Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ BETON PRATEGANG “
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan
Dosen Pengampu : Drs. Arief Saefudin, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 4 (A)


Alwan Prayoga (1506521026)
Bima Rizky Fadhilah (1506521032)
Johannes Panjaitan (1506521052)
Sabillah Maharani (1506521013)
Salsabila Ramadani (1506521034)
Siti Avrili Zahra (1506521024)

KELAS A
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
BAB I 4
Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.2 Tujuan 4
1.3 Manfaat 4
BAB II 5
Pembahasan 5
2.1 Definisi dan Konsep Dasar 5
2.2 Material Beton Prategang 5
2.3 Sifat Fisik 8
2.4 Sifat Mekanik 8
2.5 Sifat Kimia 9
2.6 Metode Aplikasi Beton Prategang 10
2.7 Keunggulan dan Kelemahan Beton Prategang 11
2.8 Kegunaan Beton Prategang 12
2.9 Pengujian Material 13
Produk Beton Pracetak dan Beton Prategang 14
BAB III 15
Penutup 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
Sesi Tanya Jawab 16
Daftar Pustaka 17

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ilmu Bahan Bangunan
Beton Prategang” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Drs. Arief Saefudin, M.Pd pada Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Beton Prategang dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Arief Saefudin, M.Pd


selaku dosen pada Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 07 September 2021

Kelompok 4

3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Bahan bangunan sangatlah diperlukan dan dibutuhkan disetiap daerahnya. Bahan


bangunan merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membangun sebuah rumah ataupun
gedung.
Bahan bangunan ada dua jenis yaitu bahan bangunan alami dan bahan bangunan
buatan. Bahan bangunan alami adalah bahan bangunan yang sudah tersedia dari alam dan
terbentuk secara alami, bahan bangunan alami meliputi tanah liat, pasir, kayu dan batu,
bahkan ranting dan daun telah digunakan untuk membangun bangunan. Sedangkan bahan
bangunan buatan adalah bahan bangunan yang terbentuk karena disengaja dengan proses
yang dibantu manusia dengan segala perencanaannya, bahan bangunan buatan meliputi pipa,
atap, baja, besi dan lain sebagainya.
Beton prategang adalah material yang sangat banyak digunakan dalam konstruksi.
Dengan demikian lulusan dari setiap program teknik sipil harus mempunyai, sebagai
persyaratan minimum, pemahaman mengenai dasar – dasar beton prategang melingkar dan
linear.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Beton Prategang?


2. Apa saja Material dan Sifat dari Beton Prategang?
3. Bagaimana Metode Pengaplikasian Beton Prategang?
4. Apa Keunggulan dan Kelemahan Beton Prategang?
5. Apa saja Kegunaan dan Produk dari Beton Prategang?
6. Bagaimana Pengujian Material dari Beton Prategang?

1.2 Tujuan

1. Untuk Memenuhi Tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu


2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Beton Prategang
3. Untuk Material dan Sifat dari Beton Prategang
4. Untuk Mengetahui Metode Pengaplikasian Beton Prategang
5. Untuk Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Beton Prategang?
6. Untuk Mengetahui Kegunaan Beton Prategang
7. Untuk Mengetahui pengujian material pada Beton Prategang

1.3 Manfaat

Bagi pembaca, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menambah
pengetahuan pembaca mengenai beton prategang Melalui makalah ini juga pembaca dapat
mengetahui material, sifat-sifat dari beton prategang dan kegunaannya. Dan bagi penulis,
makalah ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan dan untuk
melatih kemampuan menulis serta menambah pengetahuan bagi penulis

4
BAB II
Pembahasan

2.1 Definisi dan Konsep Dasar

A. Menurut ACI
Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

B. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998


Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang
adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja.

C. Menurut PBI – 1971


Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan- tegangan
intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan
akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

2.2 Material Beton Prategang

Beton prategang merupakan struktur komposit dari material beton dan baja dengan
mutu tinggi. Baja yang digunakan disebut tendon, yaitu beberapa baja yang dikelompokan
dan membentuk kabel. Terdapat 2 material yang digunakan dalam pembuatan struktur beton
prategang, yaitu beton dengan mutu tinggi dan baja prategang
A. Beton
Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen 18%, air 7%,
agregat kasar 44% yang berupa kerikil hasil dari disintegrasi batuan dan agregat halus
31% berupa pasir alami yang berfungsi untuk mengisi ruang antar butir- butir agregat
kasar.

5
Beton pada struktur prategang menggunakan mutu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan beton konvensional dengan kekuatan tekan yang cukup tinggi dimana (fc’)
beton minimal 30Mpa. Kuat tekan yang tinggi diperlukan untuk menahan
tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah terjadinya
keretakan, mempunyai modulus elastisitas yang tinggi dan mengalami rangkak lebih
kecil.

Beton berkekuatan tinggi yang dimiliki harus memenuhi standart


(fc’ = kuat tekan beton)
●fc’ > 28 - 55 Mpa (Amerika)
●fc’ > 35 Mpa ( Eropa )
Kekuatan tekan pada beton yang disyaratkan oleh beberapa peraturan diantaranya
adalah 40 MPa untuk metode Pratarik & 30 MPa untuk metode Pascatarik.

Untuk dapat mewujudkan beton mutu tinggi ada beberapa hal yg harus diperhatikan,
yaitu :
1. Kadar semen : 300 – 360 & max 530 kg/m3
2. Kadar air : kadar air yang digunakan sebaiknya serendah mungkin
3. Proses pemadatannya
Hal-hal diatas berkaitan dengan pula dengan susut beton, rangkak beton, karakteristik
tegangan dan regangannya, yang semuanya ini berhubungan dengan pembebanan
beton.

B. Baja Prategang
Beton Prategang menggunakan baja mutu tinggi, dimana baja tersebut biasanya
memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan
kekerasan dan kekuatan tariknya. Namun, disisi lain juga dapat membuat beton menjadi
getas atau rapuh

Baja mutu tinggi diharapkan mampu menerima kekuatan tarik yang cukup tinggi untuk
mampu menghasilkan gaya prategang yang cukup besar.
Untuk dapat mewujudkan baja mutu tinggi ada beberapa hal yg harus diperhatikan,
yaitu
1. Relaksasi Tegangan Baja, contohnya seperti berkurangnya tegangan baja pada
regangan konstan
2. Karat Tegangan, contohnya seperti peristiwa korosi yang dapat menurunkan
tegangan baja
3. Kerapuhan oleh Hidrogen yang akan mengakibatkan retak yg merapuhkan baja
1.

6
Baja prategang/tendon yang dipakai pada beton prategang berupa baja mutu tinggi yang
dibuat dalam beberapa bentuk, yaitu

1. Kawat Tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton
prategang dengan sistem pratarik Memiliki kekuatan karakter yang berkisar antara
1400-1900 Mpa
2. Untaian kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton
prategang dengan sistem pascatarik. Memiliki ukuran yang berkisar 2-15 mm
3. Kawat batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton
prategang dengan sistem pratarik. Memiliki ukuran yang berkisar 10-40 mm dan
kekuatan yang berkisar 1000 Mpa
4. Tulangan biasa,sering digunakan untuk beton konvensional, seperti tulangan
memanjang, sengkang dan lain-lain.

Berdasarkan SNI 7833:2012 mengenai tata cara perencanaan beton pracetak dan
prategang untuk bangunan gedung mensyaratkan bahwa baja yang digunakan untuk
prategang harus sesuai dengan salah satu spesifikasi berikut:
a. Kawat: ASTM A421M.
b. Kawat relaksasi rendah: ASTM A421M, termasuk suplemen ‘Low Relaxation
Wire’.
c. Strand: ASTM A416M.
d. Batang tulangan kekuatan tinggi: ASTM A722M. 9 Untuk tipe untaian kawat yang
digunakan pada beton prategang pascatarik harus diberi selongsong (ducts).

7
2.3 Sifat Fisik

Sifat fisik Beton Prategang :


● Kedap air dan kuat terhadap pergeseran, karena beton prategang dibuat dengan
kepadatan yang sangat padat sehingga kedap air dan kuat terhadap pergeseran.
● Struktur Ringan, karena menggunakan jumlah baja yang jauh lebih sedikit
● Tidak Mudah retak, karena dibuat dengan sangat padat sehingga kemungkinan
retaknya sedikir
● Berbentuk rapih dan ramping, karena jumlah bajanya sedikit membuat beton
prategang memiliki bentuk yang rapih dan ramping
● Tidak mudah mengalami lendutan, lendutan adalah perubahan bentuk pada balok
dalam arah y akibat oleh adanya pembebanan vertikal yang diberikan pada balok atau
batang, nah beton prategang tidak mudah mengalaminya karena kepadatan saat awal
pembuatannya dibuat dengan sangat padat.
● Kuat menahan beban yang besar, karena campuran pembuatan beton prategang
akan menghasilkan kekuatan yang ideal atau disebut dengan kuat tekan karakteristik.

2.4 Sifat Mekanik

Sifat-sifat mekanik beton keras dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu :


1. Sifat jangka pendek, seperti
● Kuat Tekan
kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat
tekan beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat
lain.
Beton yang digunakan untuk beton prategang adalah yang mempunyai kekuatan tekan
yang cukup tinggi dengan nilai kuat tekan karakteristik 30 – 45 MPa.
● Kuat Tarik
Kuat tarik adalah suatu sifat yang penting yang mempengaruhi perambatan dan ukuran
dari retak di dalam struktur.
Beton merupakan material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi
tarik. Kuat tariknya bervariasi dari 8 % sampai 14 % dari kuat tekannya. Karena
rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf pembebananyang
masih rendah
dan geser, serta modulus elastisitas.

● Kuat Geser
Ketahanan geser dan puntirnya bertambah dengan adanya penegangan

8
● Modulus Elastis
Beton yang digunakan dalam beton prategang adalah beton yang mempunyai kuat tekan
yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan
mengalami rangkak ultimate yang lebih kecil yang menghasilkan kehilangan
prategangan yang lebih kecil pada baja.

2. Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.


● Rangkak
Rangkak adalah sifat dimana beton mengalami perubahan bentuk deformasi permanen
akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intensitas yang
semakin berkurang untuk selang waktu tertentu dan kemungkinan berakhir setelah
beberapa tahun berjalan.
Besarnya deformasi rangkap sebanding dengan beban yang ditahan dan juga jangka
waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung
terhadap kekuatan struktur tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan
pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan defleksi.
Pada umumnya proses creep rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena keduanya
terjadi bersamaan dan sering kali memberikan pengaruh sama, yaitu deformasi yang
bertambah sesuai dengan berjalannya waktu.
● Susut
Sedangkan proses susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume yang
tidak berhubungan dengan beban.

2.5 Sifat Kimia


Seperti telah di ketahui bahwa beton adalah campuran dari Semen, Agregat kasar
(split), Agregat halus (pasir), Air dan bahan tambahan yang lain. Perbandingan berat
campuran beton pada umumnya Semen 18 %, Agregat kasar 44 %, Agregat halus 31 %
dan Air 7 %.
Setelah beberapa jam campuran tersebut dituangkan atau dicor pada acuan
(formwork) yang telah disediakan, bahan-bahan tersebut akan langsung mengeras sesuai
bentuk acuan ( formwork ) yang telah dibuat. Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan
karakteristik ( fc′ ) pada usia 28 hari. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang
melampaui 95 % dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes penekanan
contoh ( sample ) beton dengan ukuran kubus 150 x 150 mm, atau silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

9
2.6 Metode Aplikasi Beton Prategang

A. Pra Tarik (Pre Tensioned)

Metode Pra Tarik ialah metode pemberian tegangan yang dilakukan ketika beton belum
dicor dan mengeras.
Proses pembuatannya menggunakan kabel tendon yang kemudian diikat pada dua buah
angkur yaitu angkur hidup dan angkur mati. Metode kerjanya adalah angkur hidup yang
telah ditanam pada beton ditarik menggunakan dongkrak. Hal ini bertujuan agar kabel
tendon yang ada didalamnya menjadi bertambah panjang.

B. Pasca Tarik (Post Tensioned)

Metode pasca tarik ialah pemberian tegangan beton dilakukan ketika beton sudah
mengeras. Aplikasi beton prategang pasca tarik umumnya digunakan pada konstruksi
jembatan bentang menengah hingga bentang panjang.
Dalam metode ini tidak diharuskan menggunakan kabel tendon yang diikat pada angkur
hidup dan angkur mati. proses pembuatannya yaitu dengan cara beton dibiarkan
mengeras hingga mencukupi umur beton tersebut. Kemudian dongkrak dipasang pada

10
angkur dan kabel tendon ditarik hingga mencapai tegangan yang telah direncanakan
sebelumnya.

2.7 Keunggulan dan Kelemahan Beton Prategang

⮚ Keunggulan Beton Prategang

1. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik sehingga lebih tahan dari


keadaan korosif.
Beton prategang awal dibuat sudah sangat padat sehingga, kemungkinan
terjadinya keretakan semakin kecil
2. Kedap air dan kuat terhadap pergeseran.
Cocok diterapkan pada konstruksi pengairan seperti pipa dan tangki
3. Struktur lebih ringan.
Strukturnya menggunakan jumlah baja yang jauh lebih sedikit dibanding baja
pada penulangan beton konvensional
4. Menghasilkan beton yang lebih kuat.
Dapat memikul beban lebih besar daripada beton bertulang
5. Meminimalisir kemungkinan terjadinya lendutan.
Bahan materialnya memiliki kualitas yang tinggi, penampangnya bisa berfungsi
secara penuh
6. Menghasilkan beton yang berbentuk ramping dan rapih.
Menambah nilai estetika dan lebih efisien untuk digunakan pada berbagai
kontruksi

⮚ Kelemahan Beton Prategang

1. Dibutuhkan kemampuan tinggi dan peralatan memadai. (Pada prosesnya beton


ini dibuat oleh ahli yang profesional dan memerlukan peralatan yang khusus)
2. Biaya lebih besar. (Memerlukan orang yang profesional dan peralatan khusus
maka membutuhkan biaya yang besar, selain itu bahan pembuatan beton ini
menggunakan material yang berkualitas)
3. Dibutuhkan proses pengerjaan yang lebih rumit untuk membuat beton prategang.
(Begitu pula dengan proses perhitungannya pun membutuhkan ketelitian yang
sangat tinggi.)

11
2.8 Kegunaan Beton Prategang
Beton prategang dapat digunakan pada proyek-proyek konstruksi besar seperti
pembangunan jembatan, pembangunan jalan, pembagungan gedung, system drainase, dan
plat lantai.

12
Contoh beton prategang Penggunaan beton prategang untuk pembangunan jalan
2.9 Pengujian Material

1. Uji Kuat Tekan Beton (Compression test)

Penggunaan beton prategang untuk pembangunan


Uji kuat tekan beton adalah pengujian Penggunaan beton prategang untuk pembangunana gedung
yang dilakukan pada sampel beton, sampel ini akan diberi tekanan hingga mengalami
kehancuran. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya tekan

2. Slump test
Salah satu cara untuk mengetahui kualitas beton adalah dengan mengukur kadar air
dalam beton atau yang biasa disebut slump test. Untuk mengetahui kadar air beton
dapat dilakukan menggunakan kerucut abraham

3. Uji Core Drill


Uji core drill dilakukan menggunakan alat core drill untuk mengambil beton yang
sudah jadi untuk dijadikan sampel. Hal yang harus diperhatikan disini adalah pada
saat pengambilan sampel beton jangan sampai merusak struktur bangunan atau
mengenai tulangannya. Sampel ini kemudian akan diuji crusing test

13
4. Hammer test
Hammer test dilakukan pada bagian bangunan seperti kolom, balok atau plat lantai
menggunakan alat hammer test. Pengujian dilakukan pada 20 titik, namun pastikan
permukaan beton yang akan diuji sudah rata dan bila belum rata harus diratakan lebih
dulu menggunakan gerinda. Hasil pengujian ini kemudian akan dihitung
menggunakan standar deviasi untuk mengetahui kekuatan maupun tegangan
karakteristik beton. Dari hasil inilah kita dapat mengetahui mutu beton.

5. Pengujian Ultrasonik atau Ultrasonic non Destructive


Ultrasonic non destructive adalah pengujian menggunakan
gelombang ultrasonik sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada benda yang diuji
seperti beton. Pengujian ultrasonik dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan yang
telah menerapkan gelombang ultrasonik dalam pengukurannya. Gelombang ini akan
dirambatkan pada beton untuk mengetahui mutu dan kualitas beton.

Produk Beton Pracetak dan Beton Prategang

Turap

14
15
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian diatas, pada prinsipnya


Saluran Air
konsep beton prategang dapat didefinisikan sebagai beton yang diberikan tegangan tekan
internal sedemikian rupa sehingga dapat meng-eliminir tegangan tarik yang terjadi akibat
beban eksternal sampai suatu batas tertentu. Beton ini juga
lebih bagus untuk digunakan dalam
konstruksi karena memiliki lebih banyak
keunggulan dibanding beton bertulang
biasa.
Pada dasarnya elemen struktur
beton prategang akan mengalami
keretakan pada beban yang lebih tinggi
dari beban yang dibutuhkan untuk
meratakan elemen struktur dari beton
Bantalan Rel Kereta Api bertulang biasa. Demikian pula dengan
lendutan, untuk beton prategang lendutannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan beton
bertulang biasa, oleh karena itu konstruksi beton prategang itu banyak dipergunakan untuk
bentangan-bentangan yang panjang. Namun jika menggunakan beton ini tentunya akan
membutuhkan biaya yang lebih besar dan banyak.

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami apa itu beton prategang dan contoh
kegunaannya di dalam kehidupan sehari-hari dan diharap mahasiswa dapat menerapkan ilmu
tersebut sebagai bekal dikemudian hari. Bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan
makalah ini dengan sebaik-baiknya sebagai penambah ilmu pengetahuan.

16
Sesi Tanya Jawab

Sesi Pertanyaan
1. Pada pengujian material dibagian slump test, apa yg dimaksud dengan kerucut
abraham? (Dhimas Fauzaan Pratama – kelas A)
2. Selain untuk menjadi jembatan fungsi pengaplikasian beton prategang dapat
digunakan untuk apa saja ya? (Elvina Aloida – kelas B)
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya rangkak pada struktur?
(Garnish Nioko – kelas B)
4. Apa keuntungan menggunakan beton prategang dibandingkan dengan beton bertulang
konvensional? ( Nabillah Eka – kelas B)

Sesi Menjawab Pertanyaan


1. kerucut abraham adalah cetakan yang terbuat dari logam yg berbentuk kerucut
terpancung, Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 200
mm, diameter atas 100 mm dan tinggi 300 mm.
cetakan ini berfungsi untuk menguji nilai slump dengan cara pengujiannya, yaitu
masukan adonan beton kedalam cetakan sebanyak 3 lapis secara bertahap, lalu
ditusuk2 dengan tongkat pemadat setelah adonan beton sudah padat ditegakkan ke
atas nah trs amati dan ukur penurunan permukaan adonannya pake mistar.
Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump, jadi nilai slump adalah
selisih tinggi alat slump dengan tinggi beton setelah penurunan. Nilai slump
merupakan ukuran keenceran adonan beton. Semakin besar nilai slump berarti
semakin encer adonan beton tersebut. (Siti Avrili Zahra – kelas A)

2. Kebanyakan beton prategang digunakan untuk pembangunan jembatan, namun beton


prategang juga dapat digunakan untuk pembuatan sistem drainase atau saluran air,
plat lantai, dan pembangunan gedung. (Bima Rizky F – kelas A)

3. Faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak, yaitu :


● Sifat bahan dasar pembuatannya
● Rasio terhadap jumlah semen atau kadar air
● Kelembaban selama penggunaan
● Umur beton pada saat beban bekerja
● Lama pembebanan
● Nilai tegangan (Johannes Panjaitan – kelas A)

4. Pemilihan beton prategang dibanding beton konvensional biasa salah satunya


dikarenakan beton prategang dapat menahan beban yang lebih besar dibandingkan
dengan beton konvensional biasa (Sabillah Maharani – kelas A)

17
Daftar Pustaka
Saktika, Gadis, et al. “Beton Prategang - Pengertian, Kelebihan, DAN Metode Aplikasi.” 99
Berita Properti, 21 Oct. 2020, www.99.co/blog/indonesia/beton-prategang-konstruksi/.

Pengadaan, Tim. “Beton Prategang: Definisi, Konsep, Prinsip Dan Cara Kerja.” Pengadaan
(Eprocurement), 25 Jan. 2019, www.pengadaan.web.id/2019/01/beton-
prategang.html#:~:text=Material%20Beton%20Prategang,%25%2C%20dan%20air
%207%25.

“Definisi Beton PRATEGANG Dan Prosedur Perencanaannya.” Guru Sipil, 14 Dec. 2017,
www.gurusipil.com/definisi-beton-prategang-dan-prosedur-perencanaannya/.

“16 Kelebihan Dan 6 KEKURANGAN BETON PRATEGANG.” Arafuru,


arafuru.com/m/material/16-kelebihan-dan-6-kekurangan-beton-prategang.html.

Bab II Tinjauan Pustaka - Itenas. http://eprints.itenas.ac.id/482/5/05%20Bab


%202%20222015239.pdf.

“AP3I-Indonesia: Kategorisasi Produk Beton Pracetak Dan Prategang.” ap3iindonesia,


http://www.ap3i-indonesia.org/kategorisasi-produk-beton-pracetak-dan-prategang/.

18

Anda mungkin juga menyukai