Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi
tubuh. Gigi yang rusak, tidak teratur susunannya, ataupun yang hilang bisa
berdampak pada kesehatan. Hal serupa dapat pula terjadi pada pasien-pasien yang
sudah kehilangan gigi.1-4 Kehilangan gigi dapat mengakibatkan terganggunya
beberapa fungsi, yakni fungsi pengunyahan, bicara, dan estetik.2 Apabila gigi rusak
maka harus dilakukan perawatan dengan merehabilitasi gigi, salah satunya dengan
cara pemasangan mahkota sementara.

Penanganan dengan dengan fixed partial denture mungkin menjadi pilihan


terbaik.Fixid Partial Denture merupakan prosthetic apliace yang secara permanen
melekat pada gigi yang tersisa,dapat menggantikan satu atau lebih gigi yang
hilang,jenis restorasi dikenal dengan gigi tiruan jembatan atau bridge. Bridge
muncul dan berfungsi mirip gigi alami yang tetap di mulut setiap saat dan hanya
bias dilepaskan oleh dokter gigi.3,4

Fixed partial denture dapat diklasifikasikan dari panjang span,salah satunya


adalah long span bridge .material yang dapat digunakan seperti all metal,metal
ceramic,all ceramic all acrilylic dan composite .material yang banyak digunakan
dengan kekuatan yang bagus adalah Metal – ceramic atau disebut juga porcelen
fused to metal4

Crown sementara adalah mahkota tiruan yang sementara dipasangkan pada gigi
yang telah dipreparasi sebelum mahkota permanen dibuat.1-4 Mahkota sementara
ini berfungsi untuk melindungi dentin, dan menjaga penampilan gigi. Mahkota
sementara terbagi menjadi 2, yaitu: fabrikasi dan buatan khusus. 5-9

Komposit merupakan material hasil kombinasi makroskopis dari dua atau lebih
komponen yang berbeda.Komposit memiliki estetika yang baik dan pembuatannya
relatif lebih muda5,6 resin composit mempunyai jenis polimerisasi yaitu,self curing
komposit dan light activated komposit.
1
light activated composite adalah resin composit yang berbentuk pasta tanpa
membutuhkan pengadukan dan dapat mengendalikan waktu kerja ketika proses
aplikasi penyinaran.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan karya


tulis ilmiah dengan menggunakan model kerja yang akan dibuatkan crown
Provisoris long span dengan bahan composit.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis hanya membahas mengenai
Bagaimana Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan Bahan
Composite.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut yaitu bagaimana Prosedur Pembuatan Crown Provisoris long span dengan
bahan composite

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan bahan Composite.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan crown provisoris long span dengan


bahan Composite.
2. Untuk mengetahui tentang penggunaan bahan composite pada Crown
Provisoris Long Span.

2
1.4 .Manfaat penulisan

Adapun manfaat dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1.5.1.Manfaat Bagi Mahasiswa

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan
para pembaca dan dapat memberikan manfaat untuk institusi sebagai referensi
tambahan sebagai bahan perbandingan dari kasus yang sama, selain itu juga
dapat menambah pengetahuan keterampilan mahasiswa/i jurusan teknik gigi
mengenai “Prosedur Pembuatan Crown Provisoris Long Span dengan bahan
Composite”. 3

1.5.2.Manfaat Bagi Jurusan Teknik Gigi

Dapat menambah sumber referensi serta menambah pengetahuan dan


wawasan bagi mahasiswa/i Jurusan Teknik Gigi dalam pembuatan Crown
Provisoris long span dengan bahan composite.

1.5.3.Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi bagi pembaca dan sebagai sumber ilmu


pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.

1.5. Metode Penulisan

Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode model studi yang didukung
oleh beberapa referensi baik dari media internet maupun buku acuan yang
diperoleh dari perpustakaan yaitu perpustakaan Jurusan Teknik Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 4

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mahkota Sementara (Provisoris)

2.1.1. Definisi

Mahkota sementara adalah mahkota tiruan yang sementara dipasangkan


pada gigi yang telah dipreparasi sebelum mahkota permanen dibuat.1-4

Gambar 2.1 Mahkota Sementara


2.1.2. Syarat – syarat Mahkota Sementara

Mahkota sementara mempunyai syarat – syarat yaitu:

a. Melindungi pulpa

b. Posisi yang stabil

c. Fungsi oklusi

d. Mudah dibersihkan

e. Tepi mahkota sementara tidak mengiritasi gingiva

f. Kuat dan retensi

g. Estetik

4
2.1.3. Fungsi pembuatan mahkota sementara

Provisoris tidak hanya terbatas pada gigi-gigi yang dipreparasi untuk mahkota,
tetapi juga merupakan langkah menengah yang penting dalam preparasi inlay.
Fungsi utama sebuah provisoris adalah:1-4

1. Melindungi pulpa, dentin, dan setiap tepi email yang terbuka selama
preparasi.

2. Stabilisasi untuk mencegah pergerakan gigi.

3. Mencegah agar tidak terjadi pertumbuhan gingiva yang berlebihan serta


menjaga kesehatan gusi dengan adaptasi dan kontur restorasi yang baik.

4. Menjaga estetika, terutama pada bagian anterior mulut.

2.1.4. Indikasi dan Kontra Indikasi

1. Indikasi.7

• Gigi karies luas

• Gigi fraktur (pulpa belum terbuka)

• Gigi anomali pertumbuhan

• Koreksi malposisi

• Gigi erosi / abrasi

2. Kontra Indikasi.

• Gigi terlalu pendek

• Gigitan tertutup (close bite) atau edge to edge bite

• Ketebalan struktur jaringan keras

• Desain preparasi tidak didukung jaringan gigi yang kuat

5
2.1.5. Macam–macam Bentuk Mahkota Sementara

a. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak.8

Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC
dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan tepi cukup kuat.
Biasanya pada preparasi mahkota 3/4 mahkota penuh, mahkota berjendela
dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.

Gambar 2.2
Shoulderless8
b. Shoulder / berpundak

Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai
retainer-nya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan
pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan.
Untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi
macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi,
sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan.

Gambar 2.3
Shoulder8

6
c. Chamfer finish line

Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi
berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat
yang ada diantara retainer dengan gigi pilar. Biasanya untuk retainer jenis mahkota
penuh (full veneer crown).

Gambar 2.4
Chamfer Finish Line8

d. Partial shoulder berpundak sebagian

Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan
menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah
palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal
/ labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porcelain sebagai facing. Kasus
yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full
metal crown with porcelain / acrylic resin veneer.

Gambar 2.5
Partial Shoulder Berpundak Sebagian8
7
2.1.6. Macam-macam Teknik dalam Pembuatan Mahkota Sementara

Mahkota Sementara dibagi menjadi 2 :

1. Fabrikasi

Mahkota semetara buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran


bermacam-macam biasanya bagian anterior terbuat dari akrilik untuk bagian
posterior terbuat dari logam.19
Fabrikasi pembuatan provisoris menggunakan teknik tidak langsung untuk
mengurangi masalah yang terjadi dengan teknik langsung dan juga memiliki
keuntungan yaitu bisa disesuaikan secara menyeluruh ke bagian yang sulit.
Fisher et al menjelaskan penggunaan teknik tidak langsung untuk
pembuatan provioris yang menggunakan bahan plester pengaturan cepat.
Teknik ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan prosedur
langsung. Tidak ada kontak monomer bebas dengan gigi yang disiapkan
atau gingival yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan reaksi alergi
atau sensitisasi. Teknik tidak langsung menghasilkan restorasi dengan
keunggulan marginal superior dan sebagai pembantu terlibat dalam
pembuatan restorasi di laboratorium.5-9

2. Buatan Khusus

Yaitu dengan cara mencetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan
cetak selanjutnya preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan
GTC.19
Tekniknya menghasilkan pembuatan yang bisa disesuaikan bagian luar
permukaannya tapi pada bentuk jaringan lunak dilakukan preparasi dengan
mendiagnosa mould. Prosedur tidak langsung – langsung memiliki beberapa
keutungan dengan kombinasi teknik tidak langsung – langsung, waktu
pengerjaan dapat dikurangi, sejak pembuatan bagian luar sebelum
dilakukan kunjungan dengan pasien. Dapat meningkatkan preparasian dan
8
dapat meminimalkan waktu pembuatan countour sedikitnya pemakaian
akrilik pada bagian abutment yang telah dipreparasi mengurangi panas,
pencahayaan kimia, penyusutan pada saat di polimerisasi dibandingkan
dengan teknik langsung. keuntungan lain yaitu kontak antara monomer dan
9
jaringan lunak berkurang dan sedikitnya alergi yang ditimbulkan.
Kerugian dari produk ini adalah dibutuhkannya teknisi yang handal pada
saat gigi dipreparasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pada abutment dan
bagian luarnya pada gigi preparasi.

2.1. Buatan Khusus dibagi menjadi 3:

1. Indirect

Teknik pembuatan restorasi sementara di luar mulut. Pembuatan restorasi


sementara menggunakan teknik tidak langsung, dan mengurangi masalah yang
terkait dengan teknik langsung. 5-9

a. Keuntungan

• Tidak ada kontak monomer bebas dengan gigi yang disiapkan.


• Marginal superior dan sebagai pembantu terlibat dalam pembuatan
restorasi di laboratorium.
• Memiliki waktu yang efisien.

b. Kerugian
• Kerusakan diagnostik mould.

9
2. Direct

Dalam teknik langsung, pembuatan provisoris gigi pasien dipersiapkan secara


langsung dan membentuk permukaan jaringan dan menghilangkan semua
prosedur laboratorium. Kerugian dalam menggunakan teknik Direct yaitu:

a. Trauma jaringan dari resin akrilik saat berpolimerisasi

b. Marginal yang pada dasarnya lebih buruk. Oleh karena itu, pembuatan
provisoris yang dibentuk secara langsung tidak dianjurkan ketika teknik tidak
langsung dapat dilakukan. 10

3. Direct Indirect

Tekniknya menghasilkan pembuatan yang bisa disesuaikan bagian luar


permukaannya tapi pada bentuk jaringan lunak dilakukan preparasi dengan
mendiagnosa mould.

a. Keuntungan

• Meminimalkan waktu pembuatan countour sedikitnya pemakaian akrilik pada


bagian abutment yang telah dipreparasi.

• Menghasilkan penurunan panas, penyusutan polimerisasi dibandingkan dengan

teknik langsung.

• Kontak antara monomer dan jaringan lunak berkurang dan sedikitnya alergi
yang ditimbulkan

b. Kerugian

• Penyesuaian yang sering diperlukan untuk menempatkan mould sepenuhnya


pada gigi yang disiapkan.

10
2.1.7. Bahan – bahan dalam Pembuatan Mahkota Sementara

• Akrilik / resin akrilat.7

• Porselen penuh (all porcelain).

• Porselen fusi metal.

2.2.Pengertian gigi tiruan jembatan (Bridge)

Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang dibuat khusus bertumpu
pada gigi alami tetangganya,dapat menggantikan satu atau lebih gigi yang
hilang.gigi di sisi dari gigi yang hilang dipreparasi sebagai mahkota untuk
memegang gigi tiruan jembatan atau bridge 4.

2.2.1.Komponen Gigi tiruan jembatan (Bridge)

Gigi yang berperan sebagai attachment untuk gigi tiruan jembatan


disebut abutment. Bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi
asli yang hilang adalah pontik. Kemudian pontik dihubungkan oleh
connector ke retainer,yaitu mahkota yang disemenkan atau dicekatkan ke
gigi abutmen

Gambar 3.1
Komponen Gigi tiruan jembatan (Bridge)

11
2.2.2.Jenis-jenis conector

Connector dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Non rigid Connector

Connector ini diindikasikan pada kasus dimana jalur tunggal insersi tidak
dapat dicapai karena abutment non – pararel .connector ini memungkinkan
pergerakan yang terbatas antara retainer dan pontik

Gambar 3.2
Non rigid Connector
2. Rigid connector

Connector yang paling sering dipakai adalah rigid connector.karena jenis


connector ini lebih muda dikerjakan atau dibuat untuk menyatukan retainer dan
pontic dalam fixed partial denture,digunakan saat seluruh beban pada pontic
akan dipindahkan langsung ke abutment

Gambar 3.3
Rigid connector

12
2.2.3 Klasifikasi berdasarkan span pada gigi tiruan jembatan (bridge)

Span adalah ruang antara gigi alami yang akan diisi oleh bridge.5
klasifikasi berdasarkan panjang span sebagai berikut:

.1.Short Span Bridge

Gigi tiruan jembatan yang sederhana, dapat menggantikan satu atau dua
gigi saja,dan gigi di sisi lain sebagai abutment

Gambar 3.57
Short Span Bridge
2.Long Span Bridge

Menunjukkan suatu kondisi dimana dua atau lebih gigi yang harus
digantikan dan lebih dari satu abutment yang diambil untuk mendukung
sisi lainnya

Gambar. 3.6
Long Span Bridge9

13
2.3. Komposit

2.3.1. Definisi

Komposit adalah bahan restorasi langsung berwarna gigi yang digunakan


secara universal. Komposit dikembangkan pada tahun 1962 dengan
menggabungkan dimetakrilat (epoxy resin dan asam metakrilat) dengan bubuk
kuarsa silan (Bowen 1963).10

2.3.2. Macam – macam komposit

1. Komposit Packable

Komposit packable diperkenalkan pada akhir tahun 1990-an, komposit ini


dikategorikan berdasarkan manipulasi atau kegunaannya.11 Kandungan muatan
pengisi yang tinggi dan ukuran pengisi yang beraneka ragam membuat viskositas
meningkat. Efek dari penambahan muatan pengisi adalah kemampuan
penanganan yang menyerupai amalgam sehingga mudah dikondensasi.
Komposit packable direkomendasikan pada restorasi kavitas kelas I, II, dan VI
(MOD).
Komposit packable mempunyai keuntungan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Keuntungan
• Dapat mengurangi penyusutan selama polimerisasi
b. Kerugian
• Sulit mengisi celah kavitas yang kecil.
Pada tahun 2010 diperkenalkan resin komposit tipe bulk fill, yang merupakan
modifikasi dari resin komposit packable. Terdapat dua sediaan yaitu padat dan
cair. Resin komposit bulk fill Mempunyai kelebihan penyusutan yang rendah
dan dapat dipolimerisasi dengan kedalaman penyinaran hingga 4 mm dengan
teknik yang berjumlah besar sehingga dapat mempercepat waktu pengerjaan.
Hal ini berbeda dengan komposit packable yang harus disinar setiap 2 mm
dengan teknik inkremental, sehingga dapat terjadi gelembung atau kontaminasi
bulk fill, didapat dari translusensi yang tinggi dan penambahan beberapa bahan,

14
seperti inisiator dan matriks. Shrinkage adalah gaya pengerutan atau
penyusutan pada matriks resin, tergantung pada perbandingan kandungan
bahan pengisi partikel. Saat polimerisasi, resin komposit dapat mengalami
shrinkage sekitar 2-7%. 12 Shrinkage dapat menyebabkan kebocoran tepi dan
defleksi pada tonjol gigi. Kebocoran tepi pada resin komposit memunculkan
masalah yang serius, seperti karies sekunder. Sensitifitas pulpa dan perubahan
warna. Shrinkage dapat dikurangi dengan cara pemberian bahan bonding
sebelum aplikasi restorasi resin komposit.11 Bahan bonding adalah bahan yang
berguna untuk menciptakan ikatan antara permukaan gigi dengan resin
komposit dan membentuk lapisan hibrida pada dentin. Bahan bonding
digolongkan menjadi dua, yaitu bonding generasi V kebawah termasuk
golongan total-etch dan generasi VI keatas merupakan golongan self-etch.
Perbedaan kedua golongan tersebut didasarkan pada cara aplikasi, dimana
total-etch diaplikasikan dengan etsa asam yang terpisah dengan primer dan
adhesifnya sehingga butuh pembilasan, sedangkan self-etch etsa asam
digabungkan dengan primer dan adhesifnya. Kedua golongan ini Mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan penelitian Kumar dkk
tahun 2012 yang menyebutkan bahwa bonding generasi V lebih tahan terhadap
kontaminasi yang dapat mengakibatkan kebocoran tepi pada restorasi
dibandingkan dengan bonding generasi VII. Sedangkan, pada penelitian Vinay
dan Shivanna tahun 2010, menunjukkan hasil yang berbeda, dimana bonding
generasi VII justru lebih efektif mengurangi kebocoran tepi daripada jenis
bonding generasi ke V dan generasi VI.

2. Komposit Flowable

Resin komposit flowable diperkenalkan pada akhir 1996. Komposit flowable


adalah komposit konvensional dengan pembebanan pengisi dikurangi menjadi
37% -53% (volume) dibandingkan dengan 50%-70% (volume) untuk mini
hibrida konvensional. Pemuatan pengisi diubah ini memodifikasi viskositas
bahan-bahan ini. Kebanyakan pabrikan memaketkan komposit flowable dalam
jarum suntik kecil yang memungkinkan untuk memudahkan pengeluaran dengan

15
jarum 13 pengukur yang sangat kecil. Ini membuat mereka ideal untuk
digunakan dalam persiapan kecil yang akan sulit untuk mengisi sebaliknya.12
Indikasi Klinis Utama dari komposit flowable

a. Restorasi resin preventif (minimal untuk kelas I oklusal invasif): Bahan


komposit flowable resin ideal untuk mengembalikan apa yang telah
diistilahkan, “Preventative Resin Restorations” (PRR's) karena ini adalah
yang paling minimal dari tipe Kelas I dan jarum penempatan tip ke dalam
preparasi kecil ini menjamin restorasi yang beradaptasi dengan baik.
Meskipun demikian, deposisi tambahan miring penting untuk
meminimalkan gaya kontraksi dari komposit pengaturan. Menurut survei
yang dilakukan oleh Savage et al., Komposit flowable adalah salah satu
bahan restorasi yang paling banyak digunakan untuk PRR dengan lebih dari
30% dokter gigi anak menggunakan komposit flowable atau kombinasi
komposit flowable dan packable.

b. Pit dan Fissure Sealants: Menurut review berdasarkan bukti yang dilakukan
oleh Jean et al., Flowable adalah pilihan pertama bahan untuk pit dan fissure
sealant. Namun, untuk penempatan yang efektif dan retensi jangka panjang
dari bahan-bahan ini pembersihan lubang dan celah yang tepat, etsa asam
yang tepat dari permukaan dan mempertahankan bidang kering yang tidak
terkontaminasi oleh air liur sampai sealant ditempatkan dan disembuhkan
adalah wajib. Jafarzadeh et al., Membandingkan retensi komposit flowable
dengan sealant berbasis resin konvensional dan menyimpulkan bahwa
komposit flowable memiliki retensi yang lebih baik ketika digunakan
sebagai pit dan fissure sealant. Dukic et al., Menyimpulkan bahwa resin
komposit flowable harus digunakan dalam kombinasi dengan agen ikatan
dentin karena mereka dapat meningkatkan kekuatan ikatan perekat ke
enamel di celah dan meningkatkan tingkat retensi. 14

c. Cavity Liners. Ada kecenderungan yang berkembang menggunakan

16
komposit flowable sebagai liner rongga. Namun, sensitivitas pasca operasi
masih menjadi perhatian utama. Meskipun banyak dokter telah berhasil
dalam mengurangi sensitivitas pasca operasi, penelitian klinis menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam sensitivitas pasca operasi hanya menggunakan
perekat dibandingkan dengan hanya menggunakan komposit flowable
sebagai liner. Payne et al., Menyimpulkan bahwa komposit flowable adalah
pilihan yang baik sebagai liner rongga. Mereka beradaptasi dengan baik
dengan penyimpangan mikro struktur dari persiapan rongga sebelum
penempatan komposit restoratif. Rainer et al., Mengevaluasi penggunaan
liner komposit flowable dalam restorasi kelas I yang besar dan
menyimpulkan bahwa restorasi Kelas I yang besar tanpa dukungan dentin
menunjukkan jumlah fraktur enamel marginal yang tinggi. Lapisan dengan
flowable meningkatkan integritas marginal awal.

d. Minimal restorasi Kelas II restorasi dan lapisan dalam untuk Kelas II


posterior penempatan resin komposit dalam menyegel margin gingiva untuk
menghindari defisiensi: Untuk persiapan konservatif karies inter proksimal
Kelas II dengan hanya karies awal pada permukaan proksimal dan tidak ada
karies pada permukaan oklusal, wajah pendekatan untuk persiapan rongga
akan meninggalkan punggungan marginal utuh. Komposit flowable juga
cocok untuk pendekatan wajah seperti rongga kavitas Kelas II. Penggunaan
lain untuk komposit flowable adalah dalam hubungannya dengan
penempatan komposit packable dengan kental. Leevailoj et al.,
Mengevaluasi penempatan resin komposit packable dengan dan tanpa
komposit flowable dan menemukan bahwa ada kebocoran mikro yang jauh
lebih sedikit pada gigi yang dipulihkan dengan resin komposit flowable
sebagai peningkatan pertama dalam kotak proksimal. Oleh karena itu,
penempatan lapisan dalam komposit 15 flowable di bawah bahan kemasan
restoratif akhir dapat mengurangi kebocoran mikro pada margin gingiva.

e. Lesi abfraksi kelas V. Ini adalah lesi Kelas V sudut kecil yang dikaitkan
dengan kekuatan lentur gigi. Ketika dipulihkan dengan resin komposit

17
hibrida kaku, tingkat keberhasilan klinis hanya 70%. Tingkat kegagalan
tinggi dikaitkan dengan kekakuan komposit yang digunakan. Dengan
demikian, menggunakan resin komposit flowable dengan kekuatan lentur
biaxial yang lebih rendah daripada komposit hibrida tradisional diasumsikan
untuk meningkatkan keberhasilan klinis restorasi ini. Sebuah studi klinis
satu tahun mengevaluasi restorasi Kelas V menggunakan komposit flowable
menunjukkan bahwa semua restorasi utuhdan tidak menunjukkan tanda-
tanda sensitivitas pasca operasi setelah satu tahun. Banyak penelitian telah
menyimpulkan bahwa penggunaan komposit flowable untuk lesi Kelas V
non-karies merupakan pilihan yang baik. Kelemahan utama resin komposit
flowable adalah kekuatan rendah dibandingkan dengan resin komposit
konvensional, dikaitkan dengan jumlah rendah pengisi, yang diperlukan
untuk mencapai viskositas rendah dan kemudahan penanganan.

3. Komposit Laboratory

Mahkota, inlays, veneer terikat pada substruktur logam, dan jembatan bebas
logam disiapkan secara tidak langsung pada die dari komposit yang diproses di
laboratorium menggunakan beberapa kombinasi cahaya, panas, tekanan, dan
vakum, yang meningkatkan polimerisasi dan ketahanan aus. Untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan, komposit laboratorium dapat
dikombinasikan dengan penguatan serat (FibreKor, pentron, wallingford, CT;
vectris, ivoclar vivadent, amherst, NY). Restorasi biasanya disemen dengan
semen komposit. Persiapan 16 rongga untuk komposit tidak langsung harus non
retentif daripada retentif yang biasanya disiapkan untuk penempatan langsung.13-
15

4. Core buildup Komposit

Core build up adalah restorasi yang ditempatkan pada gigi yang rusak parah
untuk mengembalikan sebagian besar bagian koronal gigi untuk memfasilitasi
restorasi berikutnya dengan cara restorasi ekstra-koronal tidak langsung.
Kekuatan tekan dan tarik inti bahan dianggap penting karena inti biasanya
menggantikan sebagian besar struktur gigi dan harus menahan gaya multi arah

18
selama bertahun-tahun. Inti biasanya dipertahankan oleh pin, post, dan / atau
sistem ikatan untuk memfasilitasi retensi mereka, dan mengembalikan gigi
sejauh untuk menopang mahkota atau jembatan.14

5. Provisional Komposit

Sementara inlays, mahkota, dan jembatan bentang panjang biasanya dibuat dari
resin komposit atau akrilik. Tujuan restorasi sementara adalah untuk
mempertahankan posisi gigi yang disiapkan, menutup dan mengisolasi persiapan
dan melindungi margin, menetapkan dimensi vertikal yang tepat, batuan dalam
diagnosis dan perencanaan perawatan, dan mengevaluasi penggantian estetik.
Sifat-sifat bahan provisional arkrilik dan komposit.13-15

6. Kompomer

Kompomer adalah komposit yang di modifikasi dengan polyacid group dan


digunakan untuk restorasi di daerah dengan tekanan rendah, meskipun produk
terbaru (Dyract AP, Dentsply Caulk, Millford, DE) direkomendasikan oleh
produsen untuk restorasi kelas I dan II pada orang dewasa. Kompomer
direkomendasikan untuk pasien dengan resiko karies menengah.

7. Glass ionomer

Semen glass ionomer termasuk dalam kelas material yang dikenal sebagai semen
asam-basa. Ada tiga bahan penting untuk semen glass ionomer, yaitu polimer
asam larut dalam air, dasar kaca, dan air. Ini umumnya disajikan sebagai larutan
asam polimerik dan serbuk kaca yang halus, yang dicampur dengan metode yang
tepat untuk membentuk pasta kental yang diatur dengan cepat. Namun, formulasi
alternatif ada yang berkisar dari kedua asam dan kaca yang hadir dalam bubuk,
dan air murni yang ditambahkan untuk menyebabkan pengaturan, untuk
formulasi di mana beberapa asam dicampur dengan bubuk kaca dan sisanya
hadir dalam larutan encer dalam air. Solusi ini digunakan sebagai komponen cair
dalam membentuk pasta untuk pengaturan. Pengaruh dari perbedaan ini tidak
jelas, karena formulasi ini adalah hak milik, sehingga jumlah yang tepat dari
setiap komponen tidak diketahui secara luas. Namun, tampaknya tidak ada efek

19
yang jelas pada sifat akhir dari penyajian bahan-bahan ini dengan komponen
didistribusikan secara berbeda antara fase serbuk dan air.16

8. Komposit Microfilled

Resin komposit microfilled homogen mengandung 0,02-0,07µm partikel


pyrogenic silika dalam matriks organik untuk mendapatkan konten pengisi 38%
hingga 65%. Untuk meningkatkan pengisian pengisi, resin yang mengandung
silika koloid dapat dipra-polimerisasi, digiling menjadi partikel dan dimasukkan
sebagai pengisi. Komposit microfilled yang dibubut dengan tingkat kehalusan
yang tinggi, dan permukaannya benar-benar menjadi lebih halus seiring waktu.
Resin microfilled sangat keras dan karena itu sulit untuk diselesaikan di area
akses yang buruk. Namun, kekuatan tarik mereka rendah, mereka rapuh dan
tidak boleh digunakan di area bantalan stres Kelas IV. Microfilled baik untuk
digunakan dalam kasus-kasus di mana diperlukan restorasi. 18 akhir yang estetik
dan halus dengan kekuatan sedang. Mereka dapat digunakan sebagai bahan
pelapis atas inti yang dibangun menggunakan resin komposit ukuran partikel
halus atau resin hibrida dalam restorasi anterior besar, sehingga kekuatan dan
estetika dapat dioptimalkan. Ekspansivitas termal dan penyerapan air dari resin
microfilled biasanya lebih tinggi daripada resin komposit hibrida dan partikel
kecil. Contoh-contoh dari mikrofilled resin anterior meliputi: Durafill VS
(Kulzer), Heliosit (Vivadent) dan Silux-Plus (3M). Salah satu contoh resin
mikrofilores posterior adalah Heliomolar (Vivadent) meskipun pabrikan
mengklaim bahwa produk ini dapat digunakan untuk restorasi anterior juga.17

20
2.2.3. Indikasi dan Kontra Indikasi

1. Indikasi :

• Gigi karies luas


• Gigi berubah warna.
• Gigi fraktur (pulpa belum terbuka).7

2. Kontra Indikasi

• Gigi terlalu pendek.


• Tambalan rutin untuk posterior.
• Ketebalan stuktur jaringan keras.
• Desain preparasi tidak di dukung jaringan yang kuat.

2.2.4. Keuntungan dan Kerugian composit

1. Keuntungan.

• Bahan tersebut mudah dimanipulasi.


• Memiliki sifat mekanis yang baik.
• Tahan terhadap keausan.18

2. Kerugian

• Adaptasi dengan tepi kavitas yang kurang baik.


• Wear resistance.
• Porositas.
• dan terjadinya kontraksi polimerisasi.

21
BAB 3

RENCANA LABORATORIUM PEMBUATAN CROWN PROVISORIS


LONG SPAN DENGAN BAHAN COMPOSITE

Pada bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang penulis lakukan dalam prosedur
pembuatan crown provisoris long span dengan bahan composite.

3.1. Data Pasien

Nama :. M..Supriyadi

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.H.saikin (pondok pinang)

Pekerjaan : wiraswasta

Dokter yang merawat : Drg.wahyuni

Warna gigi : A3

3.2. Keadaan Model Kerja

Gigi yang dipreparasi 532 235

3.3. Surat Perintah Kerja

Tolong di buatkan crown/ Mahkota Sementara pada gigi 532 235

Warna A3 dengan bahan composite.

22
3.3. a. Gambar Model Kerja

Gambar 3.7
Model kerja

3.3.b. Rencana Desain

Gambar 3.2.
Rencana desain

23
3.4. Alat dan Bahan

3.4.a. Alat-alat

1. Lap putih
2. Okludator
3. Ligh cured
4. Articulating paper
5. Glass plat
6. Spatula
7. Lecron
8. Scalpel
9. Macam-macam mata bur
10. Mikromotor
11. Trimmer

3.4.b. Bahan

1. Dental stone tipe IV


2. Composite
3. Gips
4. Wax
5. karet
6. Renfert polising
7. Wax Separator (Vaseline)
8. base plate wax

24
3.5. Prosedur Pembuatan Crown Provisoris dengan bahan composite dengan
polimerisasi bahan composite

3.5.1. Persiapan Model Kerja

Model kerja yang didapatkan kemudian dirapikan dari nodul-nodul dengan


lecron kemudian penulis membuat basis dan setelah itu gips yang berlebih
dari model tersebut dirapikan dengan mesin trimmer pada bagian tepi
model.

Gambar 3.3
Basis model dan trimmer model
3.5.2. Penanaman pada Okludator

a) Model diberi retensi


b) Separating medium diulasi pada basis model upper member okludatornya
dan low member okludator.
c) Kedua model dioklusikan,lalu difiksasi menggunakan wax dan karet
d) Sekrup pada bagian belakang okludator dilonggarkan
e) Model sudah dioklusikan diletakkan di atas upper member Okludator dan
lower member okludator.periksa model dari segi jarak ketinggian ataupun
keseimbangan kanan dan kiri
f) Gips diaduk,lalu adonan gips dituang pada lower member kemudian model
keja diletakkan pada Okludator dengan posisi midline okludator sejajar
dengan midline model kerja dan bidang oklusi sejajar dengan bidang
datar.dan ditunggu hingga setting ,kemudian rapikan,lanjutkan penanaman
upper member.

25
g) Tunggu hingga setting

3.5.3 pengaplikasian separator

Separator diaplikasikan di permukaan dalam dan sekitar 1/3 outline cervical


abutment dengan menggunakan kuas separator,lalu hingga kering

Gambar 3.4
pengaplikasian separator

3.5.4 pengaplikasian body

Aplikasikan body composite pada daerah 1/3 outline cervical pada abutment

Gambar 3.5
pengaplikasian body

26
3.5.5 ligh cured

Setelah diaplikasikan body lalu dipolimerisasi dengan ligh cured selama


20-40 detik.

Gambar 3.6
ligh cured

3.5.6 Counturing

a) Anatomi gigi dibentuk hingga menyerupai gigi asli


b) Pembentukan anatomi gigi dilakukan dengan berbagai macam boor seperti
stone boor ,fissure boor ,dan rubber boor.

27
3.5.7 finising dan polishing

a) Finising untuk menyesuaikan gigi tersebut dengan kontak oklusi gigi


antagonis menggunakan articulating paper dan berbagai macam bur
b) Selanjutnya polishing menggunakan alat sikat putih dengan bahan renfet
hingga halus dan mengkilat.

Gambar3.7.a Gambar 3.7.b

28
DAFTAR PUSTAKA
1.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/15931/skripsi%20di
anmustikahamid.doc?sequence=2 (di unduh pada tanggal 21 oktober 2019)
2. Silvana. Persepsi Tentang Perawatan Gigi Tiruan Pada Masyarakat Kelurahan Maasing
Kecamatan Tuminting Kota Manado. 2013: vol 1, No 2
3. Efek samping crown gigi (di unduh pada tanggal 21 oktober 2019 )
4. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/15931/skripsi%20di
anmustikahamid.doc?sequence=2 (di unduh pada tanggal 15 september 2019 )
5. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
6. https://edoc.site/download/mahkota-jaketpptpdffree.html?reader=1#pdfjs.action=download
(di unduh pada tanggal 5 september 2019 )
7. PREPARASI GIGI PEGANGAN (ABUTMENT) (di unduh pada tanggal 11 september
2019)
8. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
9. Brigitte Zimmerli,Matthias Strub,Franziska Jeger,Oliver Stadler,Adrian Lussi. Composite
materials: Composition, properties and clinical applications A Literature Review.
Department of Preventive, Restorative and Pediatric Dentistry, School of Dental Medicine,
University of Bern. 26 April 2010
9. K.M.Regish,Deeksha Sharma,andD.R.Prithviraj. Techniques of Fabrication of Provisional
Restoration: An Overview. 9 August 2011: Volume 2011,
10.Brigitte Zimmerli,Matthias Strub,Franziska Jeger,Oliver Stadler,Adrian Lussi. Composite
materials: Composition, properties and clinical applications A Literature Review.
Department of Preventive, Restorative and Pediatric Dentistry, School of Dental Medicine,
University of Bern. 26 April 2010
11.Arlina Nurhapsari. PERBANDINGAN KEBOCORAN TEPI ANTARA RESTORASI
RESIN KOMPOSIT TIPE BULK-FILL DAN TIPE 32 PACKABLE DENGAN
PENGGUNAAN SISTEM ADHESIF TOTAL ETCH DAN SELF ETCH
12.Kusai Baroudi, Jean C. Rodrigues. Flowable Resin Composites: A Systematic Review and
Clinical Considerations
13. Dental Material Properties and Manipulation, John M. Powers, PhD
14.Girish Kumar, Amit Shivrayan. Comparative study of mechanical properties of direct core
build-up materials
15.Dental Material Properties and Manipulation, John M. Powers, PhD

29
16.Sharanbir K. Sidhu 1 and John W. Nicholson 2,3,*. A Review of GlassIonomer Cements
for Clinical Dentistry. Adult Oral Health, Institute of Dentistry, Queen Mary University of
London, London E1 2AD, UK;
17. Stephen H.Y. Wei, BDS(Hon.), MDS, DDS, MS, FRACDS, FICO, FACD. Composite
Resins: A Review of the Types, Properties and Restoration Techniques
18. Sri Lestari. EFEK LAMA PENYINARAN TERHADAP KEBOCORAN TEPI TUMPATAN RESIN KOMPOSIT
FLOWABLE
19.https://www.scribd.com/doc/274019342/Prosedur-Pembuatan-Mahkota-Atau-Jembatan-
Sementara ( diunduh pada tanggal 11 november 2019)

30

Anda mungkin juga menyukai