Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rafly Prahmantia Putra

NPM   : 21420046

Grup   : 1K3

TUGAS 5
1. Carilah informasi yang signifikan antara serat rayon dan rayon asetat primer, serta rayon
asetat sekunder. Bagaimana pengaruhnya terhadap kain yang dihasilkannya? Berikan
penjelasannya.
2. Mengapa pada rayon asetat terdapat titik leleh sedangkan pada rayon viskosa tidak dapat
meleleh, kaitkan dengan struktur molekul.
3. Carilah infromasi sifat kelarutan rayon asetat dalam beberapa pelarut kimia bandingkan
dengan rayon viskosa.

JAWAB

1. Perbedaan serat rayon, rayon asetat primer dan rayon asetat sekunder adalah sebagai berikut.

A. Serat Rayon
 Kekuatan  serat  rayon  viskosa  kira-kira  2,6  gram/denier dalam keadaan kering dan
kekuatan basahnya kira-kira 1,4 gram/denier. Mulurnya kira-kira 15% dalam keadaan kering
dan kira-kira 25% dalam keadaan basah.
 Moisture regain serat rayon viskosa dalam kondisi standar adalah 12 – 13%
 Elastisitanya tidak baik.
 Berat jenis rayon viskosa adalah 1,52
 Penyinaran dapat menyebabkan kekuatan rayon viskosa berkurang. Berkurangnya kekuatan
lebih sedikit dibandingkan dengan sutra, tetapi lebih tinggi dari asetat.
 Rayon viskosa dipergunakan untuk tekstil pakaian dan tekstil rumah  tangga  seperti  kain
tirai, kain penutup  kursi, taplak meja, sprei, kain renda, kain-kain halus untuk pakaian dan
pakaian dalam. Rayon viskosa  baik  untuk  kain  lapis karena  tahan  gesek,  berkilau  dan 
licin.  Campuran rayon viskosa dan poliester banyak digunakan sebagai  bahan pakaian.

B. Serat Rayon Asetat Primer


 Tidak memiliki gugus hidroksil dalam strukturnya
 Termoplastik 
 Bentuk kuat dan tahan kerut
 Tahan kusut
 Mudah dicuci
 Pada suhu yang lebih tinggi, mempertahankan lipatan dan wiru dengan baik. 
 Kekuatan dalam keadaan kering 1,2 g/denier dan dalam keadaan basah 0,8 g/denier
 Mulur dalam keadaan basah 35-40% dan dalam keadaan kering 20-28%
 Berat jenisnya 1,32
 Titik leleh 290° - 300°C
 Moisture regainnya 4,5%.

C. Serat Rayon Asetat Sekunder


 mengalami reaksi asetilasi parsial
 Selulosa asetat memiliki dua atau lebih gugus hidroksil
 Bersifat selulosa termoplastik
 Absorpsi selektif dan penghilangan zat organic tingkat rendah
 Dapat berikatan dengan plasticizers, tahan terhadap panas dan tekanan
 Dapat larut dalam berbagai pelarut
 Bersifat hidrofilik
 Bersifat hipoalergenik
 Luas permukaan yang tinggi
 Dibuat dari sumber yang dapat diperbaharui : pulp kayu
 Dapat dijadikan kompos dan siinsinerasi
 Lemah terhadap larutan alkali kuat dan agen oksidator kuat
2.
Karena struktur molekul serat rayon viskosa terdiri dari gugus hidroksil. Gugus hidroksil
memiliki kekuatan ikatan intermolekul dan antarmolekul yang sangat besar, sehingga apabila
dipanaskan , rantai molekul serat tersebut tidak akan mudah mengalami pelonggaran. Akibatnya, serat
rayon viskosa tidak akan meleleh Ketika dipanaskan. Namun berarti serat tersebut akan menjadi gosong
diakibatkan ikatan rantai molekul nya yang sangat kuat. Sedangkan, pada serat rayon asetat , dalam
proses pembuatannya, dilakukan pemodifikasian untuk mengubah susunan gugus hidroksil menjadi gugus
asetil. Gugus asetil ini memiliki kekuatan ikatan intermolekul dan antarmolekul yang lebih kecil
dibandingkan dengan gugus hidroksil. Sehingga apabila dipanaskan, rantai molekul serat rayon asetat
akan lebih mudah mengalami pelonggaran. Akibatnya, serat tersebut akan meleleh Ketika dipanaskan.
3.
Rayon viskosa tahan terhadap pelarut organik, sehingga  pelarut organik biasa digunakan untuk
proses pemintalan kering. Rayon viskosa akan menggelembung dalam alkali encer, sedangkan pada asam
kuat seperti asam sulfat yang panas rayon viskosa akan rusak. Untuk rayon asetat larut dalam aseton,
metil etil keton, metil asetat, asam asetat dan formiat.

Anda mungkin juga menyukai