Disusun oleh:
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
• Untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan pada proses
perbaikan,pemeriksaan dan penguatan (retursir dan hardening)
• Untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar pengerjaan proses perbaikan,pemeriksaan
dan penguatan (retursir dan hardening)
1.2 Tujuan
• Dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dan proses cara persiapannya agar
diperoleh hasil pencapan yang baik nantinya
• Untuk mempelajari cara-cara pengerjaan proses perbaikan,pemeriksaan dan
penguatan (retursir dan hardening).
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan
melekatkan zatwarna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang
diinginkan. Sebelum mewarnai motif yang akan diperoleh pada kain cap maka
akan dilakukan proses pembuatan gambar pada kertas. Kemudian dari gambar
ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan motif
dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen,
dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup
oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian- bagian yang merupakan gambar
akan berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.
2. Pemilihan Gambar
Secara umum desain tekstil adalah proses merencana suatu karya seni yang
terpakai, dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, tata letak, bentuk dan
bisa diproduksi lebih banyak. Gambar yang telah didesain untuk pencapan adalah
gambar yang telah dilengkapi dengan ukuran, warna, repeat-joint dan step untuk
repeatnya. Desain tekstil adalah rancangan motif dan corak, baik struktur kain atau
permukaan kain dengan teknik titik, garis dan bidang warna. Proses merencanakan
motif atau pola kain dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, bentuk, tata
letak, harga, bisa diproduksi banyak, sambungan (repeat joint), langkah dan
pengulangan motif, karena tidak mungkin memberikan motif sepanjang kain. Dilihat
dari bentuknya gambar pencapan ada 2 jenis yaitu gambar repeat dan non-repeat.
2. Nomor Kasa
Penomoran Kasa adalah untuk menunjukan kehalusan dan kekuatan kasa datar.
Penomeran kasa dikenal denga istilah:
• Raster count (fabric number), menunjukan jumlah helai benang per cm.
• Mesh count, menunjukan jumlah helai benang per inci.
• Dan nomor matik (T) menunjukan jumlah helai benang per cm
Fabric number kecil, berarti monyl kasar, fabric number besar berarti monyl halus.
Untuk penomeran kain monyl (jenis kekuatan kasa) ada 4 yang dicantumkan, yaitu:
a. S (slight atau ringan)
b. M (medium atau sedang)
c. T (tight atau kuat)
d. HD (heavy duty atau sangat kuat)
Pelapisan larutan peka cahaya pada kasa cap yang telah terpasang pada
rangkanya dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan alat
Gauze Steching Machine atau Mesh setting. Dimana kasa telah dicuci bersih
dari lemak, kotoran serta dalam keadaan kering.
Setelah pembuatan larutan peka cahaya selesai, larutan dioleskan pada
permukaan screen bagian luar dengan menggunakan alat khusus sehingga
membentuk lapisan film yang tipis dan rata (tidak bocor), kemudian dikeringkan
dalam ruangan gelap atau bercahaya merah. pemulasan dengan larutan peka
cahaya ini dinamakan “coating”. Alat untuk coating dinamakan “doctor” atau
“rakel” yang terbuat dari kayu, karet ,plastik atau besi tahan karat.
Setelah penyinaran (expose) kodak trace yang terdapat motif dilepas dan
gambarnya akan terafdruk pada screen, kemudian screen disemprot dengan air
dingin, kalau masih belum berlubang dapat direndam dalam air panas 60-70oC,
sampai bagian yang bermotif menjadi berlubang dan bersih. Setelah itu
dikeringkan atau disinari dibawah sinar matahari atau didalam oven, yang perlu
diperhatikan selama pencucian dengan air, screen tidak boleh kena gerakan
mekanik yang mengakibatkan motif atau gambar yang dihasilkan menjadi rusak
atau berlubang. Hasil gambar pada diapositif atau kertas tembus pandang
dilekatkan pada permukaan luar screen serapat mungkin. Setelah itu dilakukan
penyinaran dengan lampu neon yang jaraknya dengan gasa sekitar 30 cm.
Urutannya adalah pada screen bagian dalam diberi busa yang akan menekan
gasa hingga menempel pada gambar, sedangkan lapisan luarnya terdapat
gambar diapositif yang rapat dengan kaca. Sementara dibawah kaca terdapat
lampu neon yang akan menyinari gasa. Setelah penyinaran ini, kertas tembus
pandang yang menempel pada screen dilepas sehingga akan terlihat bayangan
gambar pada screen. Segera setelah selesai screen direndam dalam air panas
bersuhu 700C, hingga bagian-bagian yang bermotif jadi berlubang dan
kemudian dilakukan pengeringan. Dalam pencucian dengan air ini screen tidak
boleh terkena gerakan-gerakan mekanik yang kuat apalagi digosok, karena akan
mengakibatkan kerusakan pada motif atau melubangi bagian yang seharusnya
tidak berlubang.
Zat peka cahaya biasanya terdiri dari dua komponen, yang satu adalah
cairan emulsion yaitu cairan kental yang berfungsi sebagai bahan pelapis
kedap cairan, dan satunya adalah cairan sensitizer yang bersifat peka
cahaya. Kedua cairan ini harus disatukan agar zat peka cahaya dapat
menghasilkan efek stencil yang kita inginkan.
Campur dan aduk hingga merata kedua cairan tersebut. Tips : zat peka
cahaya yang telah tercampur memiliki masa kadaluarsa ( biasanya sekitar 2
mingguan ) oleh karena itu ada baiknya anda mencampurnya sesuai
kebutuhan saja.
3. Oleskan zat peka cahaya ke screen
Setelah zat peka cahaya kering, ditandai dengan tidak lengket atau
terasa lembab bila kita raba, maka kita perlu memasang Film Sablon di posisi
yang kita inginkan. Pasang Film sablon di bagian luar screen, gunakan selotip
untuk menempelkan film sablon tersebut agar tidak bergeser posisinya saat
kita ekspose nanti
1. Pemeriksaan kasa
Dalam pemeriksaan kasa untuk persiapan pendapa ada pemeriksaan
awal yaitu setelah gambar dipindahkan dari klise ke kasa (exposure) dan
pemeriksaan akhir yaitu bilamana kasa tersebut selesai diperbaiki, kemudian
bagian dalamnya dilapisi lak, biasanya dilanjutkan dengan percobaan pendapa
pada kain atau kertas untuk mengetahui sesungguhnya hasil pencapan dari
kasa tersebut
BAB III
METODOLOGI
b. Penguatan (Hardening)
• Screenlak LAK DN
• Kain Pembersih Kering
• Penggaris
• Minyak tanah
2. Penguatan (Hardening)
• Siapkan kasa yang telah selesai dilakukan proses pengafdrukan.
• Siapkan larutan hardener (Lak DN) agar motif menjadi kuat.
• Siapkan penggaris sesuai kebutuhan Anda.
• Oleskan larutan hardener pada bagian dalam kasa.
• Pada bagian depan motif kasa, bersihkan motif dari larutan hardener
menggunakan kain pembersih yang kering sampai motif tembus cahaya.
• Kemudian keringkan.
DAFTAR PUSTAKA