Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCAPAN 1

PEMERIKASAAN,PERBAIKAN DAN PENGUATAN KASA


(RETURSIR DAN HARDENING)
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Teknologi
Pencapan 1)

Disusun oleh:

Nama : Hetiani Purnama Dewi (19420038)


Group : 2K2
Dosen : Hardianto,S.S.T, M.Eng.,
Asisten : Brilyan M. R. R., SST
Drs.Solehudin

POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
• Untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan pada proses
perbaikan,pemeriksaan dan penguatan (retursir dan hardening)
• Untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar pengerjaan proses perbaikan,pemeriksaan
dan penguatan (retursir dan hardening)
1.2 Tujuan
• Dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dan proses cara persiapannya agar
diperoleh hasil pencapan yang baik nantinya
• Untuk mempelajari cara-cara pengerjaan proses perbaikan,pemeriksaan dan
penguatan (retursir dan hardening).

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan
melekatkan zatwarna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang
diinginkan. Sebelum mewarnai motif yang akan diperoleh pada kain cap maka
akan dilakukan proses pembuatan gambar pada kertas. Kemudian dari gambar
ini masing-masing warna dalam komponen gambar yang akan dijadikan motif
dipisahkan dalam kertas film. Dari kertas film inilah motif dipindahkan ke screen,
dimana dalam screen ini bagian-bagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup
oleh zat peka cahaya sedangkan untuk bagian- bagian yang merupakan gambar
akan berlubang dan dapat meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.

2.2 Persiapan Sebelum Pencapan


2.2.1 Pembuatan Sketsa Gambar
1. Pembuatan Pola/Gambar/Desain
Membuat gambar merupakan langkah awal dari proses pencapan, karena
dari gambar itu diketahui bentuk, warna dan ukuran objek yang akan dicap,
sehingga didapat hasil pencapan yang sesuai dengan yang diinginkan.
Merencanakan dan membuat gambar dalam teknik pencapan bisa disebut
membuat desain printing. Desain artinya merencanakan, membuat pola – pola.
Sebetulnya gambar dan desain tidak dapat dipisahkan, gambar merupakan bentuk
gambaran dari kain yang akan
dicap, sedangkan desain merupakan rancangan dari para perancang akan gambar
yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen.

2. Pemilihan Gambar
Secara umum desain tekstil adalah proses merencana suatu karya seni yang
terpakai, dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, tata letak, bentuk dan
bisa diproduksi lebih banyak. Gambar yang telah didesain untuk pencapan adalah
gambar yang telah dilengkapi dengan ukuran, warna, repeat-joint dan step untuk
repeatnya. Desain tekstil adalah rancangan motif dan corak, baik struktur kain atau
permukaan kain dengan teknik titik, garis dan bidang warna. Proses merencanakan
motif atau pola kain dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, bentuk, tata
letak, harga, bisa diproduksi banyak, sambungan (repeat joint), langkah dan
pengulangan motif, karena tidak mungkin memberikan motif sepanjang kain. Dilihat
dari bentuknya gambar pencapan ada 2 jenis yaitu gambar repeat dan non-repeat.

2.2.2 Pembuatan Klise/film (Teknik Tracing)


klise pada pencapan dapat dibuat dari bahan sejenis plastik, kertas kalkir,
kertas HVS atau sejenisnya. Adapun persyaratan bahan yang dapat digunakan
untuk klise adalah:
- Transparan atau dapat tembus cahaya
- Stabil tidak mudah melengkung atau menyusut dalam cuaca panas maupun
dingin
- Tipis, setipis mungkin agar tidak terjadi indeks bias pada waktu penyinaran
- Dapat mudah ditulis atau digambar dengan tinta untuk klise
- Tidak mudah sobek
Bahan untuk klise yang paling baik adalah sejenis plastik antara lain
kodaktrace, mofilex dll bahan tersebut tahan sampai bertahun-tahun, selain itu
kertas kalkir, kertas HVS dan plastic dapat juga digunakan, tetapi hanya untuk
waktu tertenttu, karena baha-bahan tersebut tidak tahan cuaca panas, dingin atau
lembab yang menyebabkan perubahan dimensi seperti melengkung, mengkerut,
menyusut dan lain-lain, sehingga apabila digunakan gambar akan berubah dan
akan mengalami kesulitan terutama klise yang lebih dari satu warna.
2.2.3 Pembuatan kasa baru dan penghapusan kasa lama (Stripping)
Kasa (screen) merupakan alat yang sangat penting dalam pencapan kasa (screen
printing) kerana kasa adalah alat pencapan gambar-gambar pada kain. Kasa untuk
pencapan terdiri dari kain kasa dan rangka (frame), kemudian diberi motif (gambar)
yang berupa motif yang tembus dan motif yang tidak tembus pasta warna. Pada motif
yang tembus pasta warna akan terjadi pewarnaan, bila dicapkan pada kain, sebaliknya
pada motif yang tidak tembus tidak mewarnai kain
1. Kasa/Screen
Kasa/Screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar
di atas benda - benda yang dicap (sablon). Teksturnya sangat halus (seperti Sutera)
dan memiliki jumlah kerapatan pori pori bertingkat, jumlah kerapatan inilah yang
berfungsi menyaring atau menentukan jumlah pasta cap yang keluar melalui kasa. Kain
kasa adalah sarana utama dalam pencapan (sablon), banyak jenis kain kasa bisa
digunakan, pada awalnya kain kasa dibuat dari sutera, katun, viskosa rayon atau
selulosa diasetat, yang semuanya tersebut mempunyai sifat sangat hidrofilik
sedangkan pasta cap mengandung air sehingga kestabilan tegangan kasa sulit dicapai.
Oleh sebab itu perkembangan selanjutnya adalah digunakan kasa yang terbuat
dari serat sintetis, seperti nilon dan poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga
kestabilan tegangan kasa terjaga, tidak mudah mulur ataupun mengkeret, kain kasa
yang mudah mulur ataupun mengkeret menyebabkan berubahnya corak yang telah
ditentukan, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga
memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa.
Kain kasa terbuat dari tenunan dengan benang twist tinggi dari jenis serat tertentu
yang memenuhi syara. Kasa (screen) terdiri dari dua jenis kasa, yaitu:
a. Kasa Datar (Flat Screen)
Terdiri dari rangka bentuk empat persegi dan kain kasa. Terbuat dari kayu atau
logam tahan karat. Syarat : stabil dan tahan terhadap perlakuan selama proses
pencapan. Kain kasa biasanya terbuat dari kain tenun anyaman polos dari serat filamen
nilon atau poliester.
b. Kasa Putar (Rotary Screen)
Kasa berbentuk silinder panjang, terbuat dari logam nikel yang dibuat melalui
proses elektrodeposisi nikel (nickel plating) yang permukaannya berlobang bulat
sampai heksagonal menonjol dengan ketebalan 0,1 mm Kain tenun untuk kasa harus
memenuhi syarat antara lain : mempunyai daya tahan tinggi, tidak mengembang atau
mengkeret dalam keadaan basah atau kerung, anyaman tidak bergeser dan tahan
terhadap zat kimia yang digunakan untuk pasta cap. Apabila persyaratan tersebut tidak
terpenuhi, akan menyebabkan berubahnya corak-corak yang telah ditentukan. Kain
tenun yang memenuhi syarat untuk kasa pencapan adalah tenun yang terbuat dari
organdi, poliamida poliester, sutera, monyl, dan lain-lain, sedangkan untuk kasa logam
diantaranya fosfor braunze.
Pada saat ini untuk keperluan kain kasa lebih banyak terbuat dari serat poliester
twist tinggi, poliester yang paling cocok dan memenuhi syarat untuk kasa pencapan,
antara lain kekuatannya tinggi mulurnya lebih rendah dari pada nilon dan mempunyai
daya tahan tinggi terhadap zat kimia. Pemilihan kain tenun untuk kasa ditentukan oleh
corak atau gambar atau garis-garis yang akan dibuat. Untuk corak-corak yang kasar
(besar) dapat dipakai kasa yang besar pula, sedangkan untuk corak yang halus dipakai
kasa yang halus.

2. Nomor Kasa
Penomoran Kasa adalah untuk menunjukan kehalusan dan kekuatan kasa datar.
Penomeran kasa dikenal denga istilah:
• Raster count (fabric number), menunjukan jumlah helai benang per cm.
• Mesh count, menunjukan jumlah helai benang per inci.
• Dan nomor matik (T) menunjukan jumlah helai benang per cm
Fabric number kecil, berarti monyl kasar, fabric number besar berarti monyl halus.
Untuk penomeran kain monyl (jenis kekuatan kasa) ada 4 yang dicantumkan, yaitu:
a. S (slight atau ringan)
b. M (medium atau sedang)
c. T (tight atau kuat)
d. HD (heavy duty atau sangat kuat)

3. Bingkai atau Frame


Adalah rangka yang membentuk kasa pencapan (screen printing) menurut bentuk
dan ukuran yang disesuaikan dengan keperluan pencapan, tetapi pada umumnya
bingkai berbentuk empat persegi panjang. Bahan yang digunakan untuk bingkai
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Kuat dan stabil, tidak mudah melenting atau mengkerut
- Tahan terhadap air dan zat kimia yang digunakan untuk pencapan
- Mudah dilekati perekat dan tahan lama
- Ringan, tidak terlalu berat
4. Pemasangan Kasa pada Rangka
Kasa yang telah terpasang pada rangka, benang-benangnya harus lurus sejajar
dengan rangka. Cara pemasangan kasa pada rangka terdapat beberapa cara, yaitu:
• Pemasangan kasa dengan tangan
Pemasangan kasa dengan tangan adalah pemasangan yang hanya dengan
alat atau benda yang sederhana. Contohnya : papan, tongkat dan stepler.
• Pemasangan kasa dengan meja penarik (mesin)
Pemasangan kasa dengan meja penarik atau mesin, lebih mudah dari pada
cara dengan tangan, tidak memerlukan banyak orang dan tegangan kasa
dapat diatur dengan memutar handel penarik. Mesin pemasang kasa terdapat
dua macam, yaitu:
- Mesin yang menggunakan sistem mekanik
- Mesin penarik kasa menggunakan sistem hidrolik
➢ Pemasangan kasa secara manual
Yang dimaksud pemasangan kasa dengan tangan adalah pemasangan
hamya dengan alat atau benda sederhana misalnya papan, tongkat kayu, stepler.
Cara pemasangan kasa dengan tangan menggunakan papan atau bangku kayu:
• Siapkan rangka kasa dan ukurlah panjang dan lebar rangka bagian luar
kemudian rangka direndam dalam air selama 30 menit.
• Potonglah kain kasa yang luasnya yang sama dengan luas rangka bagian
luar ditambah masing masing sisi 2 cm
• Kemudian sisi AC dan CD disambung dengan kain biasa selembar 8- 10 cm
untuk penarikan kearah panjang dan kearah lebar
• Kasa dilekatkan pada sisi AB dengan dipaku atau stepler sepanjang sisi
tersebut demikian juga sisi BC
• Sisi A – B dari kasa dipakukan dengan stepler pada papan ataumeja kayu
dimana posisi rangka pada kemiringan 70°
• Sebelum penarikan , kasa dibasahi dulu agar tidak kaku
• Penarikan dapat dilakukan dengan menekan rangka perlahan lahan
kebawah, sehingga terjadi tegangan pada sisi A-B dan D-C
• Periksa tegangan kasa setelah penarikan, bila tegangannya sudah rata
maka sisi AC dapat dipaku, pemakuan dalam posisi miring
• Setelah sisi AC dipaku kemudian ujung sisi AC dipotong sehinggga lepas
dari papan
• Kini giliran sisi C-D dipakukan pada papan dalam posisi
kemiringannya 70°
• Kemudian dilakukan penarikan seperti halnya sisi A-C dan dipaku
• Setelah selesai sisi kasa dirapihkan dengan guting dan kasa yang sudah
terpasang pada rangka siap untuk diproses lebih lanjut .

➢ Pemasangan Kasa dengan Meja Penarik (Stretching)


Pemasangan kasa dengan meja penarik atau mesin, lebih mudah dari
pada cara dengan tangan, tidak memerlukan banyak orang dan tegangan kasa
dapat diatur dengan memutar handel penarik. Mesin pemasang kasa ini ada
beberapa macam diantaranya dengan system mekanik dan hidrolik.
1. Mesin yang menggunakan sistem mekanik
Rangka kasa tidak bergerak, keempat sisi kasa dipasang pada pada
lempengan penarik yang ada jarumnya.
Salah satu sisi lempeng tersebut (lempeng 1) pasif artinya diam tidak
bergerak, sedangkan ketiga sisi lempeng yang lain (2,3 dan 4) aktif bergerak
menarik kasa apabila handel penarik diputar kekaan (handel c1, c2, d1, d2,
e1 dan e2) masing masing sisi lempeng ada 2 handel pemutar, sehingga
seluruhnya ada 6 handel.
Dengan demikian tegangan kasa dapat diatur dengan memutar masing
masing handel pemutar.
2. Mesin penarik kasa yang menggunakan system hidrolik
Pada mesin ini rangka kasa bergerak naik turun dengan tenaga hidrolik,
sedangkan keempat sisi kasa dipasang pada empat sisi lempeng yang ada
jarumnya untuk mengait (memegang) sisi kasa dan tidak bergerak,
sehingga apabila rangka naik keatas akan terjadi tegangan pada kasa.
Tegangan kasa dapat dilihat ukurannya pada tekanan kompresor

2.2.4 Proses Pemindahan Gambar (exposure)


Proses afdruk screen adalah sebuah proses photokimia, artinya sebuah
proses kimiawi dari bahan yang bersifat peka cahaya. Dengan menggunakan zat
peka cahaya yang bersifat peka cahaya, maka kita akan bisa menghasilkan efek
stencil, yaitu lubang bergambar. Melalui lubang bergambar inilah tinta akan turun
dan tercetak diatas bahan.
Proses Afdruk dalam sablon biasa dilakukan sebelum proses pencetakan
(pracetak). Tujuannya adalah menciptakan bentuk yang sesuai dengan yang kita
inginkan diatas kain saring ( screen ), sehingga saat kita menyapu tinta cetak
yang telah kita tuangkan diatas screen tersebut akan turun sebatas yang telah
kita bentuk diatas screen tersebut. Keahlian dalam proses afdruk merupakan
salah satu syarat penting untuk menghasilkan hasil cetak sablon yang baik.
Dan meskipun kelihatannya mudah, namun banyak / sering sekali bagi
mereka yang baru mempelajari teknik menyablon mengalami kegagalan dalam
proses ini. Sebenarnya permasalahannya terletak pada waktu penyinaran /
eksposing – nya, anda harus banyak bereksperimen untuk menemukan waktu
penyinaran yang tepat.
Screen yang sudah tidak bermotif atau kosong, selanjutnya dibersihkan
dari kotoran, lemak, dll yang mungkin terdapat pada screen. Screen dicuci
dengan air panas yang diberi sedikit dengan soda abu atau cara lain dengan
memoleskan larutan NaOH 20 %, kemudian diamkan 5-10 menit, kemudian
dicuci dan disemprot dengan air, lalu dinetralkan dengan asam dan selanjutnya
dicuci kembali dengan air sampai benar-benar bersih.
Jenis Jenis Zat Pekat Cahaya
Zat peka cahaya adalah zat yang peka terhadap cahaya. Artinya zat
tersebut apabila terkena cahaya akan berubah fisiknya misalnya dari lembek
menjadi keras, atau dari lemah menjadi kuat. Demikian juga zat peka cahaya
yang biasa digunakan untuk kasa, apabila terkena cahaya akan menjadi keras
dan melekat kuat pada kasa, sebaliknya yang tidak terkena cahaya akan tetap
lembek dan apabila disemprot dengan air akan lepas.
Jenis-jenis zat peka cahaya diantaranya sebagai berikut:
1) Gelatin-bikromat : Campuran gelatin dan amonium dikromat.
2) Krome-gelatin : Campuran amonium (kalium) dikromat dengan
gelatin.
3) Super emulsion : Larutan krom gelatin yang sudah jadi, berwrna
kehijau-hijauan dan bisa langsung dipakai

Pelapisan larutan peka cahaya pada kasa cap yang telah terpasang pada
rangkanya dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan alat
Gauze Steching Machine atau Mesh setting. Dimana kasa telah dicuci bersih
dari lemak, kotoran serta dalam keadaan kering.
Setelah pembuatan larutan peka cahaya selesai, larutan dioleskan pada
permukaan screen bagian luar dengan menggunakan alat khusus sehingga
membentuk lapisan film yang tipis dan rata (tidak bocor), kemudian dikeringkan
dalam ruangan gelap atau bercahaya merah. pemulasan dengan larutan peka
cahaya ini dinamakan “coating”. Alat untuk coating dinamakan “doctor” atau
“rakel” yang terbuat dari kayu, karet ,plastik atau besi tahan karat.

Setelah penyinaran (expose) kodak trace yang terdapat motif dilepas dan
gambarnya akan terafdruk pada screen, kemudian screen disemprot dengan air
dingin, kalau masih belum berlubang dapat direndam dalam air panas 60-70oC,
sampai bagian yang bermotif menjadi berlubang dan bersih. Setelah itu
dikeringkan atau disinari dibawah sinar matahari atau didalam oven, yang perlu
diperhatikan selama pencucian dengan air, screen tidak boleh kena gerakan
mekanik yang mengakibatkan motif atau gambar yang dihasilkan menjadi rusak
atau berlubang. Hasil gambar pada diapositif atau kertas tembus pandang
dilekatkan pada permukaan luar screen serapat mungkin. Setelah itu dilakukan
penyinaran dengan lampu neon yang jaraknya dengan gasa sekitar 30 cm.
Urutannya adalah pada screen bagian dalam diberi busa yang akan menekan
gasa hingga menempel pada gambar, sedangkan lapisan luarnya terdapat
gambar diapositif yang rapat dengan kaca. Sementara dibawah kaca terdapat
lampu neon yang akan menyinari gasa. Setelah penyinaran ini, kertas tembus
pandang yang menempel pada screen dilepas sehingga akan terlihat bayangan
gambar pada screen. Segera setelah selesai screen direndam dalam air panas
bersuhu 700C, hingga bagian-bagian yang bermotif jadi berlubang dan
kemudian dilakukan pengeringan. Dalam pencucian dengan air ini screen tidak
boleh terkena gerakan-gerakan mekanik yang kuat apalagi digosok, karena akan
mengakibatkan kerusakan pada motif atau melubangi bagian yang seharusnya
tidak berlubang.

Alat – alat yang dibutuhkan untuk proses afdruk adalah :


• Screen sablon yang sudah bersih dari tinta dan kotoran lainnya ( bisa juga
screen baru ).
• Zat peka cahaya sesuai kebutuhan.
• Alat Pengoles Zat peka cahaya ke screen, mis; Coater Afdruk, penggaris
mika, bisa juga menggunakan rakel sablon sesuai ukuran screen yang
akan di afdruk.
• Meja Afdruk, meja dengan lampu yang dirangkai khusus untuk proses
ekspose/penyinaran screen.
• Kaca dan triplek, bila anda tidak menggunakan meja afdruk, melainkan
menggunakan sinar matahari sebagai sumber cahaya pada proses
ekspose/penyinaran screen.
• Busa Afdruk dan kain hitam.
• Rak pengering atau bisa juga menggunakan hairdryer untuk membantu
mengeringkan zat peka cahaya.
• Semprotkan air untuk membantu proses peluruhan zat peka cahaya
setelah proses ekspose/penyinaran screen berhasil.
➢ Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Pastikan screen yang akan diafdruk bersih
Meskipun menggunakan screen yang baru dibeli, tetap pastikan bahwa
permukaan kain screen sudah bersih dari debu atau kotoran lainnya. Screen
yang kotor akan mengganggu proses penempelan zat peka cahaya dan yang
lebih parahnya lagi dapat menghambat tinta turun nantinya karena pori – pori
kain screen masih tersumbat oleh kotoran tersebut.
2. Campurkan dua komponen zat peka cahaya

Zat peka cahaya biasanya terdiri dari dua komponen, yang satu adalah
cairan emulsion yaitu cairan kental yang berfungsi sebagai bahan pelapis
kedap cairan, dan satunya adalah cairan sensitizer yang bersifat peka
cahaya. Kedua cairan ini harus disatukan agar zat peka cahaya dapat
menghasilkan efek stencil yang kita inginkan.
Campur dan aduk hingga merata kedua cairan tersebut. Tips : zat peka
cahaya yang telah tercampur memiliki masa kadaluarsa ( biasanya sekitar 2
mingguan ) oleh karena itu ada baiknya anda mencampurnya sesuai
kebutuhan saja.
3. Oleskan zat peka cahaya ke screen

Oleskan zat peka cahaya yang telah tercampur ke permukaan screen


sablon. Gunakan alat pengoles seperti mis ; coater afdruk, penggaris mika atau
rakel sablon yang disesuaikan dengan ukuran screen ( bisa masuk ke bingkai
dalam screen yang anda gunakan ). Oleskan secara merata ( mula-2 akan
cukup sulit untuk memperoleh hasil polesan yang rata – namun seiring
kebiasaan, maka anda akan dapat melakukannya ).
Tips : oleskan zat peka cahaya di bagian luar dan dalam kain screen,
lakukan berulang kali sampai lapisan zat peka cahaya menutup cukup tebal di
permukaan kain screen, sehingga nantinya hasil afdruk dapat bertahan lebih
lama.

4. Keringkan zat peka cahaya

Setelah zat peka cahaya terpoles rata, maka kita harus


mengeringkannya. Jangan dijemur di bawah terik matahari terlebih dahulu,
karena zat peka cahaya tersebut masih bersifat peka cahaya. Gunakan
bantuan rak pengering atau kipas angin atau hairdryer untuk
mengeringkannya.

5. Pasang Film Sablon

Setelah zat peka cahaya kering, ditandai dengan tidak lengket atau
terasa lembab bila kita raba, maka kita perlu memasang Film Sablon di posisi
yang kita inginkan. Pasang Film sablon di bagian luar screen, gunakan selotip
untuk menempelkan film sablon tersebut agar tidak bergeser posisinya saat
kita ekspose nanti

Tips: perhatikan kemana film sablon menghadap, banyak sekali pemula


yang kebingungan saat hendak menempelkan film sablon ini. Untuk sablon
normal, maka film sablon kita tempel dengan menghadap keatas ( terbaca dari
bagian dalam screen ). Sedangkan bila hendak sablon terbalik/ mirror, maka
film sablon kita tempel menghadap kebawah.
lihat ilustrasi di bawah ini ( sudut pandang : bagian dalam screen ) :

6. Proses Ekspose/Penyinaran Screen


Setelah Film Sablon terpasang dengan baik, maka saatnya kita memulai
proses penyinaran/ ekspose screen. Ada dua sumber cahaya yang bisa kita
gunakan dalam proses ekspose ini, yaitu : cahaya matahari dan cahaya lampu.
Yang perlu anda perhatikan dengan baik adalah lamanya penyinaran.
Karena kondisi yang berbeda – beda, maka waktu sinar pun bisa sangat
berfariasi. Zat peka cahaya yang tersedia di pasaran pun memiliki waktu sinar
yang berbeda – beda. Sehingga adalah penting bagi anda untuk mencoba
mencari waktu sinar / ekspose yang tepat sesuai dengan kondisi yang biasa
anda hadapi, mis ; sumber cahaya yang anda gunakan, merek zat peka cahaya
yang anda pakai, dsb.
ilustrasi untuk ekspose dengan meja lampu sederhana :
catatan : lampu tidak perlu yang mengandung UV, cukup lampu neon
panjang biasa, usahakan jarak lampu sedekat mungkin dengan permukaan kaca
(± 5 cm )
7. Siram dengan air
Setelah proses ekspose selesai, maka lepaskan semua peralatan afdruk
( busa, film sablon, kain hitam, dsb. ) dan siram screen dengan air bersih. Bila
anda mempunyai semprotan air yang kencang, itu bisa membantu. Tujuan kita
menyiram dengan air adalah untuk meluruhkan zat peka cahaya yang tertutup
oleh film sablon, sehingga nantinya menimbulkan efek stencil ( lubang
bergambar).
Gunakan bantuan semprotan air untuk membuka lubang gambar
tersebut hingga sempurna. Bila waktu ekspose yang anda lakukan tepat waktu,
maka biasanya proses penyiraman/ peluruhan ini tidak terlalu sulit. Namun bila
waktu ekspose terlalu lama, maka anda akan mendapati kondisi sulit untuk
meluruhkan lubang gambar tersebut. Sebaliknya, bila terlalu cepat, maka
lubang gambar gampang hancur.
Jadi, kalo permukaan afdrukannya sudah disinari, cabut gambarnya, lalu
basahi screen dengan air, usap-usap dengan jari dari depan & belakang
screen, kemudian coba deh di semprot dengan Hair Spray. kalau semua sudah
selesai dikerjakan, bilas screen dengan air bersih, lalu jemur screen dengan
matahari supaya tambah keras & Kuat. Tapi kalau malam, yah keringin pake
Hair Dryer lalu taburi dengan penguat Screen yang namanya bisa dibeli di
tempat peralatan sablon. soalnya tiap2 daerah namanya berbeda-beda. Jika
screen sudah selesai di keringkan maka screen sudah siap untuk di gunakan /
siap dipakai.
8. Keringkan Screen
Setelah lubang gambar terbuka sempurna dan anda puas dengan
hasilnya, maka anda tinggal mengeringkan screen tersebut sebelum
menggunakannya dalam proses sablon. Kali ini anda boleh mengeringkannya
dengan menjemurnya di bawah terik matahari ( malah dianjurkan karena dapat
memperkuat hasil afdrukan ), hanya saja hati-2 bila banyak debu yang
bertebaran di lokasi anda karena dapat mengotori screen tersebut.
9. Tutup bagian yang bocor
Setelah kering, periksa kembali screen untuk melihat bilamana ada
bagian yang masih berlubang atau bocor. Tutup tepian sekeliling bingkai
screen karena biasanya tinta masih bisa merembes melalui celah diantara
bingkai screen. Gunakan lakban yang kuat terhadap cairan untuk menutupnya.
10. Siap untuk menyablon
Screen anda sudah terafdruk dengan baik, sekarang anda sudah siap

2.2.5 Pemeriksaan, Perbaikan dan Penguatan Kasa (Retouching and Hardening)


Gambar yang telah dipindahkan dari klise ke kasa tidak dapat langsung
digunakan untuk proses pendapa, karena gambar pada kasa tersebut masih
lemah. Apabila dipaksakan untuk pendapa, maka zat peka cahaya yang
membentuk gambar/motif pada kasa akan cepat gugus dan tidak dapat dipakai
kembali. Selain itu gambar atau motif tersebut perlu diperiksa dahulu apakah
gambarnya sudah sesuai dengan gambar yang ada pada klise atau tidak.
Pemeriksaan dan perbaikan gambar serta penguatannya perlu sekali dilakukan
agar didapat kasa bermotif yang siap untuk dipakai.

1. Pemeriksaan kasa
Dalam pemeriksaan kasa untuk persiapan pendapa ada pemeriksaan
awal yaitu setelah gambar dipindahkan dari klise ke kasa (exposure) dan
pemeriksaan akhir yaitu bilamana kasa tersebut selesai diperbaiki, kemudian
bagian dalamnya dilapisi lak, biasanya dilanjutkan dengan percobaan pendapa
pada kain atau kertas untuk mengetahui sesungguhnya hasil pencapan dari
kasa tersebut

- Pemeriksaan awal kasa setelah exposure


Hasil pemindahan gambar dari klise ke kasa tidak selamanya mulus
dengan hasil gambar yang bah. Untuk itu pemeriksaan sejak awal perlu
dilakukan.
Jenis kesalahan yang sering ditemukan setelah exposure kasa antara lain:
- Adanya motif atau gambar yang tertutup
- Ada bocoran pada bagian yang seharusnya tertutup
- Batas gambar kurang jelas (tipis)
- Batas motif warna tidak tepat

Adapun cara pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan menggunakan


meja afdruk.

2. Penguatan kasa (hardening)


Maksud penguatan kasa adalah memperkuat dan melindungi motif pada kasa
agar tidak cepat rusak karena gesekan orakel pada waktu pencapan. Motif yang
dibentuk oleh zat peka cahaya keadaannya masih lemah karena lapisannya tipis
sehingga mudah gugus dan tidak terbentuk lagi motif. Untuk itu diperlukan proses
penguatan agar motif dapat terlindungi dari keruskan.
Salah satu usaha tersebut adalah memberikan lapisan penguat pada kasa
bagian dalam berupa lak, tetapi pada waktu pelapisan, seluruh bagian permukaan
kasa bagian dalam tertutup lak, untuk membuka kembali motif yang tertutup, dapat
menggunakan zat pelarut dari lapisan/lak yang digosokkan pada bagian motif yang
terbuka.

3. Pemeriksaan akhir dan percobaan kasa


Pemeriksaan akhir setelah perbaikan dan penguatan dimaksudkan untuk
ketelitian bahwa kasa tersebut sudah betul-betul baik, kemudian untuk
membuktikannya kasa dicoba digunakan untuk mencap pada kain atau kertas.
Setelah itu dilihat hasil pencapannya baik atau tidak.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


a. Pemeriksaan, Perbaikan (Retursir)

• Screen yang sudah ada motif


• Diazol
• K2Cr2O7
• Kuas
• Gelas plastik untuk larutan

b. Penguatan (Hardening)
• Screenlak LAK DN
• Kain Pembersih Kering
• Penggaris
• Minyak tanah

3.2 Cara Kerja


1. Pemeriksaan, Perbaikan (Retursir)

• Kasa yang bolong bolong ditutup dengan larutan (diazol+ K2Cr2O7)


menggunakan kuas agar menutupi dan tidak akan menyebabkan bolong saat
proses penyablonan.

2. Penguatan (Hardening)
• Siapkan kasa yang telah selesai dilakukan proses pengafdrukan.
• Siapkan larutan hardener (Lak DN) agar motif menjadi kuat.
• Siapkan penggaris sesuai kebutuhan Anda.
• Oleskan larutan hardener pada bagian dalam kasa.
• Pada bagian depan motif kasa, bersihkan motif dari larutan hardener
menggunakan kain pembersih yang kering sampai motif tembus cahaya.
• Kemudian keringkan.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A. (1998). Teknologi Pencapan Tekstil. In dkk. Bandung: Sekolah Tinggi


TeknologiTekstil.
Purwanti, S.Teks. (1978). Pedoman Praktikum Pencapan dan Penyempurnaan.
Bandung: ITT.

Anda mungkin juga menyukai