NIM : 1805040
Riau Guide
Seleb
BAB II
PEMBAHASAN
Pencemaran air juga dapat terjadi karena masuknya air hujan ke dalam
timbunan sampah akan menghanyutkan komponen-komponen sampah
yang telah proses dekomposisi yang menghasilkan air lindi sampah
(leachate) kemudian merembes keluar dari TPA Sampah sehingga
menimbulkan pencemaran pada air tanah dangkal dan badan air lainnya di
sekitar TPA Sampah (Widyatmoko dkk, 2001 dalamArbain dkk. 2008.
Pencemaran air lindi sampah akibat air hujan mencuci sampah yang
sudah busuk serta segala kotoran yang terjerap di dalamnya. Air lindi
tersebut ada yang mengalir di permukaan tanah yang dampaknya pada air
permukaan dan menimbulkan bau dan penyakit, sedangkan air lindi yang
merembes ke dalam air tanah akan menimbulkan pencemaran air tanah
dangkal di sekitarnya (Sudradjat 2002 dalam Arbain dkk. 2008). Selain
itu, meningkatnya konsentrasi unsur-unsur pencemar pada kualitas air
tanah dangkal juga dipengaruhi oleh jenis tanah serta topografi dan/atau
kegiatan. Sedangkan limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan
dari satu atau beberapa rumah.
D. PENGENDALIAN
Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian,
pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu
a. Reduce (pengurangan volume)
b. Reuse
1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak bisa
masuk) dan tutupnya.
2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa
masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahanbahan yang
akan dikomposkan.
3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam doos
selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi
sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi
tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan
doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang.
Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa makanan dari meja
makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran mentah dapur: akar sayuran,
batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus
dipotong-potong kecil-kecil sampai ukuran 2 cm x 2 cm.
5. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahanbahan
yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-
aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bilamana
perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi. Keuntungan metoda
pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama tidak penuhnya, sebab bahan-
bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos ini beraroma jeruk, bila kita
banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan
suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan. Hal yang
perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging dan bahan
lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos. Mengingat starter-
nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL (mikroba loka) tidak
digunakan.
6. Cara menanggulangi pencemaran air bisa kita mulai dari diri sendiri. Terutama
membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Lebih baik pula bila memisahkan
antara sampah organik dan anorganik serta melakukan daur ulang sampah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya (PP NO. 82/2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian Pencemaran Air).
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah pembuangan
dan pengelolaan sampah. Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas
manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Menurut
Keputusan Dirjen Cipta Karya, nomor 07/KPTS/CK/1999: Juknis Perencanaan,
Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan, sampah
adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan
dan melindungi investasi pembangunan.
Dari pencemaran air limbah rumah tangga ke parit dapat menyebabkan banjir,
dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan, sosial dan ekonomi, oleh sebab itu
pentingnya kesadaran dadri diri kita untuk menjaga lingkungan agar tidak mencemari
air. Dengan air yang tercemar dapat juga mencemarai tanah, udara, dan lainnya.
B. SARAN
http://jurnal.stihlabuhanbatu.ac.id/index.php/ADVOKASI/article/view/55/52
TRIBUN PEKANBARU.COM
Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009
Tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup;
Peraturan pemerintah
Nomor 82 Tahun
2001 Tentang
Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah
Nomor 81 Tahun
2012 Tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga;
Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun
2014 tentang
Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun;
Athena & Indah. 2012. “Implementasi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Pam Rt)
Di Jawa Barat Dan (Nusa Tenggara Timur)”. Household Water Treatment and Safety
Storage in West Java and East Nusa Tenggara. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2,
Juni 2012: 136-146.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta.
UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. Jakarta.
WHO (World Health Organization). 2002. Water, Sanitation Health: Houshold Water
Treatment and Safe storage Following Emergencies And Disasters. WHO. Jeveva.
Bahtiar, A. 2007. Polusi air tanah akibat limbah industri dan rumah tangga serta
pemecahannya. Makalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Padjajaran. Bandung. http://www.pdfcari.com/Oleh:-Dr.-Ayi-Bahtiar.html#
Pranowo, G. 2005. Tentang limbah padat. Makalah Fakultas Sains Terapan Institut
Sains dan Teknologi AKPRIND.
Yogyakarta. http://gapra.files.wordpress.com/2009/01/makalah-limbah-padatgapra.pdf
(21 Februari 2011).