DISUSUN OLEH :
Ketua :
Anggota :
KELAS :
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENCEMARAN TANAH DAN AIR.” Pada makalah ini Penulis
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Gorontalo, Februari
2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Insektisida
Insektisida sebagai bahan pemberantas hama masih banyak digunakan
masyarakat khususnya di sektor pertanian. Apabila pemakaian insektisida
berlebihan, maka akan mempunyai dampak lingkungan.
2. Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak sekali macamnya
seperti shampo, detergen, dan bahan pembersih lainnya. Indikasi adanya
limbah zat pembersih yang berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-
buih pada permukaan air.
3. Larutan penyamak kulit
Senyawa krom (Cr) merupakan bahan penyamak kulit yang banyak
digunakan pada industri penyamakan kulit. Sisa larutan panyamak kulit
akan dapat menambah jumlah ion logam pada air. Untuk itu maka industri
penyamakan kulit seharusnya mempunyai instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) untuk mengolah sisa larutan penyamak kulit agar tidak merusak
lingkungan khususnya pencemaran air.
4. Zat warna kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan industri menggunakan zat warna agar produknya
mempunyai daya tarik yang lebih baik dibandingkan dengan warna
aslinya. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi kesehatan tubuh
manusia.
b. Limbah padat
Lingkup limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil
proses IPAL berupa endapan (slude) yang biasanya hasil dari proses filter
press. Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga dikategorikan
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Limbah padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan
tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk
koloid yang melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan
air menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke
dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman di
dalam air. Kandungan oksigen terlarut di dalam air juga menurun sehingga
akan mempengaruhi kehidupan di dalam air.
c. Limbah bahan makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme. Apabila limbah bahan makanan mengandung protein, maka
pada saat didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa
yang mudah menguap dan menimbulkan bau busuk.
d. Limbah organic
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung ke
air lingkungan akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air
lingkungan sudah tercemar limbah organik berarti sudah terdapat cukup
banyak mikroorganisme di dalam air, maka tidak tertutup kemungkinan
berkembangnya bakteri patogen.
e. Limbah anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi
oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari industri
yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air
Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah anorganik
seperti industri electroplating, industri kimia, dan lain-lain. Bila limbah
anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan
jumlah ion logam didalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila
terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya
manusia.
Sumber Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air daratan (sungai,
danau, rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu akibat dari berbagai
aktivitas manusia modern saat ini sangat beragam sesuai karakteristiknya.
Menurut Sunu (2001), adapun sumber pencemaran air yaitu :
Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sehingga menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di
dalam tanah pun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan
mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
2. Limbah cair berupa, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme
di dalam tanah.
Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti
Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanaman dan memberantas hama, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas
hama tanaman misalnya DDT. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna didalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme didalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pencemaran lingkungan merupakan berubahnya tatanan (komposisi)
air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pada pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu
atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya,
misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-
lain). Jenis-jenis pencemaran air oleh mikroorganisme, bahan anorganik nutrisi
tanaman, bahan kimia anorganik, bahan kimia organik. Sumber pencemaran air
yaitu dari pertanian, peternakan, perikanan, industri dan berbagai aktivitas
perkotaan. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. faktor pencemaran tanah
dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
Hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah yaitu berasal dari sumber
pencemar yang berasaldari udara dan sumber pencemar dari air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Penanggulanagn pencemaran air dan
tanah dapat dilakukan dengan metode bioremidiasi dan remidiasi.
DAFTAR PUSTAKA