Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

UJI MIKROSKOP

Disusun oleh : Hetiani Purnama Dewi


NPM : 19420038
Group/Kelompok : K2/R04
Dosen : Kurniawan, S.Si., MT.
Sri Lestari

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2020
I. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum ini diantaranya :
a.Mengenal bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan mikroskop.
 b. Agar praktikan mengetahui bentuk-bentuk penampang melintang, dan
membujur dari serat tekstil dan mengetahui struktur bagian dalam serat dan
permukaan serat.
II. Teori Dasar
Cara ini digunakan untuk memeriksa morfologi serat, pada pemeriksaanya
dibutuhkan suatu mikroskop. Dengan alat ini dapat dilakukan untuk
memeriksa serat dimana terdapat campuran serat yang berbeda jenisnya,
oleh karenaitu pemeriksaan dengan mikroskop adalah cara yang penting
dan banyak digunakan untuk identikasi serat.
II.1 Bagian-bagian Mikroskop dan fungsinya

a) Lensa okuler, memiliki kegunaan untuk memperbesar kembali


bayangan dari lensa objektif. Untuk perbesarannya umumnya 6, 10,
atau 12 kali. Lensa okuler merupakan lensa yang berhubungan
langsung dengan mata.
b) Lensa objektif, fungsinya untuk me-zoom bayangan objek. Untuk
perbesarannya umumnya 10, 40, atau 100 kali dan umumnya terdiri
dari 3 lensa.
c) Diafragma, gunanya untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk.
Fungsinya sama dengan pupil yang terdapat pada mata manusia.
d) Kondensor, memiliki kegunaan untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan dari cermin dan memusatkannya dibenda.
e) Cermin, berguna untuk memantulkan cahaya luar menuju ke bagian
kondensor dan diafragma.
f) Lengan mikroskop, fungsinya sebagai pegangan untuk
memindahkan mikroskop ke tempat lain.
g) Tabung mikroskop, gunanya untuk menyatukan antara lengan okuler
dengan lensa objektif.
h) Revolver, fungsinya untuk menyesuaikan perbesaran benda objektif
yang sobat mau.
i) Makrometer (pemutar kasar), berguna untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk menyesuaikan pusat dari
gambaran objek yang sahabat inginkan.
j) Mikrometer (pemutar halus), memiliki kegunaan untuk menaikkan
serta menurunkan tabung secara lambat untuk menyesuaikan pusat
dari gambaran objek yang kamu mau.
k) Meja benda, fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan preparat
dan benda yang akan dilihat dengan mikroskop. Terdapat dua
penghimpit untuk menghimpit preparat supaya tak bergeser saat
dilakukan pengamatan.
l) Kaki Mikroskop, gunanya sebagai penyangga serta bagian untuk
memegang mikroskop saat mau diangkat ke tempat lain.

Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita dapat
mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam pengujian
dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan membujur, dengan
percobaan mikroskop ini dapat mengetahui perbedaan serat yang satu dengan
serat yang lain. Tiap-tiap serat tekstil menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut
dapat diperiksa dengan berbagai cara, yaitu Pemeriksaan Visual (Mikroskop,
memutuskan benang, bahan kimia) dan uji pembakaran.
Pemeriksaan serat memerlukan suatu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop
merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi serat.
Pengamatan dengan alat ini, pada tahap awal sebaiknya dilakukan dengan
perbesaran < 100 X, kemudian untuk menghasilkan yang lebih baik digunakan
perbesaran 100 – 450 X.
Morfologi serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop ialah bentuk
pandangan membujur dan penampang lintangnya, dimensinya, adanya lumen dan
bentuknya, struktur bagian dalam dan permukaan serat. Pada pengamatan
membujur dilakukan dengan cara langsung serta pada pengamatan melintang bisa
menggunakan cara gabus, mikroton tangan atau mikroton mekanis, yang paling
mudah dilakukan dengan cara gabus.
2.2 Morfologi Serat
Serat adalah suatu material yang berbentuk halus dan memiliki perbandingan
panjang dan diameter yang besar. Serat biasa digunakan untuk bahan tekstil, entah
itu tekstil pakaian, tekstil rumah tangga, tekstil untuk konstruksi, tekstil untuk
industri ataupun tekstil untuk kesehatan. Dewasa ini, serat tekstil sangat
dibutuhkan oleh semua individu. Dikarenakan serat penting untuk kehidupan
sehari-hari, tanpa serat mungkin kita akan kekurangan kebutuhan.
Identifikasi serat didasarkan pada beberapa sifat khusus dari suatu serat,
yaitu morfologi, sifat kimia atapun sifat fisikanya.  Pada uji mikroskop kali ini,
akan diteliti mengenai morfologi dari beberapa serat.
Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan
perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut
ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis hewannya. Dalam batas tertentu
morfologi mempunyai bentuk yang tetap, oleh karena itu morfologi serat dari
serat alam sangat menentukan dalam identifikasi seratnya.
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.
Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain: cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat
jenis, pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara
yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.
Identifikasi serat-serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk
mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur,
dengan demikian dapat diketahui ciri-ciri suatu serat contohnya wool dimana
seratnya bersisik dilihat dari penampang membujur atau serat sutera mempunyai
penampang melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita
dapat mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam
pengujian dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan
membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan
serat yang satu dengan serat yang lain. Bentuk penampang melintang dan
membujur serat bermcam-macam dari yang berbentuk bulat beraneka ragam
sampai pipih.
Untuk pengamatan pandangan membujur serat, serat diletakkan sejajar
diatas kaca objek dan dipisahkan satu dari yang lainnya dengan jarum supaya
tidak menumpuk, kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan dari salah satu sisi
kaca penutup ditetesi medium. Jumlah air atau medium tidak boleh terlalu banyak,
tetapi tidak boleh terlalu sedikit. Kelebihan medium dapat dikurangi dengan kertas
saring.
Untuk pengamatan penampang melintang serat, dilakukan hal yang sama
seperti pada pengamatan membujur, tetapi sebelumnya serat harus dipotong
membentuk irisan lintang.
Suatu hal yang juga penting dalam persiapan ialah mencegah adanya
gelembung udara yang terlalu banyak. Gelembung udara hampir selalu ada,
meskipun persiapan telah dilakukan sebaik-baiknya. Dibawah mikroskop,
gelembung udara tersebut akan nampak sebagai bulatan-bulatan dengan garis tepi
gelap dan bagian tengah terang.
Serat alam memiliki penampang lintang yang sangat bervariasi, misalnya
pada serat kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti ginjal sampai pipih.
Sedangkan serat buatan untuk jenis yang sama mempunyi penampang lintang
yang hampir sama. Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan penampang
lintangnya berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester, sedangkan yang dipintal
dari larutan-larutan berbentuk tulang anjing atau berlekuk-lekuk misalnya pada
asetat selulos, orlon, dan rayon.
Penampang penampang membujur serat pun bermacam-macam mulai dari
bentuk pipih seperti pita terpuntir sampai yang berbentuk silinder untuk sebagian
besar serat buatan.

Pada umumnya serat-serat dengan penampang lintang yang pipih


memberikan kilap yang tinggi dan daya penutup yang baik tetapi pegangannya
kasar. Penampang lintang yang bulat akan memberikan pegangan dan rasa yang
enak, tapi daya menutupnya rendah. Makin luas permukan serat, daya hisap zat
warna makin baik. Terhadap serat buatan telah diusahakan untuk membuat
penampang lintang yang tidak bulat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
daya penutup yang lebih besar, kilau yang lebih baik atau pegangan seperti sutera.
Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan
perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut
ditentukan oleh jenis asal nya seperti tanaman dan hewannya. Dalam batas
tertentu morfologi mempunyai bentuk yang tetap, tidak bisa dirubah lagi, karena
berasal dari alam, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam sangat
menentukan dalam identifikasi seratnya.
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, pada serat buatan bentuk penampang bisa dirubah atau dibuat sesuai
keinginan, kebutuhan, dan bukan oleh jenis seratnya.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan
 Mikroskop
 Kaca preparat (Slide glass)
 Kaca Penutup (Cover Glass)
 Jarum mesin jahit
 Pipet tetes
 Kertas saring
 Gabus
 Silet tajam
 Benang
 Oven
b. Bahan :
1. Lem (lak merah)
2. Berbagai macam serat :
 Kapas
 Rayon Viskosa
 Rami
 Sutera
 Wool
 Polyester
 Poliakrilat
 Poliamida (Nylon)
 Polyester Kapas
 Polyester Rayon
 Polyester Wool

IV. Prosedur Kerja


A. Cara Kerja Uji Mikroskop Penampang membujur :
a. Serat ditaruh sejajar dengan kaca preparat dan dipisahkan satu
sama lain dengan menggunakan jarum sampai terpisah menjadi
halus
b. Serat yang berada diatas kaca preparat diatur supaya rata dan
renggang supaya mudah saat diuji
c. Serat yang berada di atas kaca preparat ditetesi air oleh pipet tetes
lalu ditutup kencang dengan kaca penutup.
d. Jika kelebihan pada preparat maka menggunakan tisu supaya
dihisap
e. Preparat yang sudah ada serat halus di dalamnya diletakkan di meja
mikroskop,lalu di amati
f. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop,pengamatan dimulai
dengan lensa objektif yang terkecil dengan tidak menggeser
objek,citra objek diperbesar dengan mengubah lensa objektif dari
pembesaran 4x, , kemudian dirubah 40x supaya lebih terlihat
penampang serat tersebut
g. Snap gambar penampang kemudian di print
B. Cara kerja uji mikroskop penampang melintang
a. Jarum mesin jahit yang berisi benang jahit ditusukkan ke tengah –
tengah gabus
b. Tusuk jarum berlawanan arah, lalu tarik benang yang menonjol,
kemudian jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan
benang pada gabus.
c. Ambil beberapa helai serat, jeratkan pada bagian benang.
d. Sekelompok serat yang telah dijeratkan, diberi lak merah dan
ditarik masuk ke dalam gabus.
e. Kemudian keluarkan dan tarik benang sampai serat benar-benar
masuk ke dalam gabus
f. Masukkan gabus ke dalam oven ± 15 menit
g. Ambil gabus dari dalam oven
h. Iris pertengahan gabus setipis mungkin
i. Irisan gabus yang terdapat potongan serat diletakkan pada kaca
preparat dengan meneteskan air , dan ditutup dengan kaca penutup.
j. Amati potongan serat di bawah mikroskop.
k. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan dimulai
dengan lensa objektif yang terkecil dengan tidak menggeser objek,
citra objek diperbesar dengan mengubah lensa objektif dari
pembesaran 4x, , kemudian dirubah ke 40x.
l. Snap gambar penampang kemudian di print.

V. Hasil Praktikum
NO NAMA SERAT GAMBAR SERAT KETERANGAN
Membujur Melintang Membujur Melintang
1 Kapas Berbentuk Seperti ginjal
pipih seperti atau kacang
pita yang di mede ada
puntir. lumen
ditengahnya

2 Rayon Viskosa Berbentuk Berlekuk –


silinder dan lekuk seperti
terdapat daun
serabut di semanggi
setiap serat
secara tidak
teratur.
3 Rami Memanjang Mirip kpas
seperti silinder tapi
lurus. bentuknya
lebih
lonjong,terda
pat bintik –
bintik kecil

4 Sutera Berbentuk Seperti


silinder dengan segitiga
lebar yang tumpul,
tidak merata. bening

5 Wool Berbentuk Membulat


silinder dengan ada garis tipis
bentuk seperti dipinggir,
sisik di juga berbintik
dalamnya.
6 Poliester Berbentik Bulat bersih
silinder polos
tidak berisi.

7 Poliakrilat Berbentuk Agak


silinder dan membulat
terdapat garis dan agak
yang sealur pipih
dengan
seratnya.
8 Poliamida / Berbentuk Bulat tetapi
Nylon silimder tidak
dengan bercak sempurna
titik
didalamnya.

9 Poliester : Kapas Terdapat dua Bulat tidak


jenis bentuk sempurna dan
yang terdapat bergerigi
puntiran dan
tidak puntiran.
10 Poliester : wool Terdapat dua Bulat dan
jenis serat yang bergerigi
satu terdapat
sisik dan yang
satu lurus tanpa
sisik.
11 Poliester :rayon Silinder yang Berbentuk
di dalamnya bulat
terdapat garis
dan yang polos.

VI. Pembahasan

Dengan melakukan uji mikroskop ini, dapat diamati dengan mudah morfologi
dari serat alam dan serat buatan dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik
secara melintang ataupun membujur. Untuk serat - serat alam pada umumnya
mempunyai morfologi serat yang spesifik dan mempunyai ciri khas tersendiri
untuk setiap seratnya jadi lebih mudah membedakan setiap jenis serat. Serat
alam terbentuk secara alamiah sehingga bentuk nya tetap tidak bisa dirubah.
Sedangkan serat buatan/sintetik agak sulit, untuk serat sintetik, tidak dapat
langsung diidentifikasi melalui uji mikroskop  karena bentuk dari serat sintetik
dapat diatur sesuai keinginan pembuat nya. Sehingga bentuk dari serat sintetik
yang satu seringkali tampak mirip dengan serat sintetik yang lainnya.  Bentuk
penampang bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya (tempat
pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah, pemintalan
kering, dan pemintalan leleh.
Bentuk dari bermacam - macam serat sangat beragam, seperti pada
penampang membujur terdapat ciri serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain.
Sedangkan pada pengamatan penampang melintang, terdapat ciri serat yang
berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti segitiga, dan lain-
lain.

Adapun literatur dan hasil pengamatan dari percobaan ini diantaranya :


1. Kapas

Literatur :

 Bentuk memanjang serat kapas ,pipih seperti pita yang terpuntir.


 Bentuk penampang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat
tatapi pada umunya berbentuk seperti ginjal.

Hasil Pengamatan:
Bentuk memanjang seperti pita yang terpuntir. Bentuk penampang
melintang seperti ginjal dan terdapat lumen di tengahnya.
2. Rayon Viskosa

Literatur:
Serat ini penampang lintangnya tidak simetri ,yaitu lekukan lekukan atau
bentuk gerigi terdapat pada separo filament dengan”kulit” yang lebih tipis
dibanding dengan separo bagian yang laib yang hampir tidak rata.
Hasil Pengamatan:
Bentuk penampang melintangnya sisi – sisinya bergerigi penampang
membujur pipih bergaris banyak sejajar dengan sumbu serat.
3. Rami

Literatur:
Penampang lintangnya berbentuk lonjong memanjang dengan dinding sel
yang tebal dan lumen lumayan piph.Ujung sel tumpul dan tidak berlumen.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis.
Bentuk melintang lonjong dan terdapatlumen ditengahnya.
4. Sutera

Literatur:
Penampang lintang serat sutera Bobyix Mori berbentuk segitiga dengan
sudut sudut yang membulat.Penampang lintang serat sutera tussah
berbentuk pasak., dan penampang lintang sutera Anaphe berbentuk
segitiga yang melengkung.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur silinder berselaput, dan mempunyai penampang
melintang segitiga tak beraturan dengan ukuran yang bervariasi.
5. Wool

Literatur:
Penampang lintang serat wool bervariasi dari bulat sampai
lonjong.Penyimpangan dan bentuk bulat biasanya dinyatakan dengan
perbandingan antara sumbu panjang dan sumbu pendek. Perbandingan
tersebut untuk bermacam macam wool mempunyai harga tetap.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur silinder seperti batang terdapat seperti sisik. Pada
penampang melintang bulat tidak sempurna.
6. Poliester

Literatur: Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat

 Dacron 62 » penampang lintang segitiga.

 Kodel » penampang lintang bulat .

 Vycron » penampang lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.

 Grilene » penampang lintang trolobal.

Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur silinder polos, . Dan pada penampang melintang bulat
kosong dengan ukuran yang sama .
7. Poliakrilat

Literatur:
Orlon » Pandangan membujurnya bergaris garis sedikit.Beberapa jenis
filament memiliki struktur penampang lintangnya menyerupai
trilobal.Bentuk ini diharapkab dapat mengurangi terjadinya “shiner” pada
kain.
Acrilan » Seperti silinder dengan penampang lintang hampir bulat dengan
tepi agak berlekuk lekuk karena dipintal dengan cara pemintalan basah.
Darvan » Penampang lintangnya agak pipih ,karena pemintalan kedalam
larutan kurang tepat.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti pipa ada garis tipis terputus.pada penampang
melintang seperti kacang.
8. Poliamida/Nylon

Literatur:
Memanjang seperti silinder yang rata dan penampang lintangnya hampir
bulat.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti pipa ada bintik-bintiknya. Dan bentuk melintang
bulat tak beraturan.
9. Poliester Kapas

Literatur:
Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat.
Vycron ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau
rayon.
penampang lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur silinder berbintik,seperti pita berpilin ada garis lumen.
Bentuk melintang bulat kosong dan seperti ginjal yang mempunyai lumen
di tengah.
10. Poliester : Rayon

Literatur:
Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat.
Vycron ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau
rayon.
penampang lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur silinder berbintik, pipih bergaris sejajar sumbu serat.
Bentuk melintang bulat kosong dan bergerigi.
11. Poliester : Wool

Literatur:
Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat.
Vycron ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau
rayon.
penampang lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur : silinder bergerigi. Dan bentuk melintang bulat kosong
dan bulat tidak sempurna.
VII. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari data pengamatan diperoleh bentuk-bentuk serat secara
melintang dan membujur, yaitu :
1. Kapas

 Membujur : seperti pita terpuntir mempunyai lumen.


 Melintang : seperti ginjal yang terdapat garis ditengahnya.

2. Rayon Viskosa

 Membujur : pipih bergaris, sejajar dengan sumbu serat.


 Melintang : bergerigi.

3. Rami

 Membujur : seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis dan berkerut


membentuk benjolan-benjolan kecil.
 Melintang : berbentuk lonjong dan terdapat garis ditengahnya.

4. Sutera

 Membujur : pipih bening


 Melintang : berbentuk segitiga.

5. Wool

 Membujur : silinder seperti batang terdapat seperti sisik.


 Melintang : bulat tidak sempurna.

6. Poliester

 Membujur : bulat,berbentuk pipih ada bintik-bintik.


 Melintang : bulat kosong.

7. Poliakrilat

 Membujur : seperti pipa ada garis tipis terputus.


 Melintang : seperti kacang.

8. Poliamida/Nylon

 Membujur : seperti pipa ada bintik-bintiknya.


 Melintang : bulat beraturan

9. Poliester Kapas

 Membujur : silinder berbintik,seperti pita berpilin ada garis lumen.


 Melintang : bulat kosong seperti ginjal yang mempunyai garis tengah.

10. Poliester Rayon

 Membujur : silinder berbintik, pipih bergaris sejajar sumbu serat.


 Melintang : bula kosong dan bergerigi.
11. Poliester Wool
 Membujur : silinder bergerigi.
 Melintang : bulat kosong dan bulat tidak sempurna.
VIII. Daftar Pustaka

Pedoman Praktikum  Idenfikasi Serat Tekstil. 2013. Sekolah Tinggi


Teknologi Tekstil
http://agungalridlo.blogspot.com/2017/09/laporan-praktikum-serat-
tekstil-uji.html
Hadi, Abdul. 2015. “Pengertian, Fungsi, dan Bagian
Mikroskop.”(https://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Fungsi-
Macam-Bagian-Mikroskop-Adalah.html)
https://ulfhamardiana.wordpress.com/2015/05/18/laporan-uji-
mikroskop-serat/

Anda mungkin juga menyukai