PENDAFTARAN TANAH
DISUSUN OLEH :
PIH-F/SEMESTER 5
dan karunia-Nya yang tiada terkira. Semoga kita insan yang dhoif ini bisa selalu
istiqomah terhadap apa yang telah digariskan-Nya. Semoga kita selalu dalam
ridha-Nya. Shalawat beriring salam setulus hati kepada baginda Nabi Muhammad
dan ahlul baitnya (Shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam), sang reformis agung
peradaban dunia yang menjadi inspiring leader dan inspiring human bagi umat di
perhitungan kelak. Penulis dapat sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan
ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis, oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi makalah yang lebih baik dan
Siska Arianis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................27
B. Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris,
sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat
Indonesia senantiasa membutuhkan dan melibatkan soal tanah. Bahkan
pada sebagian masyarakat, tanah dianggap sebagai sesuatu yang sakral,
karena di sana terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Negara Indonesia saat ini
diharapkan pada masalah penyediaan tanah.
1
mendapatkan kepastian hukum hak atas tanah yang dikuasainya atau yang
dimilikinya
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait pembahasan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pendaftaran tanah?
2. Apa dasar hukum pendaftaran tanah?
3. Bagaimana sejarah pendaftaran tanah diindonesia?
4. Apa saja asas-asas pendaftaran tanah?
5. Apa tujuan pendaftaran tanah?
6. Bagaimana penyelenggara pendaftaran tanah?
7. Apa saja sistem pendaftaran tanah?
8. Apa saja pendaftaran tanah?
9. Bagaiaman pelaksanaan pendaftaran tanah?
10. Apa penerbitan sertifikat pengganti?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendaftaran tanah?
2. Untuk mengetahui dasar hukum pendaftaran tanah?
3. Untuk mengetahui sejarah pendaftaran tanah diindonesia?
4. Untuk mengetahui apa saja asas-asas pendaftaran tanah?
5. Untuk mengetahui apa tujuan pendaftaran tanah?
6. Untuk mengetahui penyelenggara pendaftaran tanah?
7. Untuk mengetahui apa saja sistem pendaftaran tanah?
8. Untuk mengetahui apa saja pendaftaran tanah?
9. Untuk mengetahui bagaiamana pelaksanaan pendaftaran tanah?
10. Untuk mengetahui apa penerbitan sertifikat pengganti
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendaftaran Tanah
Pengertian Pendaftaran Tanah menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 pp
No, 24 Tahun 1997 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian
surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
1. Data Fisik
Data fisik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka 6 PP No.
24 Tahun 1997 adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas 148
Hukum Agraria Indonesia yang bidang tanah dan satuan rumah susun yang
didaftar, termasuk ingan mengenai adanya bangunai. atau bagian bangunan
di Masnya. Dari definisi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa yang na
abjek-abjeknya adalah bidang tanah dan satuan rumalt an dan keterangan
yang diperlukan terhadap objek tersebut adalah ecgenai letak, batas, luas
serta bangunan yang ada di atasnya.
2. Data Yuridis
1
Arba, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika,2015), hlm 148-149
3
Data yuridis yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka 6 PP. No.
Tahun 1997 adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan
satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain
serta beban-beban lain yang membebaninya.
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 (UUPA), Pasal 19, 23, 32. dan 38.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah,
yang diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut.
4
wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur
dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 19 ayat (2) menentukan Pendaftaran
tanah tersebut meliputi:
4
Ibid, hlm 151
5
2. Pendaftaran Tanah menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
merupakan peraturan pelaksanaan dari Pasal 19 UUPA tentang
Pendaftaran Tanah pengganti Peraturan Pemerintal Nomor 10 Tahun 1961
tentang pendaftaran Tanah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 in diatur hal-hal sebagai berikut.
6
a) Hak-hak barat tunduk pada hukum yang berlaku bagi golongan
Eropa yang disebut hukum Eropa. Sebagai contoh hak-hak atas
tanah barat adalah hak eigendom, hak erfpacht dan hak opstal.
Tanah-tanah barat dikenal dengan tanah-tanah Eropa;
b) Hak-hak adat tunduk pada hukum yang berlaku bagi golongan
Indonesia yang disebut hukum adat. Sebagai contoh hak-hak atas
tanah adat adalah hak milik, hak yasan, hak andarbeni yang lebih
dikenal dengan tanah- tanah Indonesia.
Dualisme hukum agraria baru dapat hapus pada tahun 1960 dengan
lahirnya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (selanjutnya disebut UUPA).
5
Fx.Sumarja,Hukum Pendaftaran Tanah,(Bandar Lampung:Universitas Lampung,2010),halm.1-10
7
a) Pendaftaran tanah mengenai tanah-tanah Subak di Bali yang
diselenggarakan oleh pengurus subak berdasarkan hukum adat
setempat
b) Pendaftaran tanah yang diselenggarakan di kepulauan Lingga
berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Sultan Soleiman
(Pendaftaran tanah ini dihapuskan Pemerintah tahun 1913)
c) Pendaftaran tanah mengenai tanah-tanah hak grant di Medan
berdasarkan peraturan Gemeente (Kotapraja) Medan
d) Pendaftaran tanah di Yogyakarta berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan Sultan Yogyakarta (diumumkan dalam Rijksblad
Kasultanan tahun 1926 No. 13)
e) Pendaftaran tanah di Surakarta berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan Sunan Surakarta (diumumkan dalam Rijksblad
Kasunanan tahun 1938 No 14).
8
D. Asas-Asas Pendaftaran Tanah
Mengenai pengaturan terhadap asas-asas pendaftaran tanah tertuang
dalam UUPA dan juga PP No. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.
Dalam UUPA terdapat dua asas pendaftaran tanah, yakni:7
7
Urip santoso, Hukum Agraria Kajian Komperhensif, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.290-291
8
Ibid, hlm.291
9
memberikan kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran
tanah itu sendiri.
3. Asas Terjangkau, bahwa dulam pendaftaran tanah agar terjangkau
bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan
memper.hatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi
lemahPelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak
yangmemerlukan.
4. Asas Mutakhir; bahwa dalam pelaksanaan pendaftaran tanah
adanya kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan
kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia
harus menunjukkan keadaar yang mutakhir. Untuk itu perlu
diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan
yangterjadi di kemudian hari. Asas in menuntut dipeliharanya
datapendaftaran tanah secara terus-menerus dan
berkesinambungan,sehingga data yang tersimpan di Kantor
Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan
masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang
bear setiap saat.
5. Asas Terbuka; bahwa dalam pendaftaran tanah hendaknya selalu
bersifat terbuka bagi semua pihak, sehingga bagi yang
membutuhkan informasi tentang suatu tanah akan mudah untuk
memperoleh keterangan keterangan yang diperlukan.9
9
Arba, Op Cit, hlm.151
10
E. Tujuan Pendaftaran Tanah
Tujuan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 adalah sebagai berikut:
Kepastian objek dan subjek hak sangat diperlukan dalam lalu atas
hukum mengenai hak-hak atas tanah, sehingga oleh pemerintah
dikebanyakan negara diselenggarakan suatu sistem keterbukaan/
pengumuman mengenai hak atas tanah atau sistem publisitas. Publisitas
berarti prinsip di mana setiap orang dapat mengetahui semua hak-hak atas
tanah dan semua perbuatan hukum mengenai tanah.Sistem publisitas
11
bahwa dalam pengumumannya menganut asas spesialitas yaitu suatu cara
penetapan batas, sehingga identitas sebidang tanah menjadi jelas lokasi
batas serta luasnya. Dengan sistem publisitas itu diselenggarakan suatu
daftar mum berupa peta dan daftar tanah,daftar surat ukur, daftar nama,
dan daftar buku tanah.Guna menjamin kepastian hukum hak-hak atas
tanah, maka pendataran tanah harus meliputi dua kegiatan yaitu:
12
2. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Berdasarkan ketentuan Pusal 6 PP No. 24 Tahun 1997 bahwa
pelaksannan pendaftaran tanah dill.ukan oleh Kepala Kantor
Pendaftaran Tanah dengan dibantu oleh Pejabat Pembuat Aka Tanah
dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
11
Ibid, hlm.159-161
13
mengenai bidang bidang tanah di wilayah Desa/Kelurahan
yang bersangkutan.
1. Sistem Torrens
Sistem in lebih dikenal dengan nama The Real Property Art atau
Torren act, yang mulai berlaku di Australia selatan tahun 1858.
Sesuai dengan namanya, sistem ini diciptakan oleh scorang bernama
12
Ibid, hlm.154-155
14
Sir Robert Torrens. Sistem ini kemudian diatur oleh banyak negara
lain, dan sudah disesuaikan dengan hukum material masing-masing
negara tetapi tata dasarnya mash sama.
2. Sistem Positif
Sistem posistif dalam pendaftaran tanah menyatakan bahma apa
yang tercantum dalam buku tanah dan surat bukti hak yang dikeinai
15
merupakan alat bukti mutlak. jika pihak ketiga bertindak berdasarkan
bukti-bukti tersebut, maka dia mendapat perlindungan mutlak
walapun kemudian hari ternyata bahwa keterangan yang tercantum
dalamnya tidak benar. Oleh karena itu, pelaksana pendaftaran tanah
berperan aktif menyelidiki dengan teliti apakah hak atas tanah dapat
didaftar untuk nama sescorang atau tidak.13
3. Sistem Negatif
Menurut sistem negatif, sertifikat hak atas tanah yang dikeluarkan
merupakan tanda bukti hak yang kuat. Artinya semua keterangan
yang terdapat dalam sertifikat mempunyai kekuatan hukum dan
harus diterima olch hakim sebagai keterangan yang benar, selama
tidak dibuktikan sebaliknya dengan alat bakti lain. bila kemudian
hari ternyata keterangan dalam sertifikal Inu ticlak benar, maka
berdasarkan Keputusan Pengadilan Neger yang sudah memperoleh
13
Ibid, hlm.155-156
16
kekuatan hukum tetap, sertifkat tersebut dapat diadakan perubahan
seperiunya.14
14
Ibid, hlm.156-159
17
menggunakan waktu relatif singkat Namun tidak berarti bahwa
berdasarkan sistem negatif pelaksanaan.15
15
Fadhil Yazid, Pengantar Hukum Agraria, (Medan:Undhar Press,2020),hlm.113
16
Ibid, hlm-113
18
Ukuran tersebut memungkinkan untuk meneliti kembali
batas-batas persil bila kemudian har terjadi sengketa batas.
4) Pemilik tanah yang tercantum dalam buku tanah dan
sertifikat masih dapat diganggu-gugat melalui Pengadilan
Neger oleh Badan Pertanahan Nasional.
5) Pemerintah tidak mengediakan dana untuk permbayaran
pgnti keraugian kepada masyarakat Karen kesalahan
adminisiran pendaftaran tanah. Masyarakat yang dirupikan
dapat menuntut melalui Pengadilan Neger untuk
mendapatkan haknya
b. Sunaryati Hartono dan Bachtiar Effendi berpendapat, bahwa
UUPA sudah tiba waktunya untuk beralih dari sistem negatif
ke sistem positif dalam pendaftaran tanah, schingga sertifkat
hak atas tanal merupakan satu-satunya alat bukti hak.
c. Mariam Darus Badruszaman dan Abdurrahman
Sistem pendaftaran tanah yang dianut oleh UUPA adalah
sistem campuran antarsistem positif dan sistem negatif.
Alasannya adalah bahwa pemilik yang sebenarnya mendapat
perlindungan hukum,sedangkan sistem positif ternyata
dengan adanya campur tangan pemerintah, yaitu PAT dan
Bagian Pendaftaran Tanah meneliti kebenaran setiap
peralihan hak dan tanah.
19
lain pada hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang
ditentukan dengan peraturan perundang- undangan, dapat didaftar jika
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.” Atas dasar ketentuan Pasal 44 ayat (1) ini menunjukkan bahwa
Hak Sewa Untuk Bangun- an yang diatur dalam Pasal 44 dan Pasal 45
UUPA termasuk objek pendaftaran tanah, sehingga harus didaftar ke
Kantor Pertanahan Ka- bupaten/Kota.17
17
Urip santoso, Op Cit, hlm.304
18
Arba, Op Cit, hlm.161
20
pengelolaan, hak tanggungan dan tanah Negara satuan wilayah tata nya
adalah Kabupaten/Kotamadya.
19
Ibid, hlm.162-163
21
3. penerbitan sertifikat
4. penyajian data fisik dan data yuridis,
5. penyimpanan daftar umum dan dokumen.
22
Menurut PP No. 24 Tahun 1997, sertifikat adalah Surat Tanda Bukti
Hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA
untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas
satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah
dibukukan dalam Buku Tanah yang bersangkutan. Menurut PP No, 10
Tahun 1961 yang disebut sertifikat adalah salinan Bukr Tanah dan
Surat Ukur yang dijahit menjadi Satu bersama-sama dengan suatu
kertas sampul yang bentuknya ditctapkan oleh mentert agraria. Dengan
demikian Sertifikat Tanah terdiri atas:20
20
Ibid, hlm.163-164
23
atas satuan rumah susun oleh orang perorangan atau badan
hukum.
peta pendaltaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama dan
dokumen-dokumen di atas harus tetap berada di Kantor Pertanahan atau
ditempat lain yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala Badan Pertanahan
nasional. Untuk mencegah hilangnya dokumen tersebut, maka apabila
ada instansi yang menganggap perl untul: memicriksanya, permeriksaan
wajib dilakukan di Kantor Pertanahan.
21
Ibid, hlm.164-165
24
pemecahan atau Penggabungan bidang-bidang tanah yang sudah
terdaftar. Perubahan data yuridis terjadi apabila ada pembebanan atau
pemindahan hak atas tanah yang sudah didaftar. Perubahan yang terjadi
olch pemegang hak atas tanah wajib didaftarkan pada Kantor
Pertanahan.
25
Penerbitan sertifikat pengganti dimaksud didahulun dengan
pengumuman 1 (satu) kali dalam salah satu surat kabar harian setempat
atas biaya pemohon. jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari dihitung
sejak hari pengumuman tidak ada yang mengajukan keberatan mengenai
akan diterbitkan sertifikat pengganti tersebut atau ada yang mengajukan
keberatan akan tetapi menurut pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan
keberatan tersebut tidak beralasan, diterbitkan sertifikat baru. Jika
keberatan itu beralasan, maka Kepala Kantor Pendaftaran Tanah akan
menolak menerbitkan sertifikat pengganti.Baik diterbitkan sertifikat
pengganti maupun ditolak untuk diterbitkan harus dicatat dalam berita
acara oleh Kepala Kantor Pertanahan.22
22
Ibid, hlm.169-171
23
Ibid, hlm.171
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28