Anda di halaman 1dari 19

MATERI KIMIA ANALISA

ANALISA KATION

Oleh :

Anadia Mutiara (FKIP Kimia)

Eka Permata (Teknik Kimia)

Mohammad Rakha Rajasa Putra (Teknik Pertambangan)

Laboratorium Kimia Umum

Universitas Sriwijaya
ANALISA KATION
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengenal warna endapan secara langsung
2. Membedakan gas dan nyala dari reaksi suatu larutan berdasarkan golongannya
3. Mengetahui reaksi spesifik dari suatu reaksi yang terjadi antara 2 senyawa atau lebih
4. Membuat larutan buffer
5. Menjelaskan reaksi yang terjadi antara 2 senyawa atau lebih

II. Alat yang digunakan


1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Gelas ukur

III.Dasar Teori
Pada kimia analisa kualitatif percobaan dilakukan untuk menganalisa kualitas dari suatu
larutan. Percobaan dilakukan hanya melihat perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun
kimia. Pada percobaan ini, praktikan diharapkan mengamatai dan menganalisa reaksi yang
terjadi antara 2 senyawa atau lebih

IV. Reaksi Reaksi Kation


Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan
atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Kelima golongan kation dan ciri khas golongan golongan ini adalah sebagai berikut :
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion ion
golongan ini adalah timbal (Pb2+), merkurium I (Hg+), dan perak (Ag+).
Golongan II : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion ion golongan ini adalah
merkurium II (Hg2+), tembaga (Cu2+), bismuth (Bi3+), cadmium (Cd2+), arsenic III (As3+),
arsenic V (As5+), stibium III (Sb3+), stibium V (Sb5+), timah II (Sn2+) dan timah IV (Sn4+).
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral atau ammoniakal. Kation kation golongan ini adalah
kobalt II (CO2+), nikel II (Ni2+), besi II (Fe2+), besi III (Fe3+), kromium III (Cr3+), aluminium
(Al3+), zink (Zn2+), dan mangan II (Mn2+).
Golongan IV : Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation
kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida
dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation kation golongan ini adalah kalsium (Ca2+),
stronsium (Sr2+), dan barium (Ba2+).
Golongan V : Kation kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia reagensia
golongan sebelumnya, merupakan kation yang terakhirm yang meliputi ion ion magnesium
(Mg2+), natrium (Na+), kalium (K+), ammonium (NH4+), litium (Li+), dan hidrogen (H+).

IV.1. Golongan Kation I : Timbal II, Merkurium I, dan Perak


Pereaksi golongan : asam klorida encer
Reaksi golongan : endapan putih timbale klorida (PbCl2), merkurium I klorida (HgCl) dan perak
klorida (AgCl).
Kation golongan pertama membentuk klorida yang tak larut. Namun, timbale korida
sedikit larut dalam air, dan karena itu timbale tak pernah mengendap sempurna bila ditambahkan
asam klorida encer kepada suatu cuplikan. Ion timbale yang tersisa itu diendapkan secara
kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama sama kation golongan kedua.
Nitrat dari kation kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat sulfat, timbale sulfat
praktis dan tidak larut, sedang perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium I sulfat
terletak antara kedua zat diatas. Bromida dan iodide juga tidak larut, sedangkan timbal halide
tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas. Sulfida tidak larut. Asetat
lebih mudah larut, meskipun perak asetat bias mengendap dari larutan yang agak pekat.
Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekivalen, tetapi
kalau reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam macam cara. Juga ada
perbedaan dalam sifat zat zat ini terhadap ammonia.

IV.2.Golongan Kation II : Merkurium II, Timbal II, Bismuth II, Cu II. Kadmium II,
Arsenik III dan V, Stibium III dan V, Timah II dan IV
Reagensia golongan : Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh)
Reaksi golongan : endapan endapan dengan berbagai warna ;
Merkurium II sulfide HgS Hitam
Timbal II sulfide PbS Hitam
Tembaga II sulfide CuS Hitam
Kadmium sulfide CdS Kuning
Bismuth III Sulfida Bi2S3 Coklat
Arsenik III sulfide As2S3 Kuning
Arsenik V sulfide As2S5 Kuning
Stibium III Sulfida Sb2S3 Jingga
Stibium V sulfide Sb2S5 Jingga
Timah II sulfide SnS Coklat
Timah IV sulfide SnS2` Kuning
Kation kation golongan kedua dibagi menjadi dua sub golongan, yaitu sub golongan
tembaga dan sub golongan arsenic. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam
ammonium polisulfida. Sulfide dari sub golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide
dari sub golongan arsenic melarut denagn mebentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari Merkurium II, Timbal II, Bismuth III, Tembaga II, dan
cadmium II. Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga samat mudah
larut dalam air. Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan
tembaga yaitumerkurium II, tembaga II, dan cadmium II cenderung membentuk kompleks.
Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic III, arsenic V, stibium III, stibium V, timah
II dan timah IV. Ion ion ini mempunyai sifat amfoter (oksidanya dapat membentuk garam baik
dengan asam maupun dengan basa).

IV.3.Golongan Kation III : Besi II dan III, Aluminium, Kromium III dan IV, Nikel,
Kobalt, Mangan II dan III, Zink
Reagensia golongan : Hidrogen sulfide (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfide
Reaksi golongan : endapan endapan dengan berbagai warna ;
Besi II sulfide FeS Hitam
Aluminum hidroksida Al(OH)3 Putih
Kromium II hidroksida Cr(OH)2 Hijau
Nikel sulfide NiS Hitam
Kobalt sulfide CoS Hitam
Mangan II sulfide MnS Merah jambu
Zink sulfide ZnS Putih

Logam logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia untuk golongan I dan II,
tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya ammonium klorida, olehhidrogen sulfide dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam logam ini diendapkan sebagai
sulfide kecuali aluminium dan kromium yang diendapkan sebagai hidroksida.
Golongan ini biasa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, dan kromium) atau
golongan IIIA dan golongan zink (nikel, kobalt, mangan dan zink) atau golongan IIIB.

IV.4. Golongan Kation IV : Barium, Stronsium, dan Kalsium


Reagensia golongan : larutan ammonium karbonat 1M
Reaksi golongan : Kation golongan IV tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida
maupun ammonium sulfida. Tetapi, ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion ammonium
dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam
larutan netral atau basa. Jika tak ada ammonia atau ion ammonium, magnesium juga akan
mengendap. Endapan endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah : barium
karbonat (BaCO3), stronsium karbonat (SrCO3), dan kalsium karbonat (CaCO3).
Ketiga logam alkali tanah ini menguraikan air dengan laju yang berbeda, dengan
membentuk hidroksida ataupun gas hidrogen. Hidroksidanya merupakan basa kuat, meskipun
dengan kelarutan yang berbeda beda. Barium hidroksida adalah yang paling mudah larut,
sedangkan kalsium hidroksida yang paling susah larut diantara ketiga ini. Klorida dan nitrat dari
alkali tanah sangat mudah larut. Karbonat, sulfat, fosfat, dan oksalatnya tidak dapat larut.
Sulfidanya dapat dibuat hanya dalam keadaan kering, semua sulfidanya terhidrolisis dengan air
membentuk hidrogen sulfida dan hidroksida.
Garam garamnya membentuk larutan tak berwarna, kecuali anionnya berwarna.

IV.5. Golongan kation V : Magnesium, Nattrium, Kalium, dan Ammonium


Reagensia golongan : tak ada reagensia umum untuk kation kation golongan ini
Reaksi golongan : Kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida atau (jika ada serta garam garam ammonium) dengan ammonium karbonat.
Reaksi reaksi khusu atau uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion ion ini.
Dari kation kation golongan ini, magnesium memperlihatakan reaksi reaksi yang serupa
dengan reaksi reaksi dari kation kation golongan ke empat. Namun magnesium karbonat dengan
adanya garam ammonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis (pada mana garam
garam ammonium bertambah jumlahnya dengan banyak sekali dalam larutan), magnesium tak
akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
Reaksi reaksi ion ammonium sangat serupa dengan reaksi reaksi ion kalium, karena jari
jari ion dari kedua ion ini hampir identik.

V. Prosedur, Hasil Pengamatan, dan Kesimpulan


V.1. Perak (Ag+)
Prosedur :
1. Tambahakan larutan asam klorida ke dalam larutan perak nitrat, kemudian tambahkanlah
larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes sampai berlebih
2. Tambahkan asam semut ke dalam larutan perak nitrat dan panaskan campuran di dalam
waterbath (reaksi berjalan agak lambat).
3. Tambahkan larutan kalium iodida, kalium bromida, kalium klorida masing masing ke
dalam larutan perak nitrat.
4. Tambahkan larutan kalium kromat ke dalam larutan perak nitrat
Reaksi :
1. HCl (aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
AgCl(s) + NH4OH(aq) → [Ag(NH3)2]Cl(s) + H2O
AgCl(s) + NH4OH(aq) → [Ag(NH3)2](s)+ + Cl-
2. AgNO3(aq) + HCOOH(aq) → HCOOAg(s) + HNO3(aq)
3. AgNO3(aq) + KI(aq) → AgI(s) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + KBr(aq) → AgBr(s) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + KCl(aq) → AgCl(s) + KNO3(aq)
4. 2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s) +2 KNO3(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Terbentuk endapan putih perak klorida pada saat direaksikan antara perak nitrat dan asam
klorida encer. Amonium hidroksida yang terbentuk dapat melarutkan endapan tetapi
asam klorida membuat kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga endapan tetap ada.
2. Terbentuk endapan perak formiat yang merupakan hasil reaksi antara perak nitrat dan
asam formiat.
3. Terdapat endapan kuning perak iodida pada saat perak nitrat direaksikan dengan kalium
iodida. Terbentuk endapan putih perak bromida pada saat perak nitrat direaksikan dengan
kalium bromida. Terbentuk endapan putih perak klorida pada saat perak nitrat
direaksikan dengan kalium klorida.
4. Terbentuk endapan merah bata perak kromat pada saat perak nitrat direaksikan dengan
kalium kromat.
Kesimpulan :
Terbentuk endapan putih perak klorida dan endapan tersebut larut dalam ammonium
hidroksida membentuk ion kompleks diaminaasetat (vogel:217-218). Larutan ammonia encer
melarutkan endapan. Asam nitrat encer menetralkan kelebihan ammonia, maka endapan muncul
lagi (vogel:218). Reaksi antara perak nitrat dan asam semut berjalan l ambat disebabkan perak
membentuk nitrat terhadap asam semut mengendap dalam suasana panas. Terbentuk larutan
berwarna kuning saat perak bereaksi dengan iodida, endapan putih saat perak bereaksi dengan
bromida dan klorida. Endapan merah perak kromat hasil reaksi antara perak nitrat dan kalium
kromat.

V.2. Raksa I (Hg+) [Percobaan tidak dilakukan]


Prosedur :
1. Tambahkan lah asam klorida ke dalam larutan raksa I nitrat kemudian tambahkan larutan
ammonium hidroksida tetes demi tetes hingga berlebih.
2. Masukkanlah logam tembaga atau seng ke dalam larutan raksa I nitrat.
Reaksi :
Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Percobaan tidak dilakukan

V.3. Raksa II (Hg2+) [Percobaan tidak dilakukan]


Prosedur :
1. Tambahkan larutan Na2S ke dalam larutan raksa (II) klorida.
2. Tambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan raksa (II) klorida.
3. Masukkan logam tembaga atau seng ke dalam larutan raksa (II) klorida.
Reaksi :
Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Percobaan tidak dilakukan

V.4. Timbal (Pb2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan asam klorida 4M ke dalam larutan timbal (II) nitrat. Didihkan
campuran di atas api dan kemudian amati campuran setelah dingin.
2. Tambahkan larutan kalium kromat ke dalam larutan timbal (II) nitrat dan kemudian
tambahkan larutan asam nitrat 4M
3. Tambahkan asam sulfat ke dalam larutan timbal (II) nitrat.
4. Tambahkan lautan kalium iodida ke dalam larutan timbal (II) nitrat.
Reaksi :
1. Pb(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) → PbCl2(s) + 2HNO3(aq)
2. Pb(NO3)2(aq) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + KNO3(aq)
3. Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) →PbSO4(s) + 2HNO3(aq)
4. Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Timbal (II) nitrat tak berwarna yang ditambahkan dengan asam klorida akan membentuk
endapan putih Timbal (II) klorida dan larutan asam nitrat tak berwarna.
2. Timbal (II) nitrat tak berwarna yang ditambahkan kalium kromat tak berwarna akan
menghasilkan endapan kuning Timbal (II) kromat dan larutan Kalium nitrat.
3. Timbal (II) nitrat ditambahkan larutan asam sulfat akan membentuk endapan Timbal (II)
sulfat dan Asam nitrat tak berwarna
4. Timbal (II) nitrat ditambahkan larutan Kalium iodide akan menghasilkan endapan kuning
Timbal (II) iodide dan larutan kalium nitrat.
Kesimpulan :
Reaksi asam klorida encer dengan timbal nitrat menghasilkan larutan dengan endapan
putih setelah dipanaskan (vogel:207). Timbal kromat yang dihasilkan membentuk endapan
kuning (vogel:209). Timbal nitrat yang direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan endapan
timbal sulfat yang larut dalam reagen. Endapan kuning timbal iodida dihasilkan dari reaksi antara
timbal nitrat dan kalium iodida.

V.5. Kadmium (Cd2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan kadmium asetat.
2. Tambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan kadmium
asetat sampai berlebih.
3. Tambahkan larutan kalium karbonat ke dalam kadmium asetat.
Reaksi :
1. Cd(CH3COO)2(aq) + 2NaOH(aq) → Cd(OH)2(s) + 2CH3COONa(aq)
2. Cd(CH3COO)2(aq) + 2NH4OH(aq) → Cd(OH)2(s) + 2NH4CH3COO(aq)
3. Cd(CH3COO)2(aq) + K2CO3(aq) → CdCO3(s) + 2CH3COOK(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Kadmium asetat tak berwarna direaksikan dengan Natrium hidroksida menghasilkan
endapan putih berupa cadmium hidroksida dan larutan natrium asetat.
2. Kadmium asetat direaksikan dengan ammonium hidroksida menghasilkan endapan
putih berupa cadmium hidroksida dan larutan ammonium asetat.
3. Kadmium asetat direaksikan dengan Kalium karbonat menghasilkan endapan putih
Kadmium karbonat dan larutan kalium asetat.
Kesimpulan :
Kadmium termasuk pada golongan kation kedua dan sub golongan tembaga, yang mana
klorida, nitrat dan sulfat dari kation pada golongan ini sangat mudah larut dalam air. Sedangkan,
Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Oleh karena itu pada percobaan terbentuk endapan
cadmium hidroksida dan cadmium karbonat.

V.6. Bismut (Bi3+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium karbonat ke dalam larutan bismut nitrat dan kemudian
didihkan campuran di atas api.
2. Tambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan bismut nitrat dan kemudian
didihkan campuran di atas api.
3. Masukkanlah logam seng ke dalam larutan bismut nitrat dan ulangi percobaan dengan
logam tembaga.
4. Tambahkan larutan kalium bikromat agak berlebihan ke dalam larutan bismut nitrat.
Reaksi :
1. 2Bi(NO3)3(aq)+3Na2CO3(aq) → 2Bi(CO3)3(s)+6NaNO3(aq)
2. Bi(NO3)3(aq)+3NaOH(aq) → Bi(OH)3(s)+3NaNO3(aq)
3. 2Bi(NO3)3(aq)+3Zn(s) → 2Bi(s)+3Zn(NO3)2(aq)
2Bi(NO3)3(aq)+3Cu(s) → 2Bi(s)+3Cu(NO3)2(aq)
4. 2Bi(N03)3(aq)+K2Cr2O7(aq) → Bi2(Cr2O7)3(s) +6KNo3(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Larutan bismut nitrat ditambahkan dengan larutan natrium karbonat bereaksi
menghasilkan endapan putih bismut karbonat dan natrium nitrat.
2. Larutan bismut nitrat ditambhkan dengan larutan natrium hidroksida bereaksi
menghasilkan endapan putih bismut hidroksida dan larutan natrium nitrat
3. Logam seng yang dimasukkan ke dalam larutan bismut nitrat bereaksi menghasilkan
larutan seng nitrat dan endapan hitam bismut. Logam tembaga yang dimasukkan ke
dalam larutan bismut nitrat bereaksi menghasilkan larutan tembaga nitrat dan endapan
coklat bismut.
4. Larutan bismut nitrat ditambahkan dengan larutan kalium kromat menghasilkan endapan
kuning bismut kromat dan larutan Kalium nitrat.
Kesimpulan :
Setelah dididihkan reaksi antara larutan bismut nitrat dan natrium karbonat akan
membentuk endapan putih (vogel:225). Endapan bismut hidroksida berwarna putih dan hanya
sedikit yang larut (vogel:226). Reaksi pengendapan senyawa bismut di atas permukaan seng
(vogel:227). Reaksi antara bismut nitrat dan logam tembaga akan membentuk endapan tembaga
tidak akan bereaksi, karena keelektronegatifan sehingga tembaga lebih mudah mengalami
reduksi dibandingkan bismut (vogel:228). Bismut dapat diendapkan dengan kalium kromat
menghasilkan endapan bismut kromat yang berwarna kuning (vogel:226)

V.7. Tembaga II (Cu2+)


Prosedur :
1. Tambahakn larutan natrium hidroksida ke dalam larutan tembaga (II) sulfat. Ulangi
percobaan ini sekali lagi tapi sebelum ditambahkan natrium hidroksida tambahkan dulu
larutan asam tartrat.
2. Tambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan tembaga (II)
sulfat hingga berlebih.
3. Tambahkan larutan kalium iodida ke dalam larutan tembaga (II) sulfat dan kemudian
tambahkan larutan ammonium thiosulfat tetes demi tetes.
Reaksi :
1. CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
2. CuSO4 + 2NH4OH → Cu(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq)
3. CuSO4 + 2KI → CuI2(s) + K2SO4(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Terbentuk endapan biru muda keruh setelah direaksikan oleh Tembaga (II) sulfat
berwarna biru dan natrium hidroksida tak berwarna.
2. Terbentuk endapan berrwarna biru muda (lebih bening) setelah direaksikan antara
tembaga (II) sulfat dan ammonium hidroksida.
3. Terbentuk endapan berwarna kuning kecoklatan setelah direaksikan tembaga (II) sulfat
berwarna biru dan kalium iodida yang berwarna bening. Warna kuning berasa dari warna
iodine.
Kesimpulan :
Tembaga dan natrium hidroksida dalam keadaan dingin akan membentuk endapan biru
(vogel:231). Dengan adanya asam tartrat dalam larutan tembaga (II) hidroksida tak diendapkan
oleh larutan basa aklali, tetapi larutan menjadi warna biru. Larutan ammonia bila ditambahkan
dalam jumlah yang sedikit menghasilkan endapan biru berupa garam basa (tembaga (II) sulfat)
yang larut dalam reagen berlebihan, akan terjadi warna biru tua yang disebabkan oleh
terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II). Kalium iodida mengendapkan tembaga (II)
iodida yang putih tapi larutannya berwaran coklat.
V.8. Arsen III (As3+) Arsen V (As5+) [Percobaan Tidak Dilakukan]
Prosedur :
1. Tambahkan larutan ammonium molibdat ke dalam arsen (V) klorida yang sebelumnya
ditambahkan larutan asam nitrat 6M kemudian didihkan campuran di atas api.
2. Tambahkan larutan natrium sulfida tetes demi tetes ke dalam larutan arsen (III) oksida.
3. Tambahkan 2 ml kloroform ke dalam larutan arsen (V) oksida yang telah diasamkan
dengan asam klorida. Lalu tambahlah larutan kalium iodida dan kocoklah kuat kuat.
4. Masukkanlah zat yang akan diselidiki (As2O3 atau As2O5) ke dalam sebuah tabung reaksi,
lalu tambahkan logam seng dan asam sulfat encer, kemudian masukkanlah kapas ke
dalam tabung reaksi tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terkena cairan di bawahnya.
Tempatkanlah di atas mulut tabung reaksi selembar kertas saring yang dibasahi dengan
larutan perak nitrat.
Reaksi :
Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Percobaan tidak dilakukan

V.9. Antimon III Antimon V [Percobaan Tidak Dilakukan]


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium sulfida ke dalam larutan antimon (III) klorida
2. Tambahkan larutan kalium iodida ke dalam larutan antimon (V) klorida yang lebih
dahulu diasamkan dengan sedikit lautan asam klorida. Kemudian tambahkan sedikit
kloroform dan kocoklah.
3. Masukkan logam seng ke dalam larutan antimon (V) klorida yang telah diasamkan.
Reaksi :
Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Percobaan tidak dilakukan

V.10. Timah II (Sn2+) Timah IV (Sn4+) [Percobaan Tidak Dilakukan]


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes ke dalam llarutan timah (II)
klorida sampai berlebihan.
2. Tambahkan larutan raksa (II) klorida ke dalam larutan timah (II) klorida dan juga ke
dalam larutan timah (IV) klorida.
3. Masukkanlah seng hidroksida ke dalam larutan timah (IV) klorida tetes demi tetes sampai
berlebihan.
Reaksi :
1. SnCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Sn(OH)2 + 2NaCl
2. –
3. SnCl2(aq) + Zn(OH)2(aq) → Sn(OH)2 + ZnCl2
Hasil Pengamatan :
Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Percobaan tidak dilakukan

V.11. Aluminium (Al3+)


Prosedur :
1. Tambahkan sedikit ammonium klorida padat dan larutan ammonium hidroksida 1M ke
dalam larutan aluminium klorida sampai berlebihan.
2. Tambahkan larutan natrium asetat ke dalam larutan aluminium klorida.
Reaksi :
1. AlCl3(aq)+ 3NH4OH(aq) → Al(OH)3(s) + 3NH4Cl(aq)
2. AlCl3(aq)+ 3CH3COONa(aq) → Al(CH3COO)3(s) + NaCl(s)
Hasil Pengamatan :
1. Larutan aluminium klorida ditambahkan larutan ammonium hidroksida 1M bereaksi
menghasilkan endapan putih Aluminium hidroksida dan larutan ammonium klorida.
2. Larutan aluminium klorida ditambahkan larutan natrium asetat bereaksi menghasilkan
aluminium asetat dan natrium klorida.
Kesimpulan :
Endapan putih gelatin berupa aluminium hidroksida yang terbentuk kelarutannya
berkurang dengan adanya garam garam nitrat disebabkan oleh efek ion sekutu (vogel:266). Tidak
diperoleh endapan dalam larutan netral dalam suhu yang dingin, tetapi jika dididihkan dengan
reagensia berlebihan akan terbentuk endapan (vogel:267).

V.12. Khrom (Cr3+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan ammonium hidroksida ke dalam larutan khrom klorida. Cobalah
tambahkan ammonium hidroksida 2N berlebihan.
2. Tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan khrom klorida
sampai berlebihan.
3. Campurlah di atas pecahan porselein sedikit kristal khrom kloridakristal kalium klorat,
dan natrium hidroksida padat dengan perbandingan 1:1:1. Kemudian panaskan di atas api
dan benamkan di dalam air sampai selesai reaksinya, terakhir larutan diasamkan.
Reaksi :
1. CrCl3(aq) + 3NH4OH(aq) → 3NH4Cl(aq) + Cr(OH)3(s)
2. CrCl3(aq) + 3NaOH(aq) → Cr(OH)3(s) + 3NaCl(aq)
3. Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
1. Terbentuk endapan biru kehijauan berupa khrom hidroksida dari reaksi antara khrom
klorida dan ammonium hidroksida akan terlihat dengan jelas bila dikaukan pemanasan
2. Reaksi antara khrom klorida dan natrium hidroksida menghasilkan endapan hijau berupa
khrom hidroksida dan larutan natrium klorida.
3. Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Reaksi antara khrom klorida dan ammonium hidroksida membentuk endapan gelatin
berwarna biru kehijauan berupa khrom klorida. Dalam reagensia berlebihan endapan melarut
dengan mudah, terbentuk ion kronit apabila di didihkan atau penambahan asam akan mengendap
lagi (reaksi reversible) (vogel:272)

V.13. Besi II (Fe2+) Besi III (Fe3+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan besi (II) sulfat. Bila dibiarkan
beberapa waktu di udara bebas atau ditambah sedikit larutan hidrogen peroksida
2. Tambahkan larutan natrium sulfida ke dalam larutan besi (II) sulfat.
3. Tambahkan larutan kallium besi (III) sianida ke dalam larutan besi (II) sulfat
4. Tambahkan 5 tetes larutan O-fenantrolin ke dalam larutan besi (II) sulfat
5. Tambahkan larutan kalium besi (III) sianida ke dalam larutan besi (II) sulfat
6. Ulangi percobaan percobaan di atas ke dalam larutan besi (III) klorida
7. Tambahkan larutan kalium thiosianat ke dalam larutan besi (III) klorida.
Reaksi :
1. FeSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Fe(OH)2(s) + Na2SO4(s)
2. FeSO4(aq) + Na2S(aq) → FeS(s) + Na2SO4(aq)
3. FeSO4(aq) + K3[Fe(CN)6](aq) → KFe[Fe(CN)6](s) + K2SO4(aq)
4. Percobaan Tidak dilakukan
5. FeSO4(aq) + K3[Fe(CN)6](aq) → KFe[Fe(CN)6](s) + K2SO4(aq)
6. FeCl3(aq) + 3NaOH(aq) → Fe(OH)3(aq) + 3NaCl(aq)
2FeCl3(aq) + 3Na2S(aq) → Fe2S3(aq) + 6NaCl(aq)
FeCl3(aq) + K3[Fe(CN)6](aq) → Fe[Fe(CN)6](s) + 3KCl(aq)
7. Percobaan Tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
1. Larutan besi (II) sulfat tak berwarna direaksikan dengan natrium hidroksida tak berwarna
menghasilkan endapan putih berupa besi (II) hidroksida dan natrium sulfat.
2. Larutan besi (II) sulfat direaksikan dengan natrium sulfida menghasilkan endapan berupa
besi (II) sulfida dan natrium sulfat.
3. Larutan besi (II) sulfat direaksikan dengan kalium besi (III) sianida bereaksi
menghasilkan endapan merah bata KFe[Fe(CN)6]
4. Percobaan tidak dilakukan
5. Larutan besi (II) sulfat direaksikan dengan kalium besi (III) sianida bereaksi
menghasilkan endapan merah bata KFe[Fe(CN)6]
6. Terbentuk larutan kekuningan besi (III) hidroksida dari reaksi antara besi (III) klorida dan
natrium hidroksida. Terbentuk larutan coklat besi (III) sulfida darei reaksi antara besi
(III) klorida dan natrium sulfida. Terbentuk endapan biru dari reaksi antara besi (III)
klorda dan kalium besi (III) sianida.
7. Percobaan tidak dilakukan.
Kesimpulan :
Endapan putih besi (III) hidroksida bila dengan kondisi tanpa udara sama sekali, tak larut
dalam reagensia berlebihan tapi larut dalam asam (vogel:257). Tidak terjadi pengendapan dalam
larutan asam karen akonsentrasi ionsulfida tak cukup untuk hasil kali kelarutan besi (II) klorida
(vogel:259). Terdapat endapan biru pekat yang berasal dari KFe[Fe(CN)6] setelah direaksikan
antara besi (II) sulfat dan kalium besi (III) sianida. Terbentuk larutan berwarna kekuningan dan
tidak terbentuk endapan dari reaksi antara besi (III) klorida dan natrium hidroksida. Terbentuk
larutan coklat tanpa endapan dari reaksi antara besi (III) klorida dan natrium sulfida. Terbentuk
endapan biru yang berasal dari reaksi antara besi (III) klorida dan kalium besi (III) sianida.

V.14. Seng (Zn2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan seng sulfat
sampai berlebih.
2. Tambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan seng sulfat
sampai berlebih.
3. Tambahkan larutan kalium besi (II) sianida ke dalam larutan seng sulfat.
Reaksi :
1. ZnSO4 + 2NaOH → Zn(OH)2 + Na2SO4
2. ZnSO4 + NH4OH → Zn(OH)2 + (NH4)2SO4
3. 2ZnSO4 + K4[Fe(CN)6] → Zn2[Fe(CN)6] + 2K2SO4
Hasil Pengamatan :
1. Larutan seng sulfat tak berwarna ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida
bereaksi menghasilkan endapan putih berupa seng hidroksida.
2. Larutan seng sulfat tak berwarna ditambahkan dengan larutan ammonium hidroksida
bereaksi menghasilkan endapan putih seng hidroksida.
3. Larutan seng sulfat tak berwarna ditambahkan dengan larutan kalium besi (II) sianida
berwarna kuning bereaksi meghasilkan endapan kuning kehijauan berupa seng besi (II)
sianida.
Kesimpulan :
Terbentuk endapan putih seperti gelatin berupa seng hidroksida, endapan laruta dalam
asam dan juga dalam reagensia yang berlebih. Seng hidroksida bersifat amfoter (vogel:290).
Campuran yang didapat dari kedua zat mempunyai komposisi endapan yang berbeda. Endapan
tidak laruta dalam asam encer, tapi mudah larut dalam natrium hisroksida (vogel:291).
V.15. Mangan (Mn2+)
Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium karbonat ke dalam larutan mangan sulfat dan didihkan
campuran tersebut.
Reaksi :
1. Mn(SO4)2(aq) + 2Na2CO3(aq) → Mn(CO3)2(s) + Na2SO4(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Mangan Sulfat tak berwarna ditambahkan Natrium Karbonat tak berwarna bereaksi
menghasilkan endapan Mangan karbonat berwarna putih dan larutan natrium sulfat
Kesimpulan :
Peleburan setiap senyawa Mangan dan Natrium Karbonat dengan zat pengoksida akan
membentuk endapan putih mangan karbonat dan larutan Natrium Sulfat.

V.16. Nikel (Ni2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan nikel sulfat
sampai berlebihan.
2. Tambahkan 2 tetes dimetil glioksim ke dalam larutan nikel sulfat dan kemudian
tambahkan larutan ammonium hidroksida.
3. Tambahkan larutan besi (III) sianida ke dalam larutan nikel sulfat.
Reaksi :
1. NiSo4(aq) + 2NaOH(aq) → Ni(OH)2(s) + Na2SO4
2. C4H6N2O2(aq) + NiSO4(aq) + NH4OH(aq) → NiC8H14N4OH(aq) + (NH4)2SO4(aq)+ H2O(l)
3. 3NiSO4(aq) + 2K3[Fe(CN)6](aq) → Ni3[Fe(CN)6](s) + 3K2SO4(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Terbentuk endapan hijau nikel hidroksida dari reaksi antara nikel sulfat dan natrium
hidroksida.
2. Terbentuk endapan merah nikel dimetil glioksim dari reaksi dimetil glioksim, nikel
sulfat, dan ammonium hidroksida
3. Terbentuk endapan coklat Nikel besi (III) sianida dari reaksi antara nikel sulfat dan
kalium besi (III) sianida.
Kesimpulan :
Terbentuk endapan hijau nikel hidroksida yang tidak larut dalam reagen berlebih dan
tidak terjadi endapan jika asam tartrat dan garam ammonium akan melarutkan endapan
(vogel:281). Akan terbentuk endapan nikel dimetil glioksim berwarna merah dari ammonia atau
larutan asam yang dibufferkan dengan natrium asetat (vogel:283). Terbentuk endapan coklat
nikel (III) heksasianoferrat yang tidak larut dalam reagensia berlebih (vogel:282)

V.17. Kobalt (Co2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes ke dalam larutan kobalt (II)
klorida.
2. Tambahkan larutan kalium besi (II) sianida ke dalam larutan kobalt (II) klorida.
3. Tambahkan larutan kalium besi (III) sidanida ke dalam larutan kobalt (II) klorida.
Reaksi :
1. CoCl2 + 2NH4OH → Co(OH)2 + 2NH4Cl
2. 4CoCl2 + 2K4[Fe(CN)6] → CO4[Fe(CN)6]2 + 8 KCl
3. 3CoCl2 + 2K3[Fe(CN)6] → Co3[Fe(CN)6]2 + 6KCl
Hasil Pengamatan :
1. Kobalt (II) klorida berwarna merah muda ditambahkan larutan ammonium hidroksida tak
berwarna bereaksi menghasilkan endapan merah muda berupa kobalt (II) jidroksida
2. Kobalt (II) klorida berwarna merah muda direaksikan dengan besi II sianida berwarna
kuning bereaksi menghasilkan endapan hijau tua berupa kobalt (II) besi (II) sianida.
3. Kobalt (II) klorida berwarna merah muda direaksikan dengan besi (III) sianida berwarna
kuning terang bereaksi menghasilkan larutan coklat kobalt (II) besi (III) sianida.
Kesimpulan :
Kobalt klorida direaksikan dengan amonium hidroksida akan menghasilkan endapan
kobalt hidroksida berwarna merah muda (vogel:278). Terbentuk endapan hijau heksasianat
kobalt (II) yang larut dalam reagensia berlebih jika larutan dididihkan lama di udara terbuka
maka larutan akan berubah warna menjadi kuning (vogel:278). Terbentuknya larutan berwarna
coklat dan endapan yang terbentuk adalah berwarna coklat larut dalam reagensia berlebih
(vogel:278).

V.18. Kalsium (Ca2+)


Prosedur :
1. Alirkan gas karbon dioksida ke dlam larutan kalsium klorida sampai berlebihan.
2. Tambahkan alkohol absolut ke dalam larutan kalsium klorida dan kemudian tambahkan
larutan asam sulfat.
3. Panaskan satu kawat platina dalam api bunsen sampai nyalanya tidak berwarna lagi.
Basahkan kawat dengan sedikit aquadest dan masukkanlah sebutir kristal kalsium klorida
kemudian nyalakan.
Reaksi :
1. 2CaCl2(aq) + 3CO2(g) → 2CaCO3(s) + 2Cl2(g)
2. CaCl2(aq) + 2C2H5OH(aq) → Ca(OH)2(aq) + 2C2H5Cl(aq)
Ca(OH)2(aq) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + 2H2O(l)
3. Percobaan tidak dilakukan.
Hasil Pengamatan :
1. Percobaan tidak dilakukan.
2. Larutan Kalsium Klorida dengan warna bening ditambahkan alcohol absolute akan
bereaksi menghasilkan Kalsium Hidroksida dan etil klorida yang berwarna bening dan
tidak menimbulkan endapan. Kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat
membentuk endapan Kalsium Sulfat.
3. Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Kalsium merupakan kation golongan ke empat, saat kalsium menguraihan unsure air dan
membentuk hidroksidanya Ca(OH)2, maka hidroksidanya kan bersifat basa kuat dan tidak
berwarna. Hidroksida dari kaslium memiliki kelarutan yang paling kecil diantara kation
golongan keempat lainnya (Ba2+ dan Sr2+).

V.19. Barium (Ba2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan kalium kromat ke dalam larutan barium klorida yang netral.
2. Tambahkan larutan asam ke dalam larutan barium klorida.
3. Panaskan satu kawat platina ke dalam api bunsen sampai nyalanya tidak berwarna lagi.
Basahkan kawat dengan aquadest dan masukkanlah sebutir kristal barium klorida
kemudian nyalakan.
Reaksi :
1. BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) → BaCrO4(s) + 2KCl(l)
2. BaCl2(aq) + H2SO4(aq) → BaSO4(s) + 2HCl(aq)
3. Percobaan tidak dilakukan.
Hasil Pengamatan :
1. Reaksi antara barium klorida dan kalium kromat akan menghasilkan endapan kuning
barium kromat.
2. Reaksi antara barium klorida dan asam sulfat akan menghasilkan endapan putih barium
sulfat .
Kesimpulan :
Penambahan kalium kromat akan menghasilkan endapan kuning berupa barium kromat
yang tidak dapat larut dalam air dan asam mineral (vogel:297). Reaksi ini menghasilkan endapan
putih yang berbutir halus dan larutan putih keruh.

V.20. Stronsium (Sr2+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan kaliumkromat ke dalam larutan stronsium klorida yang netral.
2. Panaskan satu kawat platina ke dalam api bunsen sampai nyalanya tidak berwarna lagi.
Basahkan kawat dengan aquadest dan masukkan sebutir kristal stronsium klorida
kemudian nyalakan.
Reaksi :
1. SrCl2(aq) + K2CrO4(aq) → SrCrO4(s) + 2KCl(aq)
2. Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
1. Larutan stronsium klorida yang ditambahkan larutan kalium kromat bereaksi dan
menghasilkan endapan kuning stronsium kromat dan larutan larutan kalium klorida.
2. Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Kromat dari stronsium akan membentuk endapan kuning.

V.21. Magnesium (Mg2+)


Prosedur :
1. Tambahkan sedikit ammonium klorida dan larutan ammonium hidroksida ke dalam
larutan magnesium klorida. Kemudian tambahkan larutan natrium hidrofosfat.
Reaksi :
1. MgCl2(aq)+2NH4OH(aq) → Mg(OH)2(aq)+2NH4Cl(aq)
Hasil Pengamatan :
1. Larutan magnesium klorida ditambahkan larutan ammonium hidroksida menghasilkan
larutan magnesium hidroksida dan larutan ammonium klorida.
Kesimpulan :
Reaksi ini memberi endapan kristalin dan bila ditambahkan asam perklorat dibentuk
endapan kristalin putih magnesium korida yang tidak larut reaksi ammonium akan hancur
sehingga pengendapan dapat dicegah (vogel:305)

V.22. Kalium (K+)


Prosedur :
1. Tambahkan alkohol ke dalam larutan kalium klorida kemudian tambahkan larutan asam
perklorat.
2. Tambahkan larutan natrium hidrotartrat ke dalam larutan kalium klorida yang agak pekat.
3. Panaskan satu kawat platina dalam api bunsen hingga nyalanya tidak berwarna lagi.
Basahkan kawat dengan sedikit aquadest, dan masukkan sebutir kristal kalium klorida,
amatilah nyala tembus gelas kobalt.
Reaksi :
1. 2KCl(aq) + C2H5OH(aq) + H2ClO4(aq) → K2ClO4(s) + 2HCl(aq) + C2H5OH(aq)
2. KCl(aq) + NaHC4H4O6(aq) → KHC4H4O6(s) +NaCl(aq)
3. Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
1. Penambahan asam perklorat pada kalium klorida akan membentuk endapan putih berupa
kalium perklorat.
2. Kalium klorida yang direaksikan dengan natrium hidrotartrat akan membentuk endapan
kristalin putih berupa kalium hirotartrat.
3. Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Penambahan asam perklorat akan membentuk endapan putih kalium perklorat
(vogel:303) jika menggunakan larutan natrium hidrotartrat akan terbentuk endapan kristalin putih
(vogel:308)

V.23. Natrium (Na+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan uranil asetat ke dalam larutan natrium klorida.
2. Panaskanlah satu kawat platina dalam api bunsen hingga nyalanya tidak berwarna lagi.
Basahkan kawat dengan aquadest, dan masukkan sebutir kristal natrium klorida.
Kemudian nyalakan.
Reaksi :
1. NaCl(aq) + 4CO2(CH3COO)2(aq) → 4O2CH3COOCl(s) + Na+(aq)
2. Percobaan tidak dilakukan
Hasil Pengamatan :
1. Reaksi antara natrium klorida dan uranil asetat menghasilkan endapan kuning
O2CH3COOCl.
2. Percobaan tidak dilakukan
Kesimpulan :
Pada saat natrium direduksikan dengan uranil asetat, maka akan menghasilkan endapan
berwarna kuning O2CH3COOCl (vogel:310)

V.24. Amonium (NH4+)


Prosedur :
1. Tambahkan larutan natrium hidroksida agak pekat ke dalam larutan ammonium klorida
dan pasanglah lakmus merah yang dibasahi dengan aquadest pada mulut tabung.
Panaskan.
2. Tambahkan ke dalam larutan ammonium klorida sedikit larutan natrium hidroksida dan
kemudian tambahkan reagen nessler.
Reaksi :
1. NH4Cl + NaOH → NH3 + NaCl + H2O
2. NH4Cl(aq)+4NaOH(aq)+2K2HgI4(aq) → HgOH(g)+(NH2)I(s)+4KI(aq)+3NaI(aq)+NaCl+3H2O

Hasil Pengamatan :
1. Ammonium klorida yang ditambahkan larutan natrium hidroksida lalu kemudian
dipanaskan bereaksi membentuk larutan ammoinum hidroksida yang diketahui bersifat
basa karena kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
2. Larutan ammonium klorida ditambahkan larutan natrium hidroksida dan readen nessler
bereaksi menghasilkan endapan coklat merkurium (II) iodida basa.
Kesimpulan :
Penambahan natrium hidroksida membentuk gas ammonia yang dilepaskan ketika
dipanaskan. Hal ini menunjukkan dengan berubahnya warna kertas lakmus merah menjadi warna
biru (vogel:312). Penambahan reagen nessler menghasilkan endapan coklat yaitu merkurium (II)
iodida basa (vogel:312)

Anda mungkin juga menyukai