Anda di halaman 1dari 24

Desain Operasional Proposal Skripsi

PROFESIONALITAS PETUGAS DALAM


MELAYANI PENDAFTARAN TANAH
(STUDI KASUS DI KECAMATAN
SERUYAN HILIR)

Oleh:

Novita (170101030854)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM TATA NEGARA
BANJARMASIN
2021 M/1442 H
A. Latar Belakang

Kebijakan publik atau public policy merupakan jalan mencapai tujuan

bersama yang dicita-citakan. Jika cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai

masayarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan) dan UUD 1945 (Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasrkan hukum dan tidak semata-mata

kekuasaan), maka kebijakan publik adalah seluruh prasarana dan sarana

untuk mencapai “tempat tujuan” tersebut.1

Islam memandang suatu kebijakan bagian dari tanggungjawab pemerintah

sebagai pemimpin dalam mengemban amanat. Hal ini dijelaskan dalam QS. An-

Nisa/4: 58.

             

              
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”

Pada ayat Al-Qur’ an diatas jelas disebutkan bahwa “apabila menetapkan

hukum di antara manusia biar kalian menetapkan dengan adil” hendaklah seluruh

kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah itu wajib mengedepankan keadilan

untuk warga, adil dalam makna tidak terdapat ketimpangan serta meminimalisir

terdapatnya polemik serta pertentangan untuk segala warga yang di pimpinnya,

1
Ardika Nurfurqon, Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-
19: Perspektif Hukum Administrasi, Jurnal Yustika Vol. 23 No. 01, Juli 2020, hlm. 15.
jikalau kebijakan pemerintah lebih banyak mudharat- nya, maka tidak dapat di

pungkiri hendaknya ada perlawanan serta pertentangan dari warga yang di

pimpinnya.

Proses implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-

tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana

telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.2 Pemerintah

merupakan organisasi yang mempunyai kekuasaan buat menetapkan hukum serta

pula yang mempunyai tanggung jawab atas pembangunan suatu nagara.

Meningkatnya jumlah penduduk hingga bertambah pula kebutuhan atas

tanah, serta tiap penduduk mempunyai kebutuhan yang beranekaragam. Dengan

ini dapat dilihat kalau tanah merupakan elemen yang berarti untuk kehidupan

manusia. Begitu berartinya tanah untuk manusia, kerapkali jadi faktor timbulnya

permasalahan semacam sengketa tanah. Manusia hendak memakai berbagi metode

buat bisa mempunyai ataupun memahami tanah sekalipun itu dicoba dengan

metode melanggar hukum. Buat itu diperlukan sertifikat tanah selaku

perlengkapan fakta yang kokoh atas kepemilikan tanah.

Demi mengurangi kasus sengketa serta berikan kepastian hukum kepada

para pemilik tanah. Pemerintah kemudian membuat program dengan tujuan

mempermudah masyarakat dalam pengurusan sertifikat hak atas tanah. Beberapa

manfaat dari adanya jaminan kepastian hukum yaitu memajukan perekonomian

nasional, karena sertifikat hak atas tanah dapat dijadikan agunan untuk

memperoleh kredit perbankan; melestarikan lingkungan, karena adanya hubungan


2
Alfi Khairi, Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Ptsl) Di
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2017, JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018, hlm.
6.
yang pasti antara pemegang hak dengan objek hak, memberikan motivasi bagi

pemegang hak untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pelestarian

lingkungan; meningkatkan penerimaan negara karena pendaftaran tanah

memungkinkan adanya penerbitan administrasi peralihan hak dan itu

memungkinkan adanya pemasukan dari bea balik nama; melindungi kepentingan

masyarakat terutama golongan ekonomi lemah, karena jika tanah pemegang hak

dibebankan untuk kepentingan tertentu, pemegang hak akan memperoleh

kompensasi yang wajar; mencegah atau mengurangi sengketa pertanahan; dan

yang terakhir mendukung perencanaan tata ruang untuk pembangunan.3

Kekuatan berlakunya sertifikat sangat penting karena pertama, sertifikat

memberikan kepastian hukum pemilik tanah. Kedua, pemberian sertifikat

dimaksud untuk mencegah sengketa kepemilikan tanah. Ketiga, dengan

kepemilikan sertifikat, pemilik tanah dapat melakukan perbuatan hukum apa saja

sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan

kesusilaan, serta mempunyai nilai ekonomi.4

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan

Pejabat Pembuat Akta Tanah, pada hakekatnya adalah suatu Peraturan Pemerintah

yg dikehendaki oleh Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, bahwa

Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya dianggap PPAT, adalah pejabat generik

yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik tentang perbuatan

3
Harris Yonatan Parmahan Sibuea, Arti Penting Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali,
Jurnal Negara Hukum Vol. 2, No. 2, November 2011, hlm. 298-299.
4
Sutedi Adrian, Sertifikat Hak Atas Tanah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 2.
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah

Susun. Pasal 5 ayat ( 3 ) huruf a menjelaskan untuk melayani masyarakat pada

pembuatan akta PPAT di daerah yg belum cukup terdapat PPAT atau untuk

melayani golongan rakyat secara khusus, Menteri dapat memilih pejabat-pejabat

dibawah ini sebagai Pejabat Sementara atau PPAT Khusus. Secara spesifik

dikenal 3 (tiga) jenis Pejabat Pembuat Akta Tanah, yaitu : a. Pejabat Pembuat

Akta Tanah; b.Camat selaku PPAT sementara; Pejabat pembuat Akta Tanah

dengan wewenang khusus.

Adapun dalam pelaksanaan khususnya suatu kebijakan yang telah dibuat

pemerintah melalui peraturan perundang-undangan dapat diimplementasikan

melalui peraturan di bawahnya untuk lebih mudah mengakomodir setiap

pelaksanaan peraturan. Baik itu melalui peraturan daerah maupun peraturan

bupati.Sebagaimana hal ini dimaksudkan bagian dari kewenangan pemerintah

daerah bahwa Pemerintahan daerah sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 1

angka 2 UU Pemda Tahun 2004 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi daerah seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut pemerintah daerah menurut Pasal 1

angka 3 UU Pemda Tahun 2004 adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.5

Dewasa ini perbaikan kinerja birokrasi jadi perihal yang terus menjadi hal

yang penting bagi seluruh pihak, perihal ini diakibatkan oleh birokrasi yang

5
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
mempunyai kinerja kurang baik dalam membagikan pelayanan. Buruknya

pelayanan hendak sangat pengaruhi kinerja pemerintah serta warga secara totalitas

dalam rangka tingkatkan energi saing sesuatu Negeri. Tiap lembaga ataupun

lembaga pelayanan publik wajib memaksimalkan kinerja birokrasinya supaya bisa

membagikan kepuasan kepada publik. Tetapi untuk mencapai kinerja yang

optimal tampaknya membutuhkan usaha yang lumayan keras dari birokrasi

pemerintah karena sepanjang ini birokrasi pemerintah sangat rentan dengan

prosedur yang rumit, inefisiensi, serta penyalahgunaan kekuasaan sehingga

terkadang kinerja pemerintah kerap dipertanyakan.

Selanjutnya berawal permasalahan yang terjadi di Kecamatan Seruyan

Kabupeten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa dalam pelayanan

pendaftaran tanah melalui Kecamatan yang dinilai kurang maksimal bahkan

dinilai tidak mengimplementasikan PERBUP Seruyan No. 45 Tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Hal ini

berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa warga desa Seruyan bahwa

adanya ketidakpastian waktu dan biaya sering dikeluhkan masyarakat dalam

proses pendaftaran tanah melalui Kelurahan dan juga Kecamatan.

Seabagai contoh pembiayaan operasional yang harus dibayarkan pemohon

kepada petugas desa/kelurahan sesuai dengan Pasal 3 PERBUP adalah sebesar Rp.

250.000,00, yang pada kenyataannya terkadang terdapat biaya operasional yang

melebihi ketentuan tersebut. Contoh lain ialah terkait waktu tunggu dalam

pelaksanaan pengukuran, seuai Pasal 8 ayat (5) PERBUP bahwa “apabila dalam

kurun waktu sampai 30 hari tidak terdapat laporan/pengajuan klaim kepemilikan


dari orang lain, maka pada hari ke 31 (tiga puluh satu) atau lebih Kepala

Desa/Lurah mengeluarkan Surat Tugas untuk melakukan pengukuran bila batas

keliling bidang tanah sudah ditebas bersih seukuran bisa dilewati petugas ukur

kemudian dibuatkan Berita Acara Pengukuran dan Sket/Gambar Hasil

Pengukuran”. Namun pada kenyataannya setiap warga yang melakukan

pendaftaran tanah sudah menunggu hampir berbulan-bulan termasuk pengajuan

klaim tanah yang pada saat sampai pada tahapan registrasi di Kecamatan justru

menambah waktu kembali dala prosesnya.

Berdasarkan hal tersebut menurut hemat penulis perihal tidaklah sesuai

dengan ketentuan yang termuat dalam PERBUP Seruyan No. 45 Tahun 2017

tentang Pelaksanaan Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

sebagaimana pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (3) PP No. 37 Tahun 1998 tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Sehingga dari perihal ini menajdi

suatu problematika hukum di masyarakat terkait pelaksanaan dari Peraturan

Bupati tersebut.

Berangkat dari keresahan inilah penulis kemudian tertarik untuk meneliti

permasalahan ini dalam sebuah penelitian ilmiah berjudul “Profesionalitas

Petugas Dalam Melayani Pendaftaran Tanah (Studi Kasus Di Kecamatan

Seruyan Hilir).”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profesionalitas pelayanan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap di Kantor Kecamatan Seruyan?

2. Apa saja problematika dalam pelaksanaan pelayanan pendaftaran tanah di

Kantor Kecamatan Seruyan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profesionalitas pelayanan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap di Kantor Kecamatan Seruyan.

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi problematika dalam pelaksanaan

pelayanan pendaftaran tanah di Kecamatan Seruyan.

D. Signifikansi Penelitian

Disamping ingin mencapai tujuan, dengan melakukan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa aspek, yaitu manfaat

teoritis dan praktis, sebagai berikut:

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

sumbangan pemikiran terkait implementasi perda serta pelayanan

pendaftaran tanah guna penelitian di masa mendatang.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

pemahaman serta bahan evaluasi terkait implementasi peraturan daerah


serta pelayanan pendaftaran tanah yang baik di ranah pemerintahan

khususnya Kecamatan Seruyan.

E. Definisi Operasional

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar, maka peneliti

memberikan batasan istilah dalam penelitian ini agar mudah dipahami. Adapun

beberapa batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Profesionalitas

Menurut KBBI profesionalitas bersangkutan dengan profesi;

memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankanya; mengharuskan

adanya pembayaran untuk melakukanya.6 Profesionalitas dalam penelitian

ini yaitu kecakapan atau kepandaian dalam melakukan sebuah pekerjaan atau

profesi, yakni terkait pelayanan pendaftaran tanah.

2. Petugas

Orang yg bertugas melakukan sesuatu.7 Adapun dalam pengertian ini petugas

ialah orang yang melaksanakan suatu pekerjaan pada sebuah lembaga, yang

dalam penelitian ini ialah petugas di Kecamatan Seruyan Hilir.

3. Pendaftaran Tanah

Sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah bahwa pendaftaran tanah adalah

rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus,

6
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm.
1104.
7
Ibid., hlm. 1738.
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,

pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis

dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-

satuan rumah susun, termasuk pemberian sertifikat sebagai surat tanda bukti

haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan Hak Milik Atas

Satuan Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

F. Kajian Pustaka

Untuk menjadikan penelitian ini bersifat ilmiah dan membedakan antara

penelitian ini dengan peneltian terdahulu, maka penulis memberikan beberapa

literatur yang serupa. Adapun beberapa literatur tersebut sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ekawati dengan skripsinya yang

berjudul “Reliabilitas Dan Responsivitas Pelayanan Dalam Pembuatan

Sertifikat Tanah Di Kantor Badan Pertanahan Nasional (Bpn) Kabupaten

Gowa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan dalam pembuatan

sertifikat tanah di kantor BPN Kabupaten Gowa ditinjau dari dimensi

Reliabilitas (kehandalan) sudah berjalan dengan baik dan mengenai

dimensi Responsivitas (ketanggapan) dikategorikan sudah cukup baik

meskipun masih kurangnya pemberitahuan informasi ke pemohon.8

Kelebihan dari penelitian Eka terletak pada reliabilitas dan resposivitas

dalam pelayanan pembuatan sertifikat tanah. Namun melihat dari

persoalan ini justru menjadikan suatu pembeda dengan apa yang akan
8
Nur Ekawarti, Reliabilitas Dan Responsivitas Pelayanan Dalam Pembuatan Sertifikat
Tanah Di Kantor Badan Pertanahan Nasional (Bpn) Kabupaten Gowa, Skripsi tidak diterbitkan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2020.
penulis teliti. Meskipun kemiripan penelitian terletak pada pelayanan

pembuatan sertifikat tanah, akan tetapi penulis lebih menitik beratkan pada

permasalahan pelayanan pendaftaran tanah yang tidak sesuai dengan

peraturan bupati.

2. Dedi Arief Budhiarsa dalam skripsinya yang berjudul “Kinerja Kantor

Pertanahan Dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah (Studi Deskriptif Atas

Pelayanan Sertifikasi Peralihan Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan

Kota Surakarta 2008-2009)”. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa

Kantor Pertanahan Kota Surakarta dalam pelayanan peralihan hak atas

tanah umumnya sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan

tolak ukur sebagai berikut, produktivitas Kantor Pertanahan Surakarta

sudah cukup memenuhi target karena 95% tanah di Surakarta telah

bersertifikat. Untuk responsivitas pihak Kantor Pertanahan terhadap

pemohon peralihan hak tanah dalam menangani keluhan para pemohon

umumnya sudah baik karena keluhan dari pemohon langsung di proses

oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Sedangkan akuntabilitas Kantor

Pertanahan Kota Surakarta dalam pelayanan sertifikasi peralihan hak atas

tanah telah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik dalam

melaksanakan program pemerintah dan juga sebagai mediator yang baik

antar pihak yang bersengketa.9 Penelitian ini memiliki kemiripan dengan

apa yang akan penulis teliti yakni terkait palayanan pendaftaran dan

9
Dedi Arief Budhiarsa, Kinerja Kantor Pertanahan Dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah
(Studi Deskriptif Atas Pelayanan Sertifikasi Peralihan Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan
Kota Surakarta 2008-2009), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009.
sertifikasi tanah. Kelebihan dari penelitiannya adalah bahwa Arief

mengedapankan penelitian deksriptif terhadap pelayanan sertifikasi tanah

pada lembaga kantor pertanahan. Namun, justru inilah yang menjadi

pembeda dengan apa yang akan penulis teliti. Yakni lokasi penelitian yang

penulis lakukan adalah di kantor kecamatan dalam pelayanan pendaftaran

tanah. Selain itu penulis juga mengkaji pelayanan tersebut yang

merupakan amanat dari Peraturan Bupati yang ada di Kabupaten Seruyan.

3. Jurnal yang ditulis oleh Dian Aries Mujiburohman dengan judul “Potensi

Permasalahan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)”. Berbagai

regulasi dibuat dan disempurnakan dalam pelaksanaan PTSL untuk

menciptakan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum, serta

untuk mengurangi sengketa. Namun dalam tataran implementasi masih

terdapat hambatan-hambatan yang berpotensi menjadi masalah di

kemudian hari, di antaranya adalah: mengenai Pajak Tanah (PPh dan

BPHTB terhutang), sumberdaya manusia, sarana dan prasana,

permasalahan tanah absentee, kelebihan maksimum dan tanah terlantar,

masalah pengumuman data fisik dan data yuridis, masalah penerapan asas

kontradiktur delimitasi dan pembuktian hak.10 Penelitian ini memiliki

kelebihan dengan mengemukakan potensi dari permasalahan pendaftaran

tanah sistematis lengkap, akan tetapi inilah yang menjadi pembeda dengan

peneltiian penulis bahwa penulis meneliti terkait problematika pelayanan

pendaftaran tanah kaitannya dengan impelementasi peraturan bupati terkait

10
Dian Aries Mujiburohman, Potensi Permasalahan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (Ptsl), Jurnal Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018.
pelayanan tanah tersebut. Sehingga inilah yang menjadi keunikan

tersendiri dalam penelitian penulis.

4. Jurnal yang ditulis Zahara dan Nengyanti berjudul “Implementasi

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 dalam Rangka Alih Fungsi

Lahan Rawa sebagai Pengurangan Risiko Banjir di Kota Palembang”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah

nomor 11 tahun 2012 dalam Rangka Alih Fungsi Lahan Rawa sebagai

Pengurangan Risiko Banjir di Kota Palembang belum berhasil. Hal ini

dilihat dari tidak patuhnya implementor kebijakan dan kurang lancarnya

rutinitas fungsi serta kinerja dan dampak yang belum optimal. Dari

dimensi kepatuhan terdapat aspek yang tidak patuh dilaksanakan yaitu

pembinaan dan pemanfaatan rawa jenis Konservasi, Budidaya dan

Reklamasi.11 Penelitian ini memiliki perbedaan signifikan dengan apa

yang penulis teliti, yakni objek penelitian peraturan daerah terkait alih

fungsi lahan. Sedangkan penulis berfokus pada pelayanan pendaftaran

tanah yang diakomodir melalui peraturan daerah, meskipun dalam ranah

implementasi peraturan daerah.

5. Skripsi yang ditulis oleh Rabita Tul Adawiyah yang berjudul

“Implementasi Azas Sederhana, Aman, Terjangkau, Muktahir, Dan

Terbuka Oleh Penyelenggara Pendaftaran Tanah Di Kota Makassar 2008-

2014”. Hasil dari penelitian mengenai pasal 2 PP No. 24 tahun 1997

11
Zahara dan Nengyanti berjudul, Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012
dalam Rangka Alih Fungsi Lahan Rawa sebagai Pengurangan Risiko Banjir di Kota Palembang,
Demography Journal of Sriwijaya (DeJoS), Vol. 3,No. 1, Januari 2019.
tentang asas pendaftaran tanah, masih kurang terimplementasi di kota

makassar disebabkan karena kurangnya Personil di kantor BPN kota

Makassar sehinggan mengakibatkan prosesnya berbelit-belit dan lama, dan

adanya tindakan gratifikasi dan suap oleh oknum pejabat BPN.12

Kemiripan dengan penelitian penulis terletak pada implementasi yang

ditujukan pada pendaftaran atau pelayanan pendaftaran tanah. Namun,

Rabita Tul lebih berfokus pada azas sederhana, aman, terjangkau,

mutakhir, dan terbuka pada pendaftaran tanah tersebut yang menjadikan

keunikan dan kelebihan tersendiri dari penelitiannya. Akan tetapi, penulis

juga lebih berfokus pada pelayanan pendaftaran tanah sebagai

implementasi dari Peraturan Bupati dalam pelayanan pendaftaran tanah

yang ada di kecamatan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara umum tentang apa saja yang termuat

dalam penelitian ini, maka penulis akan memberikan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah yang

mengemukakan alasan peneliti yang tertarik untuk mengangkat tema penelitian

ini, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, definisi opersioanal,

penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

12
Rabita Tul Adawiyah yang berjudul, Implementasi Azas Sederhana, Aman, Terjangkau,
Muktahir, Dan Terbuka Oleh Penyelenggara Pendaftaran Tanah Di Kota Makassar 2008-2014,
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Alauddin, Makassar, 2015.
BAB II Landasan Teori, berisi teori-teori terkait pelayanan pendaftaran

tanah, kebijakan publik, serta implementasi dari sebuah peraturan yang dibuat.

Teori-teori ini akan penulis gunakan untuk menganalisis problematika pelayanan

pendaftaran tanah ketika penulis melakukan penelitian.

BAB III Metode Penelitian, yang berisi jenis penelitian dan pendekatan

penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber

data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV Laporan hasil penelitian, yang berisi pembahasan peneliti

mengenai hasil penelitian, analisis deskriptif, pembahasan dan keterbatasan

penelitian.

BAB V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran-saran penelitian.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

menentukan arah penelitian dan penulisan. Dalam hal ini tujuan penulisan

dalam suatu penelitian adalah untuk mengungkapkan kebenaran secara

sistematis, metodologis dan konsisten13

1. jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis

jenis penelitian ini yakni penelitian hukum empiris, yaitu suatu metode

penelitian hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil

dari perilaku manusia, baik perilaku verbal yang didapat dari wawancara

13
Soerjono Soekanto dan Sri Marmudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hlm. 1.
maupun perilaku nyata yang dilakukan melalui pengalaman langsung.

Penelitian empiris juga digunakan untuk mengamati hasil dari perilaku


14
manusia berupa peninggalan fisik maupun arsip. Karena penelitian ini

merupakan penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk

memperoleh data terkait profesional petugas dalam melayani pendaftaran

tanah ( studi kasus di kecamatan Seruyan Hilir ) atas dasar amanat

Peraturan Bupati Seruyan No. 45 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

b. pendekatan

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analitis yang

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.15 Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditunjukan untuk mendiskripsikan atau mengambarkan fenomena-

fenomena yang ada baik ilimiah maupun rekaya manusia.16 Penelitian ini

bersifat deskriptif mengambarkan secara lengkap mengenai profesional

petugas dalam melayani pendaftaran tanah (studi kasus di kecamatan

Seruyan Hilir) atas dasar amanat Peraturan Bupati Seruyan No. 45 Tahun

2017 tentang Pelaksanaan Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap.

14
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 280.
15
Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung :PT Remaja
Rosdakarya,2000).hlm. 3
16
Ibid.hlm. 17
2. lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang akan diteliti dengan

mencari data yang berguna dan bermanfaat bagi peneliti. Tempat dalam

peelitian ini yaitu kantor Kecamatan Seruyan Hilir yang beralamatkan jl.

S.Parman, Persil Raya Kecamtan Seruyan Hilir. Peneliti memilih lokasi

Kecamatan Seruyan Hilir untuk mengetahui profesional petugas dalam

melayani pendaftaran tanah (studi kasus di kecamatan Seruyan Hilir)

3. Subjek dan objek Penelitian

Berikut subjek dan objek penelitian dibawah ini yaitu :

a. Subjek penelitian ini adalah pihak yang terkait dalam penelitian

seperti camat, perangkat kecamatann lainnya dan masyarakat.

b. Objek penelitian ini adalah Bagaimana profesionalitas petugas

dalam melayani pendaftaran tanah dan di Kecamatan Seruyan Hilir.

4. Data dan Sumber

a. data

Data adalah hasil penelitian secara langsung terhadap suatu

kejadian tertentu yang merupakan perlambnagan yang mewakili subjek

dan objek atau konsep dalam dunia nyata.17 Data dapat memberikan

17
Sri Ati, Nurdien H. Kistanto, dan Amin Taufiq, Dasar-dasar Informasi, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2014), hlm 1
18
gambaran tentang suatu peristiwa atau persoalan. Data menjadi dua

bagian ,yaitu :

1) Data primer : penulis dalam rangka megadakan penelitian ini

mengambil lokasi di Kecamatan Seruyan Hilir untuk

mengambil sejumlah keterangan fakta profesional petugas

dalam melayani pendaftaran tanah profesionalitas petugas

dalam melayani pendaftaran tanah (studi kasus di kecamatan

Seruyan Hilir )

2) Data sekunder, yaitu data yang mendukung dan memperkuat

data primer memberikan penjelasan mengenai bahan data

primer yang ada sehingga dapat di lakukan analisa dan

pemahaman yang lebih mendalam.19 Adapun data sekunder

dalam penelitian berupa dokumen,buku,peraturan perundang-

undangan,jurnal,serta situs di internet yang berkenaan dengan

penelitian yang berkaitan dengan objek untuk melengkapi

penelitian ditempat kejadian tersebut.

18
USU Press, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, (Medan: USU Press,
2010), hlm. 1.
19
Soerjono Suekanto dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normative Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.23
b. Sumber Data

Sumber data menjadi tiga bagian yaitu

1) Responden, yaitu pihak yang pernah mengalami

problematika dalam pelaksanaan pelayanan pendaftaran

tanah di Kecamatan Seruyan Hilir.

2) Informan, yaitu pihak yang memberikan informasi yang

mengenai profesional petugas dalam melayani pendaftaran

tanah di kecamatan Seruyan Hilir berdasarkan amanat

Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap.

3) Dokumen Yaitu berkas dan data yang ada.

5. Teknik pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan penelitian

ini dengan teknik yaitu :

a. Wawancara : Wawancara adalah tanya jawab peneliti dengan

informan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban-jawaban

seseuai dengan kebutuhan penelitian.20 Penelitian ini melakukan

tanya jawab langsung kepada informan yang bersangkutkan di

Kecamatan Seruyan Hilir.

b. Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa

catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, agenda, dan


20
Heri Jauhari, Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2010), hlm. 40.
sebagainya.21 Dokumentasi yang dimaksud oleh penulis dalam

penelitian ini adalah data yang di dapatkan dengan mengumpulkan

baik data maupun informasi mengenai objek penelitian.

6. Teknik pengolahan data dan Analisis Data

Setelah data dari lapangan dikumpulkan dengan lengkap, maka

tahap selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data yang pada

pokoknya terdiri dari langkah-laangkah sebagai berikut:

a. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan untuk merapikan hasil-hasil

pengumpulan data dilapangan sehingga siap untuk dipakai untuk

dianalisis. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut

sebagai berikut:

1) Edditing, adalah pengumpulan data di lapangan telah selesai

yg bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada pencatatan hingga menyempurnakan terhdap


22
data tersebut. Hal ini dilakukan dengan meneliti kembali

data-data yang telah terkumpul, baik kesempurnaan atas

jawaban informan maupun kejelasannya, sehingga dapat

melakukan perbaikan apabila terdapat kekurangan dan

21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 206.
22
FA Arfa, dan W Marpaung. Metodologi Penelitian Hukum Islam: Edisi Revisi,
(Prenada Media, 2018), hlm. 135.
kesalahan agar data yang diperoleh dapat dipertanggung

jawabkan.

2) Klasifikasi, klasifikasi adalah proses pengelompokan semua

data baik yang berasal dari hasil wawancara dengan subjek

penelitian, pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan

atau observasi. Seluruh data yang didapatkan dibaca dan

ditelaah secara mendalam, kemudian digolongkan sesuai

kebutuhan.23

3) Deskripsi, menguraikan data dan menyusun kembali data

yang tealah terhimpun dalam bentuk uraian dari hasil

penelitian dan menyusun teori untuk menjelaskan kaidah

hubungan antar-peristiwa tersebut.

b. Analisi Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskripitif kualitatif dengan penelaahan dan pengkajian secara

mendalam terhadap data penelitian mengenai profesional petugas

dalam melayani pendaftaran tanah studi kasus di kecamatan Seruyan

Hilir atas dasar amanat Peraturan Bupati Seruyan No. 45 Tahun 2017

tentang Pelaksanaan Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap.

23 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


1993), hlm. 104-105.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adrian Sutedi. 2012. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Arikunto Suharsim. 2006Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta.

Heri, Jauhari. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi, Bandung: CV
Pustaka Setia.

J. Moleong Lexy. 1993. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

J.Moleong Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung :PT Remaja


Rosdakarya.

Nurdien , H. Kistanto. 2014 Sri Ati, dan Amin Taufiq, Dasar-dasar Informasi,
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

Sri Mamudi Soerjono Suekanto. 2003. Penelitian Hukum Normative Suatu


Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sri Marmudji Soerjono Soekanto. 1990. Penelitian Hukum Normatif, Suatu


Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Press.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

USU Press, 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Medan: USU
Press

Yulianto Achmad Mukti Fajar. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
JURNAL

Aries Dian Mujiburohman, Potensi Permasalahan Pendaftaran Tanah Sistematik


Lengkap (Ptsl), Jurnal Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018.

B Mudjiyanto dan CM Zellatifanny. 2018 , Tipe Penelitian Deskripsi dalam Ilmu


Komunikasi, Diakom: Jurnal Media dan Komunikasi 1.2 (2018): 83-90

FA Arfa, dan W Marpaung. Metodologi Penelitian Hukum Islam: Edisi Revisi,


(Prenada Media, 2018

Khairi, Alfi. 2018. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


(Ptsl) Di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2017, JOM FISIP Vol. 5:
Edisi II Juli – Desember 2018

Nengyanti dan Zahara berjudul. 2019, Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11


Tahun 2012 dalam Rangka Alih Fungsi Lahan Rawa sebagai
Pengurangan Risiko Banjir di Kota Palembang, Demography Journal of
Sriwijaya (DeJoS), Vol. 3,No. 1, Januari 2019
Nurfurqon Ardika . 2020. Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Penanganan Covid-19: Perspektif Hukum Administrasi, Jurnal Yustika
Vol. 23 No. 01, Juli 2020
Yonatan Harris Parmahan Sibuea. 2011, Arti Penting Pendaftaran Tanah Untuk
Pertama Kali, Jurnal Negara Hukum Vol. 2, No. 2, November 2011

Khairi, Alfi. 2018. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


(Ptsl) Di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2017, JOM FISIP Vol. 5:
Edisi II Juli – Desember 2018

SKRIPSI
Adawiyah RabitaTul. 2015. yang berjudul, Implementasi Azas Sederhana, Aman,
Terjangkau, Muktahir, Dan Terbuka Oleh Penyelenggara Pendaftaran
Tanah Di Kota Makassar 2008-2014, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Alauddin, Makassar.

Arief Dedi Budhiarsa, 2009.Kinerja Kantor Pertanahan Dalam Pelayanan


Sertifikasi Tanah (Studi Deskriptif Atas Pelayanan Sertifikasi Peralihan
Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta 2008-2009),
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
Ekawarti,Nur. 2020. .Reliabilitas Dan Responsivitas Pelayanan Dalam
Pembuatan Sertifikat Tanah Di Kantor Badan Pertanahan Nasional (Bpn)
Kabupaten Gowa, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Anda mungkin juga menyukai