Anda di halaman 1dari 8

Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No.

4: 404-411
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2022
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p13
Terakreditasi Nasional Sinta 4, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021

Laporan Kasus: Konjungtivitis Unilateral dan Melebarnya Membran


Niktitan pada Kucing Lokal
(CASE REPORT: UNILATERAL CONJUNGTIVITIS AND WIDENING OF NIKTITAN
MEMBRANE IN LOCAL CAT)
Kadek Dyah Utami Dewi1*, I Nyoman Suartha2, I Gede Soma3
1
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234;
2
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234;
3
Laboratorium Fisiologi dan Farmasi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234
*Email: dyahutami50@gmail.com
Abstrak
Seekor kucing Lokal berjenis kelamin jantan yang berumur ± 1,5 tahun dengan berat badan 2,9 kg,
mengalami gangguan pada mata kanan sejak bulan September 2019 dan sudah pernah diobati.
Pemeriksaan klinis menunjukkan tidak terlihatnya pupil pada mata disebelah kanan. Pemeriksaan
dilanjutkan dengan menggunakan opthalmoskop dimana pupil pada mata sebelah kanan tidak terlihat,
dan dilakukan pula pemeriksaan fluorescen test dengan hasil tidak ditemukannya ulcer pada kornea
mata. Terjadinya pelebaran membrana niktitan pada mata sebelah kanan yang menyebabkan pupil mata
tidak terlihat dan hampir menutupi keseluruhan bagian mata sehingga pemeriksaan tidak maksimal.
Membrana niktitan mengalami pelebaran diduga akibat adanya gesekan ketika kucing menggaruk mata.
Hasil pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan kucing kasus mengalami leukositosis dan
limfositosis. Kucing kasus didiagnosa mengalami konjungtivitis akibat infeksi bakteri. Pengobatan
yang diberikan pada kucing kasus yang didiagnosis mengalami konjungtivitis adalah diberikan terapi
dengan Doxycycline (PO: 14,5 mg/kg BB), Dexamethasone (PO: 0,5 mg/kg BB), Oxytetracycline HCl
1% (R/ Oxytetrac 1% opth ointment tube) dan Chlorampenicol (R/ Erlamycetin eye drops). Setelah 7
(tujuh) hari pengobatan tanda klinis mata menunjukan perbaikan yang tidak signifikan pada membrana
niktitan yang mengalami pelebaran, namun pada peradangan konjungtiva sudah mulai membaik.
Kata kunci: Flourescen test; konjungtivitis; kucing lokal
Abstract
A local male cat has ± 1.5 years old with a body weight of 2.9 kg, experiencing interference with
the right eye since September 2019 and has been treated. Clinical examination shows the absence of
pupillary reflexes on the right eye. The examination was continued using an ophthalmoscope in which
the pupil of the right eye was not visible, and a fluorescent test was also performed with the result that
no ulcer was found in the cornea of the eye. There is a widening of the niktitan membrane in the right
eye which causes the pupil to be invisible and almost covers the entire eye so that the examination is
not optimal. The niktitan membrane was dilated, thought to be due to friction when the cat scratched its
eye. The results of routine hematological examination showed that cats had leukocytosis and
lymphocytosis. Case cats are diagnosed with conjunctivitis due to bacterial infection. Treatment given
to cats diagnosed as having conjunctivitis is given therapy with Doxycycline (PO: 14.5 mg / kg BW),
Dexamethasone (PO: 0.5 mg / kg BW), Oxytetracycline HCl 1% (R/ Oxytetra 1% opth ointment tube)
dan Chlorampenicol (R/ Erlamycetin eye drops). After 7 (seven) days of treatment the clinical signs of
the eye showed insignificant improvement in the widening of the membrane, but the inflammation of
the conjunctiva had begun to improve.
Keywords: Flourescen test; konjungtivitis; local cat

404
Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No. 4: 404-411
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2022
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p13

PENDAHULUAN mata sehingga kucing jarang sekali untuk


berkedip (Slatter, 2011).
Konjungtivitis merupakan radang pada
Pemeriksaan hematologi dan kimia
konjungtiva yang dapat berhubungan
darah memiliki peran penting dalam
dengan adanya radang akibat infeksi pada
menentukan kesehatan fisik, diagnosis dan
saluran nafas atas yang mengakibatkan
prognosis dari suatu penyakit
terjadinya radang pada konjungtiva
(Jangsangthong et al., 2012). Leukosit
(Williams, 2017). Konjungtivitis akut
merupakan unit yang aktif dari sistem
ditandai dengan kongesti pada pembuluh
pertahanan tubuh dan lebih banyak
darah, edema, gatal serta dapat memicu
berperan pada saat kondisi sakit. Leukosit
terjadinya penumpukan penumbuhan
dalam darah terbagi menjadi 2 bagian
bakteri sehingga munculnya discharge
agranulosit dan granulosit. Menurut
serous, mucoid, atau mucopurulent.
Guyton dan Hall (1997), perubahan pada
Konjungtivitis adalah kondisi umum pada
gambaran darah hewan dapat terjadi apabila
kucing dan mungkin unilateral atau
hewan mengalami gangguan secara
bilateral. Etiologi konjungtivitis pada
fisiologis yang disebabkan oleh faktor
kucing umumnya akibat infeks herpesvirus
internal (pertambahan umur, status gizi,
dan calicivirus, serta infeksi bakteri seperti
kesehatan, stres, siklus estrus dan suhu
Chlamydia dan Mycoplasma (Trbolová,
tubuh ) maupun faktor eksternal (infeksi
2011). Namun, pemeriksaan klinis dan
kuman, perubahan suhu lingkungan, dan
patologis yang relatif ambigu terkait
fraktura terbuka).
dengan kedua agen sering mengacaukan
penentuan pendekatan terapi dan tindak METODE PENELITIAN
lanjut, serta kucing tanpa gejala klinis
sering mempersulit interpretasi. Rekam Medis
Pada kejadian konjungtivitis Kucing kasus bernama Chuly berjenis
berkurangnya produksi air mata dapat kelamin jantan dengan umur ± 1,5 tahun
menyebabkan penurunan kelembaban dari dan berat badan 2,9 kg, kucing kasus ini
kornea dan konjungtiva. Hal ini dapat merupakan ras lokal dimana memiliki
mengakibatkan rasa sakit sehingga akan rambut berwarna orange. Pada bagian
timbul gejala blepharospasm dan telinga kanan kucing terdapat tato yang
endophthalmos (Eaton, 2000). Menurut menandakan bahwa kucing tersebut
Widodo (2011), akibat kekeringan yang memiliki sertifikat (stambum). Ibu Kurnia
terjadi pada kornea mata dapat Mulandari merupaka pemilik dari kucing
menyebabkan keratinisasi, dan membentuk kasus, yang beralamat di Jalan Pantai Batu
jaringan yang menyerupai kulit Bolong No. 10X, Canggu, Kec. Kuta Utara,
(epidermalization) apabila terjadi Kab. Badung, Bali.
perkembangan maka kornea akan Anamnesa
mengalami ulcer. Kasus dengan gejala Pemilik kucing memiliki keluhan
klinis seperti ini dapat terjadi bila bola mata bahwa kucing mengalami gangguan pada
mengalami disposisi anterior mata kanan dan mengeluhkan terdapat
(exophthalmos) atau kelopak mata tidak leleran mata hanya pada mata kanan saja
mampu menutupi kornea secara sempurna sejak bulan September 2019. Pemilik
(lagophthalmos). memiliki banyak kucing dan kucing lainnya
Membran niktitans (third eyelid) pada diletakkan pada kandang yang sama,
kucing dan hewan karnivora liar secara namun kucing lain tidak ada yang
normal tidak terlihat karena membran mengalami gangguan mata seperti kucing
niktitans tersembunyi pada bagian sudut kasus. Riwayat vaksinasi kucing kasus
mata. Struktur ini berfungsi untuk sudah di vaksin lengkap dan sudah
membersihkan dan lubrikasi permukaan dibooster setiap tahunnya. Namun, ketika

405
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.

diminta untuk menunjukkan buku vaksin pengobatan tidak akan mengenai seluruh
pemilik mengatakan bahwa buku vaksin bagian mata kucing kasus, serta kucing juga
kucing hilang. Kucing kasus memiliki diduga mengalami endopthalmos.
nafsu makan dan minum yang baik dimana Terapi
diberikan makan berupa dry food dan Terapi yang diberikan adalah
minum yang berasal dari air kran. Urinasi Doxycycline (PO: 14,5 mg/kg BB) dan
dan defekasi kucing kasus baik dan tidak
Dexamethasone (PO: 0,5 mg/kg BB)
ada keluhan dari pemilik. Kucing kasus dengan pemberian satu kali sehari selama
sudah pernah diobatin oleh pemilik dengan lima hari, Oxytetracycline HCl 1% (R/
pemberian obat Methylprednisolone (PO: Oxytetra 1% opth ointment tube) dan
2mg/kg BB) dan Cefotaxim (PO: 50mg/kg Chlorampenicol (R/ Erlamycetin eye
BB) yang diberikan dua kali sehari, salep drops) satu tetes dua kali sehari selama 7
mata Gentamycin, dan obat tetes mata yaitu (tujuh) hari (McLaurin et al., 2018).
Cendo xitrol dua tetes pada setiap mata.
Pengobatan diberikan selama dua minggu. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Hasil
Pemeriksaan fisik dilakukan secara Pemeriksaan fisik dilakukan pada 15
menyeluruh pada tubuh kucing, status November 2019. Hasil pemeriksaan klinis
praesens dan klinis serta pemeriksaan pada mata kanan kucing kasus ditemukan
difokus pada organ mata menggunakan ada kelainan yaitu pada pemeriksaan reflek
metode opthalmoscope dan flourescen test. pupil mata kanan kucing kasus tidak
Sementara uji laboratorium yang dilakukan ditemukan reflek pada pupil dikarenakan
adalah hematologi rutin yang dilakukan membrana niktitan yang menutupi hamper
menggunakan alat Hematology Analyzer. keseluran mata kanan kucing kasus.
Diagnosis Namun, pada pemeriksaan reflek palpebrae
Berdasarkan hasil anamnesis, menunjukan hasil yang positif dengan
pemeriksaan klinis adanya radang pada adanya reflek berkedip. Pemeriksaan
konjungtiva dan melebarnya membrana dilanjutkan untuk fungsi mata yaitu dengan
niktitan pada mata kanan dan pemeriksaan cara menutup mata secara bergantian dan
laboratorium hematologi yaitu anjing dipancing dengan menggunakan makanan
mengalami leukositosis dan limfositosis. agar kucing mau bergerak kearah yang
Pemeriksaan penunjang menggunakan ditentukan. Ketika mata kanan ditutup
opthalmoskop menunjukkan pupil kucing kucing masih dapat mencapai makanan
kasus tidak terdeteksi, dan hasil dari yang diberikan, namun ketika mata kiri
flourescen test menunjukkan tidak adanya ditutup kucing tidak dapat mencapai
ulcer pada kornea. Maka kucing kasus makanan yang diberikan tetapi kucing
didiagnosis mengalami konjungtivitis dan berjalan kearah yang berlawanan dan
melebarnya membrana niktitan akibat sembari menabrak barang-barang yang
trauma. berada didekatnya. Pada membrana niktitan
pada mata kiri kasus terlihat mengalami
Prognosis pelebaran, dan terdapat leleran disekitar
Prognosis yang dapat ditarik dari hasil mata kucing kasus.
pemeriksaan kasus ini yaitu fausta pada
kasus konjingtivitis dan infausta pada kasus Pemeriksaan Opthalmoscope
melebarnya membrana niktitan. Pada kasus Ketika dilakukan pemeriksaan
konjungtivitis umumnya kesembuhan akan menggunakan opthalmoscope pupil mata
terjadi dengan pengobatan dan perawatan kucing kasus sebelah kanan tidak terdeteksi
yang baik dan benar. Namun pada kasus akibat ditutupi oleh membrana niktitan
membrana niktitan yang mengalami yang mengalami pergeseran. Namun, pada
perlebaran akan sulit diobati karena mata kiri kucing kasus ketika diperiksa

406
Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No. 4: 404-411
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2022
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p13

menggunakan opthalmoscope terlihat Streptococcus sp., Stapylococcus sp.,


adanya warna hijau terang yang Bacillus sp., Moraxella, dan Pseudomonas
menandakan bahwa fungsi mata kiri hewan sp. Infeksi bakteri biasanya terjadi karena
kasus masih dapat menerima cahaya. infeksi ikutan atau sekunder ditandai
dengan keluarnya cairan. Infeksi awal
Pemeriksaan Flourescen test
biasanya dikarenakan benda asing atau
Pemeriksaan flourescen test penting
mata kering. Pengeluaran tersebut
dilakukan untuk mengetahui apakah
merupakan hasil dari peningkatan produksi
terdapat ulcer pada cornea mata kucing,
musin oleh sel goblet konjungtiva dan / atau
apabila terdapat ulcer makan saat dilakukan
penurunan fungsi pembilas film air mata.
pemeriksaan akan terdapat bayang-bayang
Konjungtiva biasanya hiperemis, menebal,
berwarna kehijauan. Pada kucing kasus
dan kemotik (Paul, 2008).
ketika dilakukan pemeriksaan flourescen
Pemeriksaan reflek menace, dan
test menunjukkan hasil negatif yang artinya
palpebrae pada kedua mata kucing masih
tidak terdapat ulcer pada bagian kornea.
menunjukkan hasil yang positif.
Pada kasus ini pemeriksaan menggunakan
Pemeriksaan reflek ancaman untuk
flourescen test kurang efektif, hal ini
mengevaluasi sistem syaraf yang
dikarenakan membrana niktitan yang
meginervasi mata, apabila hasil
bergeser sehingga pemeriksaan tidak dapat
pemeriksaan terhadap reflek ancaman
mengenai seluruh mata.
berkurang hal tersebut menunjukan bahwa
Pembahasan adanya gangguan pada syaraf-syaraf yang
Konjungtivitis adalah masalah klinis menginervasi mata (Cullen et al., 2009).
umum pada kucing. Konjungtivitis kucing Pemeriksaan reflek cahaya pupil normal
dapat akibatkan oleh mikroba yang akan menunjukkan konstriksi pupil dimana
beragam yang terdiri dari ratusan atau saat melihat cahaya maka pupil akan
ribuan spesies, dengan genus yang relatif mengecil dan saat tidak terdapat cahaya
sedikit mendominasi (Paul, 2008). pupil akan membesar (Maggio dan
Peradangan konjungtiva juga dapat terjadi Pizzirani, 2007), sedangkan pada hasil
akibat selaput konjungtiva menempel, pemeriksaan reflek cahaya pupil pada
contohnya kasus neonatal konjungtivitis kucing menunjukkan hasil yang negatif
yang dapat mengakibatkan kelopak mata pada mata kanan. Hal tersebut
bagian atas dan bawah mengalami adhesi kemungkinan akibat dari membrana
(ankyloblepharon) atau melekat, atau niktitan yang cukup melebar hingga
konjungtiva palpebrae (konjungtiva yang menutupi bagian pupil sehingga cahaya
letaknya dikelopak mata) menempel tidak langsung mengarah ke pupil tetapi
dengan kornea atau menempel dengan dihalangi oleh membrana niktitan. Menurut
konjungtiva bulbaris (kojungtiva yang Slatter, (2011) membran niktitans (third
letaknya dibagian depan bola mata) eyelid) secara normal tidak terlihat karena
(symblepharon) (Trbolová, 2011). membran niktitans tersembunyi pada
Kantung konjungtiva kucing dan bagian sudut mata, namun pada kucing
permukaan kornea umumnya dihuni oleh kasus membrana niktitan mengalami
mikroba sehingga lebih sering mengalami pelebaran sehingga hampir menutupi
infeksi (Gelatt et al., 2014). Leleran mata keseluruhan mata yang menyebabkan
muncul akibat infeksi bakteri, dikarenakan pemeriksaan dan pengobatan tidak
produksi air mata yang sedikit sehingga maksimal.
mempermudah terjadinya penumpukan Pemeriksaan hematologi pada kucing
bakteri pada daerah mata (Salisbury et al., kasus menunjukkan leukositosis. Menurut
1995). Maggio dan Pizzirani (2007) Dharmawan (2002) leukositosis merupakan
menyatakan bahwa pada daerah mata gambaran hasil pemeriksaan darah
terdapat bakteri flora normal, seperti mengalami peningkatan jumlah sel-sel

407
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.

leukosit (neutrofil, eosinofil, basofil, Pemberian antiradang kortikosteroid


monosit, dan limfosit) yang dapat yang berkepanjangan pada kasus dengan
disebabkan oleh infeksi umum, infeksi keluhan pada mata (baik sistemik atau
lokal, keracunan, tumor, pendarahan pada topikal pada mata) dapat menyebabkan
rongga badan, leukemia dan trauma. glaukoma, katarak, dan exophthalmos
Peningkatan jumlah limfosit dapat terjadi (Plumb, 2008). Terapi yang dapat diberikan
pada kondisi fisiologis maupun patologis dengan obat tetes mata yang mengandung
(Jain dan Musc, 1993). Limfositosis Tetrahidrozoline HCl yaitu senyawa aktif
fisiologis sering terjadi terutama pada yang memberikan efek lokal (bukan
hewan dan bersifat sementara. Limfositosis sistematik) sebagai antialergi dan anti iritasi
patologis terjadi akibat adanya stimulasi sehingga reaksi penyembuhan bisa terjadi
antigenik (misalnya peradangan kronis, secara cepat. Pada saat iritasi, pembuluh
vaksinasi dan merupakan gambaran umum darah dalam keadaan vasodilatasi sehingga
penyakit inflamasi yang bersifat kronis mata memerah. Apabila digunakan tetes
(Stockham and Scott, 2008). mata yang mengandung senyawa aktif ini,
Terapi yang digunakan pada kasus ini pembuluh darah akan mengalami
yaitu Oxytetracycline HCl 1% (R/ Oxytetra vasokonstriksi sehingga mata tidak
1% opth ointment tube), dan Doxycycline memerah lagi (Johnson dan Hricik, 1993).
yang bertujuan untuk mengendalikan dan Penggunaan terapi jangka panjang yang
mencegah pertumbuhan bakteri, serta disarankan untuk pemberian antiradang
pemberian dexamethasone dan obat tetes kortikosteroid pada kasus penyakit mata
chloramphenicol (R/ Erlamycetin eye adalah menggunakan tetes mata yang
drops) untuk mengurangi iritasi dan mengandung artificial tears yang
peradangan. Konjungtivitis umumnya mengandung larutan garam isotonik yang
ditandai dengan adanya leleran tidak memberikan efek bahaya bagi tubuh.
mukopurulen adalah alasan mengapa pada Penggunaan kortikosteroid dapat
kasus ini diagnosis sebagai infeksi bakteri mengurangi sedikit gejala tetapi
dan diobati dengan antibiotik. penggunaan sangatlah hati-hati karena
Chlamydophila resisten terhadap seringnya menyebabkan terjadi ulserasi
banyak antibiotik topikal umum termasuk kornea.
bacitracin, neomycin dan gentamicin. Hasil pengobatan dan observasi dari
Pengobatan pilihan adalah tetrasiklin pemberian terapi pada kasus ini selama 7
topikal yang dioleskan yaitu berupa salep (tujuh) hari dapat dilihat pada gambar di
sering kali cukup mengiritasi, alternatifnya bawah. Mata kucing kasus menunjukkan
di ikuti dengan pemberian hasil yang sedikit membaik. Pada mata
chloramphenicol. Infeksi primer pada mata kanan peradangan sudah mulai membaik.
umumnya dapat mengalami kesembuhan Selain itu, mukus pada mata kanan juga
dengan sendirinya, kecuali diikuti dengan berkurang. Namun menurut William (2017)
ulserasi kornea. Jelas bahwa kesembuhan kesembuhan hanya bersifat sementara, dan
akan bersifat sementara karena penggunaan kondisi mata yang kering menunjukkan
antibiotik atau kortikosteroid. Namun kondisi yang lebih baik karena penggunaan
setelah terapi dihentikan, kesembuhan akan antibiotik. Setelah terapi dihentikan,
kembali menurun (Glaze, 2008). kesembuhan akan kembali menurun.
Doxycycilne merupakan bentuk
turunan dari oksitetrasiklin dan memiliki SIMPULAN DAN SARAN
waktuparuh lebih panjang dan ekskresi Simpulan
lebih lama. Doxycycilne baik digunakan Kucing kasus didiagnosis mengalami
untuk pengobatan penyakit karena riketsia, konjungtivitis. Hal ini didukung oleh
klamidia, mikoplasma dan spirocheta anamnesis, pemeriksaan klinis,
(Plumb, 2008). pemeriksaan hematologi sebagai

408
Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No. 4: 404-411
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2022
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p13

penunjang, dan pemeriksaan flourescent with it. veterinary ophthalmologist,


test yang hasilnya negatif. Kasus ini ocular services on demand (OSOD)
diterapi dengan Doxycycline (PO) yang adjunct. Assistant Clinical Professor,
bertujuan untuk mengendalikan dan School of Veterinary Medicine, UC
mencegah pertumbuhan bakteri dan Davis.
Dexamethasone (PO), serta pemberian Gelatt KN, Peiffer RL, Erickson JL, Gum
salep Oxytetracycline HCl 1% (R/ Oxytetra GG. 2014. Essentials of Veterinary
1% opth ointment tube) dan Ophthalmology. Willey Publisher.
Chloramphenicol (R/ Erlamycetin eye Glaze MB. 2008. Feline Conjunctivitis:
drops) selama 7 (tujuh) hari dan Workup and Treatment Options. British
menunjukan hasil pada peradangan Small Animal Veterinary Congress
konjungtiva sudah mulai membaik, namun 2008, Gulf Coast Animal Eye Clinic,
pada membrana nictitan yang melebar tidak Houston, USA.
terlalu signifikan. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
Saran
EGC.
Sebaiknya pengobatan terhadap kucing
Jain LC, Musc AH. 1993. Schalm’s
kasus dilanjutkan sampai 3 minggu dengan
Veterinary Hematology. Lea & Fibiger.
pemberian salep mata serta tetes mata agar
Philadelphia. Pp: 450-500.
menghindari terjadinya infeksi
Jangsangthong A, Suwanachat P, Jaykum
konjungtivitis yang berulang. Pada
P, S Buamas S, Kaewkongjan W,
pelebaran membrana nikititan harus
Buranasinsup S. 2012. Effect of sex,
ditinjau kembali untuk pemeriksaan dan
age and strain on hematological and
tindakan selanjutnya dengan alat-alat yang
blood clinical chemistry in healthy
lebih memadai agar mendapatkan
canin. J. Appl. Anim. Sci. 5(3): 25-38.
penanganan yang terbaik.
Johnson DA, Hricik JG. 1993. The
UCAPAN TERIMAKASIH pharmacology of alpha adrenergic-
decongestants. Pharmacotherapy. 13:
Pada kesempatan kali ini penulis ingin 110S-105S.
mengucapkan terima kasih kepada seluruh Maggio F, Pizzirani S. 2007. Tear film and
dosen pengajar di Laboratorium Ilmu ocular surface diseases in cats and dogs:
Penyakit Dalam Veteriner FKH Unud dan Part 1. Notes on Pathophysiology. Vet.
rekan-rekan koasistensi dalam membantu 23: 35-51.
dan memfasilitasi studi ini. McLaurin E, Cavet ME, Gomes PJ, Ciolino
JB. 2018. Brimonidine ophthalmic
DAFTAR PUSTAKA solution 0.025% for reduction of ocular
Candyce MJ, Pcatricia MW. 2008. redness: a randomized clinical
Veterinary Technician’s Daily Refrence trial. Optometry Vision Sci. 95(3): 264–
Guide. Blackwell. ISBN-13: 978- 271.
0813812045 Paul EM. 2008. Slatter’s Fundamentals of
Cullen CL, McMillan C, Webb AA. 2009. Veterinary Ophthalmology. 4th Ed.
Neurology: Impaired vision in a dog. 11830 Westline Industrial Drive, St.
Can. Vet. J. 50(5): 539–542. Louis, Missouri 63146
Dharmawan NS. 2002. Pengantar Patologi Plumb DC. 2008. Plumb’s Veterinary Drug
Klinik Veteriner Hematologi Klinik. Handbook: Sixth Edition. Iowa:
Universitas Udayana Kampus Bukit Blackwell. Hal: 266.
Jimbaran. Salisbury MA, Kaswan RL, Brown J. 1995.
Eaton JS. 2000. Focus on the feline: the Microorganisms isolated from the
idiosyncratic cat eye and how to deal corneal surface before and during
topical cyclosporine treatment in dogs

409
Buletin Veteriner Udayana Dewi et al.

with keratoconjunctivitis sicca. Am. J. Trbolová A. 2011. The most common ete
Vet. Res. 56(7): 880-884. diseases in cat. e-Polish J. Vet.
Slatter D. 2011. Orbit. In Slatter D (Eds). Ophtalmol. 2:1-8.
Fundamentals of Veterinary Widodo S. 2011. Diagnosa Klinik Hewan
Opthalmology. 3rd Ed. Elseiver Kecil. Edisi 1. Intitut Pertanian Bogor
Saunders Publishing, Philadelphia. Press. Bogor Jawa Barat.
Stockham SL, Scott MA. 2008. Williams DL. 2017. Canine
Fundamentals of Veterinary Clinical keratoconjunctivitis sicca: current
Pathology. Ed ke-2. State Avenue concepts in diagnosis and treatment. J.
(USA): Blackwell Publishing. Clin. Ophthalmol. 2(1): 101.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Status Praesens


No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal *) Keterangan
1 Frekuensi Degup Jantung (x/menit) 152 110 – 220 Normal
2 Pulsus (x/menit) 140 110 – 220 Normal
3 CRT (detik) < 2 detik < 2 detik Normal
4 Frekuensi Respirasi (x/menit) 36 25-40 Normal
5 Suhu (oC) 38,9 38,0 – 39,2 Normal
*) Sumber : Candyce et al. (2008)

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinis


No Jenis Pemeriksaan Keterangan
1 Kulit dan Kuku Normal
2 Anggota Gerak Normal
3 Muskuloskeletal Normal
4 Syaraf Normal
5 Sirkulasi Normal
6 Respirasi Normal
7 Urogenital Normal
8 Pencernaan Normal
9 Mukosa Normal
10 Limfonodus Normal
11 Mata Tidak Normal
12 Mukosa Mata Tidak Normal

Tabel 3. Hasil pemeriksaan hematologi rutin kucing kasus


Hematologi Rutin Satuan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
WBC x109/L 36.3 5.5-19.5 H
Lymph# x109/L 24.5 3.0-9.0 H
Grand# x109/L 9.9 8.7-19.1
Lymp% % 67.5 20.0-55.0 H
Grand% % 27.3 55.3-89.5 L
RBC x1012/ 5.33 5.0 – 10.0
HB g/Dl 12.8 8.0 – 15.0
MCV fL 48.9 39.0-55.0
MCH pg 24.0 13.0-17.0 H
MCHC g/dL 49.0 30.0-36.0
HCT % 33.0 30.0 – 45.0

410
Buletin Veteriner Udayana Volume 14 No. 4: 404-411
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2022
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p13

Gambar 1. A. Mata kanan kucing terlihat adanya radang pada konjungtiva bagian atas, dan
terlihat melebarnya membrana nictitan; B. Mata kiri normal.

Gambar 2. Pemeriksaan dengan flourescen test (A), Hasil pemeriksaan dengan flourescen test
(B)

Gambar 3. Keadaan mata kucing kasus setelah terapi selama 7 (tujuh) hari.

411

Anda mungkin juga menyukai