iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................6
1.1 Kondisi Umum ..............................................................................................................6
1.2 Potensi dan Permasalahan ................................................................................. 9
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN
AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL .............. 11
2.1 Visi ....................................................................................................................................11
2.2 Misi ...................................................................................................................................12
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis ..........................................................................12
2.4 Sasaran Program ...................................................................................................... 13
2.5 Sasaran Kegiatan ......................................................................................................14
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN .............................................................................................. 16
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......................................................... 16
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.............................................................. 18
3.3 Kerangka Regulasi ...................................................................................................21
3.4 Kerangka Kelembagaan ........................................................................................ 21
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................. 25
4.1 Target Kinerja ............................................................................................................. 25
4.2 Target Pendanaan..................................................................................................... 27
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 28
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sementara itu berkenaan dengan pengakuan masyarakat hukum adat beserta wilayah
adatnya. Tuntutan atas pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat selaku suatu
entitas yang dijamin keberadaannya menurut konstitusi, termasuk atas hak dan
6
kewenangannnya atas tanah (wilayah) dan sumber daya alamnya telah berlangsung sekian
puluh tahun. Upaya “mengenali” (juga mengakomodasi) tanah-tanah masyarakat hukum
adat dilakukan melalui sejumlah regulasi mulai dari Peraturan Menteri (Permen) Agraria
Nomor 5 Tahun 1999, Permen ATR/BPN Nomor 9 Tahun 2015, Permen ATR/BPN Nomor 10
Tahun 2016, hingga yang terbaru Permen ATR/BPN Nomor 18 Tahun 2019. Dua Permen
ATR/BPN sebelum Permen terakhir dinilai justru memberikan kerancuan hukum oleh
karena memandang tanah ulayat sebagai tanah komunal dengan hanya beraspek privat
semata. Kedua Permen tersebut lantas dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan digantikan
oleh Permen ATR/BPN Nomor 18 Tahun 2019 mengenai penatausahaan tanah ulayat.
Berkaca dari hal ini, selain terdapat tuntutan untuk pengakuan dan perlindungan tanah
ulayat, juga terdapat kebutuhan untuk mengenali keragaman system tenurial berbasis adat
serta mengisi kekosongan hukum yang timbul sesudah pengaturan mengenai hak komunal
dicabut. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah merespon hal ini dengan
merumuskan sejumlah kegiatan dengan keluaran (output) yakni perumusan kebijakan
mengenai tanah ulayat dan komunal, sosialisasi tanah ulayat yang dilakukan dengan harapan
paling tidak supaya timbul kesadaran dan pemahaman mengenai ragam kompleksitas
sistem tenurial berbasis adat, serta penatausahaan tanah ulayat dan tanah hak komunal
supaya terpetakan secara jelas wilayah-wilayah masyarakat adat yang dilekati hak komunal.
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT,
merupakan struktur organisasi di bawah Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
pendaftaran Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Cara
Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional . Direktorat
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT memiliki tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan
penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor
kementerian/Lembaga, serta pengelolaan PPAT dan mitra kerja serta hubungan
kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di
bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang.
7
Tugas Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT secara
umum telah di sebutkan di bagian atas
8
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan PPAT terdiri
atas:
a. Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal;
b. Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja;
c. Subdirektorat Pengelolaan PPAT;
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
9
1.2 Potensi dan Permasalahan
Potensi dan permasalahan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
dapat diekstraksi dan diidentifikasi antara lainsebagai berikut.
T
H
R
E
A
T
Kurangnya pemahaman terhadap kebijakan
atauperaturan terkait pengaturan dan
penetapan hak atas tanah pemerintah
Kebijakan sistem merit (merit system) belum
didukung ketersediaan SDM yang memadai
sesuaidengan latar belakang pendidikan
10
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN
2.1 Visi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
mempunyai peran strategis dalam pengelolaan pertanahan dan penataan ruang
guna mencapai sasaran pembangunan nasional. Guna mendukung pencapaian
sasaran pembangunan serta visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden tahun
2020-2024, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
menetapkan visi sebagai berikut “Terwujudnya Pengelolaan Ruang dan
Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia dalam Melayani
Masyarakat untuk Mendukung Tercapainya: “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong.”
Dalam hal ini yang dimaksud “terpercaya” ialah menyangkut pengelolaan
pertanahan dan ruang baik, menghasilkan data yang akurat dan akuntabel,serta
mampu mendukung program-program pembangunan. Adapun frasa
“berstandar dunia” dimaknai sebagai penerapan international best practices
dalam upaya-upaya meningkatkan efektivitas manajemen dan mutu pelayanan
tanah dan ruang secara berkesinambungan; meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan masyarakat yang berdampak pada peningkatan manfaat dan kualitas
(output to impact) layanan pertanahan dan penataan ruang serta pemeringkatan
Ease of Doing Business (kemudahan berusaha) khususnya dari aspek
Registering Property.
11
2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional menetapkan upaya-upaya yang akan dilaksanakan
sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang
produktif, Berkelanjutan dan Berkeadilan
2. Menyelenggaran Pelayanan Pertanahan dan Penataan Ruang yang
Berstandar Dunia
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
Penjabaran visi dan misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dijabarkan dalam 3 (tiga) tujuan. Tiga tujuan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tersebut diarahkan bagi
pencapaian kondisi yang secara nyata mencerminkan hasil dari pelaksanaan
program dan kegiatan. Adapun tujuan dan sasaran strategis Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional adalah sebagai berikut.
Terkait dengan tujuan dan sasaran strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional diatas, relevan untuk menyampaikan
12
bahwa Direktorat Pengaturan Tanah Komual Hubungan Kelembagaan dan PPAT
berfokus pada tujuan yang disebutkan pertama, yakni menyelenggarakan
pengelolaan pertanahan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini
sasaran strategisnya adalah penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah yang berkepastian hukum dan produktif. Pun demikian,
tidak menutup kemungkinan terdapat kegiatan yang memiliki keterkaitan
dengan sasaran strategis berupa terwujudnya tata kelola kelembagaan yang
komprehensif dan berstandar kepemerintahan yang baik.
13
2.5. Sasaran Kegiatan
Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah perlu menjalankan
strategi yang terkait dengan Tujuan 1 dan Sasaran Strategis 1. Untuk
membantu mewujudkan tujuan dan sasaran strategis tersebut Direktorat
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT menyusun
kegiatan, sasaran kegiatan serta indikator kinerja kegiatan sebagai berikut
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
1. Terwujudnya Pengaturan dan 1. Jumlah kebijakan teknis Rancangan NSPK
pendaftaran tanah komunal dan pengaturan tanah komunal, Pengaturan tentang
penatausahaan tanah ulayat hubungan kelembagaan dan PPAT tanah komunal,
serta terwujudnya Kerjasama hubungan
kelembagaan yang terintegrasi kelembagaan dan
PPAT
2. Jumlah satker yang menjadi tujuan Sosialisasi Tanah
sosialisasi tanah ulayat Ulayat
2.1 Sosialisasi Tanah
Ulayat
2.2 Penatausahaan
tanah ulayat
3. Jumlah pendaftaran hak komunal Hak komunal
15
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKAKELEMBAGAAN
16
Agenda
Arah Kebijakan Strategi
Pembangunan
Arah Kebijakan
Bidang
Infrastruktur
Strategi pembangunan
Pelayanan Dasar
Peningkatan Pendaftaran Tanah
Penyediaan Akses
untuk Kepastian Hak Atas Tanah
Perumahan dan
dan Ruang.
Permukiman
Layak, Aman dan
Terjangkau.
Bidang Konektivitas Jalan
Peningkatan ketersediaan jaringan
jalan yang mendukung
pengembangan wilayah
dilaksanakan melalui pemberian
Arah Kebijakan kepastian hak terhadap barang
Agenda
Bidang milik negara berupa jalan pada jalan
Memperkuat
Infrastruktur lintas utama pulau, jalan yang
Infrastruktur
Ekonomi mendukung kawasan industri dan
untuk
pariwisata prioritas, jalan akses ke
Mendukung
simpul transportasi prioritas, jalan
Pembangunan
lingkar/trans pulau terluar dan
Ekonomi dan
jalan akses mendukung wilayah 3T
Pelayanan Dasar
dan kawasan perbatasan.
Arah Kebijakan Mengembangkan sistem perumahan
Bidang publik melalui penyediaan rumah
Infrastruktur susun sederhana sewa dan rumah
Perkotaan susun sederhana milik yang
Penyediaan terintegrasi dengan sistem
Perumahan dan transportasi publik, dengan
Permukiman pendekatan membentuk badan
Layak, Aman dan perumahan publik perkotaan di
Terjangkau di metropolitan terkait dengan
Perkotaan kepastian pemberian hak atas
tanah, pengelolaan aset, dan
peremajaan kawasan termasuk
pengembangan kota baru (new
town).
17
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
Dalam rangka mendukung sejumlah arah kebijakan dan strategi pembangunan
nasional, terutama yang menyangkut dengan pengelolaan pertanahan dan
penataan ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional merumuskan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut.
Tabel 3.2.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Direktorat Jenderal Penetapan Hak
dan Pendaftaran Tanah
18
Kementerian Agraria dan Tata Direktorat Jenderal
Ruang/Badan Pertanahan Penetapan Hak dan
Nasional Pendaftaran Tanah
1. Pendekatan kolaboratif Optimalisasi
penyediaan peta dasar dan peta pemberian kepastian
dasar pendaftaran menuju hak atas tanah.
kadaster lengkap;
2. Penyelesaian kolaboratif lintas
sektor penanganan kendala pra
pendaftaran;
3. Percepatan pendataan legal dan
subyek penguasaan dan
pemilikan hak atas tanah
berbasis data spasial bidang
tanah;
4. Pengintegrasian kepentingan
hak, batasan, tanggungjawab
atau right, restrictions, and
responsibility (3R) dan risk/value
Arah Kebijakan
19
Kementerian Agraria dan Tata Direktorat Jenderal
Ruang/Badan Pertanahan Penetapan Hak dan
Nasional Pendaftaran Tanah
1. Pemetaan wilayah khusus
termasuk wilayah ulayat (2020-
2022)
2. Penerapan kebijakan Stelsel
Positif secara
Incremental/bertahap (2022-
2024)
3. Penurunan Sengketa Pertanahan
(2022-2024)
4. Peningkatan reliabilitas dan 1. Meminimalisir
kualitas kadaster (2020-20220 ancaman,
5. Kolaborasi dengan K/L dan tantangan,
institusi mitra (LAPAN dan BIG hambatan, dan
serta sektor lain misalnya KLHK, gangguan (ATHG)
Pemda dan PemDesa) dalam penetapan hak dan
percepatan penyediaan standar, pendaftaran tanah;
konten/data dan akses peta 2. Memperluas
skala besar cakupan informasi
Strategi
20
3.3. Kerangka Regulasi
Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis berupa “Penguasaan,Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian Hukum dan Produktif”
sasaran program berupa “Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak
Atas Tanah dan Ruang” serta kegiatan dalam lingkup pelaksanaan tugas, fungsi,
dan kewenangan Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT, diperlukan sejumlah regulasi sebagai diuraikan pada
tabel berikut.
22
Bagan 3.4.1. Struktur Organisasi Direktorat Pengaturan Tanah Komunal,
Hubungan Kelembagaan dan PPAT
Berikut ini adalah penjabaran bagan tersebut dalam bentuk tabel yang
menguraikan sasaran program, sasaran kegiatan, uraian kegiatan dari
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
23
Output Penanggungjawab
24
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
1 Hak Komunal 0 5 10 10 10
25
Indikator Kegiatan: Jumlah Peningkatan Kerjasama Lembaga atau Instansi yang
bermitra
1. Mitra Kelembagaan 0 4 6 6 6
Data Pemberian
10. Cuti/Pemberhentian 25 25 25 25 25
sementara
11. Peningkatan Kualitas PPAT 1000 300 2500 2500 2500
26
4.2. Target Pendanaan
Dalam pelaksanaan Rencana Strategis yang baik dibutuhkan kerangka
pendanaan untuk membiayai semua program dan kegiatan pada setiap level
organisasi. Skenario pendanaan selama tahun 2020-2024 yang disusun telah
mempertimbangkan kebutuhan, kapasitas dan kemampuan organisasi, sumber
daya manusia yang dimiliki. Total dana yang diperlukan dan uraian tiap program
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan sehingga kegiatan Direktorat
Pengaturan Direktorat PengaturanTanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan
PPAT dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024 dapat tercapai dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Indikator Kegiatan : Jumlah satker yang menjadi tujuan sosialisasi Tanah Ulayat
27
Indikator Kegiatan: Jumlah Peningkatan Kerjasama Lembaga atau Instansi yang
bermitra
28
BAB V
PENUTUP
28
LAMPIRAN
BaganRumusandan Cascading Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2020-2024
29
Bagan Rumusandan Cascading Rencana Strategis Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan
PPAT Tahun 2020-2024
30
31