1
LAPORAN AKHIR 1
TATANAN/SUSUNAN BADAN PERTANAHAN KOTA/KABUPATEN DAN
PROSES LAHIR NYA PERTANAHAN DI INDONESIA
Disusun oleh:
Edward Aprilla Alsim Simanjuntak
312019266
2
Daftar Isi
Judul……………………………………………………………………………..1
Pengesahan……………………………………………………………………..2
Daftar isi…………………………………………………………………………3
BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………….4
A. Latar Belakang………………………………………………………..4
B. Tujuan………………………………………………………………….5
C. Manfaat………………………………………………………………..5
BAB 2 Profil Instansi / Lembaga Magang…………………………………….6
A. Sejarah…………………………………………………………………6
B. Ruang Lingkup Pekerjaan Instansi…………………………………11
C. Struktur Organisasi…………………………………………………...12
BAB 3 Kesimpulan……………………………………………………………...19
A. Penutup………………………………………………………………..19
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional dibentuk
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional sebagai penyempurnaan dari Peraturan Presiden Nomor 17
Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden
Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, bertujuan untuk
mewujudkan harapan keadilan hak atas tanah dan keadilan dalam pemanfaatan ruang
bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dalam rangka menjadikan tanah untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Sebagai institusi yang memiliki otoritas untuk
mewujudkan tujuan tersebut tentunya tidak ada pilihan lain. Mewujudkan tujuan
tersebut adalah suatu keharusan, namun yang tidak kalah penting adalah percepatan
yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Kantor Pertanahan Kota Medan adalah instansi dari Kementerian Agraria dan
Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional ditingkat Kabupaten / Kota, merupakan ujung
tombak Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional dalam
memberikan pelayanan masyarakat yang profesional, terpercaya, maju dan modern
Kantor Pertanahan Kota Medan dalam melaksanakan sebagian tugas Badan
Pertanahan Nasional di tingkat Kabupaten / Kota, menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, dan pelaporan;
2. Pelaksanaan survei dan pemetaan;
3. Pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
4. Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;
5. Pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;
6. Pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;
7. Pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;
4
8. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan; dan
9. Pelaksanaa pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi
kantor pertanahan.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan ini adalah untuk mendalami berbagai aspek-
aspek yang ada di Badan Pertanahan Nasional Yang ada di Kota Medan, seperti :
1. Untuk mendeskripsikan Kantor Pertanahan Kota Medan
2. Untuk mengetahui peran Kantor Pertanahan Kota Medan
3. Mengetaui prosedur dan proses pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan
Kota Medan
4. Memahami setiap struktur yang ada di Kantor Pertanahan Kota Medan
5. Untuk mengetaui ruang lingkup pekerjaan Kantor Pertanahan Kota Medan
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Memahami ruang lingkup pekerjaan Kantor Pertanahan Kota Medan
2. Memberikan pemahaman singkat tentang sejarah Badan Pertanahan
3. Memberikan pemahaman untuk meningkatkan wawasan masyarakat
mengenai prosedur, struktur, proses, dan peran Kantor Pertanahan Kota
Medan
5
BAB 2
Profil Instansi / Lembaga Magang
A. Sejarah
Pada era 1960 sejak diberlakukan pemakaian Undang – undang Pokok Agraria
(UUPA), Badan Pertanahan Nasional yang di kenal dengan istilah kantor Agraria
mengalami beberapa kali pergantian penguasaan dalam hal ini kelembagaan tentunya
masalah tersebut berpengaruh pada proses pengambilan kebijakan Badan Pertanahan
Nasional di bentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 1988 sebagai peningkatan dari Direktorat Jenderal Agraria Departement Dalam
Negeri, dan merupakan suatu lembaga pemerintahan Non Departement (LPND) yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab lansung kepada presiden.
Pada Periode 2015 sampai saat ini Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia berubah menjadi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang kementerian
Agraria yang berfungsi Tata Ruang dan Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional yang ditetapkan pada Januari 2015. Dalam sejarah
perkembangan sistem regulasi pertanahan di Indonesia Negara telah beberapa kali
merevisi kebijakan pertanahan, berikut sepintas perubahan regulasi pertanahan di
Indonesia dari masa ke masa.
6
kemudian, terbit Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1951, yang membentuk Panitia
Agraria Jakarta, sekaligus membubarkan Panitia Agraria Yogyakarta. Pembentukan
kedua Panitia Agraria itu sebagai upaya mempersiapkan lahirnya penyatuan hukum
pertanahan yang sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. selanjutnya, lewat
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1955. Pemerintah membentuk Kementerian
Agraria yang berdiri sendiri dan terpisah dari Departement Dalam Negeri. Pada 1956,
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1956 dibentuk Panitia Negara
Urusan Agraria Yogyakarta yang sekaligus membubarkan Panitia Agraria Jakarta.
Tugas Panitia Negara Urusan Agraria ini antara lain adalah mempersiapkan proses
penyusunan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA)
7
masih di tahun yang sama, terjadi perubahan organisasi yang mendasar. Direktorat
Jenderal Agraria tetap menjadi salah satu bagian dari Departemen Dalam Negeri dan
berstatus Direktorat Jenderal, sedangkan permasalahan transmigrasi di tarik ke dalam
Departement Veteran, Transmigrasi dan koperasi. Dan pada 1972, Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 145 Tahun 1969 di cabut dan di ganti dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri 88 Tahun 1972, yang menyebutkan penyatuan instansi Agraria di daerah.
Ditingkat provinsi, dibentuk Kantor Direktorat Agraria Provinsi, sedangkan di tingkat
provinsi, dibentuk Kantor Direktorat Agraria Provinsi, sedangkan di tingkat kabupaten /
kota di bentuk kantor sub Direktorat Agraria Kabupaten / kota madya.
5. Periode 1993-1998
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1993, tugas Kepala Badan
Pertanahan Nasional kini di rangkap oleh Menteri Negara Agraria. Kedua lembaga
tersebut di pimpin oleh satu orang sebagai Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
Pertanahan Nasional. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kantor Menteri Negara Agraria
berkonsenterasi merumuskan kebijakan yang bersifat koordinasi, sedangkan Badan
Pertanahan Nasional lebih berkosentrasi pada hal-hal yang bersifat operasional. Pada
tahun 1994 Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
Tahun 1994, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Staf Kantor Menteri Negara
Agraria
8
6. Periode 2000 – 2006
Pada periode ini Badan Pertanahan Nasional (BPN) beberapa kali mengalami
perubahan struktur organisasi. Keputusan presiden Nomor 95 Tahun 2000 tentang
Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengubah struktur organisasi eselon satu di Badan
Pertanahan Nasional. Namun lebih mendasar adalah Keputusan Presiden Nomor 10
Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di bidang pertanahan. Disusul
kemudian terbit Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang kedudukan,
Tugas, Fungsi, kewenangan, susunan organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non Departemen, dan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan memposisikan Badan Pertanahan Nasional (BPN)
sebagai lembaga yang menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan.
9
8. Periode 2013 – 2015
Pada 2 Oktober 2013 terbit Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2013 tentang Badan
Pertanahan Nasional yang mengatur fungsi Badan Pertanahan Nasional sebagai
berikut
a. Penyusunan dan Penetapan kebijakan nasional di bidang pertanahan;
b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan, rencana, program, kegiatan dan kerjasama di
bidang pertanahan;
c. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Republik Indonesia;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran dan
pemetaan;
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah,
pendaftaran tanah dan pemberdayaan masyarakat;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan
pengendalian kebijakan pertanaha
10
B. Ruang Lingkup Pekerjaan Instansi
11
C. Struktur Organisasi
1. Kepala Kantor
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Semarang memiliki tanggung jawab
langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Tengah.
12
penertipan bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hah atas tanah serta
pembinaan pejabat pembuat akte tanah (PPAT).
Fungsinya:
a. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah.
b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar menukar, saran dan
pertimabangan serta , melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan
usulan penetapan hak pengolahan.
c. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan
jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak
d. Mengatministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik Negara, daerah
bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.
e. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.
f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan koputerisasi pelayanan pertanahan.
g. Pelaksanana penegasan dan pengakuan hak.
h. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.
13
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah; pengakuan dan
penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak
pengelola, tanah wakaf, data lainnya, data fisik bidang tanah, data komputerisasi
pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta daftar lainnya di
bidang pendaftaran tanah.
4) Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Tugasnya: Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak
atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana
daftar isian dibidang pendaftaran tanah
14
penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksakan pengumpulan dan
pengolahan dan pemeliharaan data tekstual.
15
e. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum
atas tanah terlantar.
16
d. Pelaporan penganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara
pertanahan.
17
1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan
Tugasnya: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan batas bidang
tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis,
surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta
pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnya
dibidang pengukuran.
2) Subseksi Tematik dan Potensi Tanah
Tugasnya: Menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan pemetaan
tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan
penbinaan pejabat penilai tanah.
18
BAB 3
KESIMPULAN
A. Penutup
Kesimpulan yang dapat di uraikan dari yang di atas adalah: Kantor Pertanahan
adalah instansi yang di bawahi Kementerian Agraria dan Tata Ruang dengan arahan
langsung dari Presiden Indonesia. BPN sudah ada dari zaman Indonesia merdeka
tahun 1945, tapi seiring waktu Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasiona berubah-udab dan terus berkembang sampai pada periode 2013-
2015.
BPN memiliki tingkatat wilayah mulai dari yang terendah yaitu Kota / Kabupaten,
Kanwil ( kantor wilayah di setiap provins) dan Kanpus ( Kantor pusat yang ada di
Jakarta).
19
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011
Arba H.M., 2015, Hukum Agraria Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Timur.
Mimi, Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup,
http://e-journal.uajy.ac.id/11196/1/Jurnal.pdf.
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.
Peraturan Presiden Nomor 47 dan 48 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang
https://www.atrbpn.go.id
Mimi, Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup,
http://e-journal.uajy.ac.id/11196/1/Jurnal.pdf.
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional#Program-
program_Pertanahan
20