Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENCEMARAN AIR

LIMBAH RUMAH TANGGA


YANG DIBUANG KE PARIT

NAMA : PERTIWI FULVI INTAN

NIM : 1805040

MATA KULIAH : Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan

DOSEN PENGASUH : drg. Oktavia Dewi, M.Kes

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES HANG TUAH PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama
dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan
dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran,
peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan
mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia
pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah (nomad), kemudian
hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus
berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat
membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia
mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti
kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk
hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya (bahtiar,
2007).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari
20% populasi dunia (sekitar 1,3 miliar orang) tidak memiliki air minum yang
aman dan bahwa lebih dari 40% dari semua populasi tidak memiliki sanitasi
yang memadai (Oastridge dan Trent, 1999).
Kualitas air yang buruk masih merupakan masalah yang signifikan di
banyak bagian dunia. Ini sering dapat membatasi penggunaan sumber daya
vital ini dan dalam kasus yang lebih ekstrim dapat membahayakan manusia
dan kehidupan lainnya (Forum dan Entwicklung, 2001).
Air dapat dicemari oleh zat yang larut di dalamnya atau oleh partikel padat
dan tetesan cairan yang tidak larut yang menjadi tersuspensi di dalamnya
(Plant et al., 2001).
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP NO. 82/2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air).
Jumlah penduduk Indonesia hingga tahun 2019 ini mencapai 266,91 juta
jiwa dari data survei penduduk antar sensus 2015. Dengan jumlah penduduk
yang tinggi akan mengakibatkan terhadap tingginya volume limbah yang
dihasilkan dari rumah tangga.
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah
pembuangan dan pengelolaan sampah. Sampah adalah bahan buangan sebagai
akibat dari aktivitas manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dapat
dipergunakan lagi. Menurut Keputusan Dirjen Cipta Karya, nomor
07/KPTS/CK/1999: Juknis Perencanaan, Pembangunan dan Pengelolaan
Bidang Ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan, sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan.
Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak
di antara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga
mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti
mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun
menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan
lingkungan khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak aktifitas manusia
ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita
tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah
juga dapat membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk
Indonesia dengan limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan
setiap hari. Dapat dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih
besar dari pada limbah industry.
Kepedulian masyarakat khususnya rumah tangga dalam pengelolaan
limbah rumah tangga sangat diperlukan untuk membantu pemerintah dalam
menangani permasalahan lingkungan hidup.
Sampah atau limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinjak dan
sampah spesifik. Dampak limbah rumah tangga dapat mempengaruhi terhadap
pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air, maka akan
mempengaruhi terhadap tingkat kesehatan bagi orang lain (PP Nomor 81/2012
tentang lingkungan hidup terutama pengelolaan sampah/limbah rumah tangga)
Polusi air menjadi lebih buruk akibat kepadatan di daerah perkotaan.
Limbah pertanian, domestik dan industri adalah polutan utama habitat agnatic.
Limbah adalah pencemar air tawar terbesar ketika dibuang ke dalamnya.
Limbah adalah pembuang air yang ditularkan melalui air masyarakat dan
pembuangan limbah yang tidak diobati ke sungai sangat besar dan tidak sehat.
Konsekuensi yang mencolok adalah penurunan substansial dan segera dalam
jumlah oksigen terlarut dalam air. Hal ini terjadi karena bahan organik
merangsang pengurai terutama bakteri yang memecah padatan tersuspensi
dalam limbah. Ketika mereka bernafas, pengurai menggunakan oksigen
terlarut (O2) dan Permintaan Oksigen Biologis (BOD) berkurang.
Polusi air merupakan tantangan utama di abad ke-21. Di dunia di mana
permintaan air tawar terus meningkat dan sumber daya air terbatas, polusi air
memberi tekanan tambahan pada persediaan air yang sudah tertekan. Polusi air
berarti pengenalan oleh manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung, zat atau energi yang mengakibatkan efek yang merugikan seperti:
bahaya bagi sumber daya kehidupan, bahaya bagi kesehatan manusia,
hambatan terhadap kegiatan air, hilangnya kualitas air sehubungan dengan
penggunaannya dalam ekonomi kegiatan seperti pertanian dan industri dan
penurunan fasilitas (chapman, 1996)
Sumber pencemaran air beragam dan meliputi, antara lain: pipa atau
saluran buatan yang mengandung limbah atau limbah, limpasan pertanian
yang mengandung bahan kimia seperti herbisida dan pestisida, pembuangan
limbah bahan limbah di sungai dan laut, logam berat dari eksplorasi minyak
dan gas, polusi termal dari pembangkit listrik (United Nations Environment
Programme (2017).
Flora dan fauna sungai mengalami perubahan dan pengurangan jumlah
karena kematian karena mati lemas(Tudge, 1991).
Kehadiran sampah merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan dengan
faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan (estetika).
Tumpukan onggokan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan
lingkungan merupakan jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam
degradasi lingkunganyang bersifat sosial (Bintarto, 1997:57)
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.Dalam pengelolaan limbah atau sampah rumah tangga adanya
hambatan yang terjadi seperti kurangnya tingkat kepedulian dari lingkungan
rumah tangga itu sendiri, kurangnya tempat-tempat pembuangan sampah, serta
kurangnya penegakan hukum terhadap para pelanggarnya. Beberapa cara
pengelolaan sampah/limbah rumah tangga yang dapat dilakukan yaitu dengan
melakukan perencanaan yang baik terhadap pengelolaan sampah/limbah
tersebut seperti daur ulang, pembakaran, pemisahan, pengomposan, dan
pembusukan (Hasibuan, R, 2016)
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai
pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi
lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan
industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi
industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang
masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah
peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas
negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus
pencemaran terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media
masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak
terhadap timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang
tinggal di sekitar teluk tersebut (Pranowo, 2005).
Polusi air di India kini telah mencapai titik kritis. Hampir setiap sistem
sungai di India sekarang tercemar sampai batas tertentu. Sebagaimana dinilai
oleh para ilmuwan di Institut Penelitian Teknik Lingkungan Nasional
(NEERI) Nagpur, hampir 70% air di India tercemar (Martin, 1998).
Di Pekanbaru, 18 juni 2019, selasa, banjir besar telah memakan korban
yaitu seorang wanita hamil terseret arus dari parit besar di jalan swadaya dan
menyebabkan kematian (tribunpekanbaru).

 Riau Guide
 Seleb

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENCEMARAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA


Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 82/2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air ).

Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan


perubahan sifat Fisika dan kimia dari air.  Banyak unsur-unsur kimia
merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan
pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan
binatang.  Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman,
konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air.  Di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air
tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000


orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh
pencemaran air. Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah
sebagai berikut :

1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa


bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak
tanah yang ditimbun dalam tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan
sepertiplastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen
dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran) (Bahtiar,
2007).

Pencemaran air juga dapat terjadi karena masuknya air hujan ke dalam
timbunan sampah akan menghanyutkan komponen-komponen sampah
yang telah proses dekomposisi yang menghasilkan air lindi sampah
(leachate) kemudian merembes keluar dari TPA Sampah sehingga
menimbulkan pencemaran pada air tanah dangkal dan badan air lainnya di
sekitar TPA Sampah (Widyatmoko dkk, 2001 dalamArbain dkk. 2008.

 Pencemaran air lindi sampah akibat air hujan mencuci sampah yang
sudah busuk serta segala kotoran yang terjerap di dalamnya. Air lindi
tersebut ada yang mengalir di permukaan tanah yang dampaknya pada air
permukaan dan menimbulkan bau dan penyakit, sedangkan air lindi yang
merembes ke dalam air tanah akan menimbulkan pencemaran air tanah
dangkal di sekitarnya (Sudradjat 2002 dalam Arbain dkk. 2008).  Selain
itu, meningkatnya konsentrasi unsur-unsur pencemar pada kualitas air
tanah dangkal juga dipengaruhi oleh jenis tanah serta topografi dan/atau
kegiatan. Sedangkan limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan
dari satu atau beberapa rumah.

Peraturan Pemerintah nomor 81 Tahun 2012 bahwa sampah rumah


tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga yang tidak termasuk tinjak dan sampah spesifik
B. DAMPAK BAGI KESEHATAN, LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI
1. Dampak Bagi Kesehatan Munculnya Banyak Penyakit
Dampak dalam kesehatan yaitu dapat menyebabkan dan menimbulkan
penyakit, potensi bahaya kesehatan yang dapat di timbulkan adalah: penyakit diare,
disentri,tifus, kolera dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit seperti kudis dan kurap.

2. Dampak bagi lingkungan


a. Meledaknya hama, dampak pencemaran air bisa mengakibatkan banyaknya
hama. Hal ini terjadi lantaran pencemaran air bisa mengakibatkan putusnya
rantai makanan dan ekosistem. Misalnya penggunaan pestisida yang berlebihan
menyebabkan predator mati. efeknya jumlah hama jadi meningkat pesat.
b. Punahnya spesies, Air menjadi tempat banyak spesies makhluk hidup, misalnya
saja spesies ikan dan biota lain. Tempat hidup yang tercemar bisa
mengakibatkan banyak spesies yang mati bahkan sampai punah. Selain bisa
menyebabkan menurunya jumlah keanekaragaman makhluk hidup, bisa pula
mengganggu kelangsungan alam.
c. Keseimbangan ekosistem terganggu, jika banyak spesies yang hidup di dalam air
terganggu hingga banyak yang mati dan punah, maka dampaknya akan
dirasakan juga oleh makhluk hidup lain. Akibatnya ekosistem akan terganggu.
d. Berkurangnya kesuburan tanah, Kesuburan tanah juga bisa terganggu karena
dampak pencemaran air. Hal ini terjadi lantaran tanah dan air sangat
berhubungan dengan erat.
e. Terjadinya perubahan pH air, dampak pencemaran air juga bisa mengakibatkan
perubahan pH air. PH air di bawah 4, bisa menyebabkan air mati. sebagian besar
tumbuhan air tidak toleran terhadap kondisi air dengan pH asam. Bila pH air
antara 6-6,5 dapat menyebabkan keanekaragaman plankton dan bentos menurun.
Pada pH 5,5 – 6 terjadi penurunan yang lebih jelas pada plankton dan bentos.
Pada pH 5 – 5,5 jumlah penurunan semakin kentara. Pada pH 5 – 5,5 dampak
pencemaran air juga bisa menyebabkan banyak jumlah alga hijau jadi terganggu.
f. Berkurangnya nilai estetika alam, dampak pencemaran air juga berpengaruh
pada nilai estetika alam, khusunya lingkungan air. Jika air tercemar, maka akan
terjadi perubahan pada air. Baik itu perubahan kimia, fisikan atau biologinya.
3. Dampak bagi sosial
Akibat pencemaran air terhadap sosial adalah jika terjadi banjir maka
masyarakat akan susah untuk beraktifitas seperti sekolah, kerja dan lain-lain.

4. Dampak bagi Ekonomi


Dari dampak sosial tadi juga berdampak ke ekonomi karna jika seorang kepala
rumah tangga tidak bisa pergi mencari nafkah dikarenakan banjir akibat pencemaran
air karna sampah yang dibuang parit hingga air tersumbat ini akan mengganggu status
ekonomi dan yang harusnya jualan jadi tak bisa jualan.
C. ANALISIS PERATURAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
Peraturan Perundangan yang mengatur tentang lingkungan hidup sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. Peraturan pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
e. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah.

D. PENGENDALIAN

Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian,
pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu

1. Tindakan Secara Administratif

Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah,


dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain
peraturan pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982.
Disahkan presiden tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982
yang berisi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum
membangun pabrik atau proyek lainnya, para pengembang diharuskan
melakukan analisis mengenai dampak lingkungan ( AMDAL ).Analisis
dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan kepada pengelolaan santasi
secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga mengeluarkan
baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan
mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program yang
meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di
harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan
fungsi lingkungan lestari (Bahtiar, 2007).

Kurniawan (2006) menyatakan pemerintah juga memberikan


penyuluhan terhadap masyarakat dengan melakukan perlindungan terhadap
tanah dengan cara menanam rumput, membuat bendungan, lahan pertanian
bertingkat, mencegah perburuan dan konsumsi terhadap hewan liar,
menghindari penebangan hutan serta menanam jenis tanaman bergantian
dalam satu lahan.

2.Tindakan dengan Menggunakan Teknologi

Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit


pengolahan limbah.  Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah
cair sebelum dibuang ke lingkungan.  Jika pengolahannya menggunakan
mikroba maka disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan
bakteri pengurai limbah. Inoguchi dkk. (2003),  dan Nurhayani (2002) sepakat
bahwa daur ulang limbah menjadi sesuatu yang lebih berguna sangat
dianjurkan untuk mengurangi akibat dan dampak terhadap lingkungan.

Maharani (2007), Wibowo (2010), sepakat bahwa teknik pengolahan


sampah yang pada awalnya menggunakan pendekatan kumpul-angkut buang,
kini telah mulai mengarah pada pengolahan sampah berupa reduce-reuse-
recycle (3R). Reduce berarti mengurangi volume dan berat
sampah, reuse berarti memanfaatkan kembali dan recycle berarti daur ulang
sampah. Teknik pengolahan sampah dengan pola 3R, secara umum adalah
sebagai berikut:

a.  Reduce (pengurangan volume)

Composting (pengomposan), Merupakan salah satu sistem


pengolahan sampah dengan mendekomposisikan sampah organik
menjadi material kompos, sperti humus dengan memanfaatkan aktivitas
bakteri.

Pulverization (penghalusan), Merupakan suatu cara yang


bertujuan untuk mengurangi volume, memudahkan pekerjaan
penimpunan, menekan vektor penyakit serta memudahkan terjadinya
pembusukan dan stabilisasi.

b. Reuse

Reuse adalah pemanfaatan kembali atau mengguanakan kembali


bahan-bahan dari hasil pembuangan sampah menjadi bahan yang dapat
di pergunakan kembali. Misalnya sampah konstruksi bangunan.
3. Recycle

Recycle adalah kegiatan pemisahan benda-benda anorganik


(misalnya: botol-botol bekas, kaleng, kardus dan lainnya) dari
tumpukan sampah untuk diproses kembali menjadi bahan baku atau
barang yang lebih berguna.

3. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan

Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan


masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam.
Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencemaran
lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga.  Karena itu perlu dipikirkan
teknologi sederhana yang dapat diterapkan kepada masyarakat untuk mengelola
sampah rumah tangga secara swadaya. Sampah rumah tangga secara umum dapat
dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca serta botol kaleng dan
sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lain-lain.  Anonim (2008)
menyatakan salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah
menggunakan “KERANJANG TAKAKURA”. Keranjang Takakura (Mr. Takakura
adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah organik
rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi, karena
menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri adalah
keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci (rigen)
yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah organik
menggunakan metoda keranjang Takakura :

1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak bisa
masuk) dan tutupnya.
2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa
masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahanbahan yang
akan dikomposkan.
3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam doos
selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi
sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi
tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan
doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang.
Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa makanan dari meja
makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran mentah dapur: akar sayuran,
batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus
dipotong-potong kecil-kecil sampai ukuran 2 cm x 2 cm.
5. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahanbahan
yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-
aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bilamana
perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi. Keuntungan metoda
pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama tidak penuhnya, sebab bahan-
bahan dalam doos tadi mengempis.  Terkadang kompos ini beraroma jeruk, bila kita
banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan
suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan.  Hal yang
perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging dan bahan
lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos.  Mengingat starter-
nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL (mikroba loka) tidak
digunakan.
6. Cara menanggulangi pencemaran air bisa kita mulai dari diri sendiri. Terutama
membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Lebih baik pula bila memisahkan
antara sampah organik dan anorganik serta melakukan daur ulang sampah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya (PP NO. 82/2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian Pencemaran Air).
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah pembuangan
dan pengelolaan sampah. Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas
manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Menurut
Keputusan Dirjen Cipta Karya, nomor 07/KPTS/CK/1999: Juknis Perencanaan,
Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan, sampah
adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan
dan melindungi investasi pembangunan.
Dari pencemaran air limbah rumah tangga ke parit dapat menyebabkan banjir,
dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan, sosial dan ekonomi, oleh sebab itu
pentingnya kesadaran dadri diri kita untuk menjaga lingkungan agar tidak mencemari
air. Dengan air yang tercemar dapat juga mencemarai tanah, udara, dan lainnya.

B. SARAN

1. Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya di


Negara berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah
menghawatirkan. Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai
pencemaran lingkungan.
2. Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam
pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak industri pun harus
menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga harus mau
membangun pengolahan limbah.
3. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengolahan
limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan
baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.
4. Diperlukan adanya penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran lingkungan
hidup serta memberikan sanksi yang berat. Dan terhadap limbah rumah tangga
diperlukan adanya aturan jelas dan tegas serta adanya sosialisasi yang terus
menerus kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah rumah tangga;
5. Membentuk home industry bagi ibu rumah tangga untuk pengolahan sampah
daur ulang agar sampah menjadi nilai ekonomis.
6. Menyediakan sarana dan prasarana
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.stihlabuhanbatu.ac.id/index.php/ADVOKASI/article/view/55/52

TRIBUN PEKANBARU.COM

Anil, k, 2017.International Research Journal of Natural and Applied


Sciences Vol. 4, Issue 1, January 2017 Impact Factor- 5.46 ISSN: (2349-
4077)

1.Chapman D (1996) Water quality


assessments: A guide to use  biota,
sediments and water in environmental
monitoring (2nd edn) E & FN Spon,
London. p: 609.

2.United Nations Environment


Programme (2017) Towards a
pollution-free planet background
report. United Nations Environment
Programme, Nairobi, Kenya.
http://www.imedpub.com/articles/addressing-water-pollution-as-a-means-to-achieving-
the-sustainable-development-goals.php?aid=22766

Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009
Tentang

Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup;

Peraturan pemerintah
Nomor 82 Tahun
2001 Tentang
Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air;

Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun
2012 Tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga;

Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun
2014 tentang
Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun;

Peraturan Menteri Negara


Lingkungan
Hidup Nomor 13
Tahun 2012
Tentang Pedoman
Pelaksanaan
Reduce, Reuse,
dan Recycle
Melalui Bank
Sampah.
Bintarto, R. 1997. Geografi kota, pengantar, cetakan pertama. Yogyakarta. Spring

Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:


Andi.

Athena & Indah. 2012. “Implementasi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Pam Rt)
Di Jawa Barat Dan (Nusa Tenggara Timur)”. Household Water Treatment and Safety
Storage in West Java and East Nusa Tenggara. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2,
Juni 2012: 136-146.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta.
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. Jakarta.
WHO (World Health Organization). 2002. Water, Sanitation Health: Houshold Water
Treatment and Safe storage Following Emergencies And Disasters. WHO. Jeveva.

Bahtiar, A.  2007. Polusi air tanah akibat limbah industri dan rumah tangga serta
pemecahannya. Makalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Padjajaran.  Bandung.  http://www.pdfcari.com/Oleh:-Dr.-Ayi-Bahtiar.html#

Pranowo, G.  2005. Tentang limbah padat. Makalah Fakultas Sains Terapan Institut
Sains dan Teknologi AKPRIND.
Yogyakarta. http://gapra.files.wordpress.com/2009/01/makalah-limbah-padatgapra.pdf 
(21 Februari 2011).

Anda mungkin juga menyukai