Anda di halaman 1dari 20

PRATIKUM SERAT TEKSTIL

UJI MIKROSKOP ( Pengujian Penampang Melintang & Penampang


Membujur Serat)

NAMA : Muhammad Kharis Bahaudin


NPM : 18410032
GROUP : T402

DOSEN : Lusiana,S.Teks.,M.Pd

POLITEKNIK STT TEKSTIL


BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengujian suatu serat dalam dunia tektil adalah hal yang sangat penting dilakukan,karena
suatu serat memiliki sifat,tekstur,kelemahan dan kelebihan masing masing. Dalam
pengujian serat ada banyak cara untuk mengidentifikasinya saah satunya adalah uji
microsof, dalam uji mikrosof yang akan dilakukan kita akan melihat penampang
melintang dan membujur serat . Jadi uji mikroskop ini akan membutuhkan ketelian dalam
melihat dan menggunakan microskop.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk mengetahui bentuk penampang membujur dan melintang suatu serat,
agar bisa mengindentifikasi penampang serat tersebut dan agar bisa menggunakan
mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI DASAR


Cara uji mikroskop ini digunakan untuk memeriksa morfologi serat.
Pemeriksaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Dengan mikroskop kita
dapat memeriksa serat, dimana terdapat campuran serat yang berbeda jenisnya atau
tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan dengan mikroskop adalah cara yang paling
penting dan banyak digunakan untuk identifikasi serat. Morfologi serat yang penting
dalam pengamatan dengan mikroskop adalah bentuk penampang membujur dan
melintangnya, dimensinya, ada tidaknya lumen serta struktur bagian dalam dan
permukaan serat.
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan
kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

a. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada
gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya
memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
b. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk
memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa
dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
c. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek.
d. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
e. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya
tersebut.

Bagian-bagian Mekanik (non-optik)


a. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa
objektif yang diinginkan.
b. Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa
objekti dan lensa okuler mikroskop.
c. Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat
memegang mikroskop.
d. Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek
yang akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga
objek tetap ditempat yang diinginkan.
e. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan
dari gambaran objek yang diinginkan.
f. Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan
kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. 
g. Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat
memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita menggunakan
mikroskop:

1. Semakin tinggi perbesaran yang kita gunakan maka bayangan yang kita
lihat akan semakin redup
2. Adapun baynagan yang kita lihat pada mikroskop adalah terbalik
3. Bayangan yang kita lihat adalah objek yang bisa ditembus cahaya jadi
tidak semua benda bisa dilihat menggunakan mikroskop
4. Semakin besar perbesaran maka lensa yang digunakan akan semakin
panjang, sehingga pada saat memindahkan lensa kita harus hati-hati dan
jangan sampai lupa untk menurunkan objeknya terlebih dahulu untuk
menghindari benturan antara lensa dengan objek

Pemeriksaan serat dengan menggunakan mikroskop adalah merupakan suatu


pengujian serat dengan mengetahui morfologinya. Hanya pengamatan dengan
mikroskop adalah cara yang dipakai untuk menidentisifikasi serat dimana terdapat
serar-serat campuran yang berbeda jenisnya dan mengakibatkan perbedaan
bentuknya, karena itu pengamatan dengan menggunakan mikroskop adalah cara
yang paling penting dan banyak digunakan untuk identisifikasi serat.

Morfologi serat yang paling penting dalam pengamatan dengan mikroskop


adalah bentuk pandangan membujur dan penampang lintangnya, dimensinya, adanya
lumen dan bentuiknya, struktur bagian dalam dan permukaan serat. Agar
pengamatan memberikan hasil yang lebih baik harus memiliki kaca objek, kaca
penutup (cover glass), jarum pemisah, gabus untuk membuat serat melintang, lak,
dan pisau silet yang tajam.

Serat yang akan dilihat penampangnya dan telah siap dalam kaca oblek dan
ditutupi cover glass disebut preparat. Preparat untuk menampang membujur dan
melintang berbeda dalam penyiapannya. Untuk preparat penampang membujur, serat
diletakkan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu dengan yagn lainnya dengan
jarum agar tidak menumpuk, kemudian ditutup dengan cover glass dan ditetesi
dengan air Suling, jika air suling terlalu banyak gunakan kertas penghisap.

Sedangkan preparat untuk penampang melintang dapat dilakukan dengan


beberapa cara, seperti dengan cara lempeng plastik, cara gabus, maupun cara
mikrocom mekanika. Pada percobaan ini digunakan cara gabus.
Untuk kaca objek dan cover glass sebelum dipakai harus dibersihkan dahulu,
sebab bila belum bersih maka serat yang akan dilihat tidak jelas karena terganggu
oleh kotoran tersebut. Atau mungkin juga masih ada sisa-sisa serat lain yang
menempel pada kaca objek dan cover glass maka harus dibersihkan dengan betul-
betul. Pada kaca objek dan cover glass juga harus bebas dari lemak sehingga air
suling dapat merata keseluruh permukkan kaca objek dan tidak membentuk
gelembung-gelembung.

Preparat diletakkan diatas kaca objek dengan medium zat cairatau zat padat.
Untuk pengamatan biasa, umumnya digunakan air, tetapi untuk pengamatan yang
lebih baik digunakan minyak mineral, gliserin, atau zat lain. Penggunaan zat-zat ini
selain karena zat-zat tersebut tidak mudah menguap juga untuk mendapatkan indeks
bias yang sesuai.

Serat (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan


komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang
paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam
ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia
menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat
dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan
manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar.
Namun, serat alami memiliki berbagai kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan.

Serat terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami
dapat digolongkan ke dalam:
 Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Contoh dari
serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan
sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting
bagi nutrisi manusia.
 Serat kayu, serat yang berasal dari batang tumbuhan berkayu.
 Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat
hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat ulat (sutra) dan bulu
domba (wol).
 Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah
satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat
panjang.
2. Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari bahan
petrokimia. Namun, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti
rayon.
 Serat mineral
a. Kaca serat/Fiberglass, dibuat dari kuarsa,
b. Serat logam dapat dibuat dari logam yang duktil seperti tembaga,
emas, atau perak.
c. Serat karbon
 Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat
melalui proses kimia. Bahan yang umum digunakan untuk membuat serat
polimer:
a. polyamida nilon,
b. PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik,
c. fenol-formaldehid (PF)
d. serat polivinyl alkohol (PVOH)
e. serat polivinyl khlorida (PVC)
f. poliolefin (PP dan PE)
g. polyethylene (PE),
h. Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
i. poliuretan.

Serat yang digunakan dalam uji mikroskop ini antara lain :


1. Kapas
Sebagian besar, kapas tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia
kapas adalah sifat kimia selulosa. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi
penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat oksidasi
atau penghidrolisa menyebabkan penurunan kekuatan serat. Jika kerusakan
dikarenakan oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam
proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab, atau
pemanasan yang lama (suhu > 140oC)
Asam-asam akan menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa dalam rantai
selulosa membentuk hidroselulosa. Asam kuat akan menyebabkan degradasi yang
cepat, asam encer apabila dibiarkan mongering akan menyebabkan penurunan
kekuatan. Alkali mempunyai sedikit pengaruh terhadap kapas, kecuali larutan alkali
kuat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan penggelembungan yang besar pada
serat, seperti dalam proses merserisasi.

Morfologi Serat Kapas


Memanjang
Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pita yang terpuntir, ke arah
panjang, serat dibagi menjadi tiga bagian ialah :
Dasar
Berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat tetap tertanam diantara sel-
sel epidermis.
Dalam proses Pemisahan serat dari bijinya (ginning), pada umumnya dasar
serat ini putus, sehingga jarang sekali ditemukan pada serat kapas yang
diperdagangkan.
Badan
Merupakan bagian utama serat kapas, kira-kira  sampai  panjang serat.
Bagian ini mempunyai diameter yang sama, dinding yang tebal dan lumen yang
sempit.
Ujung
Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil dan pada
umumnya kurang dari 1/4 bagian panjang serat.
Bagian ini mempunyai sedikit konvolusi dan tidak mempunyai lumen.
Diameter bagian ini lebih kecil dari diameter badan dan berakhir dengan ujung yang
runcing.

Melintang
Bentuk penumpang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat
tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Serat kapas dewasa, penumpang
lintangnya terdiri dari 6 bagian :
 Kutikula
Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pectin dan protein. Lapisan
ini merupakan penutup halus yang tahan air, dan melindungi bagian dalam serat.
 Dinding Primer
Merupakan dinding sel tipis yang asli, terutama terdiri dari selulosa, tetap juga
mengandung pectin, protein dan zat-zat yang mengandung lilin. Dinding ini tertutup
oleh zat-zat yang menyusun kutikula. Tebal dinding primer kurang dari
0,5 m. Selulosa dalam dinding primer berbentuk benang-benang yang sangat halus
atau ribril. Fibril tersebut tidak terususn sejajar panjang serat tetapi membentuk spiral
dengan sudut 650 – 700 mengelilingi sumbu serat.
Spiral tersebut mengelilingi serat dengan arah S maupun Z dan ada juga yang
tersusun hampir tegak lurus pada sumbu serat.
Lapisan Antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan struktur nya sedikit
berbeda dengan dinding sekunder maupun dinding primer. 
Dinding Sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa, yang merupakan bagian utama serat
kapas. Dinding sekunder juga merupakan lapisan fibril fibril yang membentuk spiral
dengan sudut 200 sampai 300mengelilingi sumbu serat. Tidak seperti spiral fibril pada
dinding primer, spiral fibril pada dinding sekunder arah putaran nya berubah-ubah
pada interval yang random sepanjakng serat.

Dinding Lumen
Dinding lumen lebih tahan terhadap pereaksi-pereaksi tertentu dibandingkan
dengan dinding sekunder.
Lumen
Merupakan ruangan kosong didalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi
dari serat ke serat yang lain maupun sepanjang satu serat. Lumen berisi zat-zat padat
yang merupakan sisa-sisa protoplasma yang sudah kering, yang komposisinya
sebagian besar terdiri dari nitrogen.

1. Rayon Viskosa
Rayon viskosa lebih cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas
terutama dalam keadaan panas. asam encer dingin dalam waktu singkat biasanya tidak
berpengaruh. Namun apabila pada suhu tinggi, asam encer dapat merusak rayon
viskosa. Rayon viskosa tahan pelarut-pelarut untuk pencucian kering.

Bentuk penampang melintang serat rayon viskosa bergerigi sedangkan


penampang membujurnya seperti silinder bergaris.

2. Rami
Sifat kimia yang dimiliki rami hampir sama dengan kappa dikarenakan rami
dan kapas termasuk serat alam, yang mengandung banyak selulosa, walaupun
kandungan selulosa yang dimiliki rami tidak sebanyak kapas. Sifat selulosa pada
umumnya tidak tahan asam kuat.

  Bentuk Serat Rami. Serat rami panjangnya sangat bervariasi dari 2,5 cm


sampai dengan 50 cm dengan panjang rata-rata 12,5 cm sampai dengan 15 cm.
diameternya berkisar antara 25 µ sampai dengan 75 µ dengan rata-rata 30 – 50
µ. Bentuk memanjang serat rami seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis dan
berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil. Sedangkan irisan lintang
berbentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan lumen yang pipih,
Membujur Bentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan
bergarisgaris dan berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil.
Melintang Bentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan
lumen yang pipih. Ujung sel tumpul dan tidak berlumen.

3. Sutera
Seperti protein-protein yang lain sutera bersifat amfoter dan menyerap asam
dan basa dari laruatan encer. Sutera tidak mudah diserang oleh larutan encer hangat.
Namun apabial terkena larutan asam kuat maka sutera akan larut dan  rusak.
Dibandingkan dengan wool, sutera kurang tahan asam namun lebih tahan terhadap
alkali, walaupun dalam konsentrasi rendah pada suhu tinggi akan terjadi kemunduran
kekuatan. Sutera kurang tahan  terhadap zat-zat oksidator dan sinar matahari.

Filamen sutera mentah terdiri dari dua serat fibroin yang taerbungkus didalam
serisin. Lebar filamen tidak rata dan menunjukan banyak ketidakrataan permukaannya
seperti garis-garis dan lipatan-lipatan. Setiap filamen sutera mentah mempunyai
penampang lintamg hampir lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak
didalamnya dengan salah satu sisi dari masing-masing serat terletak bardekatan.

4. Wool
Wool bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan asam maupun basa.
Adsorpsi asam atau basa akan memutuskan ikatan garam, tetapi dapat kembali lagi.
Wool tahan asam, kecuali asam pekat panas karena dapat memutuskan ikatan peptida.
Wool juga mudah sekali rusak oleh alkali karena ikatan lintang disulfida
putus.
Apabila dilihat dari mikroskop, serat wol mirip dengan rambut manusia,
bersisik menghadap keatas. Terdisi dari protein yang dibentuk dari karbon, hidrogen,
oksigen dan belerang.

Dan beberapa peneliti mengatakan bahwa serat wol adalah salah satu serat
yang memiliki struktur paling rumit dari semua serat tekstil.

5. Poliester
Poliester adalah serat buatan. Poliester tidak tahan asam kuat yang panas
walaupun dengan waktu yang lama. Salah satu contohnya adalah polyester akan rusak
apabila ditambahkan HCl mendidih.

Poliester memiliki penampang membujur berbentuk silinder dengan


dinding kulit tebal, dan penampang lintang bulat dengan bintik-bintik di dalamnya.

6. Poliakrilat
Pada umumnya, poliakrilat tahan terhadap asam-asam mineral dan pelarut-
pelarut, minyak-minyak, lemak-lemak dan garam-garam mineral. Namun, poliakrilat
kurang tahan terhadap alkali kuat, terutama dalam keadaan panas akan merusak serat
dengan cepat.
Penampang melintang filamen berbentuk tulang anjing atau bulat bergantung
pada produsen pembuat serat, sedangkan penampang membujurnya sedikit bergaris.

7. Poliamnida (nylon)
Nylon atau poliamida tahan terhadap asam-asam encer, tetapi dengan asam
Khlorida pekat mendidih selama beberapa jam, maka akan terurai. Nylon sangat
tahan terhadap basa.

Serat poliamida dipintal dengan pemintalan leleh, seperti halnya serat buatan
lainnya. Poliamida mempunyai penampang melintang yang bermacam-macam, tetapi
yang paling umum bentuk trilobal dan bulat.

8. Poliester Kapas
Poliester Kapas adalah sejenis kapas yang terbuat dari plastic PET dan kapas
polyester yang biasanya gunakan sebagai bahan baku pembuatan karpet.

9. Poliester Rayon
Sebuah komponen serat buatan yang disusun oleh serat poliester dan serat
rayon.

10. Polyester wool


Sebuah komponen serat buatan yang disusun oleh serat polyester dan serat
wool.

11. Rayon Asetat


Termasuk dalam serat semi sintetis yang mempunyai elastisitas yang baik,
namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat
adalah konduktor panas yang buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh
karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis Pencucian dapat
dilakukan dengan sabun alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning.
BAB III
ALAT,BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Mikroskop               
2. Gabus
3. Kaca Objek   
4. Lak Merah
5. Cover Glass   
6. Pisau Silet
7. Jarum jahit dan Benang
BAHAN SERAT
1. Kapas 8. Poliamnida/Nylon
2. Rayon Viskosa 9. Poliester Kapas
3. Rami 10. Poliester Wool
4. Sutera 11. Poliesteer Rayon
5. Wool 12. Rayon Asetat
6. Polyester 13. Rayon Cuproamonium
7. Poliakrilat

3.2 CARA KERJA


Untuk pengamatan serat secara membujur :
- Serat diletakkan sejajar di atas kaca objek
- Serat tersebut dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jarum agar tidak
menumpuk
- Serat ditutup dengan cover glass
- Pada salah satu sisi cover glass ditetesi air suling dimana air suling tersebut
tidak boleh terlalu banyak jika terlalu banyak dapat dikurangi dengan kertas
hisap atau tisu
- Serat diamati
Untuk pengamatan pendangan melintang (dengan mengunakan gabus) :
- Jarum benang diisi dengan benang dengan panjang yang secukupnya,
ditusukkan ketengah-tengah gabus
- Serat dipuntir lalu diberi lak, kemudian dimasukkan pada lengkungan benang
yang menonjol dan jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan
benang dan serat didalam gabus
- Tunggu sampai lak kering, permukaan gabus dibuat menjadi segi empat lalu
permukaan gabus dipotong setipis mungkin dengan menggunakan silet
- Irisan gabus yang mengandung potongan serat dibuang lalu serat tersebut
diletakkan diatas kaca objek, ditutup dengan cover glass dan diberi air suling
secukupnya, Penampang serat diamati dan digambar.

Ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan praktikum
mikroskop ini. Diantaranya sebagai berikut :

1. Kaca objek dan kaca penutup harus betul-betul bersih, karena kotoran akan
membuat bayangan yang kurang jelas.

2. Pada pengamatan membujur, serat yang akan diamati jangan terlalu banyak
karena akan menghambat pengamatan dan serat akan menumpuk.

3. Pada pengamatan melintang, penambahan lak harus cukup, merata dan tidak
terlalu sedikit karena agar ketika mengiris serat, serat tidak ada yang tertarik.

4. Keringkan lak dengan mesin pemanas minimal 1 menit atau usahakan sampai
kering.

5. Usahakan iris dengan sangat tipis agar mudah ketika mengamati serat
melintang. Jika terlalu tebal, pada mikroskop hanya terlihat gumpalan merah.
Atau pencahayaan kurang jelas berarti tertutup oleh busa, karena irisannya
kurang tipis.

6. Ketika menutup slide glass dengan over glass dan ditetesi air , air jangan
terlalu banyak atau sedikit sehingga akan menimbulkan gelembung udara
yang dapat mengganggu dalam pengamatan.
7. Dalam hal ini digunakan lak merah untuk memudahkan serat diamati pada
mikroskop menjadi berwarna putih dan mudah terlihat.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 DATA PENGAMATAN


(terlampir)
4.2. PEMBAHASAN DISKUSI

Dari uji mikroskop penampang membujur semua serat menunjukkan bentuk


silinder. Dan dari uji penampang melintang bentuk serat bermacam-macam. Saat
pengujian penampang melintang kita harus mengamati serat dengan teliti, agar
penampang serat tersebut terlihat jelas. Karena pada saat uji penampang melintang butuh
ketelitian yang tinggi. Dengan melakukan uji mikroskop ini, dapat diamati dengan mudah
morfologi dari serat alam dan serat buatan dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik
secara melintang ataupun membujur. Untuk serat - serat alam pada umumnya mempunyai
morfologi serat yang spesifik dan mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya
jadi lebih mudah membedakan setiap jenis serat. Serat alam terbentuk secara alamiah
sehingga bentuk nya tetap tidak bisa dirubah. Sedangkan serat buatan/sintetik agak sulit,
untuk serat sintetik, tidak dapat langsung diidentifikasi melalui uji mikroskop karena
bentuk dari serat sintetik dapat diatur sesuai keinginan pembuat nya. Sehingga bentuk
dari serat sintetik yang satu seringkali tampak mirip dengan serat sintetik yang lainnya.
Bentuk penampang bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya (tempat
pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah, pemintalan kering, dan
pemintalan leleh. Dan dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil pengamatan
yang dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Pada serat alam bentuk penampang melintang lebih mudah di identifikasi sedang
membujur sulit untuk diidentifikasi karena posisi,bentuk serat bervariasi ada yng
berukuran besar ada yang kecil akan tetapi serat membujur lebih jelas.

Pada serat sintetik bentuk serat hampir sama dan mirip-mirip karena serat sintetik
dibuat tergantung kebutuhan. Saat penampang melintang kondisi bentuk serat silider
dan didalamnya kosong tidak seperti serat alam.sedangkan serat melintang serat
sintetik berbentuk bulat dan ukurannya hampir sama

Pada serat campuran,terdapat lebih dari serat dalam satu benang,untuk penampang
melintang kita lebih mudah membedakannya dari pada serat membujur akan terlihat
bentuk serat alami dan sintetik.

No Nama Serat Membujur Melintang


terdapat puntiran, dindingnya bentuk seperti ginjal, terdapat
1 Kapas tipis, terdapat garis lumen lumen
ditengah.
dindingnya tipis, terdapat
2 Rayon Viskosa garis-garis halus didalam bentuknya bergerigi
serat

bentuknya seperti ginjal,


bentuknya seperti batang,
3 Rami terdapat lumen, dan dinding
dindingnya tebal
sel tebal
terdapat garis-garis ditengah, bentuknya segitiga tak
4 Sutera
pipih dan transparan beraturan
5 Wool dindingnya tebal, didalam bentuknya bulat
serat bersisik
garis pinggirnya tebal,
Poliester terdapat seperti ruang kosong bentuknya lonjong atau bulat,
6
ditengahnya
garis pinggir tebal,
Berbentuk seperti kacang
7 Poliakrilat didalamnya terdapat garis-
mete.
garis tebal.
garis pinggir tebal, terdapat
8 Poliamida/Nylon strip terputus ditengah seperti berbentuk bulat
pipa lurus
poliester : ada bintik-bintik
poliester : tengah bintik dan berbentuk lonjong.
9 Poliester : Kapas bintik, dindingnya tebal. Kapas : bentuknya seperti
Kapas : seperti pita terpuntir ginjal, terdapat lumen
ditengah

poliester : tengah bintik


poliester : ada bintik bintik
bintik, dindingnya tebal.
10 Poliester : Rayon dan bentuknya lonjong.
Rayon : terdapat garis-garis,
Rayon : bentuknya bergerigi
dindingnya tipis
poliester : tengah bintik poliester : ada bintik bintik ,
11 Poliester : Wool bintik, dindingnya tebal. dan bentuknya lonjong.
Wool : bersisik Wool : bentuknya bulat

12 Rayon Asetat Seperti silinder dengan garis Berlekuk lekuk

Rayon
13 Berbentuk silinder Berbentuk bulat
kupromonium

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Praktikum  Idenfikasi Serat Tekstil. 2013. Sekolah Tinggi Teknologi


Tekstil. Bandung

“Serat – serat Tekstil“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung

“Evaluasi Tekstil bagian Kimia“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung


https://id.wikipedia.org/wiki/Serat

Power Point kapas, wool, sutera, dan serat batang by Dr. Noerati., S.Teks.,MT,
- Power Point rayon, polyester handout by Dr. Noerati., S.Teks.,MT,

Anda mungkin juga menyukai