Anda di halaman 1dari 15

SURVEI KADASTRAL

KELAS XI GEOMATIKA

KUSUMO WIDODO - 152


MATERI PER SEMESTER
 SEMESTER 3
 Pendaftaran Tanah (5x pertemuan)

 Praktek Profesional dan Etika (6x pertemuan)

 Kerangka Dasar Pemetaan (5x pertemuan)

 Ujian (UTS, UAS): 2x pertemuan

 SEMESTER 4
 Pembuatan Gambar Ukur (4x pertemuan)

 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (5x pertemuan)

 Pemetaan Digital (3x pertemuan)

 Praktek Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (4x pertemuan)

 Ujian (UTS, UAS): 2x pertemuan

 SEMESTER 5
 Review Survei Kadastral (2x pertemuan)

 Praktek Pengukuran dan Pemetaan Kadastral (6x pertemuan)


SEMESTER 3
PERTEMUAN 1 - 5
 PERKENALAN
 PENGERTIAN

 LATAR BELAKANG SURVEI KADASTRAL

 POKOK-POKOK SURVEI KADASTRAL

1. UU No. 5/1960 UUPA:


-Pasal 19:1-2
2. UU No. 20/2011 Rumah susun
3. UU No. 41/2004 Wakaf
4. PP No. 24/1997 Pendaftaran Tanah
5. PP No. 128/2016
6. Permeneg Agr/Ka BPN No. 3/1997:
Pelaks. PP No. 24/1997
7. Permeneg Agr/Ka BPN No. 9 tahun

 TATALAKSANA SURVEI KADASTRAL


 PENGELOLAAN DATA PERTANAHAN
 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3): “Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”

 UU No.5/1960 pasal 19 ayat (1):


“untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh Indonesia menurut ketentuan –
ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.

Peraturan Pemerintah No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah.


Peraturan ini memerintahkan kepada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk melaksanakan
kegiatan pendaftaran tanah.
KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH
 Kemen ATR/BPN sejak tahun 1980 telah melaksanakan
antara lain:
Prona, P3HT, Pensertipikatan Tanah Daerah Transmigrasi,
Ajudikasi dan lain-lain, tetapi belum dapat mencapai sasaran
yaitu seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia menjadi
terdaftar/bersertifikat.
Kemen ATR/BPN sejak tahun 2017 melaksanakan: Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL). Kegiatan PTSL terkendala:
kurangnya jumlah petugas pengukuran dan pemetaan.

Target: 2025 seluruh Indonesia sudah pegang sertipikat


semuanya."
 BPN bekerjasama dengan Kemendikbud:
SMK bidang geomatika ditargetkan dapat menjadi petugas ukur dan
pemetaan yang mendukung PTSL.

Materi Pendaftaran Tanah:


 1. Pokok-pokok pendaftaran tanah
 a. Dasar hukum pelaksanaan pendaftaran tanah;
 b. Azas dan tujuan pendaftaran tanah;
 c. Obyek pendaftaran tanah.

 2. Tata laksana pendaftaran tanah pertama kali


 a. Pendaftaran Tanah pertama kali secara Sistematis;
 b. Pendaftaran Tanah pertama kali secara Sporadis.

 3. Pemeliharaan data pertanahan


 a. Pemeliharaan Data Fisik;
 b. Pemeliharaan Data Yuridis
POKOK POKOK PENDAFTARAN
TANAH
 A. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah
1. UU No.5/1960 Pasal 19 Ayat 1-2:
Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah; Pendaftaran hak-hak
atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut; Pemberian surat-surat
tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
2. UU No.20/2011: Rumah Susun
3. UU No. 41/2004: Wakaf
4. PP No. 24/1997: Pendaftaran Tanah
5. PP No. 128/2016
6. Permeneg Agr No. 3/1997
7. Permeneg Agr No. 9/1999
8. Permen ATR/KBPN No. 12/2017
 B. Azas dan Tujuan Pendaftaran Tanah
 1. Azas Pendaftaran:
- sederhana dan aman:
- terjangkau
- mutakhir
- terbuka
2. Tujuan Pendaftaran Tanah:
-Untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum kepada pemegang hak
atas tanah.
-Menyediakan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan termasuk Pemerintah.
-Untuk terselenggaranya tertib administrasi
pertanahan.
 C. Obyek Pendaftaran Tanah
 1. Bidang Tanah
 a.Hak Milik (HM)
Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah.

 b. Hak Guna Usaha (HGU)


Hak guna-usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana
tersebut dalam pasal 29 UUPA, guna perusahaan pertanian,
perikanan atau peternakan. Hak guna-usaha diberikan atas tanah
yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan ketentuan bahwa
jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi modal
yang layak dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan
perkembangan zaman. Hak guna-usaha dapat beralih dan
dialihkan kepada pihak lain.
 c. Hak Guna Bangunan (HGB)
 Hak guna-bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan
jangka waktu paling lama 30 tahun. Atas permintaan pemegang hak
dan dengan mengingat keperluan serta keadaan bangunan-
bangunannya, jangka waktu dapat diperpanjang dengan waktu paling
lama 20 tahun. Hak guna-bangunan dapat beralih dan dialihkan
kepada pihak lain.

 d. Hak Pakai
 Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil
dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang
lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam
surat keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang
memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang
bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah,
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan Ketentuan-
ketentuan Undang-undang ini.
 2. Tanah hak pengelolaan
 Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang
kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan
kepada pemegangnya
 Berdasarkan Pasal 67 ayat (1) dan ayat (2)
PMNA/KBPN No.9 Tahun 1999, Hak Pengelolaan dapat
diberikan kepada badan-badan hukum sepanjang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan
pengelolaan tanah, antara lain:
 a. Instansi Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah
Provinsi /Kabupaten /Kota, dengan contoh antara lain:
Pemerintah Daerah, Sekretariat Negara (HPL Komplek
Kemayoran dan HPL Gelora Bung Karno diatur dalam
Keppres No, 47 Tahun 1984);
 b. BUMN, contoh: Perusahaan Umum Pembangunan
Perumahan Nasional (PERUM PERUMNAS);
 c. BUMD, contoh: Perusahan Daerah Aneka Industri dan
Jasa “ANINDYA” Propinsi DIY, berkeduddukan di
Yogyakarta, PT. Jakarta Propertindo, berkedudukan di
Jakarta;
 d. PT. Persero, contoh: PT Kereta Api Indonesia, PT.
Angkasa Pura.
 e. Badan-badan hukum Pemerintah lainnya yang ditunjuk
Pemerintah , dll.
 3. Tanah Wakaf
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan
dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.

 4. Hak Milik atas satuan rumah susun


Pengertian rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. (UU No. 20
tahun 2011 tentang Rumah Susun) .
 5. Hak Tanggungan
 Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang
berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak
Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada
hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
terhadap kreditor-kreditor lain.
 6. Tanah Negara.
Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan
suatu hak atas tanah, bukan merupakan tanah ulayat
Masyarakat Hukum Adat, bukan merupakan Barang Milik
Negara/Daerah/Desa atau BUMN/BUMD.

Anda mungkin juga menyukai