Anda di halaman 1dari 30

ROADMAP DIREKTORAT PENGATURAN TANAH

KOMUNAL, HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT


TAHUN 2020-2024

DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK


DAN PENDAFTARAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
ii
KATA PENGANTAR
Roadmap Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT Tahun 2020-2024 turunan dari Rencana
Strategis (RENSTRA) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Tahun 2020-2024 dan Direktorat
Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah. Roadmap Direktorat
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
merupakan dokumen perencanaan jangka menengah tingkat Eselon II di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional yang berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan
jangka menengah di lingkungan Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah.
Roadmap Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT 2020-2024ini memuat sejumlah bagian, antara
lain: deskripsi kondisi umum, capaian, potensi dan permasalahan yang
telah berlangsung maupun diperkirakan akan dihadapi pada periode
yang akan datang; arahan kebijakan, visi dan misi, hingga target kinerja;
kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan, serta sejumlah lampiran
mengenai indikator kinerja dan pendanaan.
Melalui Roadmap Direktorat Pengaturan Tanah Komunal Hubungan
Kelembagaan dan PPAT Tahun 2020-2024 ini diharapkan arah kebijakan
lima tahun ke depan dan implementasi kebijakan tahunan dapat
terukur dengan jelas dan transparan untuk mendukung tercapainya
tujuan Kementerian ATR/BPN sebagai institusi yang mempunyai
kewenangan menyelenggarakan pengelolaan pertanahan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat dan menyelenggarakan penataan
ruang yang adil, aman, nyaman, produktif dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan dengan memperhatikan pelayanan publik dan tata kelola
kepemerintahan yang berkualitas dan berdaya saing.

Jakarta, Desember 2020

Direktur Pengaturan Tanah Komunal,


Hubungan Kelembagaan dan PPAT,

Musriadi, S.H., M.Kn., M.Hum.


NIP 19620401 198301 2 001

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................6
1.1 Kondisi Umum ..............................................................................................................6
1.2 Potensi dan Permasalahan ................................................................................. 9
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN
AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL .............. 11
2.1 Visi ....................................................................................................................................11
2.2 Misi ...................................................................................................................................12
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis ..........................................................................12
2.4 Sasaran Program ...................................................................................................... 13
2.5 Sasaran Kegiatan ......................................................................................................14
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN .............................................................................................. 16
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......................................................... 16
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.............................................................. 18
3.3 Kerangka Regulasi ...................................................................................................21
3.4 Kerangka Kelembagaan ........................................................................................ 21
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................. 25
4.1 Target Kinerja ............................................................................................................. 25
4.2 Target Pendanaan..................................................................................................... 27
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 28
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum


Indonesia memiliki wilayah daratan yang cukup luas. Luasnya wilayah daratan
Indonesia beserta berbagai potensi yang terkandung di dalamnya merupakan potensi yang
dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal tersebut tentunya dapat
terwujud jika pemerintah mampu melaksanaan pengelolaan wilayah daratan Indonesia.
Pemerintah berkewajiban untuk mengelola tanah untuk kemakmuran rakyat melalui
pembangunan yang berkelanjutan, adil dan merata, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan


Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PP PPAT), Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian
kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun,
yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang
diakibatkan oleh suatu perbuatan hukum (jual beli, hibah,tukar menukar, pemasukan ke
dalam perusahaan (inbreng), pembagian hak Bersama, pemberian HGB/HP diatas HM,
pemberian Hak Tanggungan, pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan). Oleh
karena itu, dua hal ini direspon oleh Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran
Tanah melalui kegiatan pendaftaran tanah serta pengaturan PPAT di mana keluaran
(output) yang direncanakan antara lain kebijakan pemeliharaan data dan informasi
pertanahan; layanan pemeliharaan data dan informasi pertanahan; serta perumusan
kebijakan, pemberian lisensi, pembinaan, dan pengawasan kePPAT-an.

Sementara itu berkenaan dengan pengakuan masyarakat hukum adat beserta wilayah
adatnya. Tuntutan atas pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat selaku suatu
entitas yang dijamin keberadaannya menurut konstitusi, termasuk atas hak dan
6
kewenangannnya atas tanah (wilayah) dan sumber daya alamnya telah berlangsung sekian
puluh tahun. Upaya “mengenali” (juga mengakomodasi) tanah-tanah masyarakat hukum
adat dilakukan melalui sejumlah regulasi mulai dari Peraturan Menteri (Permen) Agraria
Nomor 5 Tahun 1999, Permen ATR/BPN Nomor 9 Tahun 2015, Permen ATR/BPN Nomor 10
Tahun 2016, hingga yang terbaru Permen ATR/BPN Nomor 18 Tahun 2019. Dua Permen
ATR/BPN sebelum Permen terakhir dinilai justru memberikan kerancuan hukum oleh
karena memandang tanah ulayat sebagai tanah komunal dengan hanya beraspek privat
semata. Kedua Permen tersebut lantas dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan digantikan
oleh Permen ATR/BPN Nomor 18 Tahun 2019 mengenai penatausahaan tanah ulayat.
Berkaca dari hal ini, selain terdapat tuntutan untuk pengakuan dan perlindungan tanah
ulayat, juga terdapat kebutuhan untuk mengenali keragaman system tenurial berbasis adat
serta mengisi kekosongan hukum yang timbul sesudah pengaturan mengenai hak komunal
dicabut. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah merespon hal ini dengan
merumuskan sejumlah kegiatan dengan keluaran (output) yakni perumusan kebijakan
mengenai tanah ulayat dan komunal, sosialisasi tanah ulayat yang dilakukan dengan harapan
paling tidak supaya timbul kesadaran dan pemahaman mengenai ragam kompleksitas
sistem tenurial berbasis adat, serta penatausahaan tanah ulayat dan tanah hak komunal
supaya terpetakan secara jelas wilayah-wilayah masyarakat adat yang dilekati hak komunal.
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT,
merupakan struktur organisasi di bawah Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
pendaftaran Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Cara
Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional . Direktorat
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT memiliki tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan
penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor
kementerian/Lembaga, serta pengelolaan PPAT dan mitra kerja serta hubungan
kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di
bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang.
7
Tugas Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT secara
umum telah di sebutkan di bagian atas

Sementara dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pengaturan TanahKomunal,


Hubungan Kelembagaan dan PPAT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan pelaksanaan kebijakan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal,
tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja, serta
kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di
bidang penetapan hak, pendaftaran dan Pemeliharaan ha katas tanah dan ruang;
b. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penatausahaan tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan
mitra kerja, serta hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk
mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan
hak atas tanah dan ruang;
c. pelaksanaan kegiatan koordinasi dan kerja sama dengan Kementerian/Lembaga dan
mitra kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran
dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
d. pelaksanaan ujian, pengangkatan, pengangkatan kembali, perubahan data, pemberian
sanksi, cuti, pemberhentian dan perpanjangan PPAT;
e. pelayanan pemberian, perpanjangan atau pencabutan lisensi mitra kerja;
f. pelaksanaan kegiatan pengembangan serta pembinaan PPAT dan mitra kerja;
g. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, hubungan
kelembagaan dengan Kementerian/ Lembaga, serta PPAT dan mitra kerja;
h. pemberian bimbingan teknis dan supervisi kegiatan di bidang penatausahaan tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan
mitra kerja serta hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk
mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan
hak atas tanah dan ruang;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak
komunal, tanah lintas sektor Kementerian/Lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja
serta hubungan kelembagaan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung
pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas
tanah dan ruang; dan
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

8
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan PPAT terdiri
atas:
a. Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal;
b. Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja;
c. Subdirektorat Pengelolaan PPAT;
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

a. Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal mempunyai tugas melaksanakan


perumusan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
penatausahaan tanah ulayat/hak komunal. Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak
Komunal terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
b. Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
hubungan kelembagaan dengan Kementerian/ Lembaga dan pengelolaan mitra kerja
untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan
pemeliharaan hak atas tanah dan ruang. Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan
Mitra Kerja terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Subdirektorat PPAT mempunyai tugas mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan PPAT. Subdirektorat Pengelolaan PPAT terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
d. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik
negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat.

9
1.2 Potensi dan Permasalahan
Potensi dan permasalahan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
dapat diekstraksi dan diidentifikasi antara lainsebagai berikut.

a) Belum adanya kejelasan mengenai perbedaan tanah ulayat dengan tanah


komunal serta belum tersedianya regulasi mengenai tanah komunal;
b) Permasalahan terkait PPAT Pengaturan Kebutuhan PPAT pada Kab/Kota,
penyebaran PPAT yang belum merata, pembinaan dan pengawasan PPAT
untuk meningkatan kinerja PPAT;
c) Masih kurangnya sumber daya manusia baik secara kualitas maupun
kuantitas Kekurangan tersebut antara lain dibidang Hubungan Kelembagaan dan
Mitra kerja, dimana ini adalah subdirektorat yang terbaru, sehingga kinerja belum
maksimal.
d) Penggunaan aplikasi KKP (komputerisasi Kegiatan Pertanahan) belum
maksimal dilaksanakan

T
H
R
E
A
T
Kurangnya pemahaman terhadap kebijakan
atauperaturan terkait pengaturan dan
penetapan hak atas tanah pemerintah
Kebijakan sistem merit (merit system) belum
didukung ketersediaan SDM yang memadai
sesuaidengan latar belakang pendidikan

10
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN

2.1 Visi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
mempunyai peran strategis dalam pengelolaan pertanahan dan penataan ruang
guna mencapai sasaran pembangunan nasional. Guna mendukung pencapaian
sasaran pembangunan serta visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden tahun
2020-2024, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
menetapkan visi sebagai berikut “Terwujudnya Pengelolaan Ruang dan
Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia dalam Melayani
Masyarakat untuk Mendukung Tercapainya: “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong.”
Dalam hal ini yang dimaksud “terpercaya” ialah menyangkut pengelolaan
pertanahan dan ruang baik, menghasilkan data yang akurat dan akuntabel,serta
mampu mendukung program-program pembangunan. Adapun frasa
“berstandar dunia” dimaknai sebagai penerapan international best practices
dalam upaya-upaya meningkatkan efektivitas manajemen dan mutu pelayanan
tanah dan ruang secara berkesinambungan; meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan masyarakat yang berdampak pada peningkatan manfaat dan kualitas
(output to impact) layanan pertanahan dan penataan ruang serta pemeringkatan
Ease of Doing Business (kemudahan berusaha) khususnya dari aspek
Registering Property.

11
2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional menetapkan upaya-upaya yang akan dilaksanakan
sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang
produktif, Berkelanjutan dan Berkeadilan
2. Menyelenggaran Pelayanan Pertanahan dan Penataan Ruang yang
Berstandar Dunia
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
Penjabaran visi dan misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dijabarkan dalam 3 (tiga) tujuan. Tiga tujuan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tersebut diarahkan bagi
pencapaian kondisi yang secara nyata mencerminkan hasil dari pelaksanaan
program dan kegiatan. Adapun tujuan dan sasaran strategis Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional adalah sebagai berikut.

• Menyelenggarakan pengelolaan pertanahan


untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
• Menyelenggarakan penataan ruang yang adil,

Tujuan aman, nyaman, produktif dan lingkungan


hidup yang berkelanjutan
• Menyelenggarakan pelayanan publik dan tata
kelola kepemerintahan yang berkualitas dan
berdaya saing

• Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan


Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian
Hukum dan Produktif
Sasaran • Peningkatan kualitas dan pemenuhan rencana

Strategis tata ruang dan tertib penataan ruang


• Terwujudnya tata kelola kelembagaan yang
komprehensif dan berstandar kepemerintahan
yang baik

Terkait dengan tujuan dan sasaran strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional diatas, relevan untuk menyampaikan

12
bahwa Direktorat Pengaturan Tanah Komual Hubungan Kelembagaan dan PPAT
berfokus pada tujuan yang disebutkan pertama, yakni menyelenggarakan
pengelolaan pertanahan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini
sasaran strategisnya adalah penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah yang berkepastian hukum dan produktif. Pun demikian,
tidak menutup kemungkinan terdapat kegiatan yang memiliki keterkaitan
dengan sasaran strategis berupa terwujudnya tata kelola kelembagaan yang
komprehensif dan berstandar kepemerintahan yang baik.

2.4. Sasaran Program


Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah terkait dengan
sasaran strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional yaitu Sasaran Strategis 1 “Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian Hukum dan Produktif” dansekaligus
mendukung Tujuan 1 “Menyelenggarakan pengelolaan pertanahan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat” selanjutnya diturunkan untuk Sasaran
Program yaitu

Sasaran Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk


Program Kepastian Hak Atas Tanah dan Ruang

Indikator • Persentase Jumlah bidang tanah


Kinerja Program terdaftar nasional

13
2.5. Sasaran Kegiatan
Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah perlu menjalankan
strategi yang terkait dengan Tujuan 1 dan Sasaran Strategis 1. Untuk
membantu mewujudkan tujuan dan sasaran strategis tersebut Direktorat
Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT menyusun
kegiatan, sasaran kegiatan serta indikator kinerja kegiatan sebagai berikut
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
1. Terwujudnya Pengaturan dan 1. Jumlah kebijakan teknis Rancangan NSPK
pendaftaran tanah komunal dan pengaturan tanah komunal, Pengaturan tentang
penatausahaan tanah ulayat hubungan kelembagaan dan PPAT tanah komunal,
serta terwujudnya Kerjasama hubungan
kelembagaan yang terintegrasi kelembagaan dan
PPAT
2. Jumlah satker yang menjadi tujuan Sosialisasi Tanah
sosialisasi tanah ulayat Ulayat
2.1 Sosialisasi Tanah
Ulayat
2.2 Penatausahaan
tanah ulayat
3. Jumlah pendaftaran hak komunal Hak komunal

4. Jumlah peningkatan kerja sama Mitra Kelembagaan


Lembaga atau instansi yang
bermitra
5. Jumlah lisensi PPAT Lisensi PPAT (Data
pendaftran ujian PPAT;
Data peserta ujian
PPAT; Data
pengangkatan pertama
kali, pengangkatan
Kembali dan
pemindahan PPAT;
Data perpanjangan
masa jabatan PPAT;
Data penunjukan PPAT
sementara; data
pelantikan PPAT; Data
pelantikan PPAT
sementara; data
perubahan data PPAT;
Data Salinan SK
14
Pengangkatan PPAT;
data pemberian
cuti/pemberhentian
Sementara;
Peningkatan kualitas
PPAT; Pembinaan dan
pengawasan PPAT;
Pendataan PPAT;
Kualitas PPAT sesuai
standar kompetensi
6. Jumlah analis yuridis berlisensi

15
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKAKELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional


Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
2024 terdapat sejumlah arah kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang perlu
direspon oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional karena
menyangkut bidang kerjanya yakni, pengelolaan pertanahan dan penataan ruang. Dari 7
(tujuh) agenda pembangunan yang merupakan kolaborasi dari penjabaran visi dan misi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 dan arahan Presiden
dan Wakil Presiden, terdapat sejumlah arah kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan
bidang kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, khususnya
yang menjadi lingkup tugas dan kewenangan Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah, yakni sebagai berikut.
Tabel 3.1.1 Arah Kebijakan dan Strategis Nasional yang Berkaitan dengan
Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah
Agenda
Arah Kebijakan Strategi
Pembangunan

Agenda Strategi pembangunan Peningkatan


Mengembangkan Arah Kebijakan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak
Wilayah untuk Meningkatkan sinergi Atas Tanah dan Ruang; dan peningkatan
Mengurangi pemanfaatan ruang pelayanan pertanahan melalui pelayanan
Kesenjangan dan wilayah modern berbasis digital dan penerimaan
Menjamin PNS petugas ukurpertanahan.
Pemerataan

16
Agenda
Arah Kebijakan Strategi
Pembangunan
Arah Kebijakan
Bidang
Infrastruktur
Strategi pembangunan
Pelayanan Dasar
Peningkatan Pendaftaran Tanah
Penyediaan Akses
untuk Kepastian Hak Atas Tanah
Perumahan dan
dan Ruang.
Permukiman
Layak, Aman dan
Terjangkau.
Bidang Konektivitas Jalan
Peningkatan ketersediaan jaringan
jalan yang mendukung
pengembangan wilayah
dilaksanakan melalui pemberian
Arah Kebijakan kepastian hak terhadap barang
Agenda
Bidang milik negara berupa jalan pada jalan
Memperkuat
Infrastruktur lintas utama pulau, jalan yang
Infrastruktur
Ekonomi mendukung kawasan industri dan
untuk
pariwisata prioritas, jalan akses ke
Mendukung
simpul transportasi prioritas, jalan
Pembangunan
lingkar/trans pulau terluar dan
Ekonomi dan
jalan akses mendukung wilayah 3T
Pelayanan Dasar
dan kawasan perbatasan.
Arah Kebijakan Mengembangkan sistem perumahan
Bidang publik melalui penyediaan rumah
Infrastruktur susun sederhana sewa dan rumah
Perkotaan susun sederhana milik yang
Penyediaan terintegrasi dengan sistem
Perumahan dan transportasi publik, dengan
Permukiman pendekatan membentuk badan
Layak, Aman dan perumahan publik perkotaan di
Terjangkau di metropolitan terkait dengan
Perkotaan kepastian pemberian hak atas
tanah, pengelolaan aset, dan
peremajaan kawasan termasuk
pengembangan kota baru (new
town).

17
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
Dalam rangka mendukung sejumlah arah kebijakan dan strategi pembangunan
nasional, terutama yang menyangkut dengan pengelolaan pertanahan dan
penataan ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional merumuskan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut.
Tabel 3.2.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Direktorat Jenderal Penetapan Hak
dan Pendaftaran Tanah

18
Kementerian Agraria dan Tata Direktorat Jenderal
Ruang/Badan Pertanahan Penetapan Hak dan
Nasional Pendaftaran Tanah
1. Pendekatan kolaboratif Optimalisasi
penyediaan peta dasar dan peta pemberian kepastian
dasar pendaftaran menuju hak atas tanah.
kadaster lengkap;
2. Penyelesaian kolaboratif lintas
sektor penanganan kendala pra
pendaftaran;
3. Percepatan pendataan legal dan
subyek penguasaan dan
pemilikan hak atas tanah
berbasis data spasial bidang
tanah;
4. Pengintegrasian kepentingan
hak, batasan, tanggungjawab
atau right, restrictions, and
responsibility (3R) dan risk/value
Arah Kebijakan

untuk mendukung kadaster


multiguna;
5. Collaborative governance dalam
melakukan integrasi batas
wilayah adat, batas kawasan
hutan dan batas desa/wilayah
administrasi dengan basis data
perorangan kependudukan dan
catatan sipil, layanan informasi
administrasi pertanahan,
danlevel of services;
6. Penguatan institusional dan
pengaturan dengan melibatkan
K/L untuk optimalisasi kegiatan
reforma agraria;
7. Kebijakan insentif disinsentif
dalam penguasaan dan pemilikan
tanah;
8. Pemanfaatan standar
internasional dalam memberikan
layanan pertanahan dan
penataan ruang.

19
Kementerian Agraria dan Tata Direktorat Jenderal
Ruang/Badan Pertanahan Penetapan Hak dan
Nasional Pendaftaran Tanah
1. Pemetaan wilayah khusus
termasuk wilayah ulayat (2020-
2022)
2. Penerapan kebijakan Stelsel
Positif secara
Incremental/bertahap (2022-
2024)
3. Penurunan Sengketa Pertanahan
(2022-2024)
4. Peningkatan reliabilitas dan 1. Meminimalisir
kualitas kadaster (2020-20220 ancaman,
5. Kolaborasi dengan K/L dan tantangan,
institusi mitra (LAPAN dan BIG hambatan, dan
serta sektor lain misalnya KLHK, gangguan (ATHG)
Pemda dan PemDesa) dalam penetapan hak dan
percepatan penyediaan standar, pendaftaran tanah;
konten/data dan akses peta 2. Memperluas
skala besar cakupan informasi
Strategi

6. Peningkatan kualitas data tanah penetapan hak dan


terlantar, objek reforma agraria pendaftaran tanah
(2020) untuk menjadi
7. Sensus tanah terlantar dan objek rujukan nasional.
reforma agraria (2020)
8. Kolaborasi lintas sektor dalam
peningkatan rasio pertumbuhan
luas objek IP4T (2022-2024)
9. Peningkatan potensi pendapatan
dari transaksi informasi
pertanahan (2021-2024)
10. Pengintegrasian data
penguasaan/ pemilikan dengan
nilai tanah (2021-2023)
11. Penyusunan analisis berbasis
pengukuran EoDB bagi semua
kantor pertanahan (2020-2024)
12. Penyusunan dan penerapan
standar layanan pertanahan
digital (2021-2023)

20
3.3. Kerangka Regulasi
Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis berupa “Penguasaan,Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian Hukum dan Produktif”
sasaran program berupa “Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak
Atas Tanah dan Ruang” serta kegiatan dalam lingkup pelaksanaan tugas, fungsi,
dan kewenangan Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT, diperlukan sejumlah regulasi sebagai diuraikan pada
tabel berikut.

Tabel 3.3.1.Kerangka Regulasi


Peranan dalam Mendukung
Gambaran
No. Regulasi Sasaran Strategis/ Program/
Umum
Kegiatan
2. RUU Sinkronisasi RUU ini mengatur banyak aspek
Pertanahan dengan regulasi mengenai pertanahan. Regulasi
yang di buat ini berperan dalam memberikan
oleh K/L lain dasar kepastian hukum
mengenai menyangkut pemberian hak dan
Tanah hak pelaksanaan sejumlah program
Ulayat dan kegiatan.
3. Regulasi yang Mengatur Regulasi ini merupakan tindak
mengatur tindak lanjut lanjut dan pelaksanan atas
tentang ke- dan ketentuan Layanan PPAT
PPAT-an (atau pelaksanaan secara Online
RPP regulasi
Perubahan mengenai
atas Peraturan Layanan PPAT
Pemerintah secara online
Nomor 37 untuk
Tahun 1988 mendukung
tentang efisiensi dan
Peraturan percepatan
Jabatan PPAT) layanan di era
digitalisasi
sekarang ini.

3.4. Kerangka Kelembagaan


Guna menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah disampaikan
sebelumnya, serta melaksanakan sasaran strategis yang telah ditetapkan berupa
“Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak Atas Tanah dan Ruang”,
21
dan sasaran kegiatan “Terwujudnya Pengaturan dan Pendaftran Tanah Ulayat
dan Komunal serta terwujudnya kerja sama Kelembagaan yang terintegrasi”,
Direktorat Pengaturan T a n a h Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT
seperti diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agrariadan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional memiliki
bagan struktur kelembagaan sebagaimana berikut :

22
Bagan 3.4.1. Struktur Organisasi Direktorat Pengaturan Tanah Komunal,
Hubungan Kelembagaan dan PPAT

Berikut ini adalah penjabaran bagan tersebut dalam bentuk tabel yang
menguraikan sasaran program, sasaran kegiatan, uraian kegiatan dari
Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT

Tabel 3.4.2.Kerangka Kelembagaan


Sasaran Program:

Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak Atas Tanah dan


Ruang
Sasaran Kegiatan:
Terwujudnya Pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan penatausahaan tanah ulayat serta
terwujudnya Kerjasama kelembagaan yang terintegrasi

Indikator Kinerja Kegiatan


1. Jumlah kebijakan teknis pengaturan tanah komunal, hubungan
kelembagaan dan PPAT
2. Jumlah satker yang menjadi tujuan sosialisasi tanah ulayat
3. Jumlah pendaftaran hak komunal
4. Jumlah peningkatan kerja sama Lembaga atau instansi yang bermitra
5. Jumlah lisensi PPAT
6. Jumlah analis yuridis berlisensi

23
Output Penanggungjawab

1. Rancangan Direktorat Pengaturan


Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan Tanah Komunal,
pengaturan tentang Tanah Komunal, Hubungan
Hubungan Kelembagaan dan ke PPAT-an Kelembagaan dan
PPAT
2. Sosialisasi Tanah Ulayat Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal,
Hubungan
Kelembagaan dan
PPAT
3. Hak Komunal Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal,
Hubungan
Kelembagaan dan
PPAT
4. Mitra Kelembagaan Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal,
Hubungan
Kelembagaan dan
PPAT
5. Lisensi PPAT Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal,
Hubungan
Kelembagaan dan
PPAT
6. Lisensi Analis Yuridis Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal,
Hubungan
Kelembagaan dan
PPAT

24
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang in line dengan visi misi Presiden dan
Wakilnya, serta mendukung tercapainya tujuan dan sasaran strategis
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktorat
Pengaturan Direktorat PengaturanTanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan
PPAT telah menetapkan target kinerja sebagaimanatabel berikut :
Tabel 4.1.1. Target Kinerja
Targ
Sasaran Kegiatan dan
Indikator et
20 20 20 20 20
Kinerja dan Output Kegiatan 20 21 22 23 24
Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan
penatausahaan tanah ulayat serta terwujudnya Kerjasama kelembagaan yang terintegrasi
Indikator Kinerja : Jumlah kebijakan teknis pengaturan tanah komunal,
hubungan kelembagaan dan kePPATan
Rancangan
Norma/Sistem/Prosedur/
Ketentuan Pengaturan tentang
1
tanah komunal, hubungan 1 4 4 4 4
kelembagaan dan ke PPAT-an
Indikator Kegiatan : Jumlah satker yang menjadi tujuan sosialisasi Tanah Ulayat

1 Sosialisasi Tanah Ulayat


0 33 33 33 33

2 Penatausahaan tanah ulayat


0 12000 12000 12000 12000

Indikator Kegiatan: Jumlah pendaftaran Hak Komunal

1 Hak Komunal 0 5 10 10 10

25
Indikator Kegiatan: Jumlah Peningkatan Kerjasama Lembaga atau Instansi yang
bermitra

1. Mitra Kelembagaan 0 4 6 6 6

Indikator Kegiatan: Jumlah Lisensi PPAT

1. Data pendaftaran Ujian PPAT 0 0 3000 3000 3000

2. Data peserta Ujian PPAT 0 0 3000 3000 3000

Data Pengangkatan Pertama


Kali,
3. Pengangkatan Kembali, dan 2000 775 1600 1600 2100
Pemindahan Pejabat Pembuat
Akta Tanah
Data Perpanjangan masa
4. jabatan Pejabat Pembuat Akta 100 100 100 100 100
Tanah
Data Penunjukan Pejabat
5. 300 200 150 100 0
Pembuat Akta Tanah
Data Pelantikan Pejabat
6. 2100 200 1100 1600 2100
Pembuat Akta Tanah
Data Pelantikan Pejabat
7. Pembuat Akta Tanah 300 200 150 100 0
Sementara
8. Data Perubahan data PPAT 25 25 25 25 25

Data Salinan SK Pengangkatan


PPAT 25 25 25 25 25

Data Pemberian
10. Cuti/Pemberhentian 25 25 25 25 25
sementara
11. Peningkatan Kualitas PPAT 1000 300 2500 2500 2500

Pembinaan dan pengawasan


12. PPAT (Kegiatan di Pusat, 33 33 33 33 33
Kanwil dan Kantah)
13. Pendataan PPAT 3 30 0 0 0

Kualitas PPAT sesuai standar


14. 3000 3000 3000 3000 3000
kompetensi

Indikator Kegiatan: Jumlah Analis Yuridis berlisensi

1. Lisensi Analis Yuridis 0 0 10000 10000 0

26
4.2. Target Pendanaan
Dalam pelaksanaan Rencana Strategis yang baik dibutuhkan kerangka
pendanaan untuk membiayai semua program dan kegiatan pada setiap level
organisasi. Skenario pendanaan selama tahun 2020-2024 yang disusun telah
mempertimbangkan kebutuhan, kapasitas dan kemampuan organisasi, sumber
daya manusia yang dimiliki. Total dana yang diperlukan dan uraian tiap program
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan sehingga kegiatan Direktorat
Pengaturan Direktorat PengaturanTanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan
PPAT dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024 dapat tercapai dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2.1. Target Pendanaan


Sasaran Kegiatan dan Indikator Target
Kinerja dan Output Kegiatan (dalam Juta Rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan
penatausahaan tanah ulayat serta terwujudnya Kerjasama kelembagaan yang terintegrasi
Indikator Kinerja : Jumlah kebijakan teknis pengaturan tanah komunal, hubungan
kelembagaan dan kePPATan
Rancangan
Norma/Sistem/Prosedur/
1 Ketentuan Pengaturan tentang 300 2850 2000 2000 2000
tanah komunal, hubungan
kelembagaan dan ke PPAT-an

Indikator Kegiatan : Jumlah satker yang menjadi tujuan sosialisasi Tanah Ulayat

1 Sosialisasi Tanah Ulayat 0 13523 5000 5000 5000

2 Penatausahaan tanah ulayat 8866 2500 2500 2500


0

Indikator Kegiatan: Jumlah pendaftaran Hak Komunal

1 Hak Komunal 0 1700 2500 2500 2500

27
Indikator Kegiatan: Jumlah Peningkatan Kerjasama Lembaga atau Instansi yang
bermitra

1. Mitra Kelembagaan 0 2500 5000 5000 5000

Indikator Kegiatan: Jumlah Lisensi PPAT

Data pendaftaran Ujian PPAT


1. 0 0 257 257 257

Data peserta Ujian PPAT


2. 0 0 2566 2566 2566

Data Pengangkatan Pertama Kali,


3. 855 128 684 684 898
Pengangkatan Kembali, dan
Pemindahan Pejabat Pembuat
Akta Tanah
Data Perpanjangan masa jabatan
4. 21 21 21 21 21
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Data Penunjukan Pejabat
5. 64 43 32 21 0
Pembuat Akta Tanah Sementara
Data Pelantikan Pejabat Pembuat
6. 898 86 235 684 898
Akta Tanah
Data Pelantikan Pejabat Pembuat
7. 64 43 32 21 0
Akta Tanah Sementara
Data Perubahan data PPAT
8. 1 1 1 1 1

Data Salinan SK Pengangkatan


9. 1 1 1 1 1
PPAT
Data Pemberian
10. 1 1 1 1 1
Cuti/Pemberhentian sementara
Peningkatan Kualitas PPAT
11. 2481 744 6202 6202 6202

Pembinaan dan pengawasan


12. 21000 22000 22000 22000 22000
PPAT (Kegiatan di Pusat, Kanwil
dan Kantah)
Pendataan PPAT
13. 1000 10000 0 0 0

Kualitas PPAT sesuai standar


14. 7000 7000 7000 7000 7000
kompetensi

Indikator Kegiatan: Jumlah Analis Yuridis berlisensi

Lisensi Analis Yuridis


1. 0 0 42000 42000 0

28
BAB V
PENUTUP

Rencana strategis ini berusaha dipersiapkan oleh tim penyusun


secara seksama. Renstra ini adalah ikhtiar untuk memastikan agar sumber
daya yang terbatas yang dimiliki oleh Direktorat Pengaturan Tanah
Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT bisa dioptimalkan dan
diefektifkan untuk menangani aneka masalah yang ada (existing)dan
masalah yang akan ada. Renstra ini sekaligus sebagai usahauntuk
memitigasi permasalahan tersebut dan memikirkan lebih awal upaya
untuk mengatasinya guna menghindari permasalahan atau kerepotan di
kemudian hari.
Rencana Strategis Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT ini disusun sebagai dukungan pelaksanaan
Program Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan tahun 2020-2024
dimana Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan
dan PPAT diarahkan untuk merespon sasaran strategis pertama
kementerian yaitu “Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian Hukum dan Produktif” melalui
Penyelenggaraan Peningkatan Pendaftaran Tanah untuk Kepastian Hak
Atas Tanah dan Ruang. Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan
Kelembagaan dan PPAT menetapkan perencanaan Sasaran Kegiatan
‘Terwujudnya Pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan penatausahaan tanah
ulayat serta terwujudnya Kerjasama kelembagaan yang terintegrasi’ dengan strategi
yang disusun meliputi penentuan target kinerja, indikator kinerja, output
yangdiharapkan dari pelaksanaan kegiatan, perencanaan aktivitas yang
dilaksanakan dalam pencapaian target serta kerangka pendanaan yang
dibutuhkan.

28
LAMPIRAN
BaganRumusandan Cascading Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2020-2024

29
Bagan Rumusandan Cascading Rencana Strategis Direktorat Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan
PPAT Tahun 2020-2024

Kegiatan : Penetapan Hak Tanah dan Ruang


Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan penatausahaan tanah ulayat serta terwujudnya
Kerjasama kelembagaan yang terintegrasi
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Jumlah kebijakan teknis pengaturan tanah komunal, hubungan kelembagaan dan PPAT
2. Jumlah satker yang menjadi tujuan sosialisasi tanah ulayat
3. Jumlah pendaftaran hak komunal
4. Jumlah peningkatan kerja sama Lembaga atau instansi yang bermitra
5. Jumlah lisensi PPAT
6. Jumlah analis yuridis berlisensi

30
31

Anda mungkin juga menyukai