Anda di halaman 1dari 6

I.

Maksud dan Tujuan


Uji mikroskop ini bertujuan untuk mengetahui dan meneliti morfologi serat
dalam posisi penampang melintang dan membujur, serta untuk meneliti struktur
bagian dalam serat dan permukaan serat.

II. Teori dasar

Identifikasi serat ini dapat dilakukan dengan 3 cara. Yaitu :


1. Identifikasi sifat kimia
2. Identifikasi sifat fisika, dan
3. Identifikasi morfologi

Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain : Cara Mikroskopi, Pelarutan, Pewarnaan, Berat Jenis, Pembakaran, Dan
Pengukuran Titik Leleh. Dari beberapa cara tersbut, uji mikroskop ini merupakan
identifikasi morfologi serat.

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat, atau mengenali benda-
benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.

Mikroskop yang digunakan dalam praktikum ini ada 2 yaitu : Mikroskop


Elektrik yang mana pada mikroskop ini pencahayaan didapatkan dari mikroskop itu
sendiri yang terhubungkan dengan listrik, sedangkan Mikroskop Konvensional yaitu
mikroskop pencahayaan yang mana pencahayaannya ini dicari secara manual,
melibatkan terik matahari (sumber cahaya yang murni dari alam). Pada praktikum
mikroskop ini praktikan harus teliti dengan langkah-langakah yang sudah tertera,
juga praktikan harus memperhatikan kerataan serat yang akan diuji, karna
mikroskop ini mempunyai prinsip “bayangan yang kita lihat adalah cahaya yang
menembus objek” maka kerataan dalam serat perlu diperhatikan.

Adapun 4 prinsip mikroskop tersebut adalah :

1. Bayangan yang kita lihat adalah cahaya yang menembus objek


2. Bayangan yang kita lihat adalah bayangan terbalik
3. Semakin tinggi tingkat perbesarannya, semakin redup bayangannya
4. Semakin tinggi tingkat perbesarannya, semaki panjang selongsongnya

Morfologi serat

Dalam pemerikasaan morfologi serat ini memerlukan suatu alat yang dapat
mengidentifikasi secara spesifik yaitu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop
merupakan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk identifikasi serat dimana
terdapat campuran serat-serat yang berbeda jenisnya. Oleh karena itu pengamatan
dengan mikroskop adalah cara yang paling penting dan banyak digunakan untuk
identifikasi serat.

Morfologi serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop ialah


bentuk pandangan membujur dan penampang melintangnya, adanya lumen dan
bentuknya, struktur bagian dalam dan permukaan serat.

Makin luas pengalaman penguji dalam pengamatan sifat serat dengan


menggunakan mikroskop, maka makin sedikit analisa kimia dan fisika yang
diperlukan untuk identifikasi.

III. Alat-alat
 Miroskop dengan beberapa ukuran lensa obyektif
 Kaca objek (slide glass).
 Kaca penutup (cover glass).
 Jarum pemisah.
 Gabus dan pisau silet yang tajam

IV. Bahan
 Lak merah
 Air ( medium )
 Kapas
 Rayon viskosa
 Rami
 Sutera
 Wool
 Poliester
 Poliakrilat
 Poliamida/ nylon
 Poliester : kapas
 Poliester : wool
 Poliester : rayon
V. Cara kerja
Untuk pengamatan pandangan membujur dari serat :

1. Siapkan mikroskop yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk yang telah
ada.
2. Serat yang akan diuji diletakkan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu
sama lain agar tidak berdumpuk.
3. Kemudian tetesi air, dan tutuplah dengan cover glass.
4. Preparat diamati dibawah mikroskop, atur hingga menemukan bayangan
serat nya.
5. Perbesaran dilakukan mulai dari 10x samapi dengan 40x,

Untuk pengamatan pandangan melintang dari serat :

1. Siapkan mikroskop yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk yang telah
ada.
2. Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan ditengah-tengah gabus. Kemudian
jarum ditarik kembali dengan meninggalkan benang pada gabus.
3. Sekelompok serat yang telah diberi lak merah dimasukkan kedalam
lengkungan benang, kemudian benang ditarik keluar sehingga serat masuk ke
dalam tengah-tengah gabus dan terjepit ditengah gabus, lak dibiarkan
mengering.
4. Setelah lak kering gabus diiris setipis mungkin dengan silet yang tajam
sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang.
5. Irisan melintang diamati dibawah mikroskop dengan cara seperti pada irisan
membujur.
6. Preparat diamati dibawah mikroskop.
7. Perbesaran dilakukan mulai daro 10x sampai 40x.

VI. Data percobaan


Terlampir
VII. Diskusi

Pada uji mikkroskop ini ada beberapa hal yang harus praktikan perhatikan,
diantaranya adalah :

- Serat yang akan di uji jangan terlalu banyak, karna mikroskop ini mempunyai
prinsip bahwa Bayangan yang kita lihat adalah cahaya yang menembus objek, jika
serat yang kita gunakan banyak, maka cahaya itu tidak akan menembus objek.
- Sebelum memakai cover glass sebaiknya praktikan membersihkannya terlebih
dahulu agar bersih dan jelas pada saat mengamati. Jika ada sisa serat sebelumya
yang menempel maka itu menjadi kekeliruan pada saat praktikum.
- Pemberian lak merah pada saat praktikum penampang melintang pun harus
merata, jangan terlalu banyak agar praktikan mudah memasukkan kedalam
gabusnya.
- Pada saat praktikum penampang melintang, usahakan serat yang menempel di
gabus diiris dengan tipis, agar tidak mengganggu pencahayaannya.
- Pada pengirisan serat melintang dari gabus, maka praktikan diusahakan
mendapatkan irisan yang tipis agar dapat diamati dengan jelas dan mudah pada
saat pengamatan.
- Ketika praktikan mencari gambar, maka usahakanlah mencarinya dari pemutaran
skrup yang paling bawah hingga paling atas,ini ditujukan agar terhindarnya dari
pecah belah alat yang digunakan.

Pada uji mikroskop ini praktikan kesulitan dalam mendapatkan gambar serat
yang sedang dicari, ini dikarenakan belum berpengalamannya praktikan dalam
praktikum uji mikroskop. Alat yang dipakai seperti mikroskop konvensional pun
sulit diaturnya, terkadang alat ini turun sendiri, sehingga jika ada gambar yang
sudah didapat dan dilepas oleh kita gambarnya itu hilang, karna bergesernya
fokus dalam mikroskop ini, kita sebagai praktikan jadi bekerja 2x lipat dari yang
seharusnya dilakuakn, dalam uji mikroskop ini diperlukan kesabaran, ketelitian
dan kekreatifan kita pada saat praktikum.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat menyimpulkan
bahwa :

 Kapas
Penampang membujur : Seperti ppita bergaris, bagian luarnya hitam
Penampang melintang : Seperti ginjal/ kacang, ada garis ditengahnya

 Rayon Viskosa
Penampang membujur : Seperti pipa, ada sisik ditengahnya
Penampang melintang : Bentuknya bergerigi tidak beraturan

 Rami
Penampang membujur : Terdapat garis, lurus, ada cabang
Penampang melintang : Lonjong, ada garis ditengahnya

 Sutera
Penampang membujur : Seperti pipa, terdapat garis didalamnya
Penampang melintang : Berbentuk segitiga tidak beraturan

 Wool
Penampang membujur : Terdapat sisik ditengahnya, bergelombang
Penampang melintang : Berbentuk bulat, tidak beraturan

 Poliester
Penampang membujur : Lurus, bagian dalam berwarna putih dan dalamnya hitam
Penampang melintang : Berbentuk bulat dan berbintik

 Poliakrilat
Penampang membujur : Lurus bagian tengahnya putih
Penampang melintang : Seperti ginjal

 Poliamida/ nylon
Penampang membujur : Silinder polos
Penampang melintang : Berbentuk bulat, polos baraturan

 Poliester : Kapas
Penampang membujur : Lurus, dan terdapat pita bergaris
Penampang melintang : Bulat berbintik dan seperti ginjal terdapat gris ditengahnya
 Poliester : Rayon
Penampang membujur : Lurus dan terdapat sisik
Penampang melintang : Bulat berbintik dan bergerigi tidak beraturan

 Poliester : wool
Penampang membujur : Lurus dan terdapat sisik ditengahnya
Penampang melintang : Bulat berbintik dan bulat polos

IX. Daftar pustaka


http://superakhwat08.wordpress.com/2011/04/22/uji-serat-nikroskop-1-dan-2/
http://sulistyaindriani.wordpress.com/2010/07/12/bagian-bagian-mikroskop-dan
-fungsinya/
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil

Anda mungkin juga menyukai