Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PONDASI DALAM

4.1. Pengertian Pondasi Dalam

Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang


berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang
berada jauh dari permukaan tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai
pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi
lebih dari sepuluh (Df/B >10). Material pondasi dalam bisa dari kayu, baja,
beton bertulang, dan beton pratekan. Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi:

4.1.1. Pondasi Tiang Pancang (Pile), bahan yang digunakan pada pondasi ini
diantaranya bahan kayu (balok kayu), beton (berbentuk persegi, segi tiga,
maupun silinder), dan berbentuk sheet pile. Untuk memasukkan tiang
pancang ke dalam bumi menggunakan alat berat, metode yang digunakan
mendesakkan pile ke dalam tanah bisa hammer pile, getar, dan ditekan.
4.1.2. Pondasi bored pile, bahan yang digunakan untuk tipe pondasi ini adalah
beton bertulang yang di cor di tempat (in situ). Pelaksanaan pondasi tipe
ini membutuhkan peralatan bor baik secara manual (diameter lubang bor
max 30 Cm) maupun menggunakan mesin bor untuk membuat lubang
dengan kedalaman rencana.
4.1.3. Pondasi caisson, tipe pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter
yang relatif lebih besar.

Ada banyak alasan seorang ahli geoteknik merekomendasikan


penggunaan pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum
adalah beban desain yang sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman
dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda
digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam,
termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog
dengan kolom), poros dibor, dan caisson.
Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam
lainnya biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan
pengeboran.

4.2. Jenis-jenis Pondasi Dalam

Jenis – jenis pondasi dalam antara lain, sebagai berikut :

4.2.1 Pondasi sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi


dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar
terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang
dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah
sebagai pengisinya. Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari
beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada
pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang
dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.

Gambar 6. Pondasi Sumuran


4.2.2. Pondasi Bored Pile

Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun


di dalam permukaan tanah dengan ke-dalaman tertentu. Pondasi di
tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman
yang disyaratkan, kemudian dilaku-kan pemasangan kesing/begisting
yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi
yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap
lobang yang sudah dibor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah
dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali. Jenis pondasi
bore pile dipilih untuk mendukung beban bangunan dengan
mengandalkan daya dukung pondasi pada tanah keras dan hambatan
lekat yang terjadi pada permukaan tiang yang tidak rata akibat dari
pengecoran di tempat (in situ).

Gambar 7. Bore Pile (strous pile)


4.2.3. Pondasi Tiang Pancang

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan


apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai
daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah
yanmempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang
sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.

4.2.3.1. Jenis-Jenis Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan


materialnya dan cara pelaksanaan. Penggolongan berdasarkan
kualitas materialnya dan cara pembu- atannya diperlihatkan
dalam Tabel 1. sedangkan penggolongan tiang berdasarkan
cara pemasangannya diperlihatkan dalam Tabel 2.

Tabel 1. Jenis pondasi tiang pancang berdasarkan materialnya


Tabel 2. Jenis tiang pancang berdasarkan cara pemasangan

Tiang pancang yang sering digunakan untuk struktur


konstruksi bangunan gedung adalah jenih tiang pancang
pracetak. Tiang pancang ini dicetak dan dicor di industry beton
pracetak, kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat ke lokasi
dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara
pemasangannya terdiri dari :

(1) Penumbukan: Pemancangan tiang ke dalam tanah


dilakukan dengan cara penumbukan menggunakan alat
penumbuk (hammer) secara mekanis.

(2) Penggetaran: tiang pancang ditekan masuk ke dalam tanah


sambil digetarkan menggunakan alat penggetar (vibrator).
(3) Penanaman: memasukkan tiang kedalam tanah dengan
cara melubangi permukaan tanah terlebih dahulu sampai
kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan,
kemudian lubang tadi ditimbun tanah serta dipadatkan
lagi.

Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan tiang


pancang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa contoh tiang
pancang berdasarkan bahan yang digunakan yaitu:
(a) Tiang pancang kayu

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat


digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga.
Tiang pancang kayu biasanya diberi bahan pengawet dan
didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian
yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar
didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam
tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan
bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya
runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan
yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus
menembus tanah keras atau tanah kerikil. Pada pemakaian
tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk
menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk
setiap tiang.
Gambar 1. Tiang pancang kayu

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan


material kayu sebagai tiang pancang yaitu :

(1) Kepala Tiang Pancang


Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan
kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan
kepala tiang pancang sampai penampang melintang
menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya
dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau
dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah
pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu
yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum poer
(pile cap) dipasang.

Bilamana tiang pancang kayu lunak


membentuk pondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka
perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan
bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada
atau di bawah permukaan air tanah yang terendah
yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap)
dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam
pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang
pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja
tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

(2) Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu
yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan
dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-
benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat
tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung
tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus
cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan
selama pemancangan.

(3) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak
kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari
dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah
penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat
palu harus sama dengan beratnya tiang untuk
memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan
bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap
panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang
dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
(4) Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan
tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujung tiang pancang harus dipotong
sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang
tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji,
sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat
penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal
atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk
kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan
yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-
titik yang mempunyai lendutan maksimum harus
dihindarkan

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu:

 Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga


mudah dalam pengangkutan.
 Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu
pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang
pancang beton precast.
 Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini
sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.
 Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile
dari pada untuk end bearing pile sebab tegangan
tekanannya relatif kecil.
 Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah
horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang
selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima
beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu
ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah
beban horizontal tersebut hilang.

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:

 Tiang pancang kayu harus selalu terletak di bawah


muka air tanah yang terendah agar dapat tahan lama,
maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya
sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk
penggalian.
 Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai
umur yang relatif pendek dibandingkan dengan tiang
pancang yang di buat dari baja atau beton terutama
pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan
turun.
 Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu
(gravel) ujung tiang pancang kayu dapat berbentuk
berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut
hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus,
maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan
penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.
 Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-
benda yang agresif dan jamur yang menyebabkan
kebusukan.

(b). Tiang pancang beton

Tiang pancang beton, meliputi :


(1) Precast Reinforced Concrete Pile

Precast renforced concrete pile adalah


tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak
dan dicor dalam acuan beton (bekisting),
kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan
dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah
kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah
besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri
penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk
menahan momen lentur yang akan timbul pada
waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena
berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton
ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi
tidak membawa kesulitan untuk transport.

Tiang pancang ini dapat memikul beban


yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini
tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan
tiang pancang beton precast ini panjang dari pada
tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
ternyata panjang dari pada tiang ini kurang
terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini
adalah sulit dan banyak memakan waktu.

Reinforced Concrete Pile penampangnya


dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan
dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah ini.

Gambar 2. Penulangan Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile


Gambar 3. Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile

Keuntungan pemakaian Precast Concrete


Reinforced Pile:

 Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai


tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu
beton yang di gunakan.
 Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end
bearing pile maupun friction pile.
 Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh
tinggi muka air tanah seperti tiang pancang kayu, maka
disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak
untuk poernya.
 Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta
tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang
corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:

 Karena berat sendirinya maka transportnya akan


mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete pile
ini di buat di lokasi pekerjaan.
 Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras,
hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk
menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
 Bila memerlukan pemotongan maka dalam
pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu
yang lama.
 Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari
tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang
(pile driving) yang tersedia maka untuk melakukan
panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat
penyambung khusus.

(2) Precast Prestressed Concrete Pile


Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang
pancang dari beton prategang yang menggunakan baja
penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.

Gambar 4. Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile


Keuntungan pemakaian Precast prestressed
concrete pile:

 Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.


 Tiang pancang tahan terhadap karat.
 Kemungkinan terjadinya pemancangan keras
dapat terjadi.

Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:

 Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.


 Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
 Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar
untuk disambung.

(3) Cast in Place Pile


Pondasi jenis tiang pancang ini merupakan
pondasi dalam yang dibuat dari bahan beton bertulang
yang metode pelaksanaannya di cetak di tempat
dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam
tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada
pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah.
Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara:

 Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah,


kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa
tersebut ditarik keatas.

 Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam


tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa
tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
Gambar 5.Tiang pancang cast in place

Keuntungan pemakaian Cast in Place:

 Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.

 Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko


rusak dalam transport.

 Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan


dilapangan.

Kerugian pemakaian Cast in Place:

 Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan


sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut
dari hasil pengeboran tanah tersebut.

 Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.

 Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak


dapat dikontrol.
(c) Tiang pancang baja

Tiang pancang dari bahan baja biasanya


menggunakan profil berbentuk H, bahan baja memiliki
kekuatan yang sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast.
Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang
yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat


berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang tiang
yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban
tanah. Karat /korosi yang terjadi karena udara
(atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak
di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti
pada konstruksi baja biasa.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


penggunaan material baja sebagai tiang pancang yaitu :

(1) Perlindungan Terhadap Korosi


Bilamana korosi pada tiang pancang baja
mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-
ruasnya yang mungkin terkena korosi harus
dilindungi dengan pengecatan menggunakan
lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau
digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya
korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan
beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja
yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang
dalam tanah yang terganggu di atas muka air
terendah, harus dilindungi dari korosi.
(2) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, kepala tiang
pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap)
harus dipasang untuk mempertahankan sumbu
tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum
pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek
harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang
dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke
dalam pur (pile cap).

(3) Perpanjangan Tiang Pancang


Perpanjangan tiang pancang baja harus
dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus
dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan
penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan
dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga
alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas
tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau
kotak akan diisi dengan beton setelah
pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap
air.

(4) Sepatu Tiang Pancang


Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak
diperlukan pada profil H atau profil baja gilas
lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan
dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat
diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang
atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk
menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau
kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi
bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka
penutup ini dapat dikerjakan dengan cara
mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah
dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja
fabrikasi.

Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:

 Pancang ini mudah dalam dalam hal


penyambungannya.
 Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya
dukung yang tinggi.
 Dalam hal pengangkatan dan pemancangan
tidak menimbulkan bahaya patah.

Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:

 Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.


 Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan
oleh rintangan besar.

Anda mungkin juga menyukai