Anda di halaman 1dari 21

KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI DAN PULPA III

Pin Crown

Disusun oleh:

Kelompok 3 - Kelas C

1. Ferani Yunita Nur Aini (201811054)

2. Fitria Sulistiyowati (201811057)

3. Gilang Ramadhan (201811060)

4. Hastrinadya Adisma Salsabila (201811063)

5. Jelita Bunga Chairunisa (201811066)

6. Jose Jevera Dandan (201811069)

7. Khanza Adiba (201811072)

8. Labriola Ichfadha Zayn (201811075)

Fasilitator : Prof. Dr. Narlan Sumawinata, drg. Sp. KG (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO

JAKARTA

202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan tepat waktu. Tidak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi ataupun pikirannya.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembacanya. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 24 Maret 2021

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5
2.1 Jenis Bahan 5
2.1.1 Post 5
Gambar 1.1 Cast Metal Post and Core 6
Gambar 1.2 Resin Fiber Post 7
Tabel 1.1 Keuntungan dan Kekurangan Bahan Post 7
2.1.2 Core 7
Gambar 1.3 Amalgam Core 8
Tabel 1.2 Keuntungan dan Kekurangan Bahan Core 10
Gambar 1.4 Kompleks Post and Core 10
2.2 Indikasi dan Kontraindikasi 10
2.3 Preparasi 11
Gambar 3.1 Ferrule. 11
2.4 Pencetakan 12
2.5 Insersi 13
Gambar 5.1 Kunci pas tangan untuk Sistem Thread Mate. 14
Gambar 5.2 Penggunaan kunci pas tangan untuk memasang pin. 15
Gambar 5.3 Chuck Handpiece untuk self-shearin. 15
Gambar 5.4 Penggunaan bur tajam. 16
2.6 Sementasi 16

BAB III 18

PENUTUP 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi pasca PSA cenderung memiliki struktur yang lemah oleh karena
karies dan atau restorasi sebelumnya, fraktur atau trauma, akses endodontik dan
instrumentasi, serta menurunnya kelembaban. Dentin menjadi lebih getas oleh
karena hilangnya kelembaban atau hilangnya jaringan pulpa pada gigi non vital.
Saluran akar yang tipis tidak dapat menahan kekuatan mastikasi dan rentan terjadi
fraktur.
Restorasi gigi pasca PSA umumnya menggunakan restorasi intraradikular
atau inti pasak yang dapat memperkuat bagian koronal gigi. Dalam beberapa
tahun, mahkota pasak digunakan untuk perawatan gigi dengan saluran akar lebar
tanpa melihat kualitas dan kuantitas jaringan gigi yang tersisa. Mahkota pasak
berguna untuk menguatkan gigi non vital pasca PSA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan


antara lain:

1. Jelaskan jenis-jenis bahan pin crown!

2. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi pin crown!

3. Jelaskan cara preparasi pin crown!

4. Jelaskan pencetakan untuk pin crown!

5. Jelaskan cara insersi pin crown!

6. Jelaskan sementasi pin crown!

3
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, terdapat beberapa tujuan yang


hendak dicapai antara lain:

1. Menjelaskan jenis-jenis bahan pin crown.

2. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi pin crown.

3. Menjelaskan cara preparasi pin crown.

4. Menjelaskan pencetakan untuk pin crown.

5. Menjelaskan cara insersi pin crown.

6. Menjelaskan sementasi pin crown.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Bahan

2.1.1 Post

Terdapat beberapa jenis bahan post, yaitu logam tuang (cast


metal), logam buatan pabrik (prefabricated metal), dan dari bahan resin.
Cast metal post biasanya dari emas atau base, yang dibuat di
laboratorium. Bahan ini memiliki kekuatan transversal yang baik, dan
jarang sekali rusak atau hancur. Kekurangannya adalah kesulitan dalam
pencetakan, karena sulit untuk meletakkan bahan cetak hidrofobik ke
batas tajam dari saluran akar post-endodontik dan untuk memastikan
tidak adanya gelembung air atau udara. Penuangan bahan cetak pada
laboratorium bahkan akan lebih sulit, karena tidak mungkin untuk
menuang bahan cetak pada angulasi dan arah yang sangat tepat.
Perbedaan tersebut dapat memengaruhi ketepatan seluruh kompleks
post/core.1

Kebanyakan dokter gigi akan kesulitan menempatkan post/core


bahan cast metal ke dalam akar sisa. Sering dibutuhkan penyesuaian
baik pada bahan restoratif atau pada struktur gigi yang tersisa untuk
benar-benar mendapatkan ketepatan yang baik. Dilakukannya modifikasi
“tight fit” dari post ini agar dapat mendudukkan restorasi, akan
menghilangkan keuntungan utama bahan logam tuang. Masalah terbesar
dari tiang logam tuang adalah bahwa mereka biasanya dibuat dari bahan
mulia atau non-reaktif dan dengan demikian tidak dapat terikat pada
struktur gigi. Selain itu, bahan-bahan ini tidak mengikat mahkota di
atasnya melalui semen. Semua antarmuka adalah antarmuka luting yang
memberikan pengisian ruang antar material, tetapi tidak ada adhesi.1

5
Gambar 1.1 Cast Metal Post and Core2

Prefabricated metal post memiliki keuntungan yaitu dipasang


dalam dental office atau secara chairside, sehingga tidak perlu adanya
kedatangan kedua dan memangkas biaya laboratorium. Bahan metalnya
sendiri memiliki kekuatan transversal yang baik. Kekurangan dari jenis
ini adalah lubang post harus dibuat tepat atau fit dengan bentuk post itu
sendiri. Karena ketepatan tersebut ini hanya merupakan perkiraan,
adaptasi antara struktur gigi yang tersisa dan post itu sendiri tidak tepat.
Ruang diantaranya diisi oleh semen, biasanya kurang kuat dari post.
Logam jenis ini tidak terikat pada struktur gigi yang mendasarinya atau
inti atau mahkota di atasnya, cenderung memiliki estetika buruk (sama
dengan cast metal). Bahan ini menghasilkan bayangan abu-abu melalui
restorasi jika tidak ada cukup bahan penutup di inti semen atau keramik.1

Resin fiber post memiliki keuntungan yaitu diinsersi pada dental


office, serta memiliki ikatan dengan struktur gigi di bawahnya (enamel
atau dentin), pada core, serta pada restorasi di atasnya jika digunakan
semen resin yang memadai. Bahan ini memiliki kekuatan transversal
yang baik, terdiri dari banyak serat yang terikat dengan BIS-GMA
(komponen dasar komposit). Serat-serat tersebut cenderung bengkok,
tidak rusak. Saat bengkok, serat-serat ini dapat berperan sebagai
shock-absorber. Bahan ini tersedia dalam berbagai warna (hitam, putih,
translusen).1

6
Gambar 1.2 Resin Fiber Post1

Bahan Kelebihan Kekurangan

Cast Metal Dibuat di laboratorium Pencetakan sulit


Kekuatan transversal Ketepatan (fit) sulit
baik
Biaya tinggi
Tidak ada ikatan

Prefabricated Metal Diinsersi di DO Adaptasi kurang


Kekuatan transversal Estetik kurang
baik
Tidak ada ikatan
Tahan 20 tahun lebih

Resin Fiber Diinsersi di DO Teknik baru


Ada ikatan
Kekuatan transversal
baik
Sebagai shock absorber
Estetik

Tabel 1.1 Keuntungan dan Kekurangan Bahan Post1

2.1.2 Core

Cast metal core memiliki keuntungan yaitu adalah dibuat di


laboratorium, sehingga bentuknya menyesuaikan. Ketebalan core jenis
ini memberikan kekuatan transversal yang baik, sehingga sangat tidak
mungkin untuk terjadinya fraktur. Post dan core bahan cast metal
dicetak sebagai satu kesatuan, bersama-sama menyediakan substruktur

7
yang sangat kuat untuk restorasi. Kekurangan utama dari inti logam cor
adalah penampilan estetiknya di bawah mahkota keramik. Warna kuning
cerah dari inti logam emas atau kegelapan terlihat melalui restorasi
keramik dan membuat kurang baiknya hasil estetik. Warnanya cukup
pekat dan ketebalan porselennya terbatas. Karena dibuat di laboratorium
dan memerlukan dua pertemuan, biayanya lebih tinggi, terutama bila
bahan yang digunakan adalah emas. Semen luting akan memberikan
stabilitas tetapi tidak ada adhesi kimia atau mekanis.1

Amalgam core bersifat tidak mahal, sangat mudah dipasang


(kebanyakan dokter gigi sudah familiar dengan penggunaannya), dan
memiliki adaptasi yang baik dengan anatomi internal ruang pulpa. Akan
tetapi, amalgam tidak membentuk ikatan kimiawi pada struktur gigi
meskipun bahan “amalgam bonding” digunakan. Bahan ini memiliki
kekuatan transversal yang sangat buruk; setiap tekanan atau gaya
horizontal yang signifikan kemungkinan besar membuat adanya fraktur.
Warna abu-abu gelap dari amalgam (yang berubah menjadi hitam jika
terkorosi oleh waktu dan air liur) jelas terlihat melalui mahkota keramik
atau di tepi restorasi di atasnya. Kekurangan lain dari amalgam adalah
cenderung masuk ke sekitar dentin dan jaringan lunak, menciptakan
amalgam tattoo. Meskipun tidak terlihat langsung, dapat terlihat sebagai
pucat abu-abu perak pada jaringan lunak atau keras.1

Gambar 1.3 Amalgam Core3

Glass ionomer core memiliki keuntungan yaitu melepaskan


fluorida. Namun, terdapat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa

8
struktur gigi non-vital yang tersisa benar-benar menyerap fluorida dari
bahan restorasi terpolimerisasi yang berdekatan. Glass ionomer juga
memiliki ikatan yang lemah pada struktur gigi, sekitar 6 sampai 10 MPa.
Kekurangan lainnya yaitu bahan ini memiliki kekuatan tekan yang buruk
dan cenderung gagal.1

Cermet adalah bahan GI yang memiliki penambahan serbuk logam


pada sifat kimianya. Bahan-bahan ini seharusnya lebih kuat dari GI
tradisional. Bahan ini memiliki kekuatan transversal yang lebih kuat
tetapi cenderung lebih lemah secara keseluruhan daripada GI
konvensional. Estetik dari bahan ini kurang baik, terdapat pewarnaan
seperti amalgam.1

Composite core bersifat sangat kuat. Bahan ini membentuk ikatan


yang kuat pada struktur gigi, baik enamel maupun dentin, serta semua
semen gigi yang digunakan saat ini. Composite core terikat pada
keramik dan logam dari mahkota di atasnya. Bahan ini diletakkan pada
gigi dalam keadaan mengalir, sehingga memiliki adaptasi yang sangat
baik terhadap anatomi ruang dan saluran pulpa, mahkota.1

Bahan Kelebihan Kekurangan

Metal Dibuat di laboratorium Estetik kurang


Kekuatan transversal Biaya tinggi
baik
Tidak ada ikatan

Amalgam Biaya murah Tidak ada ikatan kimia


Mudah digunakan Kekuatan transversal
kurang baik
Adaptasi baik
Estetik kurang baik

GI Melepaskan fluoride Kekuatan tekan kurang


(walaupun sangat
Ikatan lemah
sedikit)

Composite Ikatan kuar Perubahan teknik klinis

9
Adaptasi baik
Membentuk monoblok

Tabel 1.2 Keuntungan dan Kekurangan Bahan Core1

Gambar 1.4 Kompleks Post and Core1

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi
Indikasi pin crown diantaranya yaitu pada kasus kehilangan struktur
gigi yang luas baik gigi anterior maupun posterior dan membutuhkan retensi
tambahan dari saluran akar untuk restorasinya, tinggi ferrule optimal dapat
tercapai 1,5 - 2 mm. Pasak biasanya diperlukan untuk memperkuat gigi
dengan bicuspid seperti premolar dikarenakan diameternya yang kecil
sedangkan tekanan kunyahnya (shear stress) besar, serta pada gigi molar
dengan kamar pulpa yang tidak adekuat.4

Kontraindikasi
Kontraindikasi perawatan pin crown yaitu gigi dengan kamar pulpa
yang masih adekuat atau sekiranya masih dapat dipertahankan, pada kasus ini
sebaiknya dipilih rencana perawatan lain selain mahkota pasak. Pasak tidak
diindikasikan pada gigi dengan sisa mahkota klinis yang cukup untuk di
restorasi menggunakan bahan plastis, serta pada kasus ferrule optimal tidak

10
dapat tercapai (ferrule adalah struktur dentin sehat yang melingkar di antara
inti dan crown margin).4

2.3 Preparasi

Karies dan restorasi sebelumnya harus dihilangkan. Spurs halus tipis


dari struktur gigi dapat dihilangkan, tetapi tidak perlu membuat permukaan
oklusal dan insisal rata; ketinggian struktur gigi yang tersisa harus dijaga.5

Penggunaan ferrule serviks yang melingkupi struktur gigi adalah kunci


untuk mencegah fraktur gigi dan kehilangan restorasi (Gbr. 3.1). Ferrules
dibentuk oleh mahkota yang memanjang ke servikal untuk mengikat struktur
gigi apikal ke inti membantu gigi menahan fraktur, sedangkan ferrules yang
dibuat oleh inti yang tumpang tindih dengan struktur gigi koronal umumnya
tidak efektif. Ferrules mahkota yang mencakup lebih dari 1 mm struktur gigi
adalah yang paling efektif dalam membantu gigi menahan fraktur. Ferrules
yang mencakup 2 mm struktur gigi di sekitar seluruh circumference gigi
menghasilkan ketahanan fraktur yang lebih tinggi daripada ferrules yang
hanya melibatkan sebagian circumference gigi.5

Gambar 3.1 Ferrule.

(Kiri) Saluran akar yang telah dirawat dengan adequate ferrule. (Tengah) Ruang post
telah dibuat, semen post (warna putih di antara post dan dinding saluran akar), dan
inti build-up komposit. (Kanan) Outline dari mahkota permanen dan komponen dari
gigi yang telah dirawat menggunakan prefabricated post.5

11
Setelah panjang dan diameter post ditetapkan, ruang post mungkin
memerlukan perbaikan lebih lanjut untuk menghilangkan undercut yang kecil.
Setelah gutta-percha dihilangkan, instrumen putar dapat digunakan untuk
pembentukan ruang post akhir; Namun, seperti yang dinyatakan sebelumnya,
instrumen ini harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari
pembuangan struktur gigi yang berlebihan yang melemahkan akar atau
menyebabkan perforasi. Ruang post untuk prefabrication post harus
diselesaikan menggunakan bor yang direkomendasikan. Pembentukan akhir
juga dapat dilakukan dengan manipulasi tangan pada instrumen rotary karena
hanya sejumlah kecil gigi yang perlu dibuang dalam banyak situasi. Setelah
ruang post dibuat, restorasi sementara yang kuat harus digunakan untuk
menghilangkan bakteri mulut, dan obat intrakanal kalsium hidroksida akan
memberikan perlindungan lebih lanjut sampai post disemen.5

2.4 Pencetakan

a. Pin Bending and Trimming


Idealnya pin bending dan trimming, jika diperlukan, harus
dilakukan sebelum penempatannya tetapi tidak mungkin pada pin yang
terkunci gesekan dan berulir. Jika memungkinkan, setidaknya 1,5 mm pin
harus terbuka. Setidaknya 1,0 mm ruang untuk bahan restoratif di sekitar
pinggiran pin dan setidaknya 2,0 mm ruang oklusal ke pin harus tersedia.
Untuk memangkas pin, potong pendek dengan bur sharp fissure yang
dipasang dengan alat genggam berkecepatan tinggi dengan menjaga agar
tetap tegak lurus dengan pin. Stabilkan pin dengan hemostat saat tekanan
lateral diterapkan.6

b. Penempatan matriks
Pada umumnya digunakan retainer dan band tofflemire. Jika
tofflemire matrix tidak dapat digunakan, matriks pita tembaga atau
automatrix yang didukung senyawa impresi, yang merupakan sistem
matriks retainerless, juga dapat digunakan.6

12
c. Penempatan amalgam
Pertama kemas dan padatkan restorasi amalgam di sekitar pin dan
kemudian semua area step dan area kotak proksimal. Setiap penambahan
amalgam dikondensasikan dengan benar untuk menghasilkan permukaan
yang rata. Amalgam harus dikondensasikan dengan benar di sekitar pin.6

d. Carving Amalgam
Hilangkan amalgam yang berlebihan dari permukaan oklusal.
Gunakan diskoid dan pemahat Hollenback untuk mengembangkan anatomi
gigi. Marginal ridge harus sama tingginya dengan marginal ridge yang
berdekatan.6

e. Penghapusan Matriks
Hindari penghapusan dini matriks band karena dapat
mengakibatkan patahnya restorasi. Jika toffelmire sedang digunakan,
pisahkan band dari retainer dan keluarkan band tanpa mengganggu
restorasi set.6

f. Prosedur Finishing dan Polishing


Tujuan pemolesan adalah penghalusan margin, pengembangan
kontur, dan penghalusan permukaan. Pemolesan harus dilakukan setelah
24 jam penempatan restorasi. Bur finishing round steel atau diamond
wheel kecil digunakan untuk membentuk kontur restorasi oklusal. Silika
atau aluminium oksida diaplikasikan dengan mangkuk profilaksis untuk
memoles permukaan.6
2.5 Insersi

TMS (Thread Mate System) menggunakan kunci pas tangan untuk


memasang pin yang dapat dipasang sendiri. Pin Link Series dan Link Plus
terdapat dalam bungkus plastik berkode warna yang merupakan handpiece
contra angle jenis kait atau kunci pas tangan plastik yang dirancang khusus.
Selain itu, tersedia chuck handpiece. Alat genggam tipe kait

13
direkomendasikan untuk penyisipan Link Series dan pin Link Plus. kunci pas
tangan direkomendasikan untuk penyisipan pin standar. Saat menggunakan
alat genggam jenis kait, Seri Tautan atau pin Link Plus dimasukkan ke dalam
alat genggam dan ditempatkan di atas lubang jarum. Alat genggam ini
diaktifkan dengan kecepatan rendah sampai selongsong plastik terlepas dari
pin. Selongsong pin kemudian dibuang. Untuk handpiece kecepatan rendah
dengan gigi rendah, gigi rendah harus digunakan. Menggunakan gigi rendah
meningkatkan torsi dan meningkatkan rasa taktil operator. Ini juga
mengurangi risiko pengupasan benang di dentin selama pemasangan pin.
Sebuah pin standar ditempatkan pada kunci pas tangan yang sesuai dan secara
perlahan diulirkan searah jarum jam ke dalam lubang jarum sampai resistansi
tak terbatas (menunjukkan pin telah mencapai bagian bawah lubang pin)
dirasakan. Pin kemudian harus diputar seperempat hingga satu setengah
putaran berlawanan arah jarum jam untuk mengurangi tekanan dentinal yang
disebabkan oleh ujung pin yang menekan dentin di bagian bawah lubang
jarum. Kunci pas tangan harus dilepaskan dari pin dengan hati-hati. Jika
kunci tangan digunakan tanpa isolasi bendungan karet, pelindung
tenggorokan kasa harus dipasang, dan seutas gigi rontok, dengan panjang
kira-kira 30 hingga 38 cm, harus diikat dengan kuat ke ujung kunci untuk
mencegah pasien tertelan atau aspirasi secara tidak sengaja.7

Gambar 5.1 Kunci pas tangan untuk Sistem Thread Mate.7

(pin TMS. A, Reguler dan Minikin. B, Min. C, Minuta. D, Seri Tautan dan
Tautan Plus.7

14
Gambar 5.2 Penggunaan kunci pas tangan untuk memasang pin.7

A, Penggunaan kunci pas tangan untuk memasang pin. B, Masukkan pin ke


bagian bawah lubang jarum dan putar kunci pas seperempat hingga setengah putaran.
C, Mengevaluasi panjang pin yang memanjang dari dentin.7

Gambar 5.3 Chuck Handpiece untuk self-shearin.7

biasa Thread Mate System (TMS) dan pin Minikin (A) dan pin TMS
Minuta (B).7

Panjang pin dievaluasi setelah pemasangan. Pin yang panjangnya


lebih dari 2 mm harus dilepas. Sebuah harpa No. 14, No. 12, atau No. 169L
atau 245 bur, dengan kecepatan tinggi dan berorientasi tegak lurus ke pin,
dapat digunakan untuk menghilangkan kelebihan panjang. Jika berorientasi
sebaliknya, rotasi bur dapat melonggarkan pin dengan memutarnya
berlawanan arah jarum jam dan melepaskannya dari lubang jarum. Selama
pelepasan panjang pin yang berlebih, asisten dapat mengalirkan udara secara
stabil ke pin dan menempatkan ujung evakuator volume tinggi untuk
melepaskan segmen pin. Selain itu, selama melepas kelebihan panjang pin,
pin dapat distabilkan dengan hemostat kecil atau tang kapas. Setelah

15
dipasang, pin harus kencang, tidak bisa bergerak, dan tidak mudah ditarik.
Setiap pin harus dinilai dengan tang kapas untuk stabilitas segera setelah
pemasangan.7

Gambar 5.4 Penggunaan bur tajam.7

A, Penggunaan bur tajam No. 14 yang dipegang tegak lurus dengan pin
untuk memperpendek pin. B dan C, Mengevaluasi persiapan untuk menentukan
kebutuhan untuk menekuk pin.7
Angulasi bor yang salah dapat menyebabkan paparan pulpa atau
perforasi eksternal. Jika kedekatan gigi yang berdekatan mengganggu
penempatan bor ke dalam celah gingiva, instrumen tangan lat dan berbilah
tipis ditempatkan ke dalam celah dan pada permukaan luar gigi untuk
menunjukkan angulasi yang tepat untuk bor. Menggunakan lebih dari satu
atau dua gerakan, memiringkan alat genggam selama prosedur pengeboran,
atau membiarkan bor berputar lebih dari tepian di bagian bawah lubang jarum
akan menghasilkan lubang jarum yang terlalu besar. Bor puntir tidak boleh
berhenti berputar (dari penyisipan ke pelepasan dari lubang jarum) untuk
membatasi potensi pengikatan dan / atau kerusakan saat membuat lubang
jarum.7

2.6 Sementasi

Penyemenan post yang tepat sangat penting; prosedur yang


direkomendasikan adalah:5
1. Isolasi rubber dam diperlukan sebelum pembuangan restorasi sementara
dan medikamen intrakanal.

16
2. Post harus dipasang ke kanal dan penempatan diverifikasi secara
radiografi. Custom cast posts dapat disesuaikan untuk mencapai
kesesuaian pasif menggunakan silicone disclosing medium (mis., Fit
Checker)), kemudian partikel udara dihilangkan menggunakan aluminium
oksida 50 μm, sebelum dibersihkan.
3. Dinding ruang post harus didesinfeksi menggunakan natrium hipoklorit;
smear layer dihilangkan dengan menggunakan ethylenediaminetetraacetic
acid (EDTA); dibilas dengan air; dan dikeringkan dengan menggunakan
paper point, bukan dengan udara.
4. Setelah mengacu pada petunjuk prosedur semen, aduk atau aktifkan semen
dengan benar dan tempatkan semen di sistem saluran. Tergantung pada
semen tertentu yang digunakan, low speed handpiece dan spiral lentulo
yang berputar searah jarum jam dapat digunakan untuk menyebarkan
semen secara merata ke seluruh sistem saluran. Beberapa semen
menghalangi penggunaan spiral lentulo karena mempercepat waktu
pengerasannya.
5. Tempatkan semen pada post dan tempatkan post dengan hati-hati.
Bersihkan sisa semen setelah cukup mengeras agar semen terlepas menjadi
potongan padat.
6. Tunggu semen setting sepenuhnya sebelum menggunakan instrumen putar
apa pun untuk membentuk atau memperhalus garis akhir guna
menghindari potensi melemahnya post yang disemen yang disebabkan
oleh getaran. Tergantung pada semen yang digunakan, hal ini mungkin
memerlukan restorasi sementara gigi dan pasien kembali pada kunjungan
lain untuk memperbaiki interface antara post dan gigi.
7. Inti build-up diperlukan untuk prefabricated post menggunakan bahan
restoratif definitif (resin komposit, amalgam). Inti build-up kemudian
disempurnakan untuk restorasi akhir dan pembuatan cetakan, atau
pemindaian gigi yang telah disiapkan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pin crown terdiri dari post (tiang) dan core (inti). Bahan-bahan post
yaitu cast metal, prefabricated metal, serta resin fiber. Sedangkan bahan core
yaitu logam, amalgam, glass ionomer, cermet, serta komposit. Indikasinya
yaitu diperlukan untuk memperkuat gigi karena diameter kecil tapi tekanan
kunyah besar. Kontraindikasinya yaitu jika gigi dengan kamar pulpa yang
masih adekuat atau masih dapat dipertahankan.

Karies dan restorasi sebelumnya harus dihilangkan. Spurs halus tipis


dari struktur gigi dapat dihilangkan, tetapi tidak perlu membuat permukaan
oklusal dan insisal rata; ketinggian struktur gigi yang tersisa harus dijaga.

Pencetakan terdiri dari pin bending dan trimming, penempatan matriks,


penempatan amalgam, carving amalgam, penghapusan matriks, dan
finisihin-polishing.

TMS (Thread Mate System) menggunakan kunci pas tangan untuk


memasang pin yang dapat dipasang sendiri. Pin Link Series dan Link Plus
terdapat dalam bungkus plastik berkode warna yang merupakan handpiece
contra angle jenis kait atau kunci pas tangan plastik yang dirancang khusus.
Sementasi dilakukan dengan mempersiapkan rubber dam, kemudian
diikuti dengan pengecekan post pada kanal, dinding post space didisinfeksi
dengan natrium hipoklorit dan menghilangkan smear layer dengan EDTA,
kemudian diikuti dengan sementasi dan dapat juga digunakan spiral lentulo
tergantung pada jenis semen yang digunakan, tempatkan post dan tunggu
hingga setting sepenuhnya dan gunakan instrumen putar untuk membentuk
dan memperhalus finish line.

18
3.2 Saran

Pembaca diharapkan dapat memahami materi tentang pin crown.


Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis
menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Freedman, George A. Contemporary Esthetic Dentistry. St. Louis, Mo:


Mosby, 2012.

2. Liddelow, G., & Carmichael, G. (2016). The restoration of traumatized teeth.


Australian Dental Journal, 61, 107–119. doi:10.1111/adj.12402

3. Caserío Valea, M., & Alonso de la Peña, V. (2017). Titanium posts and bonded
amalgam core longevity. The Journal of the American Dental Association,
148(2), 75–80. doi:10.1016/j.adaj.2016.09.012

4. McComb D. Restoration Of The Endodontically Treated Tooth. Royal College


of Dental Surgeons of Ontario; 2008.

5. Torabinejad M, Walton RE, Fouad AF. Endodontic, principle and practice,


5th. Ed. 2015. Elsevier.

6. Le Bell-Rönnlöf, AM. Fibre-reinforced composites as root canal posts.


Thesis. Finland: University of Turku; 2007.

7. Ritter, Andre V, Boushell Lee, Walter Ricardo. Sturdevant’s. The art and
Science of Operation Dentistry, 7th. Ed. 2019

20

Anda mungkin juga menyukai