DISUSUN OLEH :
NPM :16020090
GROUP : 1 K 3
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN
2017 / 2018
I. Tujuan
Untuk mengetahui dan meneliti karateristik morfologi yang khas dalam serat
pada pandangan penampang melintang dan membujur, serta untuk meneliti dimensi
serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan bermacam - macam serat
selanjutnya agar dapat mengidentifikasi jenis suatu serat lebih lanjut.
Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain : Cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat jenis,
pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara yang
digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop. Sebelum mengetahui
lebih lanjut, mari kita ketahui terlebih dahulu pengetahuan penuh seputar
mikroskop.
Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati
benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata
telanjang. Kata mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu mikro Yang berarti
kecil dan kata scopein Yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara
memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan
benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan
perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi .
Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran
sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya,
bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail,
contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis
objek mikroskopis saja.
Intinya fungsi mikroskop tetap untuk mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.
Sumber cahaya yang dimanfaatkan bisa berasal dari cahaya matahari, bisa juga
berasal dari cahaya lampu. Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga lensa objektif
dengan masing-masing pembesaran lemah (4 atau 10 kali), sedang (40 kali), kuat
(100kali), dan lensa okuler pembesaran 10 kali. Jadi kebanyak mikroskop cahaya
memiliki pembesaran maksimum 1000 kali dari ukuran sebenarnya.
Mikroskop cahaya ada yang hanya memiliki satu lensa okuler (monokuler)
adapula yang memiliki dua lensa okuler (binokuler). Mikroskop yang memiliki satu
lensa okuler umumnya hanya mampu melihat panjang dan lebar objek, sedangkan
yang memiliki dua lensa okuler bisa melihat objek secara 3 dimensi, yaitu panjang,
lebar, dan tinggi objek. Mikroskop Binokuler juga dikenal dengan
nama Mikroskop Stereo.
1. Lensa okuler
Lensa yang digunakan untuk mengamati suatu objek dan terdapat pada bagian
ujung atas tabung. Adapun fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar
kembali bayangan yang berasal dari lensa objektif. Pada lensa okuler ini
umumnya mengalami perbesaran 6, 10 atau 12 kali.
2. Lensa objektif
Lensa yang dekat dengan objek yang akan diamati. Pada mikroskop umumnya
terdapat 3 lensa objektif dengan perbesaran terkecil 10, 40 hingga 100 kali
lipat. Dalam penggunaan lensa objek maka seorang pengamat harus
mengoleskan minyak emersi ke bagian objek. Sebab minyak emersi ini
berfungsi sebagai pelumas yang akan memperjelas bayangan benda. Mislanya
saja pada saat perbesaran 100 kali antara lensa dengan objek yang akan diamati
posisinya sangat dekat sekali bahkan smapai bersentuhan.
3. Kondensor
4. Diafragma
Bagain yang berfungsi untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk
melalui kondesor yang kemudian mengenai prefarat.
5. Cermin
1. Revolver
2. Tabung mikroskop
3. Lengan mikroskop
4. Meja benda
Untuk menempatkan objek yang akan diamati. Adapun pada meja benda
terdapat penjepit objek yang fungsinya untuk menjaga objek yang akan diamati
tidak berubah posisinya.
5. Makrometer
Alat menaikkan maupun menurunkan tabung secara lembut atau halus untuk
mendapatkan kejelasan dari objek yang diinginkan.
6. Kaki mikroskop
Penyangga atau tumpuan agar posisi mikroskop tetap berada di tempat yang
diinginkan atau bisa juga sebagai tempat untuk memegang mikroskop saat
hendak dipindahkan.
7. Sendi inklinasi
2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga
dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan contoh uji serat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar
obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
5. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah
lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar
revolver hingga bunyi klik.
6. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan angkat contoh uji
serat lalu simpan pada tempat yang tidak lembab.
Serat dalam dunia tekstil didefinisikan sebagai material yang sangat halus yang
memiliki perbandingan panjang dan lebar yang sangat besar. Sejak abad sebelum
Masehi hingga sekarang, sudah banyak jenis-jenis serat yang memiliki karakteristik
yang beranekaragam. Salah satu cara untuk mengetahui sifat suatu serat tekstil ada
lah dengan mengidentifikasi bentuk fisiknya. Karena ukuran serat yang sangat halus
,maka pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop.
Jenis-Jenis Serat
A. Serat Alami
Karakteristik
Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.
Aplikasi
Tekstil rumahan handuk mandi, jubah mandi, penutup tempat tidur dan
sebagainya
Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami
dapat digolongkan menjadi :
Serat Selulosa
Serat Protein
Serat Mineral
Serat Selulosa
Batang, seperti : serat flax (linen), henep, jute, kenaf, sunn, rami, dll
Serat Protein
Serat tekstil yang mengandung gugus kimia protein yang utama diproduksi adalah :
1. Serat sutera
2. Serat wool
Sifat umum serat protein adalah sangat mudah menyerap air (higroscopis)
dibanding serat kapas, Jika dilakukan uji pembakaran akan menimbukan abu hitam
rapuh mengarang berkerikil, dan bau pembakarannya seperti rambut terbakar, nyala
apinya cepat terambat.
1. Serat Sutera
Karakteristik
Ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah
Pakaian dalam wanita, piyama, jubah, setelan pria dan baju musim panas
2. Serat Wool
Serat wool adalah serat alami (tumbuhan) yang dihasilkan dari hewan
bernama domba, kambing, unta, dan lain-lain. serat ini sudah dikenal sejak
zaman Belanda. Kain dengan menggunakan serat wol dapat menghangatkan bagi
pemakainya yang di iklim sangat dingin. Karena terbuat dari serat yang dapat
menyamankan pemakainya, agar si pemakai tidak kedinginan. sehingga serat wol
banyak digunakan untuk pakaian hangat khususnya didaerah dingin. Tumbuh dari
kulit domba dan merupakan serat yang relatif kasar dan berkerut dengan sisik pada
permukaannya.
Serat wol terdiri dari protein. Tampilan serat bervariasi tergantung pada jenis
domba. Serat yang lebih halus, lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki
lebih banyak sisik dan lebih halus. Serat yang lebih tebal dan kurang hangat
memiliki lebih sedikit sisik dan kasar. Biasanya, serat wol yang lebih baik dengan
sisik yang lebih halus tampak kusam daripada kualitas serat berkualitas buruk
yang memiliki lebih sedikit sisik.
Karakteristik
Tampak berkerut
Elastis
Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah
Aplikasi
Selimut, karpet, bulu kempa dan pelapis, karpet kuda, kain pelana
Rami
Serat kayu yang menyerupai batang lenan dan juga dikenal sebagai rumput Cina.
Rami diambil dari tanaman berbunga yang tinggi.
Karakteristik
Kaku
Lebih rapuh
Berkilau
Aplikasi
B. SERAT BUATAN
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.
Struktur serat yang terkecil adalah serat, dimana serat terbagi atas :
Mineral : asbes
Yang kesemuanya itu merupakan serat alam, sedangkan serat buatan meliputi :
* Organik : alginat, triasetat, rayon, nylon, poliester.
* Anorganik : kaca, logam.
Rayon
Rayon terbuat dari polimer alami yang mensimulasikan serat selulosa alami.
Rayon bukan serat yang benar-benar sintetis namun juga bukan serat yang benar-
benar alami.
Ada dua jenis Rayon, viscose dan modulus basah tinggi (HWM). Dua jenis
tersebut kemudian diproduksi dalam beberapa jenis untuk memberikan sifat
khusus tertentu.
Karakteristik
Biasanya lemah, tetapi rayon HWM jauh lebih kuat, tahan lama dan memiliki
retensi tampilan yang baik.
Aplikasi
Pakaian blus, gaun, jaket, pakaian, pelapis, setelan, dasi untuk leher dan
sebagainya
Asetat adalah termoplastik dan dapat dibentuk menjadi bentuk apa pun
dengan aplikasi tekanan yang dikombinasikan dengan panas. Serat asetat
memiliki retensi kondisi yang baik.
Karakteristik
Termoplastik
Kelangsaian baik
Tampilan berkilau
Aplikasi
Terutama dalam pakaian blus, gaun, jaket, pakaian dalam wanita, pelapis,
setelan, dasi untuk leher, dan sebagainya
Digunakan dalam kain seperti satin, brokat, kain taf, dan sebagainya
Serat polimer
Kelompok serat ini dibedakan dengan disintesis atau dibuat dari berbagai
elemen menjadi molekul yang lebih besar yang disebut polimer linear. Molekul-
molekul dari masing-masing senyawa tertentu disusun dalam garis paralel dalam
serat. Susunan molekul ini disebut orientasi molekul. Sifat serat tersebut
tergantung pada komposisi kimia dan jenis orientasi molekul.
Poliester
Dalam poliester, zat pembentuk serat adalah setiap polimer sintetik rantai
panjang yang terdiri dari setidaknya 85% menurut berat ester dari asam
karboksilat aromatik substitusi, tetapi tidak terbatas pada unit terapthalate
substitusi dan unit hidroxibenzoat para-substitusi.
Karakteristik
Termoplastik
Kekuatan baik
Aplikasi
Pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana, jaket, topi dan sebagainya
1. Alat :
e. Jarum
f. Batang Pengaduk
g. Kertas Saring
2. Bahan :
b.Lem merah
Wool Poliamida
Kapas Rami
Sutera Poliester
3. Setelah lak kering, gabus diiris setipis mungkin dengan silet yang
tajam sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang.
4. Irisan melintang diamati dibawah mikroskop dengan cara seperti pada
irisan membujur.
V. Data pengamatan
Hasil percobaan yang didapat, mempunyai beberapa gambar yang memiliki ciri
khas tersendiri yang dapat membedakan serat-serat yang satu dengan yang lain.
Dapat terlihat dalam hasil gambar bahwa pada serat kapas memiliki ciri-ciri
penampang membujur adalah serat seperti pita terpilin dan pada penampakan
melintang adalah berbentuk seerti ginjal. Hal ini sesuai dengan referensi yang
dimiliki praktikum.
Hasil pada pengamatan rayon viskosa juga didapatkan kesamaan dengan
refensi, yaitu pada penampang membujur adalah garis panjang dengan strip-strip
lurus dan pada penampang melintang adalah lingkaran yang tidak bulat tetapi
bergerigi.
Walaupun beberapa data memiliki kesamaan dengan referensi, contoh lainnya
adalah wool yang mempunyai penampang melintang bersisik/keriting (sama dengan
referensi) tetapi didapatkan juga data hasil percobaan yang sedikit melenceng
dengan referensi. Dari beberapa data yang diperoleh dan dipadukan dengan
referensi yang ada. Maka, dalam percobaan Analisa Serat dengan cara Uji
Mikroskop ini terdapat beberapa data yang mempunyai perbedaan dengan referensi,
sehingga faktor-faktor penyebabnya dapat didiskusikan.
Kita ambil contoh serat poliester rayon yang merupakan perpaduan antara
poliester dengan rayon yaitu kenampakan penampang membujurnya mempunyai
ciri-ciri berbintik-bintik, lapis luar tebal serta bentuk rayon lurus dengan garis strip-
strip lurus tetapi pada pengamatan hasil serat poliester rayon didapati kumpulan
benang seperti benang ruwet yang pada referensi sebenarnya hal tersebut tidak ada.
Begitulah sedikit pembahasan mengenai jenis jenis serat yang telah dianalisa dalam
waktu 2 minggu belakangan.
Dapat didiskusikan pula dalam analisa serat menggunakan metode mikroskop
memang cukup akurat dalam menentukan jenis serat tersebut. Namun hal ini sangat
membutuhkan ketelitian yang tinggi agar hasil yang didapatkan dapat akurat. Dan
juga dalam penentuan jenis serat menggunakan mikroskop dirasa kurang efektif
karena membutuhkan waktu yang lama dengan alat yang cukup komplek.
Lonjong bergaris
3. Rami Luru dan bergaris didalamnya
panjang
Bulat berbintik, di
Bagian pinggir hitam tebal.bagian
6. Poliester dalamnya berbentuk
dalam ada titik di dalamnya
segitiga
Seperti bayi/ginjal
Bagian piggir lurus dan bersih di
7. Poliakrilat tetapi tidak ada garis
bagian dalamnya
didalamnya.
Dari beberapa perbedaan data yang praktikan peroleh maka dapat diberikan
sedikit gambaran, bahwa perbedaan yang terjadi dapat disebabkan antara lain dari
faktor-faktor :
1. Perbesaran mikroskop yang kurang, sehingga penampakan secara
jelas (akurat) tidak didapati, hanya terlihat garis memanjang (pada
penampakam membujur) atau belat-bulat kecil (pada penampakan melintang.
Dapat dicontohkan pada gambar penampang memujur sutera atau penampang
melintang pada poliester.
2. Pada saat pemberian air untuk merekatkan cover glass seringkali
udara terperangkap didalam cover glass sehingga pada pengamatan, praktikan
menganggap udara tersebut merupakan bagian dari bentuk serat. Dapat
dicontohkan pada penampang membujur poliester rayon.
3. Dalam pengamatan melintang yang menggunakan lak merah, dapat
terjadi kemungkinan kesalahan pengamatan yang mencantumkannya gabus
(terlihat seperti selulosa) sebagai bagian dari serat.
Serat alam memiliki penampang lintang yang sangat bervariasi, misalnya pada
serat kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti ginjal sampai pipih.
Sedangkan serat buatan untuk jenis yang sama mempunyai penampang lintang yang
hampir sama. Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan penampang
lintangnya berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester, sedangkan yang dipintal
dari larutan larutan berbentuk tulang anjing atau berlekuk lekuk misalnya pada
asetat selulosa, rayon.
VII.Kesimpulan
Dengan melakukan uji mikroskop 1 dan 2 ini, kita dapat mengamati dengan
mudah morfologi dari serat alami dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik secara
melintang ataupun membujur. Untuk serat serat alam pada umumnya mempunyai
morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat tersebut dan
mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi kita mudah membedakan
setiap jenis serat. Sedangkan serat buatan agak sulit, karena morfologi dari serat
serat buatan bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya (tempat
pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah, pemintalan kering,
dan pemintalan leleh.
Bentuk dari serat-seratnya sangat beragam, seperti pada membujur terdapat ciri
serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain. Sedangkan pada pengamatan melintang,
terdapat ciri serat yang berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti
segitiga, dan lain-lain. Dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil yang
kelompok saya dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.