grade
Macam
Sediaan Bahan
Herbal
Herbal Dentistry - Kelompok 1
KELOMPOK 1 KELAS C
Fara Rahmania Putri (201811051)
Femia Ayu Ardiani (201811053)
Ferani Yunita Nur Aini (201811054)
Fillipo Hizkia Manuel T. (201811055)
Firza Auliya Nur Anisah (201811056)
Fitria Sulistiyowati (201811057)
Ganesha Anindytha Harsadharma P. (201811058)
Georgius Julio Caesar (201811059)
INFUSA
Infusa
● Sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit
● Cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan
yang lunak
● Hal yang harus diperhatikan:
○ jumlah simplisia
○ derajat halus simplisia
○ banyaknya air ekstrak
○ serta cara menyari
Prinsip Kerja Infusa
❖ Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air dua kali bobot bahan
➢ bunga empat kali bobot bahan dan untuk karagum 10 kali bobot bahan
❖ Bahan baku ditambahkan dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada
suhu 90 – 98oC
❖ Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan
Keuntungan dan Kerugian
❖ Keuntungan
➢ Alat yang dipakai sederhana
➢ Biaya yang dikeluarkan relatif rendah
❖ Kerugian
➢ Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,
apabila kelarutannya sudah mendingin
➢ Hilangnya zat-zat atsiri
➢ Simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan
menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut
Keuntungan dan Kerugian
❖ Kerugian
➢ Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur
sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam pada suhu kamar
➢ Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak
yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan
Prosedur Kerja Infusa
1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus
tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan kedalam panci
diberi air secukupnya
2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya
segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air, setelah itu panci bawah
dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih
3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah
mendidih, sambil sesekali diaduk
Prosedur Kerja Infusa
4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi
masih panas melalui kain flanel.
- Apabila volume akhir yang didapat ternyata kurang dari 100 cc, perlu
ditambahkan air panas melalui ampas hingga mencapai 100cc
5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil
saringan tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan,
ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas skala 100 cc
6. Infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah
dingin
- Infusa asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas
- Infusa kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh
dari bobot simplisia
Alat Infusa
DEKOKTA
Dekokta
❏ Dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air
❏ Pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah
mulai mendidih
❏ Lebih lama daripada infusa karena bahan-bahan simplisia yang umumnya
berupa bahan keras, seperti misalnya kulit kayu (korteks), kayu (lignum), akar
(radiks), batang, kulit buah (perikarpium), biji
Prinsip Kerja Dekokta
➔ Decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri
dan tahan terhadap pemanasan.
◆ Perbedaanya dengan infusa adalah lama penyarian, dekokta (30 menit)
infusa (15 menit)
➔ Teorinya, ketika panci bawah airnya mendidih (pada suhu 100 °C), maka
panas yang diterima oleh panci atas suhunya hanya mencapai sekitar 90° C
saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak
oleh pemanasan berlebihan
Prosedur Kerja Dekokta
1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus
tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci
atas diberi air secukupnya diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang
hendak kita inginkan.
2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya
segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air, setelah itu panci bawah
dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih.
Diharapkan maka suhu air di panci atas akan mencapai 90oC.
3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah
mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk.
Prosedur Kerja Dekokta
4. Waktu 30 menit itu adalah aturan umum yang diberikan oleh buku-buku
farmasi resmi seperti Farmakope. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas
diturunkan dan disaring selagi masih panas melalui kain flannel, apabila
volume akhir yang didapat ternyata kurang dari 100 cc (air semula 100 cc)
maka perlu ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume dekokta yang dikehendaki yaitu 100 cc.
5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil
saringan dipindah ke gelas ukur, sampai mencapai 100cc
Alat Dekokta
TEH
● Istilah teh atau tea (Inggris) umumnya mengacu pada daun teh
(Camellia sinesis) yang dikeringkan (simplisia teh) dan direbus
untuk minuman sehari hari.
● Saat ini dikenal dua jenis teh, yakni teh bukan obat (non medicinal
tea) dan teh obat (medicinal tea).
● Teh obat dibuat dari simplisia tunggal atau campuran simplisia
tumbuhan obat. Teh obat umumnya dikonsumsi hanya dalam
jangka waktu atau tujuan pengobatan tertentu.
● Teh mengandung bahan kimia yaitu:
○ Alkaloid purin (metil xantin): kafein, teobromin, teofilin;
○ Saponin triterpen: aglikon baringtogenol C, Rl-baringenol;
○ Katekin: epikatekin, epigalokatekin, epigafokatekin galat,
teaflavin, tearubigen;
○ Flavonoid: kuersetin, kaemferol, mirisetin;
○ Derivat asam kafeat: asam klorogenat dan teogalin;
○ Minyak atsiri: linalool, 2-metil-hepta-2-en-6-on, a-ionon dan
p-ionon.
● Pemberian katekin mengakibatkan penurunan kadar kolesterol
darah dan asam empedu. Hal ini menunjukkan peran katekin teh
dalam metabolisme lemak pada tikus dengan berat badan normal.2
GARGARISMA
Obat kumur dan obat cuci mulut umumnya mengandung bahan
tanaman yang berkhasiat sebagai astringen yang dapat
mengencangkan atau melapisi selaput lendir mulut dan tenggorokan
dan tidak dimaksudkan agar obat menjadi pelindung selaput lendir.
● Obat kumur dan obat cuci mulut dibuat dari
sediaan infus, dekok atau tingtur yang diencerkan.
● Obat kumur dan obat cuci mulut harus disimpan
dalam botol berwarna susu atau wadah lain yang
sesuai.
● Pada etiket juga harus tertera petunjuk
pengenceran sebelum digunakan dan kalimat,
“Hanya untuk kumur, tidak boleh ditelan”.
SIRUPI
Sirup merupakan sediaan berupa
larutan dari atau yang mengandung
sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar
sakarosa tidak kurang dari 64,0% dan
tidak lebih dari 66,0%
Pembuatan Sirup
1. Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut.
2. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang
dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
3. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan natrium karbonat sebanyak 10% bobot simplisia.
4. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang sesuai
Contoh sediaan sirup yang tercantum dalam Farmakope Amerika
Serikat dan Inggris :
EKSTRAK
PERKOLASI Yang Diperoleh Dengan
Penyari Air
EKSTRAK
Air dengan Penyari
Etanol