DISUSUN OLEH
FILSA ERA SATIVA
I2E015011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Biologi Lingkungan.
Tugas makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk
menyelesaikan mata Biologi Lingkungan di Program Studi Magister Pendidikan
IPA Program Pascasarjana Universitas Mataram. Selesainya penyusunan makalah
ini berkat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. H. Agil Al Idrus, M.Si. dan Dr. Gito Hadi Prayitno, selaku dosen
pengampu mata kuliah Biologi Lingkungan.
2. Rekan-rekan mahasiswa Magister Pendidikan IPA Universitas Mataram tahun
2015.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Mataram, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
..............................................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR
..............................................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI
..............................................................................................................................
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1
1.1...................................................................................................................
Latar
Belakang
........................................................................................................................
1
1.2...................................................................................................................
Rumusan
Masalah
........................................................................................................................
4
1.3...................................................................................................................
Tujuan
........................................................................................................................
4
BAB
II
PEMBAHASAN
..............................................................................................................................
5
2.1
Pengaruh
Logam
Berat
Pada
Ekosistem
Perairan
..............................................................................................................................
5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan mempunyai peranan penting bagi perkembangan diri masyarakat
serta berpengaruh terhadap perilaku masyarakat itu sendiri. Lingkungan
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan
hidup dipandang sebagai suatu ekosistem yang berkembang dari waktu ke waktu,
saling berinteraksi, interdependensi, dan integrasi. Perubahan dan perkembangan
ekosistem tersebut dapat dilihat dari beberapa gejala dan fenomena yaitu
fenomena fisik, biologis, dan sosial (Fandeli, 2004).
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup (UU No. 23/1997).
Ekosistem tersebut disusun oleh tiga komponen yaitu abiotik, biotik, dan sosial
budaya. Antara ketiga komponen tersebut mempunyai keterkaitan baik langsung
maupun tidak langsung satu sama lainnya. Aktivitas suatu komponen ekosistem
selalu memberi pengaruh pada komponen ekosistem lain. Selama hubungan
timbal balik antar komponen dalam ekosistem seimbang maka ekosistem tersebut
akan berada pada kondisi stabil. Sebaliknya, apabila hubungan timbal balik antar
komponen lingkungan mengalami gangguan, maka terjadi ganguan ekologi.
Komponen
lingkungan
ketidakseimbangan
yang
ekosistem.
mengalami
gangguan
Ketidakseimbangan
adalah
akibat
ekosistem
ini
dari
dapat
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yang sering disebabkan oleh
manusia
mampu
mengubah
lingkungannya
dengan
cara
mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan dampaknya. Salah satu dari
aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam yaitu penambangan
yang pada akhirnya akan berdampak pada ekosistem.
Kegiatan penambangan apabila dilakukan dikawasan hutan maka dapat
merusak ekosistem hutan, dan apabila dikawasan perairan maka akan merusak
lingkungan perairan dan akan mempengaruhi ekosistem yang ada. Apabila tidak
dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
secara keseluruhan, baik dalam bentuk pencemaran air, tanah, dan udara. Kasus
Teluk Buyat di Sulawesi Utara adalah contoh kasus keracunan logam berat yang
berasal dari limbah tailing perusahaan tambang serta limbah penambang
tradisional. Salah satu logam berat yang berbahaya yang dihasilkan dari
penambangan adalah merkuri (Hg). Amalgamasi merkuri (Hg) merupakan metode
tradisional yang digunakan penambang emas skala kecil untuk mendapatkan
emas. Telmer (2007), mengatakan bahwa dalam setiap gram emas yang dihasilkan
terdapat sekitar 1-3 gram merkuri yang terlepas ke lingkungan dari proses
amalgasi konsentrat. Sebagian akan terlepas di udara dan sebagiannya lagi
terlepas ke perairan bersama lumpur hasil pencucian.
Pembuangan hasil tambang oleh perusahaan tambang skala besar (PT. Freepot
Indonesia dan PT. Newmont Nusa Tenggara) serta penambang skala kecil (salah
satunya di daerah Sekotong Lombok Barat) banyak yang meuju ke perairan.
Dalam kegiatan tambang tersebut, logam-logam berat berbahaya seperti Hg, Fe,
Mn, Cd, As dan lainnya akan ikut serta terurai pada lingkungan sekitar dan pada
akhirnya akan mencemari lingkungan perairan. Dalam hal ini pencemaran logam
berat akibat kegiatan penambangan akan banyak terakumulasi pada sistem
perairan karena akhir dari pembuangan limbah adalah pada perairan laut dan
mengendap pada sedimen laut. Ketika terakumulasi di sedimen, logam dapat
diserap oleh biota bentik yang pada akhirnya akan masuk dalam sistem rantai
makanan melalui proses makan dan dimakan, sehingga pada giliranya akan
berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang beresiko tinggi.
Kegiatan penambangan yang ada di Indonesia merupakan rangkaian kegiatan
tambang yang menjadi perhatian karena dampak negatif yang ditimbulkan.
Berdasarkan hal inilah, maka penulis ingin menulis lebih dalam mengenai
pengaruh logam berat terhadap ekosistem peraiaran dan bagaimana upaya dalam
mengatasi dampak yang timbul akibat pengaruh logam berat hasil penambangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaan
pengaruh
tersebut
bahan
menyebabkan
kimia
sulit
tersebut,
sekali
terutama
untuk
apabila
logam-logam
berat
ke
rantai
makanan
menyebabkan
logam
berat
oleh
10
membran
semipermeabel
dengan
11
rumput
coklat
hasil
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Logam berat hasil pertambangan dapat menyebabkan kerusakakan dan
ketidakseimbangan ekosistem perairan. Ekosistem perairan yang
tercemar logam berat akan mencemari mikroorganisme laut dan dapat
terakumulasi melalui proses rantai makan dan pada gilirannya akan
13
DAFTAR PUSTAKA
Connell, D.W. dan Miller, G.J. 1995. Kimia dan Ektoksikologi Pencemaran.
Terjemahan Y. Koestoer. Universitas Indonesia. Jakarta.
Cossich, E.S., C.R.G Tavares., T.M.K.Ravagnani., 2002. Biosorption of
chromium(III) by Sargassum sp. Biomass. Universidad Catolica de
Valparaiso. Chile, Vol. 5 No. 2.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungan Dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Environmental Protection Agency. 1973. Water Quality Criteria. Ecological
Research Series. Washington.
14
Hutan
dalam
Harahap. S. 1991. Tingkat Pencemaran Air Kali Cakung Ditinjau dari Sifat
Fisika-Kimia Khususnya Logam Berat dan Keanekaragaman Jenis Hewan
Benthos Makro. IPB. 167 hal.
Hart, B.A., and B.D. Scaife. 1977. Toxicity & Bioacumulation of Cadmium in
Chlorella pyrenoidosa. Env. Research 14: 401-413.
Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Beberapa
Perairan Indonesia. Puslitbang. Oseanologi LIPI. Jakarta. Hlm 45 59.
Indriani Seki, H. and Akira Suzuki. 1998. Biosorption of Heavy Metal Ions
to Brown Algae, Macrocystis pyrifera. Kjellmamiella crassiforia, and
Undaria pinnatifida, Jurnal of Colloid and Interface Science, 206 : 297301.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia.
Jakarta. Penerjemah Eidman dkk.
Pemda Tk. I SU Bapedalda, 1999. Laporan Prokasih Prop. SU Tahun ke X
(1998/1999). Medan.
Polii, B., LAJ Waworuntu, V.A Kumurru, MT. Lasut & H. Simanjuntak. 1999.
Status Pencegahan Logam & Sianida di Perairan Teluk Buyat dan
Sekitranya. Provinsi Sulawesi Utara.
Putra, S.E., Buhani, Suharso. 2003. Alga Sebagai Bioindikator dan Biosorben
Logam Berat (Bagian 1: Bioindikator). Jurusan Kimia FMIPA. Universitas
Lampung.
Sudarmadi, S. 1993. Toksiologi Limbah Pabrik Kulit TerhadapCyprinus Carpio L.
dan Kerusakan Insang. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 13 (4), 247
260.
Suhdi, 2004. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut, Buku 5. Balai Riset
dan Standarisasi Industri dan Perdagangan (Baristand Indag). Surabaya.
15
Telmer, K. 2007. Mercury and Small Scale Gold Mining Magnitude and
Challenges Worldwide. GEF/UNDP/UNIDO Global Mercury Project.
Undang-Undang No. 23 1997.Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
.
Waldichuk M. 1974. Some Biological Concern in Heavy Metals Pollution.
Pollution and Physiology of Marine Organism. Editor KJ Vernberg dan WB
Vernberg. New York: Academic Press.
Widiowati, W.A, Santiono.Jusuf,RR. 2008. Efek Toksik Logam. Andi Yogyakarta.
Yogyakarta.
Yulianti, Eny. 2007. Kimia Lingkungan. UIN Press. Malang.
16