, atau antarpedagang. Lama kelamaan, bahasa Melayu dipakai di wilayah
Nusantara. Dalam perkembangannya bahasa Melayu dipengaruhi budaya di Nusantara.
Bahasa Melayu mulai menyerap kosakata dari berbagai bahasa. Seperti bahasa
Sansekerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Kemudian muncul
berbagai variasi dan dialek dari bahasa Melayu. Ini mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.

Pada perkembangan berikutnya lahirlah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang diterbitkan
oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2016. Sebelumnya telah ditetapkan dengan Permendikbud No.
50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). PUEBI
inilah yang akan mendukung mahasiswa zaman sekarang ketika menyusun suatu karya
tulis ilmiah untuk mengetahui ejaan dan penulisan kata yang berlaku sekarang ini.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya

konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut
pandang Linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu.
Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19. Dalam
perkembangannya bahasa Indonesia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak
awal abad ke-20.

Penamaan Bahasa Indonesia di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda 28


Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa
Melayu tetap di gunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini
dari varian bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.

Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga
Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.

Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa Ibunya. Meskipun demikian , bahasa Indonesia di gunakan sangat luas di
perguruan-perguruan tinggi.

Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum
publik lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia di gunakan oleh
semua warga Indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta
makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya.

Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan


dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari
berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan
bahasa-bahasa Eropa.

Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Sobat poltekkes, Indonesia adalah suatu Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang
terbentang luas dari Sabang sampai Marauke. Oleh karena itu Indonesia memiliki
beragam bahasa yang berbeda dari tiap-tiap daerah. Namun bahasa resmi yang
digunakan di Negara Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah
bahasa yang digunakan oleh warga Negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar
warga. Awal mula bahasa Indonesia adalah dari bahasa Melayu. Namun semenjak
Sumpah Pemuda yang dicanangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Melayu tidak
lagi digunakan dan diganti dengan Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah peristiwa-
peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia dari zaman
dahulu.
Sumber: https://www.smkn1-bpn.sch.id

https://www.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai