Abstrak
Batas plastis adalah kadar air terendah dimana tanah dianggap dalam keadaan
plastis.Untuk menentukan kadar air pada percobaan batas plastis dapat ditentukan dengan
menggulung contoh tanah yang lolos saringan no. 30 yang telah dicampur dengan air suling dengan
telapak tangan pada pelat kaca, sehingga diameter dari batang tanah yang dibentuk sedemikian
rupa mencapai 3,3 mm (1/8”) sampai tanah terlihat retak atau pecah, kemudian masukkan
kedalam oven selama 24 jam untuk mengetahui kadar airnya. Metode yang digunakan adalah
ASTM Test Designation. Dari percobaan batas plastis didapatkan jenis tanah lanau organikdan
pasir micaceous dengan plastisitas tinggi (MH) dan juga termsuk jenis tanah lanau organis dengan
plastisitas tinggi dan lempung organis (OH), dengan kadar air batas plastis rata-rata 37.41 % dan
indeks plastisitas (PI=LL-PL) 14.29 %
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air dinyatakan dalam
persentase, dimana tanah apabila dibentuk/ diolah menjadi bentuk baru tanpa
retak-retak. Kadar air terendam dimana tanah dianggap dalam keadaan plastis
disebut Batas Plastis (PL) dari tanah itu. Indeks Plastis (PI) adalah perbedaan
antara batas cair dan batas plastis suatu tanah (PI=LL-PL). Pemeriksaan batas
plastis berfungsi menentukan kadar air minimum dan indeks plastisitas suatu
tanah.
Batas plastis ini diperlukan untuk mengetahui keadaan suatu tanah yang
memiliki kadar air yang memungkinkan tanah itu masih berada dalam keadaan
plastis ke keadaan semi padat.
4. INTERPRETASI PERCOBAAN
Berdasarkan nilai indeks plastisitas sebesar 37.41 % maka diperoleh
spesifikasi jenis tanah lanau organik dan pasir micaceous dengan plastisitas tinggi
(MH) dan juga termsuk jenis tanah lanau organis dengan plastisitas tinggi dan
lempung organis (OH)
5. PEMBAHASAN
Analisa Perhitungan
Rumus untuk mencari kadar air (w) :
Ww
w= ×100
Ws ........................................................................(VI.b.1)
PI = LL – PL .............................................................................(VI.b.2)
Dimana :
1. Sampel A :
Berat cawan (W1) = 11.8 gr
Penyelesaian :
Wtanah basah = W2 – W1
= 13.3 – 11.8
= 1.5 gram
Wtanah kering = W3 – W1
= 12.9 – 11.8
= 1.1 gram
1 . 5−1 .1
×100
= 1. 1
= 36.36 %
2. Sampel B
Berat cawan (W1) = 10 gr
Berat cawan + Tanah Basah(W2) = 11.8 gr
Berat cawan + Tanah Kering(W3) = 11.3 gr
Penyelesaian :
Wtanah basah = W2 – W1
= 11.8 – 10
= 1.8 gr
Wtanah kering = W3 – W1
= 11.3 – 10
= 1.3 gr
1 . 8−1 .3
×100
= 1. 3
= 38.46 %
36 .36 +38 . 46
= 2
= 37.41 %
= LL – PL
= 51.70 – 37.41
= 14.29 %
Analisa Hasil
Perbedaan kadar air sample 1 dan sample 2 disebabkan karena ketelitian
pada saat menimbang benda uji serta benda uji yang terbilang kecil banyak yang
hilang.
6. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan batas plastis didapat batas plastis (PL) sebesar
37.41%dan Indeks Plastis (PI) sebesar 14.29 %. Perbedaan kadar air dari kedua
sample disebabkan karena ketelitian pada saat menimbang benda uji serta benda uji
yang terbilang kecil banyak yang hilang.
7. REFERENSI
1. Braja M. Das.(1995). Mekanika Tanah, Jilid I, Erlangga. Surabaya
2. L.D.Wesley. (1977). Mekanika Tanah, Cetakan VI, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum. Jakarta
3. Josep E.Bowles(1984),Sifat – sifat fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. LAMPIRAN
- Tabel Perhitungan (terlampir)
- Grafik Hasil Perhitungan ( terlampir )
- Gambar Alat (terlampir)
- Foto Kerja ( terlampir )