Anda di halaman 1dari 13

I.

Maksud dan Tujuan


I.1. Maksud
Untuk mengetahui bagaimana proses pencapan dengan zat warna bejana pada kain
kapas.

I.2. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh waktu steaming pada hasil proses pencapan pada kain
kapas menggunakan zat warna bejana.

II. Teori Dasar


2.1. Serat kapas
Kapas berasal dari bahasa Hindi  yaitu kapas, sedangkan dari bahasa Sanskerta yaitu
karpasa, kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa
disebut "pohon" /tanaman kapas), tumbuhan'semak' yang berasal dari daerah
tropikadan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat
kapas dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat
kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat
kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan
lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini
tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas),
dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun)
bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).
Ada beberapa sifat serat kapas yaitu diantaranya :
1. Menurut struktur fisik:
a. Kehalusan serat kapas
Kehalusan berhubungan dengan tingkat kematangan (kedewasaan) serat. Semakin
panjangi serat, maka semakin halus serat dalam kasus serat kapas, yang dinyatakan
dalam nilai desiteks dan bervariasi dari 1,1 sampai 2.3 desiteks.
 India = 2.2-2.3 dtex
 Amerika = 2,1-2,2 dtex
 Mesir = 1,2-1,8 dtex
 Sea Island = 1,0-1,1 dtex
b. Kekuatan
Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat, panjang
rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata adalah 96.700 pound
per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci 2. Kekuatan
serat bukan kapas pada umumnya menurut pada keadaan basah, tetapi sebaliknya
kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas kering, distribusi
tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas yang terpuntir dan tak
teratur. Dalam keadaan basah serat menggelumbung berbentuk silinder, diikuti dengan
kenaikan derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata dan kekuatan
seratnya naik.Serat kapas memiliki kekuatan yang cukup diantara serat alam dalam
dengan nilai 3-3.5 g / dtex. Kekuatan tarik kapas ada diantara wol dan serat sutera
c. Kekuatan mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantaranya serat-serat selulosa alam,
kira-kira dua kali mulur rami.Diantara serat-serat alam hanya sutera dan wol yang
mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13 %
bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.
d. Keliatan (toughnese)
Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima
kerja, dan merupakan sifat yang penitng untuk serat-serat selulosa alam, keliatan serat
kapas relatif tinggi tetapi dibanding dengan serat-serat selulosa yang diregenerasi, sutera
dan wol keliatannya rendah tinggi.  
e. Kekakuan (stiffness)
Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terdapat perubahan bentuk, dan
untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuataan saat putus
dengan mulur seat putus. Kekuatan dipengaruhi oleh berat molekul, kekuatan rantai
selulosa, derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai selulosa.
f. elastisitas
Pemulihan dari deformasi serat kapas, benang atau kain dari beban yang diterapkan
sangat rendah. Dengan menerapkan panas pemulihan tidak dapat dicapai. Pemulihan ini
dapat dicapai dengan cara: pertama;.Chemical treatment untuk meningkatkan crease
recovery, tapi masalahnya adalah bahan menjadi lebih keras karena penggunaan bahan
kimia. Kedua;.blending atau pencampuran kapas dengan serat elastis, misalnya
poliester, rasio campuran tergantung pada penggunaan akhir kain.
g. Dimensi Serat
Dimensi serat kapas yang terpenting adalah panjangnya, perbandingan panjang
dengan lebar serat kapas pada umuknya bervariasi pada 5000 : 1 sampai 1000 : 1.Kapas
yang lebih panjang cenderung mempunyai diameter lebih halus, lebih lembut dan
mempunyai konvolusi yang lebih banyak.
Panjang serat kapas Secara fisik serat kapas individu terdiri dari sel tubular tunggal yang
panjang. Panjangnya sekitar 1200-1500 kali dari lebarnya. Panjang serat kapas
bervariasi dari 16 mm sampai 52 mm, tergantung pada jenis kapas.
 Kapas India 16-25 mm
 Kapas Amerika 20-30 mm
 Sea Island 38-52 mm
 Kapas Mesir 30-38 mm
Untuk jenis kapas tertentu diameter asli dari serat kapas yang masih hidup relatif
konstan, tetapi tabel dinding sel sanat bervariasi dan hal ini menimbulkan variasi yang
besar baik dalam ukuran maupun bentuk karakteristik penampang lintang serat-serat
kapas dalam perdagangan.Dimensi serat-serat kapas tercantum pada tabel dibawah
ini : 

Tabel. DIMENSI SERAT-SERAT KAPAS

Serat Kapas Panjang (mm) Diameter (µ)


Rata-rata Maksimum rata-rata
 India 12 – 20 20 – 36 14,5 – 22
Amerika 16 – 30 24 – 48 13,5 – 17
Mesin 20 – 32 36 – 52 12 – 14,5
Sea Island 28 – 36 50 – 64 11,5 – 13

h. Kedewasaan Serat
Kedewasaan serat kapas dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Sel makin
dewasa, dinding sel makin tebal.Untuk menyatakan kedewasaan serat dapat
dipergunakan perbandingan antara tebal dinding dengan diameter serat. Serat dianggap
dewasa apabila tebal dinding lebih besar dari lumenya.
Pada satu biji kapas terdapat banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak
bersamaan sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima dari jumlah
serat kapas normal adalah serat serat yang belum dewasa. Serat-serat yang belum
dewasa adalah yang pertumbuhannya terhenti karena sesuatu sebab, misalnya kondisi
pertumbuhan yang jelek, letak buah pada tanaman kapas, dimana buah yang paling atas
tumbuh paling akhir, kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah yang tidak
dapat membuka dan lain-lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah apabila
jumlahnya terlalu banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan jumlah limbah yang
besar.Kapas yang belum dewasa dalam jumlah besar, dalam pengolahan juga akan
menimbulkan terjadinya nep, yaitu sejumlah serat kapas yang kuat menjadi satu
membentuk bulatan-bulatan kecil yang tidak dapat diuraikan lagi dalam proses
pengolahan berikutnya.Adanya nep menghasilkan benang yang tidak rata dan terjadinya
bintik-bintik berwarna muda pada bahan yang telah dicelup.
i. Warna
Warna kapas tidak betul-betul putihi, biasanya sedikit cream, beberapa jenis kapas
yang seratnya panjang seperti kapas mesir dan rima, warnanya lebih cream dari pada
kapas Upland dan Sea Island. Pigmen yang menimbulkan warna pada kapas belum
diketahui dengan pasti. Warna kapas akan main tua setelah penyimpanan selama 2 – 5
tahun. Ada pula kapas-kapas yang berwarna lebih tua, dengan warna-warna dari
Caramel, bhakti, sampai beige.
Karena pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, akan menyebabkan warna
menjadi keabu-abuah. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan menyebabkan
warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilamngkan dalam pemutihan.
j. Moisture regain
Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat
kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat bervariasi dengan
perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moisture  regain serat kapas pada
kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5 %.
k. Berat jenis dan indeks bias
Berat jenis serat kapas 1,50 sampai 1,56. Indeks bias serat kapas sejajar sumbu serat
1,58 indeks bias melintang sumbu serat 1,53
2. Sifat-sifat Kimia
Oleh karena kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia kapas
adalah sifat-sifat kimia selulosa.Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi
penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi
atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan
karena oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses
pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang
lama dalam suhu diatas 1400C.
Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa, dalam rental selulosa
membentuk hidroselulosa. Asam kuat dalam larutan menyebabkan degradasi yang cepat,
sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mongering pada serat akan menyebabkan
penurunan kekuatan. Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali
kuat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan penggelembungan yang besar pada
serat, seperti dalam proses mempercerisasi. Dalam proses ini kapas dikerjakan di dalam
larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi lebih besar dari 18%.Dalam kondisi ini
dinding primer menahan penggelumbungan serat kapas keluar, sehingga lumenya sebagian
tertutup. Irisan lintang menjadi lebih bulat, puntirannya berkurang dan serat menjadi lebih
berkilau. Hal ini merupakan alasan uitama mengapa dilakukan proses mencerisasi.
Disamping itu serat kapas menjadi lebih kuat dan afinitas terhadap zat warna lebih besar.
Pelarut-pelarut yang biasa dipergunakan untuk kapas adalah kupramonium hidroksida
dan kuprietilena diamina. Viskositas larutan kapas dalam pelarut-pelarut ini merupakan
faktor yang baik untuk memperkirakan kerusakan serat. Kapas mudah diserang oleh jamur
dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu yang hangat.
Apapun sumbernya derivat selulosa secara prinsif memiliki struktur kimia yang sama. Hal
ini bisa terlihat pada analisa hidrolisis, asetolisis dan metilasi yang menunjukan bahwa
selulosa pada dasarnya mengandung residu anhidroglukosa.Subsequent tersebut
menyesun molekul glukosa (monosakarida) dalam bentuk  β-glukopironase dan berikatan
bersama-sama yang dihubungkan pada posisi 1 dan 4 atom karbon molekulnya. Formula
unit pengulanganya menyerupai selobiosa (disakarida) yang kemudian membentuk selulosa
(polisakarida).

2.2. Pencapan Bejana

III. Percobaan
III.1.Alat dan Bahan
III.1.1. Alat 3.1.2. Bahan
 Kasa  Kain kapas
 Rakel  Zat warna bejana
 Meja cap  Pengental CMC
 Gelas untuk pasta cap  Zat higroskopis
 Ember untuk pengental  Na2CO3
 Pengaduk  Na2SO4
III.2. Diagram Alir

Pencapan Drying Steaming

Oksidasi Washing off Oksidasi

Evaluasi
- Ketuaan warna
- Kerataan warna
- Handling

III.3. Resep
III.2.1.Pasta Pencapan

Zat yang digunakan Jumlah


Zat warna bejana A 30 gram
Zat warna bejana B 10 gram
Zt higroskopik 100 gram
Na2CO3 50 gram
Na2SO4 70 gram
Pengental CMC 7 %
750 gram
(untuk zat warna A)
Pengental CMC 7 %
770 gram
(untuk zat warna B)

III.2.2. Pencucian

Zat yang digunakan Jumlah


Teefol 1 mL/L
Na2CO3 2 g/L
Suhu 70oC
Waktu 10 menit

III.3.Perhitungan Resep
30
Zat warna bejana A 30 gram = x 75 = 2,25 gram
1000
10
Zat warna bejana B 10 gram = x 75 = 0,75 gram
1000
100
Zat higroskopik = x 75 = 7,5 gram
1000
50
Na2CO3 = x 75 = 3,75 gram
1000
70
Na2SO4 = x 75 = 5,25 gram
1000
7
Pengental Induk = x 1000 = 70 gram
100
750
Pengental zat warna A = x 75 = 56,25 gram
1000
770
Pengental zat warna B = x 75 = 57,75 gram
1000

III.4. Fungsi Zat


Zat warna bejana : Sebagai pewarna yang digunakan dalam pencapan dan pembuatan
pasta cap.
Pengental : Zat pengental untuk menjaga zat warna tidak mengalami bleeding ketika
dicap.

IV. Hasil Percobaan


IV.1. Kerataan Warna
Waktu Steaming Nilai
5 menit 4
7 menit 4
9 menit 3
11 menit 3

Keterangan :

4 = Tidak rata
3 = Kurang rata
2 = Rata
1 = Sangat rata

IV.2. Ketuaan Warna


Waktu Steaming Nilai
5 menit 4
7 menit 4
9 menit 3
11 menit 3

Keterangan :
4 = Sangat muda
3 = Muda
2 = Tua
1 = Sangat tua

V. Diskusi
Pada proses pencapan yang telah dilakukan pada serat kapas dengan
menggunakan zat warna bejana adalah memvariasikan waktu steaming yaitu 5; 7; 9;
dan 11 menit.

Nilai
4.5
4 4
4
3.5
3 3
3
2.5
Nilai

2
1.5
1
0.5
0
5 menit 7 menit 9 menit 11 menit
Nilai
Waktu Steaming

Gambar 1. Grafik Kerataan Warna

Berdasarkan hasil evaluasi kerataan warna yang baik didapatkan pada waktu
steaming 5 menit dan 7 menit menghasilkan hasil cap yang lebih tidak rata
dibandingkan kain dengan waktu steaming 9 menit dan 11 menit. Namun pada
praktikum ini, keempat kain mengalami kelunturan saat akan dioksidasi, dimana kain
luntur saat dimasukan ke dalam larutan oksidator bahkan air kukusan sehingga hasil
yang didapatkan menyulitkan untuk dievaluasi. Namun berdasarkan literatur kerataan
yang didapatkan seharusnya baik karena zat warna bejana dengan metode ini akan
berwarna apabila zat warna sudah dibangkitkan.
Nilai
4.5
4 4
4
3.5
3 3
3
2.5
Nilai

2
1.5
1
0.5
0
5 menit 7 menit 9 menit 11 menit
Nilai
Waktu Steaming

Berdasarkan hasil evaluasi ketuaan warna didapatkan pada waktu steaming 5 menit
dan 7 menit menghasilkan hasil cap yang lebih tidak tua dibandingkan kain dengan
waktu steaming 9 menit dan 11 menit. Hal ini disebabkan karena proses steaming
merupakan hal terpenting yaitu terjadi fiksasi zat warna. Maka semakin lama waktu
steaming maka makin banyak pula yang terfiksasi. Namun pada keempat kain
didapatkan hasil yang tidak sempurna atau mengalami kelunturan saat di oksidasi. Hal
ini dapat disebabkan pada proses steaming yang tidak sempurna sehingga zat warna
tidak terfiksasi secara sempurna juga sehingga mengalami kelunturan.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dihasilkan hasil terbaik dari masing-
masing evaluasi adalah sebagai berikut :
 Tingkat ketuaan warna yang baik dihasilkan dari waktu steaming
 Tingkat kerataan warna yang baik dihasilkan dari waktu steaming.
 Handling

VII. Daftar Pustaka

Suprapto, Agus. Bahan ajar Praktikum Pencapan. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.

Lubis, Arifin., dkk, “Teknologi Pencapan Tekstil”. Bandung : Institut Teknologi


Tekstil,1998.
LAMPIRAN

Waktu Steaming 5 menit


Waktu Steaming 7 menit
Waktu Steaming 9 menit
Waktu Steaming 11 menit

Anda mungkin juga menyukai