Anda di halaman 1dari 3

Resume : Serat Tekstil 2

Nama : Yuti Osef Pasaribu


NPM : 19020001
Dosen : Dr. Noerati, S.Teks.,M.T.

I. Rayon Viskosa

Serat rayon viskosa merupakan jenis serat buatan yang bahan bakunya berasal dari alam,
yakni dari kayu dengan kadar selulosa tinggi. Bubur kayu yang dimurnikan disebut pulp. Pulp
tersebut dirubah menjadi selulosa alkali dengan natrium hidroksida. Kemudian dengan karbon
disulfida dirubah menjadi natrium selulosa xantat, yang selanjutnya dilarutkan dalam larutan
soda kostik encer. Larutan ini kemudian diperam dan kemudian dipintal dengan cara
pemintalan basah menggunakan larutan asam.

Filamen hasil pemintalan masih belum murni, sehingga perlu dimurnikan. Mula-mula filamen
dicuci dengan air dan dengan larutan natrium sulfida, selanjutnya dikelentang dengan larutan
natrium hipokhlorit dan akhirnya dikeringkan. Untuk pembuatan benang stapel, filamen
dipotong dan bila perlu dibuat keriting. Cara yang biasanya dilakukan ialah dengan melewatkan
filamen diantara rol-rol yang beralur, sehingga akan menjadi keriting sebelum dipotong-potong
menjadi stapel. Selain cara ini pengeritingan juga dapat dilakukan secara kimia. Kekuatan serat
rayon viskosa dalam keadaan kering 2,6 gram/denier dengan mulur 15% dan dalam keadaan
basah 1,4 gram/denier dengan mulur 25%. Sedangkan elastisitas seratnya kurang bagus.
Moisture regain serat rayon dalam keadaan standar 12-13%. Dalam keadaan kering, rayon
viskosa merupakan isolator listrik yang baik, tetapi uap air yang diserap akan mengurangi daya
isolasinya.

Rayon viskosa tahan terhadap penyeterikaan, tetapi oleh pemanasan yang lama warnanya akan
berubah menjadi kuning. Sedangkan oleh penyinaran kekuatannya akan berkurang. Rayon
viskosa cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas
tetapi tahan terhadap pelarut untuk pencucian kering (dry-cleaning). Sedangkan jamur akan
menyebabkan kekuatan berkurang serta warna.

Dalam industri tekstil, kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra buatan. Kain ini
biasanya terlihat berkilau dan tidak mudah kusut. Serat rayon memiliki unsur kimia karbon,
hidrogen, dan oksigen. Kain rayon digunakan secara luas dalam industri garmen untuk bahan
pakaian dan perlengkapan busana, seperti daster, jaket, jas, pakaian dalam, syal, topi, dasi, kaus
kaki, dan kain pelapis sepatu.
Kain jenis ini juga dipakai sebagai kain alas dan pelengkap perabot rumah tangga (seprai,
selimut, tirai) dan alat-alat kebutuhan industri (kain untuk perabot rumah sakit, benang ban),
serta barang kesehatan pribadi misalnya;pembalut wanita dan popok. Rayon viskosa banyak
dipergunakan untuk pakaian untuk tekstil rumah tangga umpama kain tirai, kain penutup kursi,
taplak meja, sprei dan pakaian dalam. Rayon viskosa baik untuk kain lapis karena tahan
gesekan, berkilau dan licin. Campuran rayos viskosa - poliester digunakan untuk bahan pakaian.

II. Rayon Asetat

Asetat terdiri dari senyawa selulosa asetat yang diidentifikasi sebagai selulosa – garam selulosa.
Oleh karena asetat memiliki kualitas yang berbeda dibandingkan dengan rayon. Asetat adalah
termoplastik dan dapat dibentuk menjadi bentuk apa pun dengan aplikasi tekanan yang
dikombinasikan dengan panas. Serat asetat memiliki retensi kondisi yang baik.

Serat asetat adalah serat yang terbentuk oleh senyawa selulosa asetat. Apabila lebih dari 92%
gugus hidroksil dari selulosa diganti dengan asetat maka serat tersebut disebut triasetat, serat
triasetat telah dicoba pembuatannya sejak tahun 1914. tetapi akrena sukar dicari pelarut yang
sesuai dengan zat warna yang cocok, maka baru dapat diperdagangkan pada tahun 1953 oleh
Celanses Co. dengan nama Arnel. Serat asetat merupakan ester selulosa yang struktur fisika dan
kimianya sangat beda dengan selulosa alam maupun selulosa regenerasi. Ester selulosa
dibentuk dengan memberikan asam asetat glasial.

Asam asetat anhidrat dan asam sulfat pada senyawa selulosa. Reaksinya disebut asetilasi,
beberapa gugus hidroksil dari selulosa diganti dengan gugus asetil. Serat triasetat gugusan
asetilnya lebih sedikit dibandingkan serat diasetat.

Karakteristik asetat adalah sebagai berikut ; termoplastik, kelangsaian baik, halus, lembut dan
tangguh, daya serap tinggi dan cepat kering, tampilan berkilau, lemah, cepat kehilangan
kekuatan ketika basah, harus dicuci kering,ketahanan terhadap abrasi buruk.

Rayon asetat biasa diaplikasikan terutama dalam pakaian – blus, gaun, jaket, pakaian dalam
wanita, pelapis, setelan, dasi untuk leher, dan sebagainya. Digunakan dalam kain seperti satin,
brokat, kain taf, dan sebagainya.

III. Rayon Polinosik

Serat polinosik mempunyai kekuatan lebih tinggi, mulur lebih rendah, perbandingan kekuatan
basah dengan kering jauh lebih tinggi, dan penggelembungan dalam air lebih kecil. Polinosik
digunakan terutama untuk bahan pakaian dan juga untuk kain tirai vince atau moynel. Vince
adalah salah satu serat polinosik, di Amerika dikenal dengan nama moynel.
IV. Rayon Lyocell

Serat lyocel memiliki energi permukaan yang relatif rendah , yg membuat sulit untuk
pewarna untuk mengikat. Tergantung pada kecenderungan ideologis mereka, fasilitas
manufaktur mungkin menggunakan berbagai proses kimia, enzim, dan perawatan pewarnayang
mungkin tidak ramah lingkungan. Enzim adalah bi-bahan kimia digunakan untuk melemahkan
permukaan kain sehingga dapat dihilangkan untuk mencegah piling berlebihan.

Pembuatan serat liosel memang memiliki manfaat bagi lingkungan dan ekologi yang
signifikan. Sebagian besar kekhawatiran tentang liosel dari penggunaan dari bahan bahan kimia
untuk mengubah serat liosel ke dalam pakaian.bagi orang yang sensitif kimia perlu
pertimbangan lagi untuk menggunakan pakaian liosel dari Tencel yang diproduksi di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai