Anda di halaman 1dari 4

Resume : Serat Tekstil 2

Nama : Yuti Osef Pasaribu


NPM : 19020001
Dosen : Dr. Noerati, S.Teks.,M.T.

I. Serat Poliamida
Polyamide (Poliamida) adalah polimer yang terdiri dari monomer amida yang tergabung dengan ikatan
peptida. Poliamida pertama kali dibuat oleh W.Carothers pada tahun 1928 dengan nama dagang nylon.

Gambar. Struktur Poliamida

Sifat poliamida tergantung dari senyawa penyusunnya. Secara umum, serat poliamida mempunyai
penampang membujur berbentuk silinder dan penampang melintang bulat. Serat nylon dibuat untuk
berbagai tujuan, seperti untuk keperluan industri dibuat serat dengan kekuatan tinggi dan mulur kecil,
sedangkan untuk tekstil pakaian dibuat dengan kekuatan yang tidak terlalu tinggi dan mulur yang agak
tinggi.

Sifat Fisik dan Kimia dari poliamida :


 Variasi kilau: nilon memiliki kemampuan untuk menjadi sangat berkilau, semilustrous atau
membosankan.
 Durabilitas: serat yang tinggi keuletan digunakan untuk sabuk pengaman, ban tali, kain balistik dan
penggunaan lainnya.
 Elongasi tinggi
 Ketahanan abrasi yang sangat baik
 Sangat tangguh (kain nilon yang panas-set)
 Membuka jalan untuk memudahkan perawatan pakaian
 Resistensi tinggi terhadap serangga, jamur, hewan, serta bahan kimia cetakan, jamur, membusuk
dan banyak
 Digunakan dalam karpet dan stoking nilon
 Mencair bukan terbakar
 Transparan terhadap cahaya inframerah (-12dB)
 Titik lebur 363-367oF
 Kekerasan rockwell 106
 Konduktivitas termal 2,01 BTU di/fthoF
 Panas laten difusi 35,98 BTU/lb
 Koefisien ekspansi linier 5,055 x 10-5 /OF
 Kekuatan tarik pada hasil 4496-4786 psi
 Koefisien gesekan 0,10-0,30
 Kepadatan 1,15 g/cm3
 Konduktivitas listrik 10-12 S/m

Serat poliamida tahan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga. Serat ini juga sangat tahan basa,
rusak dalam asam kuat.dan dapat dicelup dengan zat warna dispersi asam dan basa.
Sintesis poliamida mempunyai tipe yang berbeda sesuai dengan jenis poliamida yang diinginkan. Sintesis
Poliamida termasuk dalam polimer kondensasi dimana dapat mengalami step grow polymerization dan
solid state polymerization . Pada skala laboratorium dapat mengalami kedua tipe sintesis tersebut.
Namun pada skala industri (sejauh ini) hanya tipe sintesis step grow polymerization. Step Grow
Polimerization adalah sintesis polimer yang mengacu pada mekanisme bi-fungsional atau multifungsi
monomer bereaksi untuk membentuk dimer, kemudian trimer , oligomer dan akhirnya memebentuk
rantai panjang polimer. Solid state polymerization adalah polimerisasi yang dilakukan dengan
mengkontakan molekul (monomer) dengan padatan (biasanya Kristalin). Selanjutnya molekul yang telah
berikatan tersebut disentesis dalam reaktan. Reaktor yang digunakan biasanya bed reactor fluidisasi.

Nilon dibentuk dari dari reaksi kondensasi hexametilen diamin dan sebuah asam dikarboksilat.
Berdasarkan panjang rantai karbonnya polyamide (nilon) mempunyai sifat yang beraneka ragam. Sifat
nylon yang beraneka ragam tersebut disebabkan adanya sifat fisikan yang berbeda. Berikut ini contoh
polymerization untuk Polyamide jenis nylon:

a. Nilon 6
Pada tahun 1937, Paul Schlack menemukan nilon 6 yang dibuat dari kaprolaktam. Sekarang nilon 6 telah
dibuat di seluruh dunia dengan berbagai nama dagang.
Polimerisasi dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Kaprolaktam dicairkan, disaring dan dipanaskan dibawah tekanan tinggi menjadi polimer
poliamida dengan drajat polimerisasi rata-rata 200
2. Kaprolaktam yang mengandung air 10% dipolimerisasikan dibawah tekanan tinggi dengan
pengontrolan uap.
Setelah dipolimerisasi monomer yang masih ada dihilangkan dengan pencucian.
Pemintalan dilakukan dengan cara pemintalan leleh dengan kecepatan sampai 1000 m/meter. Filament
yang terjadi dilewatkan mengelilingi dua buah rol.
Rol pertama memberikan air dan pembasah dan rol kedua memberikan emulsi minyak-air untuk
mengkondisikan benang. Kemudian benang ditarik sampai 5 kali panjang semula dicuci, dikeringkan
akhirnya digulung.

 Sifat fisika
- Kekuatan mulur, 8 gram per denier 16-20%% sampai 5 gram per denier 30%
- Berat jenis 1,14
- MR 4%
- Apabila direndam dalam air dan kemudian diperas, volumenya hanya bertambah 13%
- Tahan sinarnya seperti serat alam
- Melunak pada suhu 170-1800C dan meleleh pada suhu 2150C
 Sifat kimia
- Tahan terhadap kebanyakan pelarut organic seperti benzene, chloroform, aseton, ester-ester
dan eter-eter, tetapi larut di dalam fenol, kresol dan asam kuat.
- Tahan terhadap alkali
- Tahan terhadap asam-asam lemah dingin tetapi tidak tahan asam-asam dalam keadaan panas.
- Larut dalam asam formiat

Nilon 6 lebih dikenal dengan nama “Perlon” digunakan untuk benang ban, tali pancing tali temali, kaos
kaki, karpet, kain penyaring, dank an wanita.

b. Nilon 66
Nilon 66 dibuat dari asam adipat dengan heksametilena diamina.
Dalam pembuatannya, pertama-tama dipergunakan fenol. Fenol dibuat dengansulfonasi benzene yang
dibuat dari distilasi batubara atau minyak tanah.
Uap fenol bersama hydrogen dilewatkan melalui katalisator hingga terbentuk sikloheksanol. Dengan
asam nitrat pekat sikloheksanol dioksidasi menjadi asam adipat. Asam adipat direaksikan dengan
ammonia membentuk amida, oleh suatu katalisator amda di dehidrasi menjadi nitril.
Adiponitril direduksi dengan hydrogen dan kataliasator kobalt atau nikel dalam otoklaf membentuk
heksametilena diamina. Asam adipat dan heksametilena diamina dilarutkan dalam methanol secara
terpisah dan setelah dicampur akan terbentuk endapan heksametilena diamonium adipat yang disebut
garam nilon.

Garam nilon dilelehkan dalam atmosfir nitrogen dengan penambahan asam asetat sedikit untuk
mengatur berat molekul primer. Lelehan polimer tetap dijaga pada suhu 285-290 0C dan disemprotkan
celah membentuk suatu pita dengan lebar beberapa cm dan segera didinginkan dengan air dingin untuk
mengurangi ukuran Kristal.
Pita nilon dipotong-potong menjadi serpih-serpih nilon, yang kemudian dipintal dengan cara pemintalan
leleh. Pelelehan pada suhu 288 0C dalam atmsfir nitrogen dengan kecepatan pemintalan 1200 meter per
menit. Setelah melalui ruang pendingin kemudian dilewatkan ruang uap. Setelah itu filament ditarik
sampai 4 kali panjang semula dalamkeadaan dingin untuk menaikkan dan mengurangi mulurnya.
 Sifat fisika
- Kekuatan dan mulur, 8,8 gram per denier 18% sampai 4,3 gram per denier 45%. Kekuatan
basahnya 80-90% kekuatan kering
- Mempunyai tahan tekukan dan gosokan yang tinggi
- Mempunyai elastisitas yang tinggi, pada penarikan 8% elastis 100%, dan pada penarikan sampai
16% elastisitas 91%.
- Berat jenis 1,14
- Meleleh pada suhu 2630C dalam atmosfir nitogen, dan diudara meleleh pada suhu 250 0C

 Sifat kimia
- Tahan terhadap pelarut-pelarut dalam pencucian kering
- Tahan terhadap asam-asam encer
- Terurai dalam asam khlorida pekat mendidih selama beberapa jam menjadi asam adipat dan
heksametilena diamonium hidroklorida.
- Sangat tahan terhadap basa

Dengan kekuatan yang tinggi, nilon 66 sangat baik untuk kain parasut, tali temali yang memerlukan
kekuatan tinggi, pita penarik (belt), jala dan untuk industry tekstl lainnya.

c. Nilon 610
Nilon 610 dibuat dari heksametilena diamina dan asam sebasat. Titik leleh nilon 610 lebih rendah dari
nilon 66 yaitu 2140C.
Moisture regain nilon 610 juga lebih rendah dari nilon 66 yaitu 2,6%. Karena moisture regainnya yang
rendah nilon 610 tertama dipergunakan untuk sikat gigi.

d. Nilon 7
Nilon 7 dikembangkan di rusia dengan nama Enant dan dibuat dari lactam asam heptanoat atau lactam
asam enantat. Lactam asam heptanoat dibuat dari etilena dan karbon tetrakhlorida yang pada tekanan
50-15.000 lb/in dengan katalisator benzonil peroksida akan bereaksi

nC2H4 + Cl C Cl3  Cl (C2H4)n + C2Cl3


Apabila tekanannya kira-kira 1.500 lb/in hasil yang terjadi dengan n = 1,2,3 atau 4 dan masing-masing
mempunyai titik didih yang berbeda jauh sehingga dapat dipisahkan dnegan destilasi.
Hasil dengan n = 3 dapat dihidrolisa oleh asam sulfat menjadi asam Ѡ – khloroheptanoat yang dapat
bereaksi dengan ammonia nonhidrat pada suhu 230-250 0C menjadi lactam asam heptanoat.

Nilon 7 lebih tahan terhadap panas dan sinar ultra violet.

Anda mungkin juga menyukai