Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)

DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT


TENTANG PENTINGNYA KEPEMILIKAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS
TANAH DI DESA DAGEN KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGAYAR

Janthik Retma Pratiwi


Fakultas Hukum Universitas Surakarta
E-mail : jathikrp@gmail.com
Desi Syamsiah (Pembimbing Utama)
E-mail : desisyamsiah759@gmail.com
Novita Alfiani (Pembimbing Pendamping)
E-mail : novitaalfiani9292@gmail.com

Abstrak

Pengendalian penggunaan tanah dapat dilakukan dengan mengatur sistem administrasi dan
menetapkan aturan serta landasan hukum yang pasti melalui pendaftaran tanah hak milik.
Tujuan pendaftaran tanah seperti yang dijelalkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dalam Pasal 3 yaitu memberikan jaminan kepastian
hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah, menyediakan informasi
bagi pihak yang berkepentingan memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan
perbuatan hukum mengenai tanah yang telah terdaftar dan terselenggaranya tertib
administrasi pertanahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pelaksanaan
pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) dalam upaya meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat tentang pentingnya kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah di Desa Dagen
Kecamatan Jaten Kabupaten Karangayar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian hukum empiris serta teknik analisis menggunakan analisis data
kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis
lengkap (PTSL) di Desa Dagen telah berjalan dengan baik, adil, merata dan sesuai dengan
aturan yang berlaku.

Kata kunci : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah , Sertifikat Tanah , Kepemilikan Tanah

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan dan


tidak dapat dihindari. Pertumbuhan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan atas
tanah untuk berbagai jenis keperluan dan kebutuhan sehingga membuat masyarakat harus
hidup secara berhimpitan. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan tanah
dapat menimbulkan permasalahan dari berbagai segi. Permasalahan akan semakin
kompleks apabila tanah sudah tidak bisa lagi menampung segala aktivitas manusia,
sehingga penggunaannya perlu dikendalikan dengan baik. Menurut Hartono dalam
mengendalikan penggunaan tanah dapat dilakukan dengan perencanaan dan pengaturan tata
guna tanah secara tepat, pengurusan hak atas tanah, penyediaan data-data atau peta serta
pendaftaran tanah untuk kegiatan pengukuran, sehingga tanah dapat berfungsi secara
optimal.1
Perbuatan melawan hukum adalah sebuah tindakan tercela atau biasa disebut
sebuah kejahatan, khususnya pelanggaran hukum pidana. Hukum pidana atau dalam bahasa
Belanda disebut strafrecht artinya keseluruhan aturan-aturan hukum yang menentukan
kekuatan-kekuatan mana yang seharusnya dipidana dan jenis pidana apa saja yang
seharusnya dijatuhkan. Dengan perkataan lain, hukum pidana adalah hukum yang mengatur
tentang perbuatan-perbuatan apa saja yang dihukum dan hukum apa saja yang dapat
dijatuhkan dalam hal seseorang melakukan kejahatan maupun pelanggaran.2
Pengendalian penggunaan tanah dapat dilakukan dengan mengatur sistem
administrasi dan menetapkan aturan serta landasan hukum yang pasti melalui pendaftaran
tanah hak milik. Tujuan pendaftaran tanah seperti yang dijelalkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dalam Pasal 3 yaitu
memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas
tanah, menyediakan informasi bagi pihak yang berkepentingan memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai tanah yang telah terdaftar dan
terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.3
Dasar hukum mengenai pengelolaan tanah di Indonesia juga diatur dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau dikenal
juga sebagai Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yaitu negara berkewajiban membuat
kebijakan pertanahan nasional (National Land Policy) yang dijadikan sebagai dasar
pengelolaan tanah di Indonesia.4
Untuk menjamin kepastian hukum, maka pemerintah mengadakan pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Indonesia berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dengan
peraturan pemerintah sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 19 ayat 1 Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) tentang Pendaftaran Tanah. Jika pendaftaran tanah dilakukan, maka
akan jelas siapa pemilik tanah yang sebenarnya, sehingga dapat mengurangi atau bahkan
menghindari permasalahan mengenai kepemilikan tanah karena ketidakjelasan bukti
hukum. Setiap orang yang memiliki tanah perlu memiliki sertifikat hak milik tanah sebagai
bukti kepemilikan yang sah, nyata dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Dalam mendukung sistem administrasi pertanahan yang merata diseluruh
Indonesia, pemerintah kemudian mendorong pelaksanaan program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap yang kemudian dikenal dengan singkatan (PTSL). PTSL adalah
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua
obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa
atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat, yang meliputi pengumpulan dan
1
Hartono, Sunarjati. Beberapa Pemikiran Kearah Pembaharuan Hukum Tanah. Bandung : Alumni. 1978, hal.
89
2
Ibid, hal 113
3
Peraturan Pemerintah. Tentang Pendaftaran Tanah. Nomor 24 Tahun 1997
4
Karim, M. A. Mekanisme dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Sertifikat Tanah Pada Badan
Pertanahan Nasional Kota Kendari. Skripsi. Kendari: Ilmu Administrasi Negara, Sarjana, Universitas Halu
Oleo. 2016, hal. 13
penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek
pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.5
Sesuai dengan yang termuat dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Demi mengurangi
permasalahan sengketa dan memberi kepastian hukum kepada para pemilik tanah.
Pemerintah mengeluarkan program PTSL untuk mempercepat penetapan administrasi
pertanahan yang baik serta memudahkan masyarakat dalam pengurusan sertifikat hak atas
tanah.
Namun, untuk melaksanakan dan mendorong masyarakat untuk tertib administrasi
pendaftaran tanah agar memiliki sertifikat yang legal bukan persoalan yang mudah. Saat
ini, masih banyak tanah di wilayah Indonesia yang belum tersertifikat. Dalam laporan yang
dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah mengungkapkan
bahwa dari total kurang lebih 126 juta bidang tanah yang ada di Indonesia, baru sebanyak
82 juta bidang tanah yang telah didaftarkan atau disertifikatkan hingga tahun 2020, artinya
tanah yang belum didaftar ada 35%.6 Berdasarkan data mengenai jumlah bidang tanah yang
belum terdaftar diseluruh wilayah Indonesia tersebut, menjelaskan bahwa masih rendahnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepemilikan sertifikat tanah. Hal ini disebabkan
karena masih adanya persepsi masyarakat bahwa dalam mengurus sertifikat hak milik atas
tanah sangat sulit, membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Kesulitan
tersebut biasanya dilatar belakangi berbagai faktor yang menyebabkan masyarakat enggan
untuk mendaftarkan sertifikat hak milik atas tanahnya, seperti surat-surat tanah yang
dimiliki oleh pemohon kurang lengkap serta berbagai alasan lainnya

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Gunawan penelitian


kualitatif adalah penelitian yang tidak dimulai dari teori yang telah dipersiapkan
sebelumnya, melainkan dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami.7 Peneliti
memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian hukum empiris, empiris yaitu penelitian
yang berusaha menggambarkan, menginterprestasikan, dan mendeskripsikan atau
menjelaskan objek, peristiwa, maupun kejadian yang sedang berlangsung pada saat
penelitian dilakukan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode pengumpulan
data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

C. PEMBAHASAN

Pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematis lengkap yang kemudian dikenal


dengan singkatan (PTSL) merupakan salah satu upaya dalam mendukung sistem
5
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Tentang
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Nomor 12 Tahun 2017
6
Fadli, Ardiansyah. Konflik Pertanahan 9.000 Kasus, Pengamat Sarankan Pemerintah Bagi-Bagi Tanah.
(Online), (https://www.kom-pas.com/properti/read/2020/11/04/185030121/konflik-pertanahan-9000-kasus-
pengamat-sarankan-pemerintah-bagi-bagi), 4 November 2020 (diakses 3 Januari 2022).
7
Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013, hal, 88
administrasi pertanahan yang merata di seluruh Indonesia. PTSL dilakukan secara serentak
bagi semua obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu
wilayah desa atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat, yang meliputi pengumpulan
dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek
pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.8
Pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) merupakan
pendaftaran tanah sistematik yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui perwakilannya di
Badan Pertanahan Nasional yang disusun serta dijalankan dalam suatu rencana kerja jangka
panjang dan rencana kerja yang berekesinambungan. Pendaftaran tanah sistematis lengkap
(PTSL) diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pendaftaran tanah di Indonesia.
Namun, untuk melaksanakan dan mendorong masyarakat untuk tertib administrasi
pendaftaran tanah agar memiliki sertifikat yang legal bukan persoalan yang mudah. Proses
pengurusan administrasi pendaftaran tanah memerlukan dukungan dan kerjasama berbagai
pihak. Salah satunya adalah masyarakat memiliki kesadaran hukum yang baik tentang
pentingnya sertfikan hak milik sebagai bukti kepemilikan yang sah atas tanah. Masyarakat
yang memiliki kesadaran hukum memiliki kecerdasan dan pemahaman hukum yang dapat
mendorong masyarakat menjadi taat terhadap hukum yang berlaku. Pemahaman hukum
masyarakat juga dapat dilihat dari 4 (empat) ciri, pertama merupakan pengetahuan tentang
peraturan-peraturan hukum, kedua pengetahuan serta uraian tentang isi peraturan hukum,
ketiga perilaku terhadap peraturan-peraturan hukum, serta yang keempat pola-pola sikap
hukum.9
Pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat Desa Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten
Karangayar. Kesadaran hukum masyarakat dikatakan tinggi apabila tidak cuma mengenali
aturan-aturan serta isi hukum saja, namun telah berperilaku cocok dengan hukum tersebut.
Artinya masyarakat tidak hanya sadar serta mengetahui bahwa sertifikat hak milik sangat
penting dalam menunjukan kepemilikan yang sah atas atas suatu lahan tetapi juga
dibuktikan dengan telah memiliki sertfikat tersebut sehingga hak-hak masyarakat dapat
terlindungi dengan baik.
Pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) ditujukan demi mengurangi
permasalahan sengketa dan memberi kepastian hukum kepada para pemilik tanah.
Pemerintah mengeluarkan program PTSL untuk mempercepat penetapan administrasi
pertanahan yang baik serta memudahkan masyarakat dalam pengurusan sertifikat hak atas
tanah. Dasar hukum pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) tertuang dalam Instruksi
Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tantang (PTSL); Peraturan
Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang (PTSL); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran Tanah Agraria; Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.6 Tahun 2018 tentang (PTSL). Peraturan-peraturan tersebut

8
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Tentang
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Nomor 12 Tahun 2017
9
Ahmad, I. Rencana dan Strategi Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat. Gorontalo Law Review, 1(1),
2008, hal, 15-24.
merupakan dasar hukum yang mengikat selama proses pelaksanaan program PTSL
berlangsung.
Pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) di Desa Dagen ditindak
lanjuti berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 11 Tahun 2019 tentang petunjuk
teknis pelaksanaan percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL). Hasil temuan
peneliti menunjukan bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) telah
berjalan dengan baik, adil, merata dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemerintah Desa
Dagen telah melaksanakan muasyawarah, sosialisasi dan penyuluhan program PTSL
kepada masyarakat. Pemerintah Desa Dagen juga telah membentuk badan satuan tugas
pelaksana PTSL dengan melibatkan unsur Pemerintah Desa dan anggota masyarakat sesuai
dengan aturan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 11 Tahun 2019
tentang petunjuk teknis pelaksanaan percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap
(PTSL). Pelaksanaan program PTSL di Desa Dagen telah berjalan sesuai dengan kuota
yang diperuntukan untuk Pemerintah Desa Dagen di setiap kloter pelaksanaan PTSL di
Kabupaten Karanganyar. Keberhasil pelaksanaan PTSL di Desa Dagen juga turut
berkontribusi pada pertumbuhan jumlah bidang tanah yang telah tersertifikat di Kabupaten
Karanganyar. Sebagaimana data yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Tengah yang menyebutkan bahwa jumlah sertifikat yang telah dikeluarkan oleh Badan
Pertahanan Nasional Kabupaten Karanganyar tercatat sebanyak 463.721 sertifikat pada
tahun 2018, 661.706 sertifikat pada tahun 2019, 529.061sertifikat pada tahun 2020.
Dalam proses pelaksanaan program PTSL di Desa Dagen Kecamatan Jaten
Kabupaten Karangayar kerap kali mendapat hambatan yang dapat mengganggu
efektivitasnya. Berbagai faktor dapat menggangu proses perjalanan program PTSL
sehingga dapat berimplikasi pada sulitnya memenuhi jumlah kuota bidang tanah yang dapat
diterbitkan sertifikatnya selama program PTSL dijalankan oleh pemerintah Desa Dagen.

D. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan


pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) telah berjalan dengan baik, adil, merata dan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemerintah Desa Dagen telah melaksanakan
muasyawarah, sosialisasi dan penyuluhan program PTSL kepada masyarakat. Pemerintah
Desa Dagen juga telah membentuk badan satuan tugas pelaksana PTSL dengan melibatkan
unsur Pemerintah Desa dan anggota masyarakat. Hasil temuan peneliti juga menunjukan
bahwa interaksi sosial yang terjadi secara langsung baik diwaktu kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan program PTSL maupun interaksi yang berlangsung antara masyarakat dengan
petugas pelaksana PTSL terbukti telah meningkatkan kesadaran hukum masyarakat tentang
pentingnya kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah di Desa Dagen. Kesadaran hukum
masyarakat mengalami peningkatan yang signifikan selama pelaksanaan pendaftaran tanah
sistematis lengkap (PTSL) di Desa Dagen. Namun walau demikian, kesadaran hukum
masyarakat tidak serta merta utuh dan menyeluruh disemua level masyarakat di Desa
Dagen, karena hasil observasi peneliti juga banyak menemukan bahwa masih terdapat
bidang tanah di Desa Dagen yang belum memiliki sertifikat hak milik. Berbagai faktor
masih menjadi penghambat baik sebelum prgoram PTSL dijalankan maupun pada saat
program PTSL berlangsung sehingga masih adanya bidang tanah yang belum memiliki
sertifikat di Desa Dagen.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad, I. Rencana dan Strategi Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat. Gorontalo
Law Review, 2008
Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2013
Hartono, Sunarjati. Beberapa Pemikiran Kearah Pembaharuan Hukum Tanah. Bandung :
Alumni. 1978
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Pemerintah. Tentang Pendaftaran Tanah. Nomor 24 Tahun 1997
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia. Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Nomor 12
Tahun 2017
Skripsi
Karim, M. A. Mekanisme dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Sertifikat
Tanah Pada Badan Pertanahan Nasional Kota Kendari. Skripsi. Kendari: Ilmu Administrasi
Negara, Sarjana, Universitas Halu Oleo. 2016
Internet
https://www.kom-pas.com/properti/read/2020/11/04/185030121/konflik-pertanahan-9000-
kasus-pengamat-sarankan-pemerintah-bagi-bagi

Anda mungkin juga menyukai