Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari dua atau lebih material
pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik masing-
masing material pembentuknya berbeda. Secara umum material komposit tersusun dari dua
komponen utama yaitu matrik (bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Bahan pengisi
(filler) yang biasa digunakan biasanya berupa serat atau serbuk. Sedangkan matrik secara
umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit.
Pada era ini teknologi semakin berkembang. Salah satu contoh perkembangannya
ialah dalam proses pembuatan serat polimer. Pembuatan serat polimer yang berasal dari
material komposit ini telah dikembangkan lebih lanjut untuk diolah menjadi tekstil agar
memperoleh kualitas yang lebih baik. Kini terdapat berbagai macam jenis serat yang
disesuaikan dengan tujuan pembuatan tekstil itu sendiri.
Pemanfaatan serat ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian, salah
satunya yaitu seragam yang digunakan oleh suatu instansi baik Nasional maupun
Internasional. Seragam yang pada umumnya dikenakan oleh tentara dapat pula digunakan
sebagai pakaian anti peluru. Pakaian pelindung berupa rompi anti peluru
yang digunakan oleh militer, kepolisian, maupun sipil
(eksekutif) pada umumnya terbuat dari bahan serat aromatik polyamides atau aramid
yang dikenal dengan nama dagang Kevlar, Twaron, dan sebagainya.
Kevlar merupakan nama dagang dari polimer organik sintetik yaitu poli (p-fenilena
tereftalamida) (PPTA) yang termasuk dalam polimer aramida (aromatik poliamida). Kevlar
terkenal dengan sifatnya yang sangat kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Dengan berat
yang sama, kevlar memiliki kekuatan lima kali lebih kuat dari baja.
Poli (p-fenilena tereftalamida) disintesis pertama kali pada tahun 1965 oleh DuPont,
sebuah perusahaan kimia di Amerika. Stephanie Louise Kwolek, seorang ahli kimia yang
bekerja untuk perusahaan tersebut berhasil menemukan senyawa itu saat melakukan riset
untuk bahan pembuat ban, poli(p-fenilena tereftalamida) didapat sebagai suatu cairan
kristal di dalam larutan. Pada tahun 1971 senyawa tersebut dipublikasikan dengan nama
kevlar.
Pemilihan materi kevlar sebagai inti makalah ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan. Beberapa diantaranya ialah banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari
bahan ini, banyaknya bahan baku yang sangat berpotensi yang belum dimanfaatkan, dan
berbagai sifat- sifat unggul lainnya. Seperti yang telah banyak diketahui, kevlar banyak
dimanfaatkan untuk baju anti peluru. Namun selain itu kevlar juga diketahui dapat
digunakan sebagai material penyusun pada berbagai peralatan, khususnya peralatan militer.
Jumlah produksi kevlar di dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2001, kevlar dihasilkan berkisar 41.000 ton/tahun dan meningkat 5-10% pada tahun
2007 yang berkisar 55.000 ton/tahun. Oleh karena ketersediaannya yang sangat banyak,
maka kevlar dapat digunakan dalam beberapa aplikasi tertentu. Penggunaannya pada
beberapa aplikasi juga sangat menguntungkan karena keunggulan sifat yang dimilikinya.
Selain memiliki ketahanan terhadap suhu yang cukup tinggi, kevlar juga memiliki daya
tahan terhadap tekanan dan kekuatan yang sangat baik.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kegunaan polimer
secara spesifik dalam bentuk lain, yaitu kevlar, dan untuk memahami aplikasi kevlar pada
beberapa peralatan tertentu.
C. Manfaat
Pembuatan makalah ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui kegunaan polimer sebagai kevlar
2. Dapat memahami aplikasi kevlar pada peralatan tertentu

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Sifat
Secara fisik, kevlar merupakan serat berwarna kuning yang keras, kasar, anti gores,
dan memiliki kestabilan bentuk yang tinggi. Kevlar memiliki massa jenis 1,44 g/cm3,
kekuatan tegangan (tensile strength) 3,6 – 4,1 Gpa. Sebagai perbandingan, baja yang
memiliki massa jenis 7,8 g/cm3 memiliki tensile strength 1,65 GPa.
Kevlar tahan terhadap api, memiliki kalor pembakaran 35x106 J/Kg dan kalor jenis
1400 J/Kg K. Kevlar tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi mencapai 370oC, tidak
memiliki titik lebur tetapi pada temperatur 427oC akan terdekomposisi menjadi gas.
Kekuatan kevlar semakin besar pada temperatur yang rendah dan pada temperatur yang
tinggi kekuatan kevlar menurun, seperti pada temperatur 160oC kekuatan kevlar menurun
10% setelah 500 jam dan pada temperatur 260oC kekuatan kevlar menurun 50% setelah 70
jam.
Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan hidrogen dalam
molekul polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang mengakibatkan polimer kevlar
berbentuk radial. Gugus-gugus bebas yang dimiliki kevlar dapat membentuk ikatan
hidrogen pada bagian luarnya, sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai sifat ‘basah’
yang baik. Sifat ketahanan panas dari kevlar juga berasal dari cincin aramidanya,
sedangkan kekuatannya juga dipengaruhi oleh struktur para.
Kevlar tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain. Kevlar dapat terdegradasi
dengan asam kuat, basa kuat, atau dengan natrium hipoklorit, namun hanya dalam suhu
yang relatif tinggi dan dalam waktu yang relatif lama. Misalnya dengan menggunakan asam
sulfat pada suhu 100oC, kevlar membutuhkan waktu 10 jam untuk dapat terdegradasi.
Kevlar sensitif terhadap sinar UV, mengakibatkan perubahan warna dari kuning
menjadi coklat. Paparan sinar UV terus menerus dapat mengakibatkan hilangnya sifat
mekanik dari kevlar. Degradasi dapat terjadi akibat sinar UV dengan panjang gelombang
tertentu yang memiliki energi yang cukup untuk memutus ikatan polimer dan disertai
dengan adanya oksigen.
B. Struktur
Polimer kevlar dapat tersusun atas 5 sampai 1 juta repeating unit berupa para-
fenilena tereftalamida dengan rumus molekul sebagai berikut:

Tiap monomer mengandung 14 atom C, 2 atom N, 2 atom O, dan 10 atom H.


Pada polimer kevlar, terjadi cross linking berupa ikatan hidrogen yang
mengakibatkan kevlar menjadi sangat kuat. Susunan monomer-monomer pada poli (p-
fenilena tereftalamida) digambarkan sebagai berikut:
C. Pemrosesan sintesis
Secara umum, kevlar disintesis melalui reaksi polikondensasi antara tereftaloil
klorida dan p-fenilenadiamina. Reaksi ini merupakan reaksi interfacial polymerization,
yaitu polimerisasi yang membutuhkan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Monomer dalam pelarut pertama akan bereaksi dengan monomer lain pada pelarut kedua.
Reaksi polimerisasi ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Produk samping yang
diperoleh adalah asam klorida.

Kevlar disintesis dari monomer 1,4-fenil-diamina (para-phenylenediamine) dan


klorida tereftaloil atau asam tereftalat. Hasilnya adalah polimer aromatik amida (aramid)
dengan cincin benzena dan gugus amida. Ketika diproduksi, lembaran polimer tergabung
secara acak. Saat pembuatan Kevlar bahan dilarutkan dan dipintal untuk mengorientasikan
ke arah serat. Kevlar memiliki harga yang mahal karena proses produksinya membutuhkan
kondisi yang ekstrim seperti kesulitan yang disebabkan oleh penggunaan asam sulfat pekat
dalam produksinya. Kondisi yang ekstrim ini dibutuhkan untuk menjaga polimer yang
sangat tidak larut dalam larutan selama sintesis dan pemintalan.
Berikut ini adalah mekanisme reaksi sintesis secara umum:

Langkah sintesis :
Pada awalnya diamina dilarutkan dalam campuran pelarut heksametilfosforamida
(HMPA) dan dimetilasetamida (DMAC) (2:1) dalam suatu ketel yang disertai dengan
pengaduk dan nitrogen inlet. Lalu campuran didinginkan hingga 3oC dengan penangas es.
Setelah itu serbuk tereftaloil klorida ditambahkan dan segera diaduk dengan cepat. Reaksi
tersebut menghasilkan cairan pasta yang kental, lalu cairan tersebut dibiarkan selama satu
malam. Campuran kemudian diaduk dengan blender untuk memisahkan pelarut, dan
kemudian polimer yang terbentuk disaring dan dikeringkan hingga diperoleh berat yang
konstan. Sintesis juga dapat dilakukan dengan variasi pelarut yang lain yaitu mengganti
dimetilasetamida (DMAC) dengan N-methyl pyrrolidone (NMP) atau tetrahidrofuran
(THF).
Kevlar yang terbentuk dari proses sintesis di atas merupakan kevlar dengan susunan
acak sehingga masih belum bisa dimanfaatkan. Untuk dapat digunakan, bahan dasar kevlar
yang terbentuk harus dipintal (spun) terlebih dahulu melalui proses wet spinning dengan
menggunakan spinneret, yaitu sebuah alat untuk menghasilkan serat yang panjang, tipis,
dan kuat. Sebelum dipintal, kevlar dilarutkan dahulu dalam asam sulfat anhidrat 100%.
Proses inilah yang mengakibatkan biaya produksi kevlar menjadi sangat mahal.
Reaksi sintesis kevlar akan terhambat dengan adanya air, karena dapat
menghidrolisis monomer tereftaloil klorida sehingga akan terjadi terminasi pertumbuhan
rantai. Sebagai suatu catatan, pada umumnya reaksi polikondensasi berlangsung selama
berjam-jam, karena merupakan reaksi yang bertahap (stepwise chain reaction). Namun
pada reaksi polikondensasi kevlar, hampir semua monomer telah bereaksi setelah 50 detik,
dan koagulasi terjadi setelah 330 detik (6,5 menit). Reaksi koagulasi terus berlanjut hingga
8 jam.
Pada awal proses pencampuran, temperatur yang rendah dibutuhkan untuk reaksi
polikondensasi. Namun setelah campuran mengental, tidak lagi dibutuhkan temperatur
yang rendah. Bahkan temperatur yang lebih tinggi akan meningkatkan derajat kekentalan
(viskositas) yang juga berarti memperbesar berat molekul kevlar.
D. Pemanfaatan
Manfaat kevlar yang umum adalah digunakan untuk peralatan perang seperti, rompi
anti peluru dan helm anti peluru karena sifatnya yang mendukung seperti yang dijelaskan
di atas. Namun, selain berguna untuk peralatan perang, kevlar juga masih memiliki manfaat
lainnya, antara lain :
1. Rompi Anti Peluru
Rompi anti peluru ini biasanya digunakan sebagai pelindung yang digunakan
oleh militer, kepolisian, maupun sipil (eksekutif). Rompi anti peluru adalah pakaian
yang melindungi bagian tubuh seperti dada, perut, dan punggung orang yang
memakainya. Rompi ini melindungi pemakainya dari proyektil peluru dan serpihan dari
ledakan granat. Biasanya dipakai oleh polisi, tentara, pasukan keamanan dan orang-
orang yang memiliki risiko menjadi sasaran tembak yang tinggi.
Prinsip kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin lontaran energi
kinetik peluru, dengan cara menggunakan lapisan-lapisan kevlar untuk menyerap
energi laju tersebut dan memecahnya kepenampang baju yang luas, sehingga energi
tersebut tidak cukup lagi untuk membuat peluru dapat menembus baju. Analoginya
seperti laju bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang. Jaring gawang terdiri dari
rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Apabila bola tertangkap oleh jaring
gawang, maka energi kinetik bola tersebut akan diserap oleh jaring gawang, yang
menyebabkan tali disekitarnya bertambah panjang dan kemudian tekanan (tarikan) tali
akan dialirkan ke tiang gawang.
Dalam menyerap laju energi peluru, baju (kevlar) mengalami deformasi yang
menekan ke arah dalam (shock wave), tekanan kedalam ini akan diteruskan sehingga
mengenai tubuh pengguna. Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari
4,4 cm. Jika batasan tersebut dilewati, maka pengguna baju akan mengalami luka dalam
yang tentunya akan membahayakan keselamatan jiwa.
Tidak jarang akibat ‘tekanan’ yang ditimbulkan peluru tadi, pemakai baju akan
menderita luka memar hingga patah tulang. Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi
utama baju anti peluru hanyalah untuk menahan peluru, sehingga peluru tidak sampai
masuk kedalam tubuh pemakai baju yang dapat menyebabkan kematian.
Negara-Negara Pembuat Rompi Tahan Peluru
Beberapa negara pembuat rompi tahan peluru diantaranya adalah :
a. Israel
Spesifikasi rompi tahan peluru yang diproduksi oleh Kata Ltd di Israel yang
menggunakan plate keramik, dimana sifat mekaniknya bila dibadingkan dengan
alumina-silika adalah seperti Tabel 2.5 berikut ini[21]:
Ultra
Alumina Alumina Alumina
Sifat Satuan lightweight PTEX- PTEX-300 PTEX-
Alumina- 200 ULTRA
Silika
Densitas g/cm 2.96-3,07 3,78 3,81 3,89
minimum
Ukuran butir Micron 1 3 3 3
Porositas % 0 0 0 0
Modulus Gpa 150 250 275
Young
Kekerasan(Hv Pga 1300-1500 1250 1350 1560
10)
Bending Mpa 150-200 290 310 340
strength
b. Amerika
Berdasarkan Gobain Ceramics, beberapa bahan yang dibuat untuk
membuat rompi tahan peluru dan beberapa sifat fisiknya adalah seperti dalam
Tabel 2.6 berikut ini [22]:
Saphiko
Silit®SKD Norbide T196 TZ3
Physical T198 n
Units Reaction Hot Alumina
Properties Al2O3 Al2O3 Zirconia Sapphir
Bonded Pressed
e
Compositi SiSiC B4C Al2O3 Al2O3 Al2O3,ZrO2 Al2O3
on
Density g/cm³ 3.05 2.51 3.75 3.80 4.00 3.97
Hardness Kg/mm² N/A 2800 2000 N/A N/A 2200
Mpa x 760-
Flexural
10 250 425 300 320 320 1035
Strength
Ib/in² 110-150
Gpa x
Modulus 10 300-380 440 300 380 340 435
Ib/in²

c. Korea Selatan
Tipe rompi tahan peluru yang diproduksi adalah rompi peluru level IV bahan
balistik kevlar.
Data teknisnya adalah:

1) Bagian depan:

 Kevlar : 32 lapis

 Keramik: 294 x 248 x 13 mm, berat 3,0 kg

2) Bagian belakang:

 Dynema: 32 lapis

 Keramik: 294 x 248 x 13 mm, berat 3,0 kg

3) Berat rompi total : 6 kg

Untuk rompi taktis bagi rompi tahan peluru untuk militer dan polisi tipe
IIA maksimal beratnya adalah 3,2 kg dan tipe II maksimal 3,5kg. Dimana
ketentuan rompi tersebut seperti dalam Tabel 2.7 berikut ini [1].
Tabel 2.6 Ketentuan Rompi Taktis Tahan Peluru untuk Militer dan Polisi

Tipe rompi IIA II IIIA III IV


Berat (kg) 3,2 3,5 3,8 4,1 5,2

Persyaratan rompi taktis yang ergonomis dikembangkan adalah rompi yang


terdiri dari ciri-ciri berikut:
 Dapat menahan peluru kecepatan tinggi seperti: 7.62x39 PS M43 (AK-47),
6.62 x 51 NATO Ball, 5.56x45 M193
 Mempunyai kemampuan dalam menahan serangan beruntun (multi hit).
 Tidak membatasi gerak senjata sewaktu dipakai berdiri, jongkok dan
merayap.
 Nyaman dipakai sewaktu berlari dan berjalan.
 Desain yang ergonomis yaitu rompi yang fleksibel untuk pemakai selama
keadaan perang dan juga pengaman ekstra untuk Ginjal.
 Tahan air
 Rompi yang ultra ringan dengan menggunakan material tahan peluru yang
maju [21].
d. Belanda
Tipe rompi tahan peluru yang diproduksi oleh Belanda adalah rompi tahan peluru
level IV.
Data Teknisnya adalah:
1) Bagian depan:
 Dynema : 34 lapis
 Keramik: 300 x 250 x 15 mm, berat 3,43 kg
2) Bagian belakang:
 Dynema: 34 layer
3) Berat rompi total : 5,92 kg

2. Helm anti peluru


Helm ini terbuat dari bahan kevlar yang menjadi pelindung, biasanya
digunakkan untuk instansi militer. Pada dunia otomotif dan balap, bahan kevlar juga
digunakan untuk pelindung kepala. Pembuatan helm kevlar ini cukup lama. Satu buah
helm membutuhkan 130 pola potongan kain. Satu buah helm kevlar juga dibuat dari 20
lapis kain kevlar yang dimampatkan dengan getah damar (pada suhu tinggi).
Tumpukan kain di tersebut nantinya akan ditumpuk-tumpuk lagi yang
kemudian disatukan dan dibentuk melengkung seperti mangkok terbalik. Mangkok-
mangkok ini berikutnya akan dicetak lagi dengan mesin pencetak dan dipanaskan dalam
suhu 180 °C. Setelah dicetak, pinggiran ‘kain’ tadi dibersihkan dari serabut-serabut
serat kevlar.
Tahapan berikutnya, helm kevlar (yang sudah keras) tersebut akan dibuat
menjadi lebih indah dan nyaman dengan memasang karet, tali, dan cat luar.
Kegunaan lain dari kevlar :
 Bahan baju balap, terutama pada bagian siku dan lutut.
 Sebagai bahan tali busur panah.
 Sebagai bahan layar pada olahraga windsurfing.
 Lapisan dalam ban sepeda, untuk menghindari kebocoran.
 Sebagai drumhead pada drum head, dengan penambahan resin serta dilapisi nilon.
 Sebagai pengganti teflon dalam beberapa panci anti lengket.
 Digunakan untuk tali dan kabel, biasanya dikombinasikan dengan polietilena dan
bahan lain (disebut parafil).
 Digunakan sebagai pengganti asbestos pada rem (brake pads).
 Sebagai bahan sarung tangan pelindung yang tahan api dan goresan.
Meski memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik, kevlar juga memiliki
beberapa kelemahan yaitu cepat menyerap uap air, yang berarti lebih sensitif terhadap
lingkungan. Kevlar sulit dipotong sehingga gunting khusus diperlukan untuk
memotong dan laminasi hanya dapat ditembus oleh mata bor yang dibuat
khusus. Kevlar juga dapat terdekomposisi pada kondisi alkalin atau terpapar
klorida. Karena kevlar juga memiliki tekanan kompresif yang buruk sehingga kevlar
seringkali dikombinasikan dengan material yang memiliki tekanan kompresif yang
unggul.

BAB III
KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
A. kesimpulan
Polimer sintetik yang memiliki nilai guna tinggi salah satunya yaitu kevlar. Kevlar
memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah daya tahan yang tinggi terhadap tekanan,
tahan terhadap suhu tinggi, memiliki kekuatan lima kali lebih kuat dari baja. Namun proses
pembuatannya tidak mudah karena memerlukan kondisi ekstrim yang menggunakan asam
sulfat pekat dalam proses sintesis dan pemintalan. Strukturnya yang sangat kuat berasal
dari crosslinking yang terjadi pada ikatan hidrogen dari penyusunnya. Dengan teknologi
yang tinggi, kevlar mampu diaplikasikan sebagai pakaian anti peluru yang biasa digunakan
tentara, militer, maupun anggota sipil. Selain sebagai rompi anti peluru, kevlar juga dapat
dimanfaatkan sebagai helm anti peluru, bahan ban dalam sepeda, bahan sarung tangan
tahan api, dan masih banyak lain.
B. Daftar Pustaka
1. http://www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS0925838811021153
2. http://www.sciencedirect.com.pustaka.ubaya.ac.id/science/article/pii/S135983689800
0535
3. http://evgust.wordpress.com/2011/04/14/
4. http://vadoc.wordpress.com/tag/struktur-senyawa-kevlar/

Anda mungkin juga menyukai