Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENCEMARAN TANAH DAN AIR

DISUSUN OLEH :
Ketua :
Anggota :

KELAS :

UNIVERSITAS BINA MANDIRI


TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENCEMARAN TANAH DAN AIR.” Pada makalah ini Penulis
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Gorontalo, Februari
2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhanpopulasi manusia yang semakin tinggi
menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat. Kegiatan
ekonomi/pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem
yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak. Hal tersebut merupakan
beban sosial yang pada akhirnya manusia pula yang akan menanggung biaya
pemulihannya.
Dalam penjelasan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang
Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan
industri yang diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat
radioaktif. Disamping menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,
industrialisasi juga menimbulkan ekses, antara lain dihasilkannya limbah yang
apabila dibuang kelingkungan akan dapat mengancam lingkungan hidup itu
sendiri, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Muslimah (2015) Pencemaran Lingkungan: Definisi, Sumber dan
pengendalian pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan ataukomponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya (Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Ps 1 angka 12)
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran tanah
dan pencemaran air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di
bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air
dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik
kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia,
baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan
sanitasi kota, dan sebagainya. Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang
memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan
standar tertentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air
sudah banyak tercemar oleh bermacammacam limbah dari berbagai hasil kegiatan
manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan
kuantitasnya.
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan
tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah
pertanian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pencemaran?
2. Apa hakikat pencemaran air ?
3. Apa hakikat pencemaran tanah?
4. Bagaimana hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah?
5. Bagaimana penanggulangan pencemaran air dan tanah?
1.3  TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pencemaran
2. Mengetahui hakikat pencemaran air
3. Mengetahui hakikat pencemaran tanah
4. Mengetahui hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah
5. Mengetahui penanggulangan pencemaran air dan tanah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Menurut Muslimah (2015) Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah
ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya
dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara miskin,
tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan
masalah kita semua. Dan masalah lingkungan dapat menimbulkan gangguan
kesejahteraan, kesehatan bahkan jiwa manusia. Interaksi manusia dengan
lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak
manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Dan tidak jarang akibat interaksi
tersebut menimbulkan masalah.
SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 2/MENKLH/1988
tentang masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau
komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi)
air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
disebut juga pencemaran. Dalam UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4
Tahun 1982, dijelaskan bahwa pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat Berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya semula.
Menurut Marsun Pencemaran lingkungan adalah peristiwa terdapatnya
“bahan” dengan kadar tertentu sehingga menganggu kesejahteraan manusia, bahan
yang dimaksudkan dalam ketentuan diatas ialah bahan kimia, unsur atau
persenyawaan, yang kemudian disebut bahan pencemar, atau “pollutan”. Tetapi
dalam ekologi pengertian bahan itu meliputi juga tingkah laku manusia dan lain-
lain hal yang bersifat menganggu kesejahteraan makahluk hidup.
Pencemaran umumnya timbul oleh kegiatan manusia yang tidak
memperhitungkan keadaan ekosistem. Akibatnya manusia sendiri yang
memperoleh kesukaran dan gangguan dalam kehidupannya. Zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak
merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama,
Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. Dalam
membagi tingkatan pencemaran, WHO telah menetapkan empat tingkatan
pencemaran, dengan melihat dan memeriksa efeknya terhadap lingkungan. Dalam
perhitungan yang digunakan adalah kadar zat pencemar dan waktu kontak antara
zat pencemar dan lingkungan sekitar. Tingkatan tersebut yaitu:
1. Pencemar tingkat pertama adalah pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian kepada manusia jika dilihat dari kadar zat pencemar yang hadir
dan waktu kontaknya dengan waktu kontanknya dengan lingkungan.
2. Pencemaran tingkat kedua adalah pencemaran yang mulai mengakibatkan
iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan alat vegetatif, serta telah
menimbulkan kerusakan pada ekosistem yang lain
3. Pencemaran tingkat ketiga adalahpencemaran yang sudah mengakibatkan
reaksi pada faal tubuh yang menyebabkan sakit kronis
4. Pencemaran tingkat ke empat adalah pencemaran yang kadar zat pencemar
demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau
kematian dalam lingkungan.

Karena kegiatan manusia, pencermaran Lingkungan pasti terjadi.


Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan
adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran , dan meningkatkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak
mencemari lingkungan.
2.2 HAKIKAT PENCEMARAN AIR
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan.
Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi
malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia,
baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

Gambar 1. Pencemaran Air (Priadi, 2012).


Menurut Priadi, (2012) Air yang kita pergunakan setiap hari tidak lepas
dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh manusia juga. Beberapa bahan
pencemar seperti bahan mikrobiologi (bakteri, virus, parasit), bahan organik
(pestisida, detergen), dan beberapa bahan anorganik (garam, asam, logam), serta
beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita
pergunakan. (Darmono, 2001) Pencemaran air dapat merupakan masalah regional
maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara
serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Walaupun air merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi
oleh aktivitas manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan
mudah dapat tercemar. (Darmono, 1995)
Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu
atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya,
misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-
lain). Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun
di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan
bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-
bahan terlarut, seperti karbon dioksida (CO2), oksigen (O2), dan nitrogen (N2),
serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang
terbawa air hujan dari atmosfer.
Di dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan (air limbah industri)
tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan
pencemaran. Air tersebut harus diolah dahulu agar mempunyai kualitas yang sama
dengan kualitas lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur
ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa
menyebabkan pencemaran. Proses daur ulang air industri (Water Treatment
Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang
berwawasan lingkungan. Apabila semua kegiatan industri memperhatikan dan
melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum juga tidak
membuang limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran air sebenarnya
tidak perlu dikhawatirkan. Namun kenyataanya masih banyak industri atau suatu
pusat kegiatan kerja membuang limbahnya ke lingkungan melalui sungai sehingga
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. (Wardhana, 2001).

Gambar 2. Pencemaran Industri (Priadi, 2012).

Jenis Pencemaran Air

Menurut Darmono (1995), pencemaran air terdiri dari bermacam-macam jenis,


antara lain :

a. Pencemaran mikroorganisme dalam air


Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri,
virus, protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke
dalam air tersebut berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan
dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian, dan lain sebagainya.
Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan penyebab utama terjadinya
penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran air ini disebut water-borne disease dan sering ditemukan pada
penyakit tifus, kolera, dan disentri.
b. Pencemaran air oleh bahan anorganik nutrisi tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah
dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan
produksi tanaman yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain
pihak, nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan. Sebetulnya
sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja,
karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen. Pada waktu hujan
dan terjadi kilat dan petir, di udara akan terbentuk amoniak dan nitrogen
terbawa air hujan menuju permukaan tanah. Nitrogen akan bersenyawa
dengan komponen yang kompleks lainnya.
c. Pencemaran bahan kimia anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam
lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dalam kadar yang
tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Di samping dapat
menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya,
pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan
dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena korosif).
d. Pencemaran bahan kimia organic
Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih,
detergen, dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh
manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air
lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia organik sintetis ditemukan dalam jumlah
relatif sedikit pada permukaan air tanah untuk diminum di Amerika, dan dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal, gangguan kelahiran, dan beberapa bentuk
kanker pada hewan percobaan di laboratorium. Tetapi sampai sekarang belum
diketahui apa akibatnya pada orang yang mengkonsumsi air tersebut sehingga
dapat menyebabkan keracunan kronis.

Komponen Pencemaran Air


Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator
pencemaran air. Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, dan kegiatan
masyarakat lainnya yang tidak mengindahkan kelestarian dan daya dukung
lingkungan akan sangat berpotensi terjadinya pencemaran air.
Menurut Sunu (2001), adapun komponen pencemaran air dikelompokkan
sebagai berikut :

a. Limbah zat kimia


Apabila limbah zat kimia yang belum terolah dibuang langsung ke air
lingkungan seperti sungai, danau, laut akan membahayakan bagi kehidupan
organisme di dalam air. Limbah zat kimia sebagai bahan pencemar air
dikelompokkan sebagi berikut :

1. Insektisida
Insektisida sebagai bahan pemberantas hama masih banyak digunakan
masyarakat khususnya di sektor pertanian. Apabila pemakaian insektisida
berlebihan, maka akan mempunyai dampak lingkungan.
2. Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak sekali macamnya
seperti shampo, detergen, dan bahan pembersih lainnya. Indikasi adanya
limbah zat pembersih yang berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-
buih pada permukaan air.
3. Larutan penyamak kulit
Senyawa krom (Cr) merupakan bahan penyamak kulit yang banyak
digunakan pada industri penyamakan kulit. Sisa larutan panyamak kulit
akan dapat menambah jumlah ion logam pada air. Untuk itu maka industri
penyamakan kulit seharusnya mempunyai instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) untuk mengolah sisa larutan penyamak kulit agar tidak merusak
lingkungan khususnya pencemaran air.
4. Zat warna kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan industri menggunakan zat warna agar produknya
mempunyai daya tarik yang lebih baik dibandingkan dengan warna
aslinya. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi kesehatan tubuh
manusia.
b. Limbah padat
Lingkup limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil
proses IPAL berupa endapan (slude) yang biasanya hasil dari proses filter
press. Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga dikategorikan
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Limbah padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan
tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk
koloid yang melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan
air menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke
dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman di
dalam air. Kandungan oksigen terlarut di dalam air juga menurun sehingga
akan mempengaruhi kehidupan di dalam air.
c. Limbah bahan makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme. Apabila limbah bahan makanan mengandung protein, maka
pada saat didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa
yang mudah menguap dan menimbulkan bau busuk.
d. Limbah organic
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung ke
air lingkungan akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air
lingkungan sudah tercemar limbah organik berarti sudah terdapat cukup
banyak mikroorganisme di dalam air, maka tidak tertutup kemungkinan
berkembangnya bakteri patogen.
e. Limbah anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi
oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari industri
yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air
Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah anorganik
seperti industri electroplating, industri kimia, dan lain-lain. Bila limbah
anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan
jumlah ion logam didalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila
terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya
manusia.
Sumber Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air daratan (sungai,
danau, rawa, dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu akibat dari berbagai
aktivitas manusia modern saat ini sangat beragam sesuai karakteristiknya.
Menurut Sunu (2001), adapun sumber pencemaran air yaitu :

a. Pencemaran air oleh pertanian


Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan, namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang
kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak
negatif pada keseimbangan ekosistem air. Sektor pertanian juga dapat
berakibat terjadinya pencemaran air, terutama akibat dari penggunaan pupuk
dan bahan kimia pertanian tertentu seperti insektisida dan herbisida.
b. Pencemaran air oleh peternakan dan perikanan
Penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran dan sisa makanan ternak
dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran. Karakteristik terhadap
pencemaran air yang diakibatkan oleh kegiatan peternakan antara lain:
a) Komposisi dan jumlah kotoran ternak bervariasi tergantung pada tipe,
jumlah dan metode pemberian makan dan penyiramannya.
b) Tingkat pencemaran sangat bervariasi tergantung pada lokasi lahan
yang digunakan untuk peternakan, sistem dan skala operasi serta
tingkat teknik pengembangbiakan.
c. Pencemaran air oleh industry
Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya, oleh karena itu
harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum. Karakteristik pencemaran
air dari industri manufaktur antara lain :
a) Limbah cair
b) Industri makanan
c) Industri tekstil
d) Industri pulp dan kertas
e) Industri kimia
f) Industri kulit
d. Pencemaran air oleh aktivitas perkotaan
Aktivitas manusia di perkotaan memberikan andil dalam menimbulkan
pencemaran lingkungan yang tinggi. Ledakan jumlah penduduk yang tidak
terkendali mengakibatkan laju pencemaran lingkungan melampaui laju
kemampuan alam. Penyebab pencemaran air karena limbah perkotaan seperti
air limbah, kotoran manusia, limbah rumah tangga, limbah gas, dan limbah
panas.
2.3 HAKIKAT PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).

Gambar 3 Pencemaran Tanah (Muslimah, 2015).


Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian


kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen
lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang
terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No.
150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa
adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan
tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka
ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
1. Penyebab Pencemaran Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. sebagian besar makanan kita berasal dari
permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di
laut. Sudah sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa mendukung
kehidupan di muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran
tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia.
2. Sumber Bahan Pencemar Tanah
Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,
akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah
tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut.
Jenis-jenis penyebab pencemaran tanah yaitu :
a. Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena
penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng,
botol, dan lain-lainnya.

b. Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan


pencemar/polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga
mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
c. Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan
yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar
juga. Contohnya ketika terjadi hujan asam.
Sumber pencemar tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai
hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber
pencemar tanah.
Secara umum, faktor pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik,
limbah industri dan limbah pertanian.

Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sehingga menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di
dalam tanah pun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan
mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

2. Limbah cair berupa, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme
di dalam tanah.

Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti
Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.

Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanaman dan memberantas hama, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas
hama tanaman misalnya DDT. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna didalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme didalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.

2.4 HUBUNGAN ANTARA PENCEMARAN AIR DAN PENCEMARAN


TANAH
Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air. Sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada
umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas
oksida karbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang yang menjadi bahan
pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya
pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar
misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah
rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah
pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.

2.5 PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR DAN TANAH


1. Bioremidiasi Air
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih
untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar
polutan tersebut. Pada saat proses bioremediasi berlangsung, enzim-enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi
tidak kompleks sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya.
Pengolahan air tercemar secara biologi pada prinsipnya adalah meniru proses
alami self purification di sungai dalam mendegradasi polutan melalui peranan
mikroorganisma. Peranan mikroorganisma pada proses self purification ini pada
prinsipnya ada dua yaitu: pertumbuhan mikroorganisma menempel dan
tersuspensi.

a. Pertumbuhan mikroorganisma menempel


Mikroorganisme ini keberadaannya menempel pada suatu permukaan
misalnya pada batuan ataupun tanaman air. Selanjutnya diaplikasikan pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAl). Selama pengolahan aerobik air limbah
domestik, genus bakteri yang sering ditemukan berupa Gram-negatif berbentuk
batang heterotrofik organisme, termasuk Zooglea, Pseudomonas, Chromobacter,
Achromobacter, Alcaligenes dan Flavobacterium. Filamentous bakteri seperti
genera Beggiatoa, Thiotrix dan Sphaerotilus juga ditemukan dalam biofilm,
sebagaimana organisme seperti Nitrosomonas dan nitrifikasi Nitrobacter.

b. Pertumbuhan mikroorganisma yang tersuspesi


Mikroorganisme ini keberadaannya dalam bentuk suspensi di dalam air
yang tercemar. Berbeda dengan mikroorganisma yang menempel, sistem
pertumbuhan mikroorganisma yang tersuspensi terdiri dari agregat
mikroorganisma yang pada umumnya tumbuh sebagai flocs dalam kontak dengan
air limbah pada waktu pengolahan. Agregat atau flocs, yang terdiri dari berbagai
spesies mikroba, berperan dalam penurunan polutan. Umumnya spesies mikroba
ini terdiri dari bakteri, protozoa dan metazoa.
2. Bioremidiasi Tanah
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Salah satu mikroorganisme yang
berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi
tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari
dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan
mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pencemaran lingkungan merupakan berubahnya tatanan (komposisi)
air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pada pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu
atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya,
misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-
lain). Jenis-jenis pencemaran air oleh mikroorganisme, bahan anorganik nutrisi
tanaman, bahan kimia anorganik, bahan kimia organik. Sumber pencemaran air
yaitu dari pertanian, peternakan, perikanan, industri dan berbagai aktivitas
perkotaan. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. faktor pencemaran tanah
dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
Hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah yaitu berasal dari sumber
pencemar yang berasaldari udara dan sumber pencemar dari air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Penanggulanagn pencemaran air dan
tanah dapat dilakukan dengan metode bioremidiasi dan remidiasi.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, W.P. dan Cunningham, M.A. 2004.Principles of Environmental


Science Inquiry and Application.International Edition. Boston: McGraw
Hill
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Marsun, Rio Sunarya. 1978. Ilmu Pengetahuan Alam Kimia Lingkungan I.
Bandung: Proyek Balai Pendidikan Guru Tertulis Jawa Barat.
Muslimah, 2015. Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan.
Universitas Samudra

Priadi, Bambang. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya


Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1) : 38-48.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wardhana, Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta : Penerbit
Andi.

Anda mungkin juga menyukai