PENDAHULUAN
Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi
tubuh. Gigi yang rusak, tidak teratur susunannya, ataupun yang hilang bisa
berdampak pada kesehatan. Hal serupa dapat pula terjadi pada pasien-pasien yang
sudah kehilangan gigi.1-4 Kehilangan gigi dapat mengakibatkan terganggunya
beberapa fungsi, yakni fungsi pengunyahan, bicara, dan estetik.2 Apabila gigi rusak
maka harus dilakukan perawatan dengan merehabilitasi gigi, salah satunya dengan
cara pemasangan mahkota sementara.
Crown sementara adalah mahkota tiruan yang sementara dipasangkan pada gigi
yang telah dipreparasi sebelum mahkota permanen dibuat.1-4 Mahkota sementara
ini berfungsi untuk melindungi dentin, dan menjaga penampilan gigi. Mahkota
sementara terbagi menjadi 2, yaitu: fabrikasi dan buatan khusus. 5-9
Komposit merupakan material hasil kombinasi makroskopis dari dua atau lebih
komponen yang berbeda.Komposit memiliki estetika yang baik dan pembuatannya
relatif lebih muda5,6 resin composit mempunyai jenis polimerisasi yaitu,self curing
komposit dan light activated komposit.
1
light activated composite adalah resin composit yang berbentuk pasta tanpa
membutuhkan pengadukan dan dapat mengendalikan waktu kerja ketika proses
aplikasi penyinaran.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis hanya membahas mengenai
Bagaimana Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan Bahan
Composite.
Tujuan Umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan bahan Composite.
2
1.4 .Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan
para pembaca dan dapat memberikan manfaat untuk institusi sebagai referensi
tambahan sebagai bahan perbandingan dari kasus yang sama, selain itu juga
dapat menambah pengetahuan keterampilan mahasiswa/i jurusan teknik gigi
mengenai “Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan bahan
Composite”. 3
Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode model studi yang didukung
oleh beberapa referensi baik dari media internet maupun buku acuan yang
diperoleh dari perpustakaan yaitu perpustakaan Jurusan Teknik Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 4
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
a. Melindungi pulpa
c. Fungsi oklusi
d. Mudah dibersihkan
g. Estetik
4
2.1.3. Fungsi pembuatan mahkota sementara
Provisoris tidak hanya terbatas pada gigi-gigi yang dipreparasi untuk mahkota,
tetapi juga merupakan langkah menengah yang penting dalam preparasi inlay.
Fungsi utama sebuah provisoris adalah:1-4
1. Melindungi pulpa, dentin, dan setiap tepi email yang terbuka selama
preparasi.
1. Indikasi.7
• Koreksi malposisi
2. Kontra Indikasi.
5
2.1.5. Macam–macam Bentuk Mahkota Sementara
Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC
dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat.
Biasanya pada preparasi mahkota 3/4 mahkota penuh, mahkota berjendela
dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.
Gambar 2.2
Shoulderless8
b. Shoulder / berpundak
Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai
retainer-nya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan
pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan.
Untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi
macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi,
sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan.
Gambar 2.3
Shoulder8
6
c. Chamfer finish line
Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi
berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat
yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota
penuh (full veneer crown).
Gambar 2.4
Chamfer Finish Line8
Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan
menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah
palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal
/ labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porcelain sebagai facing. Kasus
yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full
metal crown with porcelain / acrylic resin veneer.
Gambar 2.5
Partial Shoulder Berpundak Sebagian8
7
2.1.6. Macam-macam Teknik dalam Pembuatan Mahkota Sementara
1. Fabrikasi
2. Buatan Khusus
Yaitu dengan cara mencetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan
cetak selanjutnya preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan
GTC.19
Tekniknya menghasilkan pembuatan yang bisa disesuaikan bagian luar
permukaannya tapi pada bentuk jaringan lunak dilakukan preparasi dengan
mendiagnosa mould. Prosedur tidak langsung – langsung memiliki beberapa
keutungan dengan kombinasi teknik tidak langsung – langsung, waktu
pengerjaan dapat dikurangi, sejak pembuatan bagian luar sebelum
dilakukan kunjungan dengan pasien. Dapat meningkatkan preparasian dan
8
dapat meminimalkan waktu pembuatan countour sedikitnya pemakaian
akrilik pada bagian abutment yang telah dipreparasi mengurangi panas,
pencahayaan kimia, penyusutan pada saat di polimerisasi dibandingkan
dengan teknik langsung. keuntungan lain yaitu kontak antara monomer dan
9
jaringan lunak berkurang dan sedikitnya alergi yang ditimbulkan.
Kerugian dari produk ini adalah dibutuhkannya teknisi yang handal pada
saat gigi dipreparasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pada abutment dan
bagian luarnya pada gigi preparasi.
1. Indirect
a. Keuntungan
b. Kerugian
• Kerusakan diagnostik mould.
9
2. Direct
b. Marginal yang pada dasarnya lebih buruk. Oleh karena itu, pembuatan
provisoris yang dibentuk secara langsung tidak dianjurkan ketika teknik tidak
langsung dapat dilakukan. 10
3. Direct Indirect
a. Keuntungan
teknik langsung.
• Kontak antara monomer dan jaringan lunak berkurang dan sedikitnya alergi
yang ditimbulkan
b. Kerugian
10
2.1.7. Bahan – bahan dalam Pembuatan Mahkota Sementara
Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang dibuat khusus bertumpu
pada gigi alami tetangganya,dapat menggantikan satu atau lebih gigi yang
hilang.gigi di sisi dari gigi yang hilang dipreparasi sebagai mahkota untuk
memegang gigi tiruan jembatan atau bridge 4.
Gambar 3.1
Komponen Gigi tiruan jembatan (Bridge)
11
2.2.2.Jenis-jenis conector
Connector ini diindikasikan pada kasus dimana jalur tunggal insersi tidak
dapat dicapai karena abutment non – pararel .connector ini memungkinkan
pergerakan yang terbatas antara retainer dan pontik
Gambar 3.2
Non rigid Connector
2. Rigid connector
Gambar 3.3
Rigid connector
12
2.2.3 Klasifikasi berdasarkan span pada gigi tiruan jembatan (bridge)
Span adalah ruang antara gigi alami yang akan diisi oleh bridge.5
klasifikasi berdasarkan panjang span sebagai berikut:
Gigi tiruan jembatan yang sederhana, dapat menggantikan satu atau dua
gigi saja,dan gigi di sisi lain sebagai abutment
Gambar 3.57
Short Span Bridge
2.Long Span Bridge
Menunjukkan suatu kondisi dimana dua atau lebih gigi yang harus
digantikan dan lebih dari satu abutment yang diambil untuk mendukung
sisi lainnya
Gambar. 3.6
Long Span Bridge9
13
2.3. Komposit
2.3.1. Definisi
1. Komposit Packable
14
seperti inisiator dan matriks. Shrinkage adalah gaya pengerutan atau
penyusutan pada matriks resin, tergantung pada perbandingan kandungan
bahan pengisi partikel. Saat polimerisasi, resin komposit dapat mengalami
shrinkage sekitar 2-7%. 12 Shrinkage dapat menyebabkan kebocoran tepi dan
defleksi pada tonjol gigi. Kebocoran tepi pada resin komposit memunculkan
masalah yang serius, seperti karies sekunder. Sensitifitas pulpa dan perubahan
warna. Shrinkage dapat dikurangi dengan cara pemberian bahan bonding
sebelum aplikasi restorasi resin komposit.11 Bahan bonding adalah bahan yang
berguna untuk menciptakan ikatan antara permukaan gigi dengan resin
komposit dan membentuk lapisan hibrida pada dentin. Bahan bonding
digolongkan menjadi dua, yaitu bonding generasi V kebawah termasuk
golongan total-etch dan generasi VI keatas merupakan golongan self-etch.
Perbedaan kedua golongan tersebut didasarkan pada cara aplikasi, dimana
total-etch diaplikasikan dengan etsa asam yang terpisah dengan primer dan
adhesifnya sehingga butuh pembilasan, sedangkan self-etch etsa asam
digabungkan dengan primer dan adhesifnya. Kedua golongan ini Mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan penelitian Kumar dkk
tahun 2012 yang menyebutkan bahwa bonding generasi V lebih tahan terhadap
kontaminasi yang dapat mengakibatkan kebocoran tepi pada restorasi
dibandingkan dengan bonding generasi VII. Sedangkan, pada penelitian Vinay
dan Shivanna tahun 2010, menunjukkan hasil yang berbeda, dimana bonding
generasi VII justru lebih efektif mengurangi kebocoran tepi daripada jenis
bonding generasi ke V dan generasi VI.
2. Komposit Flowable
15
jarum 13 pengukur yang sangat kecil. Ini membuat mereka ideal untuk
digunakan dalam persiapan kecil yang akan sulit untuk mengisi sebaliknya.12
Indikasi Klinis Utama dari komposit flowable
b. Pit dan Fissure Sealants: Menurut review berdasarkan bukti yang dilakukan
oleh Jean et al., Flowable adalah pilihan pertama bahan untuk pit dan fissure
sealant. Namun, untuk penempatan yang efektif dan retensi jangka panjang
dari bahan-bahan ini pembersihan lubang dan celah yang tepat, etsa asam
yang tepat dari permukaan dan mempertahankan bidang kering yang tidak
terkontaminasi oleh air liur sampai sealant ditempatkan dan disembuhkan
adalah wajib. Jafarzadeh et al., Membandingkan retensi komposit flowable
dengan sealant berbasis resin konvensional dan menyimpulkan bahwa
komposit flowable memiliki retensi yang lebih baik ketika digunakan
sebagai pit dan fissure sealant. Dukic et al., Menyimpulkan bahwa resin
komposit flowable harus digunakan dalam kombinasi dengan agen ikatan
dentin karena mereka dapat meningkatkan kekuatan ikatan perekat ke
enamel di celah dan meningkatkan tingkat retensi. 14
16
komposit flowable sebagai liner rongga. Namun, sensitivitas pasca operasi
masih menjadi perhatian utama. Meskipun banyak dokter telah berhasil
dalam mengurangi sensitivitas pasca operasi, penelitian klinis menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam sensitivitas pasca operasi hanya menggunakan
perekat dibandingkan dengan hanya menggunakan komposit flowable
sebagai liner. Payne et al., Menyimpulkan bahwa komposit flowable adalah
pilihan yang baik sebagai liner rongga. Mereka beradaptasi dengan baik
dengan penyimpangan mikro struktur dari persiapan rongga sebelum
penempatan komposit restoratif. Rainer et al., Mengevaluasi penggunaan
liner komposit flowable dalam restorasi kelas I yang besar dan
menyimpulkan bahwa restorasi Kelas I yang besar tanpa dukungan dentin
menunjukkan jumlah fraktur enamel marginal yang tinggi. Lapisan dengan
flowable meningkatkan integritas marginal awal.
e. Lesi abfraksi kelas V. Ini adalah lesi Kelas V sudut kecil yang dikaitkan
dengan kekuatan lentur gigi. Ketika dipulihkan dengan resin komposit
17
hibrida kaku, tingkat keberhasilan klinis hanya 70%. Tingkat kegagalan
tinggi dikaitkan dengan kekakuan komposit yang digunakan. Dengan
demikian, menggunakan resin komposit flowable dengan kekuatan lentur
biaxial yang lebih rendah daripada komposit hibrida tradisional diasumsikan
untuk meningkatkan keberhasilan klinis restorasi ini. Sebuah studi klinis
satu tahun mengevaluasi restorasi Kelas V menggunakan komposit flowable
menunjukkan bahwa semua restorasi utuhdan tidak menunjukkan tanda-
tanda sensitivitas pasca operasi setelah satu tahun. Banyak penelitian telah
menyimpulkan bahwa penggunaan komposit flowable untuk lesi Kelas V
non-karies merupakan pilihan yang baik. Kelemahan utama resin komposit
flowable adalah kekuatan rendah dibandingkan dengan resin komposit
konvensional, dikaitkan dengan jumlah rendah pengisi, yang diperlukan
untuk mencapai viskositas rendah dan kemudahan penanganan.
3. Komposit Laboratory
Mahkota, inlays, veneer terikat pada substruktur logam, dan jembatan bebas
logam disiapkan secara tidak langsung pada die dari komposit yang diproses di
laboratorium menggunakan beberapa kombinasi cahaya, panas, tekanan, dan
vakum, yang meningkatkan polimerisasi dan ketahanan aus. Untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan, komposit laboratorium dapat
dikombinasikan dengan penguatan serat (FibreKor, pentron, wallingford, CT;
vectris, ivoclar vivadent, amherst, NY). Restorasi biasanya disemen dengan
semen komposit. Persiapan 16 rongga untuk komposit tidak langsung harus non
retentif daripada retentif yang biasanya disiapkan untuk penempatan langsung.13-
15
Core build up adalah restorasi yang ditempatkan pada gigi yang rusak parah
untuk mengembalikan sebagian besar bagian koronal gigi untuk memfasilitasi
restorasi berikutnya dengan cara restorasi ekstra-koronal tidak langsung.
Kekuatan tekan dan tarik inti bahan dianggap penting karena inti biasanya
menggantikan sebagian besar struktur gigi dan harus menahan gaya multi arah
18
selama bertahun-tahun. Inti biasanya dipertahankan oleh pin, post, dan / atau
sistem ikatan untuk memfasilitasi retensi mereka, dan mengembalikan gigi
sejauh untuk menopang mahkota atau jembatan.14
5. Provisional Komposit
Sementara inlays, mahkota, dan jembatan bentang panjang biasanya dibuat dari
resin komposit atau akrilik. Tujuan restorasi sementara adalah untuk
mempertahankan posisi gigi yang disiapkan, menutup dan mengisolasi persiapan
dan melindungi margin, menetapkan dimensi vertikal yang tepat, batuan dalam
diagnosis dan perencanaan perawatan, dan mengevaluasi penggantian estetik.
Sifat-sifat bahan provisional arkrilik dan komposit.13-15
6. Kompomer
7. Glass ionomer
Semen glass ionomer termasuk dalam kelas material yang dikenal sebagai semen
asam-basa. Ada tiga bahan penting untuk semen glass ionomer, yaitu polimer
asam larut dalam air, dasar kaca, dan air. Ini umumnya disajikan sebagai larutan
asam polimerik dan serbuk kaca yang halus, yang dicampur dengan metode yang
tepat untuk membentuk pasta kental yang diatur dengan cepat. Namun, formulasi
alternatif ada yang berkisar dari kedua asam dan kaca yang hadir dalam bubuk,
dan air murni yang ditambahkan untuk menyebabkan pengaturan, untuk
formulasi di mana beberapa asam dicampur dengan bubuk kaca dan sisanya
hadir dalam larutan encer dalam air. Solusi ini digunakan sebagai komponen cair
dalam membentuk pasta untuk pengaturan. Pengaruh dari perbedaan ini tidak
jelas, karena formulasi ini adalah hak milik, sehingga jumlah yang tepat dari
setiap komponen tidak diketahui secara luas. Namun, tampaknya tidak ada efek
19
yang jelas pada sifat akhir dari penyajian bahan-bahan ini dengan komponen
didistribusikan secara berbeda antara fase serbuk dan air.16
8. Komposit Microfilled
20
2.2.3. Indikasi dan Kontra Indikasi
1. Indikasi :
2. Kontra Indikasi
1. Keuntungan.
2. Kerugian
21
BAB 3
Pada bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang penulis lakukan dalam prosedur
pembuatan crown provisoris long span dengan bahan composite.
Nama :. M..Supriyadi
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Warna gigi : A3
22
3.3. a. Gambar Model Kerja
Gambar 3.7
Model kerja
Gambar 3.2.
Rencana desain
23
3.4. Alat dan Bahan
3.4.a. Alat-alat
1. Lap putih
2. Okludator
3. Ligh cured
4. Articulating paper
5. Glass plat
6. Spatula
7. Lecron
8. Scalpel
9. Macam-macam mata bur
10. Mikromotor
11. Trimmer
3.4.b. Bahan
24
3.5. Prosedur Pembuatan Crown Provisoris dengan bahan composite dengan
polimerisasi bahan composite
Gambar 3.3
Basis model dan trimmer model
3.5.2. Penanaman pada Okludator
25
g) Tunggu hingga setting
Gambar 3.4
pengaplikasian separator
Aplikasikan body composite pada daerah 1/3 outline cervical pada abutment
Gambar 3.5
pengaplikasian body
26
3.5.5 ligh cured
Gambar 3.6
ligh cured
3.5.6 Counturing
27
3.5.7 finising dan polishing
28
DAFTAR PUSTAKA
1.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/15931/skripsi%20di
anmustikahamid.doc?sequence=2 (di unduh pada tanggal 21 oktober 2019)
2. Silvana. Persepsi Tentang Perawatan Gigi Tiruan Pada Masyarakat Kelurahan Maasing
Kecamatan Tuminting Kota Manado. 2013: vol 1, No 2
3. Efek samping crown gigi (di unduh pada tanggal 21 oktober 2019 )
4. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/15931/skripsi%20di
anmustikahamid.doc?sequence=2 (di unduh pada tanggal 15 september 2019 )
5. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
6. https://edoc.site/download/mahkota-jaketpptpdffree.html?reader=1#pdfjs.action=download
(di unduh pada tanggal 5 september 2019 )
7. PREPARASI GIGI PEGANGAN (ABUTMENT) (di unduh pada tanggal 11 september
2019)
8. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
9. Brigitte Zimmerli,Matthias Strub,Franziska Jeger,Oliver Stadler,Adrian Lussi. Composite
materials: Composition, properties and clinical applications A Literature Review.
Department of Preventive, Restorative and Pediatric Dentistry, School of Dental Medicine,
University of Bern. 26 April 2010
9. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
10.Brigitte Zimmerli,Matthias Strub,Franziska Jeger,Oliver Stadler,Adrian Lussi. Composite
materials: Composition, properties and clinical applications A Literature Review.
Department of Preventive, Restorative and Pediatric Dentistry, School of Dental Medicine,
University of Bern. 26 April 2010
11.Arlina Nurhapsari. PERBANDINGAN KEBOCORAN TEPI ANTARA RESTORASI
RESIN KOMPOSIT TIPE BULK-FILL DAN TIPE 32 PACKABLE DENGAN
PENGGUNAAN SISTEM ADHESIF TOTAL ETCH DAN SELF ETCH
12.Kusai Baroudi, Jean C. Rodrigues. Flowable Resin Composites: A Systematic Review and
Clinical Considerations
13. Dental Material Properties and Manipulation, John M. Powers, PhD
14.Girish Kumar, Amit Shivrayan. Comparative study of mechanical properties of direct core
build-up materials
15.Dental Material Properties and Manipulation, John M. Powers, PhD
29
16.Sharanbir K. Sidhu 1 and John W. Nicholson 2,3,*. A Review of GlassIonomer Cements
for Clinical Dentistry. Adult Oral Health, Institute of Dentistry, Queen Mary University of
London, London E1 2AD, UK;
17. Stephen H.Y. Wei, BDS(Hon.), MDS, DDS, MS, FRACDS, FICO, FACD. Composite
Resins: A Review of the Types, Properties and Restoration Techniques
18. Sri Lestari. EFEK LAMA PENYINARAN TERHADAP KEBOCORAN TEPI TUMPATAN RESIN KOMPOSIT
FLOWABLE
19.https://www.scribd.com/doc/274019342/Prosedur-Pembuatan-Mahkota-Atau-Jembatan-
Sementara ( diunduh pada tanggal 11 november 2019)
30