1.2 TUJUAN
1. Memberikan keras pada kain poliester
2. Mengetahui mekanisme penyempurnaan kain keras pada kain poliester
3. Mengetahui pengaruh penggunaan resin terhadap hasil penyempurnaan lipatan
permanen pada kain yang berbeda
Agar polimer terbentuk di dalam serat mula-mula serat direndam peras dalam
larutan monomer resin atau molekul-molekul resin yang ukurannya masih kecil
(prakondensat) sehingga memungkinkannya masuk kedalam serat. Setelah itu
pembentukan resin dapat dilanjutkan dengan memberikan kondisi polimerisasi yang
sesuai.
2.5 Prakondensat
Saat ini banyak prakondensat yang telah diprodiksi oleh pabrik-pabrik kimia
dengan berbagai nama dagang misalnya turunan dari urea, etilena urea, triazon dan
hidroksietilena urea. Resin untuk penyempurnaan tekstil dapat digolongakan
kedalam dua kelompok sebagai berikut :
1. Resin self crosslinking misalnya dimetilol urea (DMEU)
2. Reaktan, misalnya dimetiloldihidroksietilena urea (DMDHEU)
Reaksi yang terjadi pada kondensat atau polimerisasi resin adalah :
Kain yang disempurnakan dengan zat ini mempunyai sifat kain keras yang
baik. Senyawa-senyawa tersebut pada umumnya memiliki dua gugus hidroksil
sehingga bersifat bifungsional yang dapat membentuk ikatan silang dengan selulosa.
Kelompok self crosslinking cenderung berpolimerisasi sendiri dan mengisi ruang-
ruang antar molekul selulosa dengan resin yang sangat kompleks, tetapi hanya
sedikit membentuk ikatan silang.
2.6 Evaluasi
Kain dievaluasi kekakuan terhadap hasil pencelupan terhadap setiap
perubahan akibat penggunaan resin PVAc.
DAFTAR PUSTAKA