No Nama NIM
1 Jilan Althof 1501623007
2 Muhamad Abiyu Rizqullah 1501623038
3 Siti Dita Indriani 1501623035
4 Farhan Ramadhan 1501623022
5 Lutfi Ul Baari 1501623008
6 Naufal Rajwa Rabbani 1501623056
7 Ardhya Nur Fatwa 1501623039
8 Hafidz Rizky Darmawan 1501623012
9 Zidane Adzka Pradipta 1501623053
FAKULTAS TEKNIK
2023
9.1 Pengantar Manajemen dalam K3
Era pasar bebas yang semakin kompetitif dan era industrialisasi yang berkembang
pesat telah membawa perubahan signifikan dalam tuntutan manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Proses industrialisasi merupakan “syarat mutlak” dalam
pembangunan di negeri ini. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana
sistem K3 memengaruhi aspek-aspek kesejahteraan, produktivitas kerja, dan bahkan
toksikologi industri. K3 sebagaimana halnya aspek-aspek tentang pengaturan tenaga
kerja, terutama para buruh pada umumnya sedang berada pada fase 'kesejahteraan'.
Setelah tercapainya kestabilan politik, hukum, dan ekonomi, memulai menginjakkan kaki
ke fase produktivitas kerja.
1. Pengertian SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012. SMK3 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko kerja agar terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014, SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi
bidang pekerjaan umum.
3. Berdasarkan organisasi buruh internasional (ILO), SMK3 adalah ilmu yang
bertujuan untuk mengantisipasi, mengevaluasi dan sebagai pengendalian bahaya
yang timbul dari tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, dengan mempertimbangkan kemungkinan dampak pada
masyarakat sekitar dan lingkungan umum.
Jadi bisa dapat kita simpulkan bahwa SMK3 merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan yang fokus pada jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
karyawan saat bekerja.
1. Menetapkan kebijakan K3
2. Membentuk P2K3
3. Membentuk organisasi K3 secara struktural yang bertanggung jawab mengawasi
pelaksanaan K3
4. Membuat kebijakan pihak manajemen.
Prinsip dasar dalam penerpan SMK3 ada lima, yaitu komitmen dan kebijakan,
perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi, peninjauan ulang dan peningkatan
manajemen, terakhir perbaikan berkelanjutan. Secara skematis digambarkan dalam bagan
berikut ini:
9.7 Audit SMK3
Audit SMK3 diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/MEN/1996. Audit
mengandung beberapa unsur, yaitu a) Alat untuk mengukur besarnya keberhasilan
pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja, b) Pemeriksaan secara sistimatik, c)
Audit dilakukan secara independen, d) Audit SMK3 dilakukan oleh Badan Audit
independen. Terdapat 6 prinsip daar, 5 pedoman penerapan, dan 13 elemen audit SMK3
Dalam audit SMK3 yang terdapat mekanisme verifikasi SMK3 terdiri dari beberapa
unsur a) Pengujian SMK3 dapat dilakukan oleh lembaga pengujian yang ditunjuk oleh
Menteri untuk menunjukkan pelaksanaan SMK3, b) Audit SMK3 memuat 12 item yang
harus dievaluasi, c) Perubahan atau penambahan unsur dapat diatur oleh Menteri, d)
Direksi mempunyai wewenang untuk memutuskan entitas mana yang akan diaudit
berdasarkan eksposur risiko, e) Audit SMK3 dilaksanakan minimal tiga tahun sekali, f)
Audit SMK3 dilakukan oleh verifikator yang menghasilkan RTA (Ringkasan Hasil Audit), g)
RTA akan diserahkan kepada menteri/pejabat yang ditunjuk, manajer tempat kerja dan
otoritas ketenagakerjaan setempat, h) Koordinasi dilakukan dengan dinas
ketenagakerjaan setempat, i) Perusahaan wajib menyerahkan dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk pemeriksaan, j) Kantor audit wajib menyampaikan laporan audit secara
lengkap kepada direksi dan salinannya kepada manajemen, k) Laporan pengujian dalam
format yang ditentukan, l) Direksi akan melakukan evaluasi dan evaluasi setelah
menerima laporan audit, m) Direksi menerbitkan sertifikat dan bendera sertifikasi
tergantung pada hasil penilaian mengenai pelanggaran hukum atau tindakan langsung
berdasarkan hasil pemeriksaan, n) Sertifikat ditandatangani oleh Menteri dan berlaku
selama 3 tahun, o) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SMK3 dilaksanakan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk, p) Biaya tes ditanggung oleh masing-masing
perusahaan.
Ini semua merupakan langkah penting dalam mekanisme audit OSHMS untuk
memastikan kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif di perusahaan Anda.
Teknik Audit SMK3. Dalam pelaksanaan Audit SMK3 ada 12 elemen yang harus
diaudit yaitu :