Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna melengkapi tugas
yang dibebankan oleh Dosen kami, yaitu Dosen Pendaftaran Tanah dan Rumah Susun di
Universitas Tama Jagakarsa Jakarta Selatan. Di samping itu, kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Dari hati yang terdalam kami mengutarakan permintaan maaf atas kekurangan
makalah ini, karena kami tau makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap kritikan, saran dan masukan yang membangun dari
pembaca guna penyempurnaannya ke depan. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
dan semoga makalah ini bermanfaat sesuai dengan fungsinya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
PENUTUP ..........................................................................................................................18
A. Kesimpulan ...................................................................................................................18
B. Saran ............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan elemen yang penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena
itu kepastian kepemilikan tanah sangat diperlukan untuk kepastian hukum. Sehingga
kepemilikan tanah perlu di daftarkan. Untuk tercapainya kepastian pendaftaran tanah
tersebut maka Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1961 (selanjutnya akan disebut sebagai PP 10/1961) yang telah berlaku
sejak tahun 1961 dipandang memiliki substansi yang sudah tidak dapat lagi memenuhi
tuntutan zaman untuk memberikan kepastian atas pendaftaran tanah tersebut.
PEMBAHASAN
Data fisik yang dimaksud adalah, mengenai letak, batas, luas bidang tanah dan
satuanrumah susun yang didaftar, termasuk mengenai adanya bangunan atau bagian
bangunan di atasnya. Data Yuridis adalah mengenai status hukum bidang tanah dan
satuan rumah susun.
Tujuan Pendaftaran Tanah menurut Pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997 yaitu ada 3 (tiga) :
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak
suatu bidang tanah, rumah susun atau hak lain yg terdaftar. Agar mudah membuktikan
Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
1. Pemegang hak atas tanah itu sendiri, sebagai pembuktian atas haknya.
2. Pihak yang berkepentingan, misalnya calon pembeli tanah, atau kreditur untuk
Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali
(initial registration) dan pemeliharaan data pendaftaran tanah (maintenance).
Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan
terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP No. 10 Tahun
1961 dan PP No. 24 Tahun 1997. Sedangkan pemeliharaan data pendaftaran tanah
adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis
dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikat
dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.
Dalam Pasal 13 ayat (1) PP. No. 24 Tahun 1997 dikenal 2 (dua) macam bentuk
Pendaftaran tanah untuk pertama kali yaitu :
Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang
belum terdaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan yang
diselenggarakan atas prakarsa Pemerintah berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka
panjang dan tahunan serta dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh
Menteri Negara Agraria atau Kepala BPN.
2. Pendaftaran tanah secara sporadic
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa atau kelurahan secara individual atau massal yang dilaksanakan atas
permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berhak atas obyek pendaftaran
tanah yang bersangkutan atau kuasanya. Adapun syarat-syarat untuk mengajukan
permohonan pendaftaran secara sporadic :
10)surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan; atau
11) lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal II, Pasal VI dan Pasal VII Ketentuanketentuan Konversi UUPA; atau
12) Surat-surat bukti kepemilikan lainnya yang terbit dan berlaku sebelum
diberlakukannya UUPA(dan dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang dalam hal ini
biasanya Lurah setempat)
e) Bukti lainnya, apabila tidak ada surat bukti kepemilikan, yaitu berupa: Surat
Pernyataan Penguasaan Fisik lebih dari 20 tahun secara terus menerus dan surat
keterangan Kepala desa/Lurah disaksikan oleh 2 orang tetua adat / penduduk setempat
f) Surat pernyataan telah memasang tanda batas;
h) Fotocopy SK Ijin Lokasi dan surat keterangan lokasi (apabila pemohon adalah Badan
Hukum.
3. Penerbitan sertifikat
Asas pendaftaran tanah dapat dilihat dalam pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997 meliputi :4
2. Aman, yaitu suatu asas yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran
tanah diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga dapat memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
dipelihara. Data disimpan dalam bentuk buku tanah di kantor pertanahan dan harus
5. Terbuka, masyarakat dapat memperoleh keterangan tentang data yang benar setiap
saat.
Fairuz Syifa Arifin, Pembaruan Agraria Nasional (PAN) Dengan Progam Sertipikasi Tanah
Melalui Prona Guna Menyukseskan Tertib Administrasi Pertanahan Di Kabupaten
Pemalang, Tesis, Progam Pasca Sarjana, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2008)
Menurut Pasal 19 (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokokpokok Agraria (UUPA) menyebutkan bahwa ;
Peraturan Pemerintah.
c) pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.
1. Pasal 23 UUPA, Ayat 1 : Hak milik demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan
pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan ketentuan
yang dimaksud dalam Pasal 19 Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 2 merupakan
alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan
pembebanan hak tersebut.
demikian juga setiap peralihan dan hapusnya dak tersebut harus didaftarkan menurut
dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak guna
bangunan serta sahnya peralihan tersebut, kecuali dalam hal hak itu hapus karena
jangka waktunya berakhirnya.
Sebagai implementasi dari Pasal 19 UUPA No. 5 Tahun 1960, maka diterbitkanlah
beberapa peraturan-peraturan diantaranya :
1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan ini
diangap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan tuntutan akan kepastian
Oktober 1997
Objek pendaftaran tanah terdapat dalam pasal 9 PP No. 24 Tahun 1997 meliputi :
1. bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan dan hak pakai;
3. tanah wakaf;
6. tanah Negara.
Dari objek-objek pendaftaran tanah tersebut diatas, yang wajib dilakukan pendaftaran
meliputi hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak pengelolaan,
tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan. Objek pendaftaran
tanah dalam Pasal 9 PP No. 24 Tahun 1997 tersebut dibukukan dalam Buku Tanah dan
diterbitkan sertipikat sebagai surat tanda bukti haknya kecuali tanah negara yang tidak
perlu diterbitkan sertipikat.
1. Sistem pendaftaran akta atau registration of deeds. Dalam sistem pendaftaran akta,
yang didaftar oleh Pejabat Pendaftaran Tanah (PPT) adalah akta. Dalam sistem
pendaftaran akta, PPT bersikap pasif. Ia tidak melakukan pengujian kebenaran data yang
disebut dalam akta yang didaftar. Sistem pendaftaran akta melakukan pendaftaran
terhadap dokumen-dokumen yang membuktikan diciptakannya hak yang bersangkutan
dan dilakukannya perbuatan-perbuatan hukum
2. Sistem pendaftaran hak atau registration of titles, titles dalam arti hak yang lebih
dikenal
Dengan lahirnya UUPA pada tanggal 24 september 1960 maka sistem pendaftaran tanah
berupa sistem pendaftaran hak (registration of title) dimana hal tersebut ditetapkan
Sistem pendaftaran yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak atau registration of
title, hal ini tampak dengan adanya buku tanah sebagai dokumen yang memuat data
yuridis dan data fisik yang terhimpun dan disajikan serta diterbitkannya sertipikat
sebagai
Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan rumah susun
didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah, yang memuat data juridis dan data
fisik bidang tanah yang bersangkutan dan sepanjang ada surat ukurnya dicatat pula pada
surat ukur tersebut. Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur
secara hukum telah didaftar menurut PP 24 Tahun 1997. Sertifikat diterbitkan sesuai
dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah didaftar dalam
Menurut Boedi Harsono, menyatakan bahwa sistem publikasi dalam pendaftaran tanah
Sistem ini menunjukkan bahwa sertipikat tanah yang diberikan adalah berlaku sebagai
tanda bukti hak yang bersifat mutlak (absolute) serta sertipikat merupakan bentuk satu-
satunya
tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki oleh seseorang. Sistem publikasi positif selalu
15
menggunakan sistem pendaftaran hak, maka meski ada register atau buku tanah sebagai
bentuk
penyimpanan dan penyajian data yuridis dan sertifikasi sebagai surat tanda bukti hak.
Pencatatan
dan pendaftaran nama seseorang dalam register sebagai pemegang haklah yang
menjadi
pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, bukan perbuatan hukum pemindahan hak
yang
dilakukan (title by registration, the register is everything). Apa yang tercantum dalam
buku
pendaftaran tanah dan surat tanda bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat
pembuktian yang
mutlak. Negara menjamin kebenaran data yang disajikan. Perolehan tanah dengan
etikad baik
melalui cara sebagaimana diatur dalam undang-undang, memberikan kepada pihak yang
memperolehnya suatu hak yang “indefeasible” yang tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun,
2. Sistem Negatif
Dalam sistem publikasi negatif, bukan pendaftaran tetapi sahnya perbuatan hukum yang
orang yang memperoleh tanah dari pihak yang tidak berhak, menjadi pemegang haknya
yang
baru. Sistem publikasi negatif, menunjukkan ciri bahwa apa yg tercantum didalam
sertipikat
tanah adalah dianggap benar sampai dapat dibuktikan suatu keadaan yang sebaliknya
(tidak
benar) dimuka pengadilan. Surat tanda bukti hak berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat,
kekuatan hukum danharus diterima (oleh hakim) sebagai keterangan yang benar,
sepanjang tidak
Sistem publikasi menurut UUPA No. 5 Tahun 1960 adalah sistem publikasi
negatif bertendensi positif. Artinya sistem negatif yang mengandung unsur positif
karena akan
menghasilkan surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat, seprti
yang dinyatakan dalam pasal 19 ayat 2 huruf c, pasal 23 ayat 2, pasal 32 ayat2 dan pasal
38 ayat
2 UUPA. Sistem Publikasi yang dianut adalah bukan sistem negatif murni, karena pejabat
pendaftaran tanah dalam rangka pengumpulan data bersikap passif dan pada umumnya
16
menggunakan sistem pendaftaran akta yang memuat data itulah yang didaftar. Dalam
akta
menghasilkan alat pembuktian yang kuat (bukan mutlak = positif), menurut para pejabat
pendaftaran tanah dalam mengumpulkan data fisik dan data yuridis, sejauh mungkin
berusaha
memperoleh data yang benar. Data pada pendaftaran tanah meliputi: Data fisik,
kegiatan
pengumpulan data fisik meliputi penetapan batas, pengukuran dan pemetaan tanah
yang
dalam pasal 23,24 dan 25 PP 24/1997. Dibedakan antara hak baru dan hak lama.
Pengumpulan data yuridis hak-hak lama diatur dalam pasal 24 ayat (1), yaitu hak-hak
atas
tanah yang data yuridisnya bersumber pada alat-alat bukti pemilikan tanahnya. Sedang
yang
diatur dalam pasal 24 ayat (2) yaitu hak-hak atas tanah yang bukti-bukti yuridisnya
bersumber
Alat bukti pemilikan tanah menurut pasal 24 ayat (1) bisa berupa alat-alat tertulis,
keterangan
saksi dan atau pernyataan yangbersangkutan yang kadar kebenarannya dianggap cukup
untuk
mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya. Ada 3 (tiga)
2. Bukti tertulisnya sebagian tidak ada lagi, diperkuat keterangan saksi dan/atau
pernyataan
yang bersangkutan
3. Bukti tertulisnya semuanya tidak ada lagi, diganti keterangan saksi dan/atau
pernyataan
yang bersangkutan.
17
1. Penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang apabila hak tersebut dari
tanah
2. Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak oleh pemegang hak milik kepada
penerima
hak bangunan atau hak pakai atas tanah.
yang berwenang.
5. Hak milik atas satuan umah susun, dibuktikan dengan akta pemisahan.