Oleh:
Novita (170101030854)
sebagai pemimpin dalam mengemban amanat. Hal ini dijelaskan dalam QS. An-
Nisa/4: 58.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”
hukum di antara manusia biar kalian menetapkan dengan adil” hendaklah seluruh
untuk warga, adil dalam makna tidak terdapat ketimpangan serta meminimalisir
1
Ardika Nurfurqon, Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-
19: Perspektif Hukum Administrasi, Jurnal Yustika Vol. 23 No. 01, Juli 2020, hlm. 15.
jikalau kebijakan pemerintah lebih banyak mudharat- nya, maka tidak dapat di
pimpinnya.
tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana
ini dapat dilihat kalau tanah merupakan elemen yang berarti untuk kehidupan
manusia. Begitu berartinya tanah untuk manusia, kerapkali jadi faktor timbulnya
buat bisa mempunyai ataupun memahami tanah sekalipun itu dicoba dengan
nasional, karena sertifikat hak atas tanah dapat dijadikan agunan untuk
masyarakat terutama golongan ekonomi lemah, karena jika tanah pemegang hak
kepemilikan sertifikat, pemilik tanah dapat melakukan perbuatan hukum apa saja
Pejabat Pembuat Akta Tanah, pada hakekatnya adalah suatu Peraturan Pemerintah
yg dikehendaki oleh Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, bahwa
Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya dianggap PPAT, adalah pejabat generik
3
Harris Yonatan Parmahan Sibuea, Arti Penting Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali,
Jurnal Negara Hukum Vol. 2, No. 2, November 2011, hlm. 298-299.
4
Sutedi Adrian, Sertifikat Hak Atas Tanah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 2.
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
pembuatan akta PPAT di daerah yg belum cukup terdapat PPAT atau untuk
dibawah ini sebagai Pejabat Sementara atau PPAT Khusus. Secara spesifik
dikenal 3 (tiga) jenis Pejabat Pembuat Akta Tanah, yaitu : a. Pejabat Pembuat
Akta Tanah; b.Camat selaku PPAT sementara; Pejabat pembuat Akta Tanah
oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi daerah seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
angka 3 UU Pemda Tahun 2004 adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
Dewasa ini perbaikan kinerja birokrasi jadi perihal yang terus menjadi hal
yang penting bagi seluruh pihak, perihal ini diakibatkan oleh birokrasi yang
5
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
mempunyai kinerja kurang baik dalam membagikan pelayanan. Buruknya
pelayanan hendak sangat pengaruhi kinerja pemerintah serta warga secara totalitas
dalam rangka tingkatkan energi saing sesuatu Negeri. Tiap lembaga ataupun
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa warga desa Seruyan bahwa
kepada petugas desa/kelurahan sesuai dengan Pasal 3 PERBUP adalah sebesar Rp.
melebihi ketentuan tersebut. Contoh lain ialah terkait waktu tunggu dalam
pelaksanaan pengukuran, seuai Pasal 8 ayat (5) PERBUP bahwa “apabila dalam
keliling bidang tanah sudah ditebas bersih seukuran bisa dilewati petugas ukur
klaim tanah yang pada saat sampai pada tahapan registrasi di Kecamatan justru
dengan ketentuan yang termuat dalam PERBUP Seruyan No. 45 Tahun 2017
sebagaimana pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (3) PP No. 37 Tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Sehingga dari perihal ini menajdi
Bupati tersebut.
Seruyan Hilir).”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profesionalitas pelayanan Pendaftaran Tanah Sistematis
C. Tujuan Penelitian
D. Signifikansi Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
E. Definisi Operasional
memberikan batasan istilah dalam penelitian ini agar mudah dipahami. Adapun
1. Profesionalitas
ini yaitu kecakapan atau kepandaian dalam melakukan sebuah pekerjaan atau
2. Petugas
ialah orang yang melaksanakan suatu pekerjaan pada sebuah lembaga, yang
3. Pendaftaran Tanah
6
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm.
1104.
7
Ibid., hlm. 1738.
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis
dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian sertifikat sebagai surat tanda bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan Hak Milik Atas
F. Kajian Pustaka
persoalan ini justru menjadikan suatu pembeda dengan apa yang akan
8
Nur Ekawarti, Reliabilitas Dan Responsivitas Pelayanan Dalam Pembuatan Sertifikat
Tanah Di Kantor Badan Pertanahan Nasional (Bpn) Kabupaten Gowa, Skripsi tidak diterbitkan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2020.
penulis teliti. Meskipun kemiripan penelitian terletak pada pelayanan
pembuatan sertifikat tanah, akan tetapi penulis lebih menitik beratkan pada
peraturan bupati.
tanah umumnya sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
apa yang akan penulis teliti yakni terkait palayanan pendaftaran dan
9
Dedi Arief Budhiarsa, Kinerja Kantor Pertanahan Dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah
(Studi Deskriptif Atas Pelayanan Sertifikasi Peralihan Hak Atas Tanah di Kantor Pertanahan
Kota Surakarta 2008-2009), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009.
sertifikasi tanah. Kelebihan dari penelitiannya adalah bahwa Arief
pembeda dengan apa yang akan penulis teliti. Yakni lokasi penelitian yang
3. Jurnal yang ditulis oleh Dian Aries Mujiburohman dengan judul “Potensi
masalah pengumuman data fisik dan data yuridis, masalah penerapan asas
tanah sistematis lengkap, akan tetapi inilah yang menjadi pembeda dengan
10
Dian Aries Mujiburohman, Potensi Permasalahan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (Ptsl), Jurnal Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018.
pelayanan tanah tersebut. Sehingga inilah yang menjadi keunikan
nomor 11 tahun 2012 dalam Rangka Alih Fungsi Lahan Rawa sebagai
rutinitas fungsi serta kinerja dan dampak yang belum optimal. Dari
yang penulis teliti, yakni objek penelitian peraturan daerah terkait alih
11
Zahara dan Nengyanti berjudul, Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012
dalam Rangka Alih Fungsi Lahan Rawa sebagai Pengurangan Risiko Banjir di Kota Palembang,
Demography Journal of Sriwijaya (DeJoS), Vol. 3,No. 1, Januari 2019.
tentang asas pendaftaran tanah, masih kurang terimplementasi di kota
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara umum tentang apa saja yang termuat
sebagai berikut:
12
Rabita Tul Adawiyah yang berjudul, Implementasi Azas Sederhana, Aman, Terjangkau,
Muktahir, Dan Terbuka Oleh Penyelenggara Pendaftaran Tanah Di Kota Makassar 2008-2014,
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Alauddin, Makassar, 2015.
BAB II Landasan Teori, berisi teori-teori terkait pelayanan pendaftaran
tanah, kebijakan publik, serta implementasi dari sebuah peraturan yang dibuat.
BAB III Metode Penelitian, yang berisi jenis penelitian dan pendekatan
penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber
penelitian.
H. Metode Penelitian
menentukan arah penelitian dan penulisan. Dalam hal ini tujuan penulisan
a. Jenis
jenis penelitian ini yakni penelitian hukum empiris, yaitu suatu metode
dari perilaku manusia, baik perilaku verbal yang didapat dari wawancara
13
Soerjono Soekanto dan Sri Marmudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hlm. 1.
maupun perilaku nyata yang dilakukan melalui pengalaman langsung.
b. pendekatan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
fenomena yang ada baik ilimiah maupun rekaya manusia.16 Penelitian ini
Seruyan Hilir) atas dasar amanat Peraturan Bupati Seruyan No. 45 Tahun
Lengkap.
14
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 280.
15
Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung :PT Remaja
Rosdakarya,2000).hlm. 3
16
Ibid.hlm. 17
2. lokasi Penelitian
mencari data yang berguna dan bermanfaat bagi peneliti. Tempat dalam
peelitian ini yaitu kantor Kecamatan Seruyan Hilir yang beralamatkan jl.
a. data
dan objek atau konsep dalam dunia nyata.17 Data dapat memberikan
17
Sri Ati, Nurdien H. Kistanto, dan Amin Taufiq, Dasar-dasar Informasi, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2014), hlm 1
18
gambaran tentang suatu peristiwa atau persoalan. Data menjadi dua
bagian ,yaitu :
Seruyan Hilir )
18
USU Press, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, (Medan: USU Press,
2010), hlm. 1.
19
Soerjono Suekanto dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normative Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.23
b. Sumber Data
Lengkap.
sebagai berikut:
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 206.
22
FA Arfa, dan W Marpaung. Metodologi Penelitian Hukum Islam: Edisi Revisi,
(Prenada Media, 2018), hlm. 135.
kesalahan agar data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan.
kebutuhan.23
b. Analisi Data
Hilir atas dasar amanat Peraturan Bupati Seruyan No. 45 Tahun 2017
Lengkap.
BUKU
Adrian Sutedi. 2012. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.
Heri, Jauhari. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi, Bandung: CV
Pustaka Setia.
Nurdien , H. Kistanto. 2014 Sri Ati, dan Amin Taufiq, Dasar-dasar Informasi,
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990
USU Press, 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Medan: USU
Press
Yulianto Achmad Mukti Fajar. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
JURNAL
SKRIPSI
Adawiyah RabitaTul. 2015. yang berjudul, Implementasi Azas Sederhana, Aman,
Terjangkau, Muktahir, Dan Terbuka Oleh Penyelenggara Pendaftaran
Tanah Di Kota Makassar 2008-2014, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas
Syariah dan Hukum, UIN Alauddin, Makassar.