Anda di halaman 1dari 7

BAB 9

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (MK3)

Dosen Pengampu : Dr. Muksin, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Praktikum Bengkel Mekanik

Kode Seksi : 1501600037

No Nama NIM
1 Jilan Althof 1501623007
2 Muhamad Abiyu Rizqullah 1501623038
3 Siti Dita Indriani 1501623035
4 Farhan Ramadhan 1501623022
5 Lutfi Ul Baari 1501623008
6 Naufal Rajwa Rabbani 1501623056
7 Ardhya Nur Fatwa 1501623039
8 Hafidz Rizky Darmawan 1501623012
9 Zidane Adzka Pradipta 1501623053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIL ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
9.1 Pengantar Manajemen dalam K3

Era pasar bebas yang semakin kompetitif dan era industrialisasi yang berkembang
pesat telah membawa perubahan signifikan dalam tuntutan manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Proses industrialisasi merupakan “syarat mutlak” dalam
pembangunan di negeri ini. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana
sistem K3 memengaruhi aspek-aspek kesejahteraan, produktivitas kerja, dan bahkan
toksikologi industri. K3 sebagaimana halnya aspek-aspek tentang pengaturan tenaga
kerja, terutama para buruh pada umumnya sedang berada pada fase 'kesejahteraan'.
Setelah tercapainya kestabilan politik, hukum, dan ekonomi, memulai menginjakkan kaki
ke fase produktivitas kerja.

Sedangkan fase toksikologi industri, cepat lambatnya dicapai tergantung kepada


kemampuan untuk mengembangkan perindustrian pada umumnya. Kesehatan dan
keselamatan kerja yang disesuaikan dengan "sistem ergonomi" (penyesuaian beban
kerja/alat kerja dengan kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha untuk
mencetak para buruh yang produktif dengan peningkatan SDM yang profesional dan
handal. Proses indutrialisasi selain berperan dalam produktifitas juga berdampak pada
kesehatan dan keselamatan kerja. Semua faktor penyebab kecelakaan kerja terbeut bisa
dikendalikan dengan menerapkan manajemen K3 yang efektif.

9.2 Pengertian SMK3

Ada beberapa pengertian SMK3, yaitu :

1. Pengertian SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012. SMK3 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko kerja agar terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014, SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi
bidang pekerjaan umum.
3. Berdasarkan organisasi buruh internasional (ILO), SMK3 adalah ilmu yang
bertujuan untuk mengantisipasi, mengevaluasi dan sebagai pengendalian bahaya
yang timbul dari tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, dengan mempertimbangkan kemungkinan dampak pada
masyarakat sekitar dan lingkungan umum.

Jadi bisa dapat kita simpulkan bahwa SMK3 merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan yang fokus pada jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
karyawan saat bekerja.

9.3 Tujuan SMK3

Tujuan adanya penerapan sistem manajemen K3 adalah 1) Sebagai alat ukur


kinerja K3. Di Indonesia dengan melakukan audit SMK3, 2) Sebagai pedoman
implementasi K3 dalam organisasi, 3) Sebagai dasar penghargaan. Beberapa
penghargaan dalam SMK3 misalnya Sword of Honour dari British Safety Council, Five
Star Reating Safety dari Netherland Safety Council dan penghargaan bagi perusahaan
yang menerapkan SMK3 dari Kementerian Tenaga Kerja Indonesia, 4) Sebagai dasar
pemberian sertifikasi. Sertfikasi SMK3 diberikan sebagai suatu penghargaan dan
pengakuan terhadap prestasi dalam implementasi SMK3. Pengakuan secara internasional
diberikan dalam bentuk OHSAS 18000 (18001 & 18002), 5) Menempatkan tenaga kerja
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945), 6)
Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja, 7)
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan
global, 8) Proteksi terhadap industri dalam negeri, 9) Meningkatkan daya saing dalam
perdagangan internasional, 10) Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk
ekspor nasional, 11) Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kecuali melalui pendekatan
sistem, 12) Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang tekait
dengan penerapan K3.
9.4 Peran Manajemen dalam SMK3

SMK3 merupakan sistem manajemen yang terintegrasi dengan sistem manajemen


perusahaan lainnya seperti sistem manajemen mutu dan lingkungan. Peranan SMK3 di
perusahaan dapat menjadi pembuat keputusan perusahaan dalam melakukan aktivitas
dan pembelian barang dan jasa. Selain itu, Manajer memiliki peran yang penting dalam
penerapan. SMK3,tanpa komitmen manajer SMK3 tidak dapat berjalan dengan baik.
Dalam penerapan SMK3 manajer berperan dalam

1. Menetapkan kebijakan K3
2. Membentuk P2K3
3. Membentuk organisasi K3 secara struktural yang bertanggung jawab mengawasi
pelaksanaan K3
4. Membuat kebijakan pihak manajemen.

Pelaksanaan auditing dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dan


terprogram seluruh area pabrik/non pabrik yang mencakup masalah tindakan dan kondisi
tidak aman dan audit dilakukan selain audit intern juga oleh pihak luar. Melakukan review
atas keberhasilan dan kegagalan untuk dilakukan perbaikan, peningkatan yang diperlukan
dalam mengembangkan aspek-aspek K3 dalam seluruh kegiatan perusahaan agar
mencapai hasil yang optimal.

9.5 Manfaat Penerapan SMK3

Manfaat Sistem Manajemen K3 (SMK3) bagi perusahaan termasuk:

1. Memahami pemenuhan perusahaan terhadap peraturan K3.


2. Mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan kinerja SMK3.
3. Menilai efektivitas, efisiensi, kesesuaian, dan kekurangan penerapan SMK3.
4. Meningkatkan citra perusahaan dan daya saing.
5. Peningkatan kesadaran tenaga kerja tentang K3 dan produktivitas.
6. Pemantauan bahaya dan risiko di perusahaan.
7. Penanganan risiko berkelanjutan.
8. Mencegah kerugian besar bagi perusahaan.
9. Pengakuan atas kinerja K3 perusahaan.

Manfaat Sistem Manajemen K3 (SMK3) bagi pemerintah termasuk:

1. Perlindungan hak tenaga kerja di bidang K3.


2. Meningkatkan reputasi nasional di forum internasional.
3. Mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan produktivitas nasional.
4. Memantau tingkat kepatuhan terhadap peraturan K3.

9.6 Prinsip Penerapan SMK3

Prinsip dasar dalam penerpan SMK3 ada lima, yaitu komitmen dan kebijakan,
perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi, peninjauan ulang dan peningkatan
manajemen, terakhir perbaikan berkelanjutan. Secara skematis digambarkan dalam bagan
berikut ini:
9.7 Audit SMK3

Audit SMK3 diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/MEN/1996. Audit
mengandung beberapa unsur, yaitu a) Alat untuk mengukur besarnya keberhasilan
pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja, b) Pemeriksaan secara sistimatik, c)
Audit dilakukan secara independen, d) Audit SMK3 dilakukan oleh Badan Audit
independen. Terdapat 6 prinsip daar, 5 pedoman penerapan, dan 13 elemen audit SMK3

Dalam audit SMK3 yang terdapat mekanisme verifikasi SMK3 terdiri dari beberapa
unsur a) Pengujian SMK3 dapat dilakukan oleh lembaga pengujian yang ditunjuk oleh
Menteri untuk menunjukkan pelaksanaan SMK3, b) Audit SMK3 memuat 12 item yang
harus dievaluasi, c) Perubahan atau penambahan unsur dapat diatur oleh Menteri, d)
Direksi mempunyai wewenang untuk memutuskan entitas mana yang akan diaudit
berdasarkan eksposur risiko, e) Audit SMK3 dilaksanakan minimal tiga tahun sekali, f)
Audit SMK3 dilakukan oleh verifikator yang menghasilkan RTA (Ringkasan Hasil Audit), g)
RTA akan diserahkan kepada menteri/pejabat yang ditunjuk, manajer tempat kerja dan
otoritas ketenagakerjaan setempat, h) Koordinasi dilakukan dengan dinas
ketenagakerjaan setempat, i) Perusahaan wajib menyerahkan dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk pemeriksaan, j) Kantor audit wajib menyampaikan laporan audit secara
lengkap kepada direksi dan salinannya kepada manajemen, k) Laporan pengujian dalam
format yang ditentukan, l) Direksi akan melakukan evaluasi dan evaluasi setelah
menerima laporan audit, m) Direksi menerbitkan sertifikat dan bendera sertifikasi
tergantung pada hasil penilaian mengenai pelanggaran hukum atau tindakan langsung
berdasarkan hasil pemeriksaan, n) Sertifikat ditandatangani oleh Menteri dan berlaku
selama 3 tahun, o) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SMK3 dilaksanakan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk, p) Biaya tes ditanggung oleh masing-masing
perusahaan.

Ini semua merupakan langkah penting dalam mekanisme audit OSHMS untuk
memastikan kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif di perusahaan Anda.
Teknik Audit SMK3. Dalam pelaksanaan Audit SMK3 ada 12 elemen yang harus
diaudit yaitu :

1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen,


2. Pendokumentasian Strategi,
3. Peninjauan Ulang Desain dan Kontrak,
4. Pengendalian Dokumen,
5. Pembelian,
6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3,
7. Standar Pemantauan,
8. Pelaporan dan Perbaikan,
9. Pengelolaan material dan perpindahannya,
10. Pengumpulan dan penggunaan data,
11. Audit SMK3 dan
12. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan.

9.8 Tujuan Penerapan SMK3

Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk melindungi dan menjamin keselamatan


setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja guna mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsure manajemen,
menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman, nyaman, dan efisien,
meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional atas perlindungan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai