Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

IDENTIFIKASI SERAT PENAMPANG MEMBUJUR DAN


PENAMPANG MELINTANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : HELMINA ANDAMI

NPM :16020090

GROUP : 1 K 3

DOSEN : Khairul U., S.ST., MT.

ASISTEN : 1. Luciana, S.Teks, M.Pd

2. Witri A. S., S.ST.

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN

POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG

2017 / 2018
I. Tujuan

Untuk mengetahui dan meneliti karateristik morfologi yang khas dalam serat
pada pandangan penampang melintang dan membujur, serta untuk meneliti dimensi
serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan bermacam - macam serat
selanjutnya agar dapat mengidentifikasi jenis suatu serat lebih lanjut.

II. Teori dasar

Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain : Cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat jenis,
pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara yang
digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop. Sebelum mengetahui
lebih lanjut, mari kita ketahui terlebih dahulu pengetahuan penuh seputar
mikroskop.

Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati
benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata
telanjang. Kata mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu mikro Yang berarti
kecil dan kata scopein Yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara
memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. Bayangan
benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan
perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi .

Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan


menggunakan mikroskop disebut mikroskopi. Mikroskop ditemukan oleh anthony
van leewenhoek, penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuan untuk
mengamati objek mikroskopis. Adapun fungsi dari mikoskop adalah sebagai berikut
:

Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran
sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya,
bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail,
contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis
objek mikroskopis saja.

Intinya fungsi mikroskop tetap untuk mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.

Dalam praktikum identifikasi serat penampang membujur dan penampang


melintang ini,mikroskop yang digunakan ialah Mikroskop Cahaya. Sesuai dengan
namanya, Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan cahaya
sebagai sumber energi agar dapat memperbesar bayangan objek. Mikroskop cahaya
menggunakan lensa untuk memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati.
Biasanya sekolah-sekolah di Indonesia menggunakan Mikroskop cahaya untuk alat
belajar.

Sumber cahaya yang dimanfaatkan bisa berasal dari cahaya matahari, bisa juga
berasal dari cahaya lampu. Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga lensa objektif
dengan masing-masing pembesaran lemah (4 atau 10 kali), sedang (40 kali), kuat
(100kali), dan lensa okuler pembesaran 10 kali. Jadi kebanyak mikroskop cahaya
memiliki pembesaran maksimum 1000 kali dari ukuran sebenarnya.
Mikroskop cahaya ada yang hanya memiliki satu lensa okuler (monokuler)
adapula yang memiliki dua lensa okuler (binokuler). Mikroskop yang memiliki satu
lensa okuler umumnya hanya mampu melihat panjang dan lebar objek, sedangkan
yang memiliki dua lensa okuler bisa melihat objek secara 3 dimensi, yaitu panjang,
lebar, dan tinggi objek. Mikroskop Binokuler juga dikenal dengan
nama Mikroskop Stereo.

BAGIAN BAGIAN MIKROSKOP

Agar dapat menggunakan mikroskop kita harus mengetahui bagian-bagiannya


terlebih dahulu, untuk itu silahkan sahabat menyimak penjelasan kami tentang bagian-
bagian mikroskop ini. Bagian Mikroskop terbagi menjadi bagian Optik dan bagian
Mekanik (Non-Optik).
Bagian-Bagian Optik :

1. Lensa okuler

Lensa yang digunakan untuk mengamati suatu objek dan terdapat pada bagian
ujung atas tabung. Adapun fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar
kembali bayangan yang berasal dari lensa objektif. Pada lensa okuler ini
umumnya mengalami perbesaran 6, 10 atau 12 kali.

2. Lensa objektif

Lensa yang dekat dengan objek yang akan diamati. Pada mikroskop umumnya
terdapat 3 lensa objektif dengan perbesaran terkecil 10, 40 hingga 100 kali
lipat. Dalam penggunaan lensa objek maka seorang pengamat harus
mengoleskan minyak emersi ke bagian objek. Sebab minyak emersi ini
berfungsi sebagai pelumas yang akan memperjelas bayangan benda. Mislanya
saja pada saat perbesaran 100 kali antara lensa dengan objek yang akan diamati
posisinya sangat dekat sekali bahkan smapai bersentuhan.

3. Kondensor

Bagian yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh


cermin dan memusatkannya ke suatu objek. Penggunaanya cukup dengan
memutar bagian ke atas dan ke bawah.

4. Diafragma

Bagain yang berfungsi untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk
melalui kondesor yang kemudian mengenai prefarat.

5. Cermin

Penerima dan pengarah cahaya. Adapun cahaya yang diterimanya akan


dipantulkan menuju daifragma.
Bagian mikroskop non optik (mekanik) :

1. Revolver

Mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.

2. Tabung mikroskop

Penghubung antara lensa okuler dengan lensa objektif.

3. Lengan mikroskop

Tempat seorang pengamat memegang mikroskop.

4. Meja benda

Untuk menempatkan objek yang akan diamati. Adapun pada meja benda
terdapat penjepit objek yang fungsinya untuk menjaga objek yang akan diamati
tidak berubah posisinya.

5. Makrometer

Alat menaikkan maupun menurunkan tabung secara lembut atau halus untuk
mendapatkan kejelasan dari objek yang diinginkan.

6. Kaki mikroskop

Penyangga atau tumpuan agar posisi mikroskop tetap berada di tempat yang
diinginkan atau bisa juga sebagai tempat untuk memegang mikroskop saat
hendak dipindahkan.

7. Sendi inklinasi

Pengatur sudut tegak mikroskop.

Berikut cara penggunaan mikroskop yang digunakan untuk identifikasi serat


penampang membujur dan penampang melintang :

1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop


sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.

2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga
dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).

4. Tempatkan contoh uji serat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar
obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
5. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah
lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar
revolver hingga bunyi klik.

6. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan angkat contoh uji
serat lalu simpan pada tempat yang tidak lembab.

Indetifikasi serat serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk


mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur, dengan
demikian dapat diketahui ciri ciri suatu serat contohnya wool dimana seratnya
bersisik dilihat dari penampang membujur atau serat sutera mempunyai penampang
melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.

Dalam melakukan pengamatan secara melintang berbeda dengan pengamatan


secara membujur prinsip pada pengamatan secara melintang adalah serat dipotong
secara melintang setipis mungkin sehingga dapat diamati dibawah mikroskop,
dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan serat yang
satu dengan serat yang lain. Hal ini penting karena apabila kita tidak memotong
dengan tipis maka cahaya tidak akan menembus serat maka sinar yang tampak tidak
akan kelihatan dan seratpun tidak akan jelas dilihat.
Dalam membuat serat untuk pandangan melintang dapat dilakukan beberapa
cara yaitu : Cara gabus, mikroton tangan, dan mikroton mekanis. Dan yang paling
mudah dilakukan adalah cara gabus.

Serat dalam dunia tekstil didefinisikan sebagai material yang sangat halus yang
memiliki perbandingan panjang dan lebar yang sangat besar. Sejak abad sebelum
Masehi hingga sekarang, sudah banyak jenis-jenis serat yang memiliki karakteristik
yang beranekaragam. Salah satu cara untuk mengetahui sifat suatu serat tekstil ada
lah dengan mengidentifikasi bentuk fisiknya. Karena ukuran serat yang sangat halus
,maka pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop.

Serat ialah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan yang membentuk


jaringan memanjang yang utuh ataupun senyawa. serat yang paling sering dijumpai
disekitar kita yaitu kain. Bahan ini sangat penting dalam kehidupan kita, baik
hewan maupun tumbuhan sebagai kebutuhan tubuh kita sendiri. Manusia
menggunakan serat dalam banyak hal, seperti: membuat tali, kain, kertas dll. Serat
dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat
buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang
besar. Serat alami memiliki kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan, karena
terbuat dari tumbuhan dan hewan.

Jenis-Jenis Serat

A. Serat Alami

Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan


perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut
ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis hewannya. Dalam batas tertentu morfologi
mempunyai bentuk yang tetap, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam
sangat menentukan dalam identifikasi seratnya.
1. Serat Kapas

Serat alami(tumbuhan) yang mudah didapat dan harganya terjangkau,karena


seratnya itu nyaman dan bisa dipakai disemua kalangan masyarakat serat kapas
sangat penting di industri tekstil karena bahan nya mudah didapat,sangat kuat, sifat
kapas yg kurang kenyal yang menyebabkan kapas mudah kusut. kapas itu dipintal
dan kemudian manjadi benang, akhirnya ditenun menjadi kain. industri tekstil
banyak mengandalkan kapas menjadi bahan utama. kapas mempunyai arti penting
bagi para perancang busana.

Karakteristik

Kekuatan cukup hingga baik

Elastisitas sangat rendah

Kurang tangguh dan rentan terhadap kerutan

Nyaman dan terasa lembut

Daya serap baik

Mengalirkan panas dengan baik

Bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat

Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.

Aplikasi

Banyak digunakan dalam sejumlah produk tekstil


Umum digunakan dalam pakaian tenun dan rajutan

Tekstil rumahan handuk mandi, jubah mandi, penutup tempat tidur dan
sebagainya

Digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti rayon, poliester,


spandeks dan sebagainya

Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami
dapat digolongkan menjadi :

Serat Selulosa

Serat Protein

Serat Mineral

Serat Selulosa

Serat tumbuhan/serat pangan biasanya tersusun atas selulosa, semi selulosa,


dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Sifat umum serat yang dari selulosa
adalah mudah menyerap air (higroskopis), mudah kusut, dan jika dilakukan uji
pembakaran menimbulkan bau dan arang seperti terbakar. Contoh dari serat jenis
ini yaitu katun dan kain rami. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat
kertas dan tekstil. Serat selulosa dapat berasal dari :

Batang, seperti : serat flax (linen), henep, jute, kenaf, sunn, rami, dll

Daun, seperti : abaca (manilla), henequen, sisal, dll

Buah, seperti : serat serabut kelapa

Biji, seperti : serat kapas dan kapuk

Serat Protein
Serat tekstil yang mengandung gugus kimia protein yang utama diproduksi adalah :

1. Serat sutera

2. Serat wool

Sifat umum serat protein adalah sangat mudah menyerap air (higroscopis)
dibanding serat kapas, Jika dilakukan uji pembakaran akan menimbukan abu hitam
rapuh mengarang berkerikil, dan bau pembakarannya seperti rambut terbakar, nyala
apinya cepat terambat.

1. Serat Sutera

Sutra adalah untaian lembut dan bersambungan yang dilepas dari


kepompong ulat ngengat dikenal sebagai ulat sutra. Sutra terdiri dari protein.
Sutra sangat mengkilap karena struktur seperti prisma segitiga serat sutra,
sehingga kain sutra dapat membiaskan cahaya yang masuk pada sudut yang
berbeda.

Karakteristik

Berkilau, tekstur halus dan lembut dan tidak licin

Ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah

Elastisitas sedang hingga buruk. Jika dipanjangkan, tetap meregang

Dapat melemah jika terkena terlalu banyak sinar matahari

Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor

Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor


Aplikasi

Kemeja, dasi, blus, gaun formal, pakaian mode kelas atas

Pakaian dalam wanita, piyama, jubah, setelan pria dan baju musim panas

Banyak aplikasi untuk furnishing

Pelapis jok, penutup dinding, dan hiasan dinding

2. Serat Wool

Serat wool adalah serat alami (tumbuhan) yang dihasilkan dari hewan
bernama domba, kambing, unta, dan lain-lain. serat ini sudah dikenal sejak
zaman Belanda. Kain dengan menggunakan serat wol dapat menghangatkan bagi
pemakainya yang di iklim sangat dingin. Karena terbuat dari serat yang dapat
menyamankan pemakainya, agar si pemakai tidak kedinginan. sehingga serat wol
banyak digunakan untuk pakaian hangat khususnya didaerah dingin. Tumbuh dari
kulit domba dan merupakan serat yang relatif kasar dan berkerut dengan sisik pada
permukaannya.

Serat wol terdiri dari protein. Tampilan serat bervariasi tergantung pada jenis
domba. Serat yang lebih halus, lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki
lebih banyak sisik dan lebih halus. Serat yang lebih tebal dan kurang hangat
memiliki lebih sedikit sisik dan kasar. Biasanya, serat wol yang lebih baik dengan
sisik yang lebih halus tampak kusam daripada kualitas serat berkualitas buruk
yang memiliki lebih sedikit sisik.
Karakteristik

Tampak berkerut

Elastis

Higroskopis, mudah menyerap kelembaban

Menyatu pada suhu lebih tinggi daripada kapas

Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah

Tahan terhadap listrik statis

Aplikasi

Pakaian jaket, jas, celana, baju hangat, topi dan sebagainya

Selimut, karpet, bulu kempa dan pelapis, karpet kuda, kain pelana

Serat alami lainnya

Rami

Serat kayu yang menyerupai batang lenan dan juga dikenal sebagai rumput Cina.
Rami diambil dari tanaman berbunga yang tinggi.

Karakteristik

Kaku
Lebih rapuh

Berkilau

Aplikasi

Kanvas, kain pelapis, pakaian, dan sebagainya

B. SERAT BUATAN

Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.

Struktur serat yang terkecil adalah serat, dimana serat terbagi atas :

Serat selulosa : rami, jute, sisal, kapas, sabut kelapa, dll.

Protein : bulu unta, vicuna, sutera dan wol.

Mineral : asbes

Yang kesemuanya itu merupakan serat alam, sedangkan serat buatan meliputi :
* Organik : alginat, triasetat, rayon, nylon, poliester.
* Anorganik : kaca, logam.
Rayon

Rayon terbuat dari polimer alami yang mensimulasikan serat selulosa alami.
Rayon bukan serat yang benar-benar sintetis namun juga bukan serat yang benar-
benar alami.

Ada dua jenis Rayon, viscose dan modulus basah tinggi (HWM). Dua jenis
tersebut kemudian diproduksi dalam beberapa jenis untuk memberikan sifat
khusus tertentu.

Karakteristik

Halus, lembut dan nyaman

Kilau alaminya tinggi

Daya serap sangat tinggi

Daya tahan dan retensi bentuk rendah, terutama ketika basah

Pemulihan elastis rendah

Biasanya lemah, tetapi rayon HWM jauh lebih kuat, tahan lama dan memiliki
retensi tampilan yang baik.

Aplikasi

Pakaian blus, gaun, jaket, pakaian, pelapis, setelan, dasi untuk leher dan
sebagainya

Barang-barang perabotan penutup tempat tidur, seprai, selimut, dekorasi


jendela, pelapis jok dan sebagainya

Penggunaan industri misalnya produk operasi medis, produk bukan tenun,


kawat ban dan sebagainya

Kegunaan lain produk kesehatan wanita, popok, handuk dan sebagainya


Asetat

Asetat terdiri dari senyawa selulosa asetat yang diidentifikasi sebagai


selulosa garam selulosa. Oleh karena asetat memiliki kualitas yang berbeda
dibandingkan dengan rayon.

Asetat adalah termoplastik dan dapat dibentuk menjadi bentuk apa pun
dengan aplikasi tekanan yang dikombinasikan dengan panas. Serat asetat
memiliki retensi kondisi yang baik.

Karakteristik

Termoplastik

Kelangsaian baik

Halus, lembut dan tangguh

Daya serap tinggi dan cepat kering

Tampilan berkilau

Lemah, cepat kehilangan kekuatan ketika basah, harus dicuci kering

Ketahanan terhadap abrasi buruk

Aplikasi

Terutama dalam pakaian blus, gaun, jaket, pakaian dalam wanita, pelapis,
setelan, dasi untuk leher, dan sebagainya

Digunakan dalam kain seperti satin, brokat, kain taf, dan sebagainya

Buatan Manusia Non selulosa

Serat polimer

Kelompok serat ini dibedakan dengan disintesis atau dibuat dari berbagai
elemen menjadi molekul yang lebih besar yang disebut polimer linear. Molekul-
molekul dari masing-masing senyawa tertentu disusun dalam garis paralel dalam
serat. Susunan molekul ini disebut orientasi molekul. Sifat serat tersebut
tergantung pada komposisi kimia dan jenis orientasi molekul.

Poliester

Dalam poliester, zat pembentuk serat adalah setiap polimer sintetik rantai
panjang yang terdiri dari setidaknya 85% menurut berat ester dari asam
karboksilat aromatik substitusi, tetapi tidak terbatas pada unit terapthalate
substitusi dan unit hidroxibenzoat para-substitusi.

Dalam memproduksi serat tersebut, unsur-unsur dasar karbon, oksigen dan


hidrogen dipolimerisasi. Variasi mungkin dilakukan dalam metode produksi,
kombinasi bahan-bahan dan struktur molekul utama zat pembentuk serat.

Karakteristik

Termoplastik

Kekuatan baik

Hidrofobik (tidak menyerap)

Aplikasi

Pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana, jaket, topi dan sebagainya

Perabotan rumah seprai, selimut, furnitur berlapis, bahan bantal

Penggunaan industri ban berjalan, sabuk pengaman, penguatan ban


III. Alat dan bahan

1. Alat :

a. Mikroskop dengan bebeapa ukuran lensa obyektif

b. Kaca obyek ( slide glass )

c. Kaca penutup ( cover glass )

d. Gabus dan pisau silet

e. Jarum

f. Batang Pengaduk

g. Kertas Saring

2. Bahan :

a. Air suling ( medium )

b.Lem merah

Bermacam macam serat :

Wool Poliamida

Kapas Rami

Sutera Poliester

Rayon viskosa Rayon asetat

Poliakrilat Poliester rayon

Poliester wool Poliester kapas


Cuproamonium

IV. Cara kerja

A. Pengamatan pandangan membujur dari serat :

1. Serat diletakkan sejajar diatas kaca objek (slide glass) dan


dipisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk dengan menggunakan jarum.

2. Kemudian ditutup dengan cover glass dan dari arah samping


ditetesi medium kemudian kelebihan air dihisap dari sisi yang lain
(menggunakan kertas hisap/kertas saring).

3. Amati contoh serat dibawah mikroskop.

4. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan


dimulai dengan dengan menggunakan lensa objektif terlebih dahulu, lalu
dengan tidak menggeser objek dimeja mikroskop, Perbesaran dilakukan
mulai dari 10x, 40x, 100x.

5. Save/Gambar bentuk penampang serat yang telah diamati dan


catat dilembar pengamatan jurnal Praktikum.

B. Pengamatan pandangan melintang dari serat :

1. Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan ditengah-tengah gabus.


Kemudian jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang
pada gabus.

2. Sekolompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lak merah


dimasukkan kedalam lengkungan benang dengan teliti, kemudian benang
ditarik keluar sehingga serat masuk ke dalam tengah-tengah gabus dan
terjepit di tengah gabus, lak dibiarkan mengering.

3. Setelah lak kering, gabus diiris setipis mungkin dengan silet yang
tajam sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang.
4. Irisan melintang diamati dibawah mikroskop dengan cara seperti pada
irisan membujur.

5. Amati contoh serat dibawah mikroskop.

6. Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan


dimulai dengan dengan menggunakan lensa objektif terlebih dahulu, lalu
dengan tidak menggeser objek dimeja mikroskop, Perbesaran dilakukan
mulai dari 10x, 40x, 100x.

7. Save / Gambar bentuk penampang serat yang telah diamati


dan catat dilembar pengamatan jurnal Praktikum.

V. Data pengamatan

Data percobaan berupa jurnal hasil praktikum yakni terlampir.


VI. Pembahasan

Hasil percobaan yang didapat, mempunyai beberapa gambar yang memiliki ciri
khas tersendiri yang dapat membedakan serat-serat yang satu dengan yang lain.
Dapat terlihat dalam hasil gambar bahwa pada serat kapas memiliki ciri-ciri
penampang membujur adalah serat seperti pita terpilin dan pada penampakan
melintang adalah berbentuk seerti ginjal. Hal ini sesuai dengan referensi yang
dimiliki praktikum.
Hasil pada pengamatan rayon viskosa juga didapatkan kesamaan dengan
refensi, yaitu pada penampang membujur adalah garis panjang dengan strip-strip
lurus dan pada penampang melintang adalah lingkaran yang tidak bulat tetapi
bergerigi.
Walaupun beberapa data memiliki kesamaan dengan referensi, contoh lainnya
adalah wool yang mempunyai penampang melintang bersisik/keriting (sama dengan
referensi) tetapi didapatkan juga data hasil percobaan yang sedikit melenceng
dengan referensi. Dari beberapa data yang diperoleh dan dipadukan dengan
referensi yang ada. Maka, dalam percobaan Analisa Serat dengan cara Uji
Mikroskop ini terdapat beberapa data yang mempunyai perbedaan dengan referensi,
sehingga faktor-faktor penyebabnya dapat didiskusikan.
Kita ambil contoh serat poliester rayon yang merupakan perpaduan antara
poliester dengan rayon yaitu kenampakan penampang membujurnya mempunyai
ciri-ciri berbintik-bintik, lapis luar tebal serta bentuk rayon lurus dengan garis strip-
strip lurus tetapi pada pengamatan hasil serat poliester rayon didapati kumpulan
benang seperti benang ruwet yang pada referensi sebenarnya hal tersebut tidak ada.
Begitulah sedikit pembahasan mengenai jenis jenis serat yang telah dianalisa dalam
waktu 2 minggu belakangan.
Dapat didiskusikan pula dalam analisa serat menggunakan metode mikroskop
memang cukup akurat dalam menentukan jenis serat tersebut. Namun hal ini sangat
membutuhkan ketelitian yang tinggi agar hasil yang didapatkan dapat akurat. Dan
juga dalam penentuan jenis serat menggunakan mikroskop dirasa kurang efektif
karena membutuhkan waktu yang lama dengan alat yang cukup komplek.

NO. NAMA SERAT MEMBUJUR MELINTANG

1. Kapas Seperti pita terpilin Seperti ginjal

Lingkaran tidak bulat


2. Rayon viskosa Lurus, rapih, bergaris panjang
tetapi bergerigi.

Lonjong bergaris
3. Rami Luru dan bergaris didalamnya
panjang

4. Sutera Halus dan lurus Berbentuk segitiga

5. Wool Bersisik/keriting Hampir bulat

Bulat berbintik, di
Bagian pinggir hitam tebal.bagian
6. Poliester dalamnya berbentuk
dalam ada titik di dalamnya
segitiga

Seperti bayi/ginjal
Bagian piggir lurus dan bersih di
7. Poliakrilat tetapi tidak ada garis
bagian dalamnya
didalamnya.

Poliamida Hampir bulat


8. Bentuknya seperti cacing
(nylon) bergerigi
Poliester : berbintik-bintik, lapis
luar tebal Bulat dan berbentuk
9. Poliester : kapas
ginjal
Kapas : seperti pita terpilin

Poliester : berbintik-bintik, lapis


luar tebal
10. Poliester : rayon Bulat bergerigi
Rayon : disisinya lurus dan di
dalamnya ada garis lurus

Poliester : berbintik-bintik, lapis


luar tebal Tidak terlalu bulat
11. Poliester : wool dan berbentuk bulat
Wool : pinggirnya tebal dan bergaris
dalamya bersisik

Kelihatan berkilau dan mempunyai


12. Asetat Rayon Lurus lurus
garis lurus yang membagi serat.

Silinder yang berkilau dan ada


13. Cuproamonium
bintik bintik kecil.

Dari beberapa perbedaan data yang praktikan peroleh maka dapat diberikan
sedikit gambaran, bahwa perbedaan yang terjadi dapat disebabkan antara lain dari
faktor-faktor :
1. Perbesaran mikroskop yang kurang, sehingga penampakan secara
jelas (akurat) tidak didapati, hanya terlihat garis memanjang (pada
penampakam membujur) atau belat-bulat kecil (pada penampakan melintang.
Dapat dicontohkan pada gambar penampang memujur sutera atau penampang
melintang pada poliester.
2. Pada saat pemberian air untuk merekatkan cover glass seringkali
udara terperangkap didalam cover glass sehingga pada pengamatan, praktikan
menganggap udara tersebut merupakan bagian dari bentuk serat. Dapat
dicontohkan pada penampang membujur poliester rayon.
3. Dalam pengamatan melintang yang menggunakan lak merah, dapat
terjadi kemungkinan kesalahan pengamatan yang mencantumkannya gabus
(terlihat seperti selulosa) sebagai bagian dari serat.
Serat alam memiliki penampang lintang yang sangat bervariasi, misalnya pada
serat kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti ginjal sampai pipih.
Sedangkan serat buatan untuk jenis yang sama mempunyai penampang lintang yang
hampir sama. Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan penampang
lintangnya berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester, sedangkan yang dipintal
dari larutan larutan berbentuk tulang anjing atau berlekuk lekuk misalnya pada
asetat selulosa, rayon.
VII.Kesimpulan

Dengan melakukan uji mikroskop 1 dan 2 ini, kita dapat mengamati dengan
mudah morfologi dari serat alami dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik secara
melintang ataupun membujur. Untuk serat serat alam pada umumnya mempunyai
morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat tersebut dan
mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi kita mudah membedakan
setiap jenis serat. Sedangkan serat buatan agak sulit, karena morfologi dari serat
serat buatan bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya (tempat
pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah, pemintalan kering,
dan pemintalan leleh.

Bentuk dari serat-seratnya sangat beragam, seperti pada membujur terdapat ciri
serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain. Sedangkan pada pengamatan melintang,
terdapat ciri serat yang berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti
segitiga, dan lain-lain. Dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil yang
kelompok saya dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.

Dengan melakukan praktikum ini praktikan diharapkan dapat mengetahui


bentuk-bentuk penampang serat-serat yang telah diteliti. Namun dalam melakukan
praktikum banyak hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan,
diantaranya :
1. Usahakan untuk tidak menyentuh bagian tengah kaca objek dan kaca penutup
agar tidak meninggalkan sidik jari
2. Kaca objek dan kaca penutup harus dibersihkan sebelum praktikum, karena
bila kotor akan mengganggu pandangan kita terhadap serat yang kita teliti
3. Serat juga harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
4. Jumlah air atau medium jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika terlalu
sedikit dapat menyebabkan timbulnya gelembung gelembung pada kaca
sehinga dapat membingungkan pengamatan.
5. Pada pengamatan melintang serat harus dipotong tipis agar mudah dan rapi
saat pemasangan dan jelas saat diamati.
6. Saat melakukan pengamatan, perbesaran yang digunakan sebaiknya dari
perbesaran terkecil terlebih dahulu lalu difokuskan. Jika
setelah diamati bentuk serat dirasa belum tergambar jelas, maka ganti lensa
objektif dengan yang lebih besar pembesarannya. maka dan
memfokuskannya dengan memposisikan letak slide glass.

VII. Daftar Pustaka

Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya [Online]. Tersedia :


http://www.ilma95.net/dunia_sekolah/smp/biologi/cara_menggunakan_mikrosk
op_cahaya/materi03.html

Hadi, A. (2015). Pengertian, Fungsi, dan Bagian Mikroskop [Online].


Tersedia: http://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Fungsi-Macam-
Bagian-Mikroskop-Adalah.html

Mengenal serat buatan (2009).[Online]. Tersedia :


http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/know-
about-textile-fibres

Widiarty , W. (2011). Uji Serat Mikroskop 1 dan 2. [Online]. Tersedia :


https://superakhwat08.wordpress.com/2011/04/22/uji-serat-nikroskop-1-dan-2/

Anda mungkin juga menyukai