JUDUL:
Disusun oleh:
NPM : 202010121029
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Denpasar
Dosem Pembimbing,
NIP. 230330129
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hasil observasi magang dalam rangka Praktik Kemahiran Hukum (PKH) semester
(IV) di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar yang berjudul “Hasil Analisis
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
(PKH) semester (IV) di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................11
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................47
3.1 Kesimpulan 47
iii
BAB I
PENDAHULUAN
hewan, atau tumbuh-tumbuhan. Manusia hidup dan tinggal di atas tanah dan
karena dapat menghasilkan sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
orang banyak maka perlu diatur oleh pemerintah. Tanah merupakan modal
Pada dasarnya masalah tanah adalah sangat aktual bagi manusia dimana
mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, ada pertalian yang sangat
erat antara hubungan manusia dengan tanah, yaitu sebagai tempat tinggal dan
“bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
1
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan atas tanah bagi kepentingan
perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah, agar dalam pemanfaatan
hak atas tanah, maka pemerintah menyediakan suatu lembaga baru yang
Pendaftaran tanah dilakukan sangat berguna bagi pemegang hak atas tanah
sertifikat hak atas tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Dalam rangka menjamin kepastian hak dan kepastian hukum atas tanah,
Indonesia, yaitu:
2
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan
Agraria.
biaya tersebut.
hak atas tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Pasal 19 dan Pasal 32 ayat (1) UUPA, Hak Guna Usaha termasuk syarat-
3
syarat pemberiannya, bahwa setiap peralihan dan penghapusan hak tersebut,
dalam Pasal tersebut diatas. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, telah
Tanah.
tersebut selama lebih dari 30 Tahun belum cukup memberikan hasil yang
nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah adalah untuk lebih memacu
lamban.
rangka memberikan status hak atas tanah di Indonesia. Pendaftaran tanah oleh
kabupaten atau kota, yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan
4
kantor pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yaitu
pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta atas tanah.
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-
hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
Selain tujuan diatas, menurut Maria S.W. Sumardjono bahwa manfaat dari
1. Pemegang hak atas tanah itu sendiri, sebagai pembuktian atas haknya.
hukumnya.
pertanahannya.
5
Mengenai pentingnya pendaftaran tanah, Bachan Mustafa berpendapat
bahwa pendaftaran tanah akan melahirkan sertipikat tanah, mempunyai arti untuk
memberikan kepastian hukum, karena hukum jelas dapat diketahui baik identitas
hak milik atas tanah dapat melakukan aksi penuntutan kepada sipelanggar
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak
Dan pada Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
“sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat
didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data
yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.”
bukti hak yang kuat yang berarti bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya
6
data fisik dan data yuridis yang tercantum di dalamnya harus diterima sebagai
data yang benar. Sebagaimana juga dapat dibuktikan dari data yang tercantum
dalam buku tanah dan surat ukurnya. Jadi didalam penguasaan suatu bidang tanah
sertipikat hak atas tanah sangat penting untuk dimiliki demi terciptanya suatu
Sertifikat hak atas tanah sebagai hasil akhir proses pendaftaran tanah berisi
data fisik, yaitu keterangan tentang letak, batas, luas bidang tanah, serta bagian
bangunan atau bangunan yang ada di atasnya bila dianggap perlu dan data yuridis
yaitu keterangan tentang status hak atas tanah dan hak penuh karena lain yang
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Sehingga dapat dikatakan bahwa pemilik sertifikat hak atas tanah adalah
merupakan pemilik yang sah atas obyek tanah sebagaimana di sebutkan dalam
sertifikat hak atas tanah tersebut dan harus dianggap benar sampai dibuktikan
bagi kedua belah pihak, yaitu penyelesaian sengketa tanah dengan musyawarah
melalui lembaga peradilan baik peradilan umum maupun Peradilan Tata Usaha
Negara.
7
merupakan tumpuan harapan bagi pencari keadilan untuk mendapatkan suatu
keadilan yang memuaskan dalam suatu perkara. Dari pengadilan ini diharapkan
suatu putusan yang tidak berat sebelah, karena itu jalan yang sebaiknya untuk
melalui pengadilan.
didasarkan kepada objek sengketa tanah, hal ini berkaitan dengan kewenangan
absolut Peradilan Umum atau Peradilan Tata Usaha Negara. Kewenangan absolut
Sebagai mana dikutip oleh Djoko Prakoso, menurut Thorbecke dan Buys
Tata Usaha Negara adalah tergantung dari pokok sengketanya (objectum litis
fundamentum petendi). Apabila hak yang bertindak itu berada dalam kerangka
Usaha Negara dan apabila berada dalam lapangan hukum perdata maka
mengadili sengketa yang berada dalam hukum publik, yaitu sengketa yang timbul
akibat perbuatan pemerintah dalam hukum publik yang bersifat ekstern yang
8
bersegi satu dan bersifat konkrit, individual dan final yang tertuang dalam suatu
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata
usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat
mengenai pembatalan surat keputusan pemberian hak atas tanah atau sertifikat hak
atas tanah atau keputusan yang berisikan penolakan atau permohonan untuk
memperoleh sertifikat hak atas tanah yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
hak milik atau hak-hak yang berasal dari milik, tentang tagihan atau hak-hak
9
perdata semata-mata menjadi kompetensi/kewenangan kekuasaan Pengadilan
Umum.
Masalah tanah di lihat dari segi yuridisnya saja merupakan hal yang tidak
terdapat kesamaan persepsi yang akan menghasilkan keputusan yang solid dan
sebagai tanda bukti hak atas tanah, berkenaan dengan kedudukan sertifikat tanah,
sertipikat yang mengandung cacat hukum dan cara pembatalan dan atau
penyelesainnya.
menjelaskan tentang duduk awal perkara sampai putusan akhir dari Sengketa
Usaha Negara.
10
BAB II
PEMBAHASAN
No. 3, Dukuh Sari, Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat, Kota Denpasar,
bernama:
11
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bali,
Pengendalian Pertanahan
Konflik
Pertanahan
Cok. Agung Tresna No. 7 Denpasar Bali, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
12
dengan Hak Substitusi Nomor: 2310/19-51/VIII/2018, Tanggal 28
sebagai berikut:
tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang terakhir kali diubah melalui
13
Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar (“PTUN Denpasar”) melalui acara
singkat.
bawah ini:
a. Pertentangan Pertama
sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang
atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
14
b. Pertentangan Kedua
c. Pertentangan Ketiga
15
undangan yang berlaku” dalam penjelasannya huruf e; “Keputusan
hukum tetap.
Bertentangan dengan:
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata
16
usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
Panjer, luas 4.230 M2, atas nama Ida Bagus Gede Ardana yang
17
mengalih hak kan bidang tanah in casu dan karenanya tidak
Pelawan.
Pelawan (Penggugat).
Bahwa proses di atas juga mengandung falasi sebab jika tolok ukur yang
ranah hukum tata usaha negara, hanya didasarkan pada bahwa objek
18
merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan / pejabat tata
casu Pelawan, dalam hal ini telah menyebabkan kerugian yang nyata.
diambil oleh Hakim jika hukumnya tidak ada, tidak lengkap atau tidak
jelas. Hal ini pun tergambar dari ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-
4.1 Bahwa Objek Sengketa yang diterbitkan Terlawan, dalam hal ini telah
merugikan Pelawan, dimana saat transaksi jual beli dan peralihan hak
19
Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dan sampai saat ini karenanya
No. 4380/Kelurahan Panjer, luas 4.230 M2, atas nama Ida Bagus Gede
tidak ada satupun yang menyebut dan atau membatalkan sertipikat dan
20
4.3 Dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala badan Pertanahan
bahwa:
Pasal 69
(1) Untuk hak-hak atas tanah, Hak Pengelolaan dan tanah wakaf yang
sudah didaftar dalam buku tanah dan memenuhi syarat untuk diberikan
(2).
(3) Dokumen alat bukti hak lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal
yang ada atau diberi teraan berupa cap atau tulisan yang menyatakan
21
tegas dalam sertipikat “telah diperiksa dan sesuai dengan kantor
Tanah, dalam perihal; Bab II, Azas dan Tujuan, Pasal 2, “Pendaftaran
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-
hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
22
perihal; Bab II, Azas dan Tujuan, Pasal 2, “Pendaftaran tanah
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-
hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
Tahun 2011, yaitu dalam BAB II, Pasal 2. Atas objek sengketa,
23
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
yang ditulis tegas dalam sertipikat “telah diperiksa dan sesuai dengan
Tanah, dalam perihal; Bab II, Azas dan Tujuan, Pasal 2, “Pendaftaran
kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan
demi hukum.
24
2. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar berwenang
panjer luas 4.230 m2 atas nama Ida Bagus Gede Ardana yang terakhir
25
hukum halaman 5 dari putusan pengadilan No.
12/PEN.DIS/2018/PTUN.Dps.
peralihan hak yang terjadi yang oleh putusan pengadilan dinyatakan cacat
sehingga status hak kembali kepada Ida Bagus Gede Ardana, yang berarti
nyata dapat membuktikan sebagai pihak yang berhak atas bagian tanah
26
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
sebagai berikut:
diterima
2018
27
sampai dengan P - 12 dan telah dibubuhi meterai yang cukup serta telah pula
terhadap Sertipikat Hak Milik No. 4380/Kelurahan Panjer, Luas 4.230 M²,
atas nama Ida Bagus Gede Ardana yang terakhir telah dipisah dan beralih
Hak Milik No. 8179/Kelurahan Panjer Luas 1.348 M² atas nama Chandra
28
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Setelah
dengan aslinya
aslinya
29
pleno kamar Mahkamah Agung sebagai pedoman pelaksanaan tugas bagi
fotokopinya
fotokopinya
dengan fotokopinya
1 sampai dengan T – 20 dan telah dibubuhi meterai yang cukup serta telah
30
4380/Desa Panjer An. Abdul Aziz Batheef Seluas 4.230 M², terletak di
Sertipikat Hak Milik No. 4380/Desa Panjer An. Abdul Aziz Batheef
Hak Sertipikat Hak Milik No. 4380/Desa Panjer atas nama Abdul Aziz
31
Pertanahan Nasional Provinsi Bali. Setelah dicocokkan sesuai dengan
aslinya
Sertipikat Hak Milik No. 4380/Desa Panjer atas nama Abdul Aziz Batheef
nama Ida Bagus Gede Ardana yang Telah Beralih Menjadi Atas Nama
Abdul Aziz Bathef Yang Terakhir Telah Beralih Menjadi Atas Nama
32
8. Bukti T – 8 : Fotokopi Laporan Penyelesaian Kasus Pertanahan
Bali Anta Pihak Fong John Gunawan Dan Taufik Hidayat Dengan I Putu
Mewengkang istri dan ahli waris Taufik Hidayat tanggal 18 Juni 2014,
Sertipikat Hak Milik No. 4380/ Kelurahan Panjer Luas 4.230 M2 Atas
Nama Ida Bagus Gede Ardana yang terakhir Telah Dipisah dan Beralih
Panjer, Luas 2.882/ Kelurahan Panjer Atas Nama Hamzah Lukman dan
Sertipikat Hak Milik No. 8179/ Kelurahan Panjer Luas 1.348 M2 atas
33
Berdasarkan Putusan Pengadilan Yang Telah Mempunyai Kekuatan
Milik No. 4380/Desa Panjer atas nama Abdul Aziz Batheff sebagai tindak
Gunawan yaitu atas sebidang tanah seluas 2.838 M² sebagai tindak lanjut
/PN.Dps. Tertanggal 29 Oktober 2012 dan Berita Acara Eksekusi No. 272/
34
13. Bukti T – 13 : Fotokopi Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.
fotokopinya
dengan fotokopinya
35
2.3 Pertimbangan Hukum
terlampir dalam Berita Acara pemeriksaan perkara dengan acara singkat yang
tentang tidak lolos Proses Dismissal telah sesuai dengan ketentuan Pasal 62
36
ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Luas 4.230 m² atas nama Ida Bagus Gede Ardana yang terakhir telah dipisah
Panjer, Luas 2.882 m2/Kelurahan Panjer atas nama Hamzah Lukman dan
Sertipikat Hak Milik No. 8179/Kelurahan Panjer Luas 1.348 m² atas nama
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yaitu antara lain
37
huruf e Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas
keputusan tata usaha negara yang diatur dalam pasal 2 huruf e Undang-
9 April 2018 tentang Pembatalan Peralihan Hak terhadap Sertipikat Hak Milik
No. 4380/Kelurahan Panjer, Luas 4.230 m² atas nama Ida Bagus Gede Ardana
nama Hamzah Lukman dan Sertipikat Hak Milik No. 8179/Kelurahan Panjer
kekuatan hukum tetap, dapat diperiksa oleh Pengadilan Tata Usaha Negara
38
Usaha Negara serta putusan-putusan pengadilan yang disebutkan sebagai
Tata Usaha Negara yang menjadi objek gugatan termasuk dalam ketentuan
gugatan yang diajukan dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar dalam hal
39
Bahwa pokok gugatan atau sengketa yang dapat dikategorikan dalam
kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara adalah apabila dasar dan alasan
Bahwa Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan
badan atau pejabat tata usaha negara baik dipusat maupun didaerah sebagai
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan
individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
memeriksa dan memutus perkara atau sengketa tata usaha negara adalah
materi atau isi dari keputusan tata usaha negara yang disengketakan
Nomor 9 Tahun 2004 diantaranya adalah Keputusan tata usaha negara yang
40
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (vide Pasal 2 huruf
keputusan tata usaha negara yang dimaksud pada huruf ini umpamanya:
istri dan ahli waris Taufik Hidayat tanggal 18 Juni 2014 dan permohonan dari
Fong John Gunawan tanggal 6 Agustus 2015 yang pada intinya mohon
Hak Milik No. 4380/Kelurahan Panjer seluas 4230 m² atas nama Ida
Bagus Gede Ardana yang telah beralih menjadi atas nama Abdul Aziz
41
Dalam konsideran “Membaca” dan “Menimbang” pada objek sengketa
Tergugat dan Abdul Aziz Bathef sebagai Tergugat II Intervensi (vide bukti
42
Mahkamah Agung RI Nomor : 638 K/PDT/2013 tanggal 27 Juni 2013
2009 diperoleh fakta hukum yang pada pokoknya Sertipikat Hak Milik Nomor
1996 No. 4736/1996 luas 4739 m2 atas nama Ida Bagus Gede Ardana yang
dialihkan menjadi atas nama Abdul Aziz Batheff dinyatakan batal serta
tanggal 15 Mei 2008 yang telah berkekuatan hukum tetap pada tanggal 29
Jual Beli No. 4 tanggal 3 Juni 2002, Akta Perjanjian/Ikatan Jual Beli
Gunawan) sebagai pemilik sah atas tanah sengketa seluas 2.838 m2 (vide
bukti T-20)
43
fakta hukum yang pada pokoknya menyatakan bahwa Pelawan
bahwa “tanah sengketa adalah bukan milik Pelawan melainkan milik dari
Terlawan Penyita dan terhadap Pelawan yang telah membeli tanah sengketa
dari Abdul Aziz Bathieff tanpa meneliti status tanah tersebut menurut
kehati-hatian oleh karena itu Pelawan tidak dapat dikatakan sebagai pembeli
beritikad baik yang mendapat perlindungan hukum” (vide bukti T-4, T-17
dan T-18).
27 Maret 1996 No. 4736/1996 luas 4739 m2 atas nama Ida Bagus Gede
Ardana yang dialihkan menjadi atas nama Abdul Aziz Batheff sebagaimana
amar dalam Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya Nomor:
turunannya yaitu antara lain Sertipikat Hak Milik No. 4380/Kelurahan Panjer
Luas 2.882 m2 atas nama Hamzah Lukman dan Sertipikat Hak Milik No.
44
pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
Terlawan tidak ada satupun yang menyebut dan atau membatalkan sertipikat
ketentuan Pasal 49 ayat (2) huruf b dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Menteri
dalam bukti P-4 identik dengan T-10 termasuk kedalam pengertian Keputusan
45
Agustus 2018 yang pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat tidak lolos
Persidangan tanpa tergantung pada fakta-fakta yang diajukan oleh Para Pihak
maka sesuai ketentuan Pasal 107 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara Majelis Hakim bebas menentukan apa
dasar itu terhadap alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi
hanya dipakai alat-alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti
selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dalam berkas perkara
ini.
sengketa ini.
sebagai pihak yang kalah dalam sengketa ini, berdasarkan ketentuan Pasal 110
46
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, kepada Pelawan dibebankan untuk
membayar biaya perkara yang besarnya Rp. 66.500,- (Enam Puluh Enam Ribu
September 2018 oleh kami IKAWATI UTAMI, S.H. sebagai Hakim Ketua
dalam persidangan yeng terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 2
Oktober 2018 oleh Majelis Hakim tersebut dengan di bantu oleh LUH
47
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dengan ketentuan Pasal 49 ayat (2) huruf b dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan
pelaksanaan putusan yakni tindak lanjut atas putusan lembaga peradilan yang
sesuai dengan ketentuan Pasal 2 huruf e jo Pasal 62 ayat (1) huruf a Undang-
48
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara oleh
diterima.
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara oleh karena Pelawan adalah pihak
yang kalah dalam perkara ini, maka kepada Pelawan dihukum untuk
membayar biaya perkara yang besarnya Rp. 66.500,- (Enam Puluh Enam
49