Program Studi :
D3 Farmasi Karyawan
Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sediaan semi padat digunakan pada kulit, dimana umumnya sediaan tersebut
berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai
pembalut pelindung atau pembalut penyumbat (oklusif). Sejumlah kecil bentuk sediaan
semipadat topical ini digunakan pada membran mukosa, seperti jaringan rectal, jaringan
bucal (di bawah lidah), mukosa vagina, membran uretra, saluran telinga luar, mukosa
hidung dan kornea. Mebran mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih baik ke
sirkulasi sistemik, karena kulit normal bersifat relativ tidak dapat ditembus. Penekanan
praktikum ini adalah pada kulit dan sediaan dermatologis, tetapi pengertian umum dan
rasional dapat diterapkan pada semua terapi topical dengan sediaan semi padat (pasta).
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena
merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan
sebagai salep penutup atau pelindung (Anief, 2006).
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan
sebagai antiseptik, atau pelindung (FI III, 1979)
Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical ( FI
IV,1995).
Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai
50% sehingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep.
Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah
dimana pasta digunakan.
1.2 Tujuan
Dapat membuat dan mengevaluasi bentuk sediaan pasta untuk pengobatan obat luar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Pasta adalah dispersi dari bahan-bahan serbuk yang tidak larut dengan konsentrasi
tinggi (20 sampai 50%) dalam suatu basis lemak atau basis yang mengandung air (Lachman
1994). Basis lemak tersebut kurang berminyak dan juga konsistensinya lebih keras
dibandingkan salep, karenanya ada bahan serbuk dalam jumla besar. Pasta dapat melekat
pada kulit dengan baik dan berguna untuk pengobatan luka kronis atau yang disertai
penebalan kulit. Menurut Lachman (1994) pasta membentuk suatu lapisan pelindung yang
jika ditutup dengan pembalut yang sesuai, akan mencegah lecetnya kulit pasien yang
disebabkan oleh penggarukan. Menurut Howard (1989) pasta efektif dalam penggunaannya
untuk
Pasta pada dasarnya adalah salep yang didalamnya ditambahkan zat padat yang tidak
larut dalam konsentrasi yang tinggi. Pasta berguna sebagai penghambat yang melindungi
kulit, seperti pengobatan dengan masker atau pekindung muka dan bibir dari sinar matahari.
Pasta umumnya dibuat dengan mencampurlkan zat padat langsung kedalam sistem yang
dikentalkan dengan menggeruskan sebagian basis untuk membentuk massa seperti pasta. Sisa
basis ditambahkan denganm melanjutkan menggerus, sehingga zat padat terdispersi secara
merata dalam zat pembawanya (Lachman 1994).
Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar,
baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia. Kulit pun menyokongpenampilan dan
kepribadian seseorang (Aiache, 1993).
Acid salycil merupakan senyawa asam yang berdasarkan tinjauan bahayanya
memberikan efek irtasi, efek lain yang diberikan oleh sediaan senyawa ini melalui oral akan
menyebabkan luka pada lambung, panas terbakar dan nausea. Pengaplikasian secara inhalasi
dapat menyebabkan batuk dan luka pada bagian tenggorokan. Kontak langsung terhadap kulit
menyebabkan iritasi, ruam, dan penyerapan systemic. Senyawa ini menyebabkan akut pada
organ mata, kulit, saluran pencernaan dan iritasi pada saluran pernafasan.
Amilum menurut sejarahya disebut juga pati, bahan ini digunakan sebagai unsur
pokok pada kebanyakan substansi sayurran, menurut kesehatan pati dianggap sebagai
demulcent. Powder dari pati digunakan untuk mengangkat keluar sekresi acrid dari
permukaan luar, meredakan luka pada kasus erysipelas, dan untuk mencegah intertrigo pada
anak-anak.
Zink oxide merupakan suatu senyawa yang banyak dihasilkan masuk kedalam krim
dan obat salep untuk mencegah terbakarnya kulit dan iritasi. Zink oxide mengandung nan-
partikel yang tidak berpenetrasi pada kulit tetapi mungkin bersifat racun jika terhirup atau
berada dilingkungan. Termakanya zink oxide dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan
dan muntah.
Vaselinum flavum merupakan atau disebut juga parafin kuning yaitu campuran
semisolid hydrocarbon, dihasilkan dari petroleum. Paraffin kuning ini juga mungkin
mengahilkan antioksidan. Karakternya yaitu kuning, translucent, sedikit fluorescent pada
siang hari saat dilarutkan, secara praktis tidak bisa dilarutkan dalam air, larut dalam methylen
chloride, dan yang terakhir dari karakternya yaitu tidak dapat larut dalam alcohol dan
gliserol.
1. Macam-macam pasta
a. Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat
(serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap
dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas
terhadap air.Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan
mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.Contoh pasta
berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (RN. 1978), Zinci Pasta (RN.
1978) dan Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978).
b. Pasta kering adalah : suatu pasta bebas lemak mengandung 60 % zat padat
(serbuk).Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis
ichthanolum atau tumenol ammonim zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer.
c. Pasta pendingin : merupakan campuran minyak lemak dan cairan berair , contohnya
salep tiga dara. Contohnya pada penggunaan zat aktif berupa zink oxide.Zinc oxide
merupakan suatu zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai mild astringent dan UV
protecting.Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan ketidakseimbangan
fungsi kulit.Mild astringent yang dimaksud adalah mengecilkan jaringan kulit
sehingga dapat melindungi jaringan kulit.
Sediaan pasta dipilih karena tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai
salep penutup atau pelindung. Pasta Zinc Oxide ini dimaksudkan untuk menormalkan
ketidakseimbangan fungsi kulit, membantu mencegah kelainan, dan meregulasi
kelenjar sebacea (Morkoc,2009).
2. Karakteristik pasta
a. Daya adsorbs pasta lebih besar
b. Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut.
c. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
d. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
e. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
f. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
g. Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung
bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %
3. Kelebihan pasta
a. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan
b. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya
kerja local
c. Konsentrasi lebih kental dari salep. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan
kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep
4. Kekurangan pasta
a. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak
sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
b. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
c. Dapat menyebabkan iritasi kulit
2.2.2 Farmakologi
Asam salisilat adalah agen keratolitik dan keratoplastik yang digunakan untuk
tata laksana acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus, psoriasis,
dermatitis seboroik, dan beberapa kondisi kulit lainnya. Obat ini hanya digunakan
secara topikal karena bersifat toksik pada pemberian sistemik.
2.2.3 Indikasi
Indikasi asam salisilat adalah sebagai agen keratolitik atau keratoplastik pada
penyakit kulit seperti acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus,
psoriasis, dan dermatitis seboroik.
2.2.4 Kontra indikasi
Kontraindikasi asam salisilat adalah riwayat hipersensitivitas terhadap
salisilat. Selain itu, juga perlu diperhatikan peringatan terkait penggunaan asam
salisilat, yakni menghindari pemakaian secara luas karena risiko intoksikasi salisilat.
2.2.5 Efek Samping
- Iritasi, kering, atau nyeri pada kulit.
- Gatal-gatal.
- Kulit terasa panas, memerah, dan mengelupas.
- Keluar nanah atau darah yang menandakan terjadinya infeksi.
2.2.8 Dosis
a. Mata ikan: krim 2-10%, gunakan sesuai kebutuhan. Gunakan krim 25-60%
setiap 3 hingga 5 hari sekali.
b. Jerawat: gel 0,5-5%, gunakan satu kali sehari.
c. Psoriasis: gunakan gel 5%, satu kali sehari. Kutil: gunakan gel 5-26%, satu
kali sehari.
Beratmolekul : 756,0646.
Kemurnian : -
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, kuning muda atau
kuning pucat,agak tembus cahaya bau lemah dank has.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar
air dalam etanol (95%)P mudah larut dalam kloroform
P; dan dalam eter P.
Kegunaan : Zat tambahan. emulgator
Kestabilan : dapat mengalami autoksidasi
selama penyimpanan. untuk mencegeh ditambah
antioksidan
Inkompatibilitas : akan bereksi dengan asam mineral
Menyatarakan timbangan
Menimbang Acid Sal sebanyak 0,5 gram, menimbang Zinci Oxyde yang
sudah diayak sebanyak 6,25 gram, menimbang amylum Tritici sebanyak
6,25 gram, menimbang Vaselin Album sebanyak 12 gram.
Gerus disalah satu mortir ZnO dan tambahkan sisa ½ vaselin gerus
sampaihomogen. Kemudian tambahkan campuran 1 dan aduk sampai
homogen
Masukkan bahan dalam pot lalu timbang pot, kemas dan beri etiket biru
Evaluasi ph
a. Kertas pH dimasukan kedalam sediaan
b. Ditunggu beberapa saat
c. Dibandingkan indicator pH
d. Amati warna yang terjadi, tulis hasil pH.
Uji homogenitas
a. Oleskan sediaan pada objek glass
b. Amati apakah terdapat partikel yang tidak merata
c. Homogen atau tidak
Uji Organoleptis
Hasi dari uji organoleptis sediaan pasta adalah sebagai berikut :
Bau Tidak berbau
Warna Putih
Tekstur Kasar
Bentuk Setengah padat
Uji pH
Hasil uji pH dari sediaan pasta ini adalah 5
Uji Homogenitas
Hasi uji homogenitas pada sediaan pasta adalah tidak homogen
Lubrikan
Glidan
Pewarna
Pemanis
Pengaroma
Jumlah Total:
Berdasar DAPUS :halaman….
4.2 Hasil Evaluasi
4.2.1 Evaluasi …
4.2.2 Evaluasi …
4.3 Pembahasan
Pasta pada dasarnya adalah salep yang didalamnya ditambahkan zat padat yang tidak
larut dalam konsentrasi yang tinggi. Pasta berguna sebagai penghambat yang melindungi
kulit, seperti pengobatan dengan masker atau pekindung muka dan bibir dari sinar
matahari. Pasta umumnya dibuat dengan mencampurlkan zat padat langsung kedalam
sistem yang dikentalkan dengan menggeruskan sebagian basis untuk membentuk massa
seperti pasta. Sisa basis ditambahkan denganm melanjutkan menggerus, sehingga zat
padat terdispersi secara merata dalam zat pembawanya (Lachman 1994). Acidum
Salisilici Zinci Oxyde Pasta ini digunakan untuk obat luar khususnya untuk keratolitikum.
Pasta yang dihasilkan belum seluruhnya memenuhi standar atau syarat mutu
fisik, yaitu pada uji homogenitas dimana hasilnya adalah tidak himigen. Seharusnya
sediaan yang layak adalah yang homogen.
DAFTAR PUSTAKA